Ia tidak tahu apa alasan Dave akhirnya melepaskan dirinya lalu menendang jauh ia hingga tidak berada dalam radius seratus meter dengan Chloe. Sekarang, dan sejak hubungan pertemanannya dengan Dave rusak, ia sudah tidak lagi dapat mengerti jalan pikiran Dave, tapi meski demikian ia tahu Dave pasti belum mengetahui perihal mengenai kondisi kesehatan Chloe atau ia memang berniat tidak mau tahu, entahlah.
Garvin memijat pangkal hidungnya yang terasa begitu nyeri, tubuhnya ia biarkan bersandar pada kursi. Kapasitas kecepatan kerja otaknya seperti berada jauh di bawah 2G. Ia tidak bisa berpikir apa-apa atau satu-satunya hal yang mengisi kepalanya adalah, ia merindukan Chloe. Benar-benar bodoh, ia malah terpikir demikian, karena sesungguhnya Chloe tidak membutuhkan perasaan rindu dari siapapun. Kerinduan mereka membunuh semangat hidupnya dan selalu berfikir untuk mengakhirinya saja.
***
Saat Nancy datang untuk menemani Chloe karena suruhan Dave, gad
"Sungguh? Benarkah begitu?"Di seberang terdengar begitu antusias dan semangat, matanya pasti berbinar-binar seperti kelinci kecil yang menggemaskan."Tentu, dan siapapun gadis itu, dia harus berterima kasih karena memiliki teman sebaik dirimu. Kau pasti akan memiliki kehidupan yang baik di waktu yang akan datang, Louis.""Jangan berlebihan, tapi semua orang mengakui kalau aku yang terbaik dan memiliki hati emas. Aku tahu itu."Keduanya tertawa, ternyata selain baik ia juga cukup narsis, begitu pikiran Zea. Dan, setelah pembicaraan itu selesai, Zea segera menemui Rain untuk nenanyakan mengenai dokter terbaik di rumah sakit Rehabilitasi Jakarta, setelah itu baru membuat surat rujukan. Kali ini, Zea akan menggunakan statusnya sebagai penerus rumah sakit ini. Tentu, ini adalah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.***Chloe yang seharian belum mandi merasa lengket dan ia memutuskan untuk mem
"Kita harus segera menyelesaikannya jika tidak itu akan berdampak pada kinerja otaknya yang semakin parah.""Lakukan apapun itu, Dok. Asal, adikku segera pulih.""Baiklah, kita harus segera melakukan Exposure Therapy. Terapi ini dilakukan untuk membantu menghilangkan ingatan seseorang yang menyedihkan dan menakutkan. Dampaknya, bisa saja permanen. Dan juga, Chloe harus meminum obat propanolol yang akan mengurangi respon emosionalnya yang muncul ketika dia mengingat trauma dan akan lebih efektif jika dibarengi dengan terapi.""Lakukanlah, Dok."***Dave datang menemui Chloe setelah ia membersihkan diri dengan membawa sebuah majalah katalog yang berisi banyak sekali model cincin, sebenarnya hari ini ia berniat untuk mendiskusikan tentang cincin pernikahan dengan Celine, namun karena suatu hal terjadi di kantor ia akan menundanya sampai besok. Dave memang sudah memesan cincinnya, tapi akan lebih baik jika Celine tahu bagaim
Menikah? Lalu, bagaimana dengan Chloe jika Dave akan menikah? Sekarang ini perjanjian keduanya telah berakhir dan Dave akan segera menikah. Apa mungkin, pria itu akan membuang Chloe?"Oh iya, Vin. Aku sudah lama sekali tidak melihat Chloe. Aku sangat merindukannya dan aku yakin jika Emily juga begitu. Aku sudah berusaha menghubunginya sejak pertemuan kita di rumah sakit, tapi nomornya tidak pernah aktif. Apa Chloe mengganti nomornya?"Garvin terlihat mengedar pandangannya ke seluruh penjuru, ia tengah menghindari tatapan intimidasi Daniel."Ah, omong-omong aku juga tidak melihat Emily. Di mana dia?"Dan, itu sukses membuat Daniel kembali teringat dengan sosok istrinya yang sampai detik ini belum ia ketahui di mana keberadaannya."Astaga!"***Inilah yang paling Louis benci. Pulang main terlalu malam atau larut membuatnya selalu bertemu dengan para berandalan yang sedang m
Chloe mendorong tubuh Arthur yang ambruk di atasnya dan ia melepaskan semua kontak fisik, termasuk tubuh bagian selatan mereka yang masih menyatu. Tangannya bergetar ketika melihat Arthur yang terbaring dengan kepalanya yang bocor, kalau pemuda itu mati maka ia adalah seorang pembunuh. Tapi, kepalanya menggeleng, meyakinkan diri bahwa semua ini bukan salahnya. Semua ini adalah untuk membela diri.Dengan sedikit brutal, ia mengambil kaos dan celana yang layak pakai untuk ia kenakan, ia juga membanting kamera yang di atas nakas hingga pecah. Tidak lupa ia juga menjatuhkan komputer yang ada di atas meja dan menghempaskan seluruhnya yang ada di sana.Setelah memastikan kamar itu seperti serpihan kapal di dasar laut, ia berjalan tertatih meninggalkan apartemen Arthur dengan melaporkan bahwa ia bukanlah seorang pembunuh, ia hanya mencoba membela diri dan ia mencoba menghentikan pelecehan yang dilakukan pemuda itu.***Celine memuku
Chloe menyeret langkah kakinya memasuki rumah megah kediaman Dave. Wajahnya nampak pucat dan di tambah lagi dengan matanya yang sangat sayu. Peluh yang membanjiri sekitaran pelipisnya masih tak kunjung usai, bahkan ia juga sudah sangat yakin jika pakaian dalamnya basah.Langkahnya sangat goyah sampai ia harus berpegangan erat pada penyangga tangga. Bahkan, untuk melangkah saja kakinya sudah sangat tidak kuat. Rasa lemas dan pening benar-benar menyedot habis tenaganya. Di tambah lagi, ia berjalan cukup jauh dari universitas sampai akhirnya menemukan taksi.Dan, benar saja. Tepat di anak tangga terakhir, tubuh Chloe meluruh dan langsung tidak sadarkan diri."Astaga! Nyonya Chloe!"***Celine tergelak kaget. Ia kira setelah ini ia akan mendapatkan semprotan mata tajam dari Dave. Pasalnya, pria itu melihatnya tengah berpelukan dengan Garvin di pinggiran jembatan saat mendatangi tempat pemotretannya.
Aku ingin mati.""Kau tidak boleh mati."Di saat itulah pandangan keduanya beradu, tatapan lembut itu bagai sebuah selimut hangat di tengah badai salju melanda, menghangatkan juga melindungi dari hawa dingin. Tapi, juga seperti pisau yang menghujam ulu hati, mendadak hatinya terasa sakit.Dan, ia menangis sekeras yang ia bisa sampai tenggorokannya terasa sakit. Lalu, sebuah rengkuhan hangat yang terasa menenangkan itu ia dapatkan. Siapa gadis yang lebih tua darinya ini? Mengapa pelukan ini terasa berbeda? Tidak seperti biasanya yang ia rasakan."Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu. Setelah ini, kau sebaiknya beristirahat, aku sudah menyiapkan bubur hangat. Setelah itu, aku akan memeriksamu."***Zea Stewart sudah seperti seorang istri yang siaga pada suaminya yang akan pergi bekerja saja. Di hari yang masih di bilang terlalu pagi, ia sudah bangun dan berkutat
Apakah wanita itu juga sama seperti yang lain? Apa sebaiknya sekarang adalah waktu yang tepat untuk melarikan diri. Tapi, ia teramat baik dan sepertinya sangat tulus. Namun, ia juga tidak ingin mengulang kejadian seperti Dave lagi. Takut-takut jika wanita itu kembali menyeretnya ke dasar jurang dengan menjualnya pada komplotan seperti Dave.Oh, tidak. Apa yang akan terjadi padanya dan juga calon buah hatinya nanti? Apa Dave sedang mencoba mencarinya? Bagaimana jika pria itu datang menemukannya? Apa yang akan terjadi padanya, anaknya, dan juga wanita bernama Zea itu?Dada Chloe mendadak sesak, perlahan napasnya terasa memberat hingga ia tidak bisa bernapas. Apa Tuhan akan mengambil nyawanya sekarang? Setelah ia menunjukkan kuasanya? Chloe benar-benar membutuhkan pertolongan, tapi rumah sakit ini terlalu luas untuk ia berteriak dan juga tangannya teramat lemah meski hanya menggapai tombol merah di dekatnya. Dan lagi, ia juga sepertinya tid
"Segera datang ke rumahku, ada suatu hal yang ingin aku bicarakan."Celine berdehem, perasaannya semakin tidak enak."Memangnya ada apa?""Jika kau ingin tahu segera datang. Aku tunggu."Setelah mengatakan itu, panggilan terputus. Celine menghela napasnya, ia berharap itu hanyalah perasaannya saja. Tapi entah mengapa, instingnya mengatakan jika ini akan berujung pada Chloe. Tapi, bagaimana mungkin.***"Chloe, aku merindukanmu."Kedua mata itu mengerjap tidak percaya. Apa yang tadi di sebutkan oleh Dave adalah suatu pengakuan? Astaga, jantungnya terasa berdebar.Setelah mengeluarkan kalimatnya, tubuh tegap itu langsung menghambur pelukan pada Chloe yang mana kemudian membuat rasa terkejut gadis itu semakin nyata."Dave. Lepas—"Bukan bermaksud menolak, hanya saja Dave memeluknya dari samping dan lengan kekarnya sedikit
Pada awalnya Felix juga ingin menempuh pendidikan ditempatyang sama dengan Darren tapi mempertimbangkan nanti orang tuanya hanya bertiga saja jadi Felix memilih tinggal. Anak itu menempuh pendidikan di tempat yang sama dengan Mario."Kau terlihat senang sekali?" Dave yang baru selesai mandi segera menghampiri Chloe yang tengah mempersiapkan bajunya sambil tersenyum bahagia."Tentu saja. Aku sangat merindukan Darren." katanya."Kalian video call setiap hari dan masih mengatakan rindu? Astaga." Dave mengacak pelan rambut Chloe yang sudah tertata membuat wanitanya itu mengerutkan bibirnya lucu. "Melihatnya secara langsung jelas berbeda dengan melihat dilayar. Aku terkadang iri dengan Celine dan Garvin." katanya."Felix anak yang ceria dan tidak pergi jauh sehingga Celine bisa melihatnya setiap hari. Sedangkan Garvin melihat Darren setiap hari.""Kau benar juga. Daripada kita
"Jika, kau dan Dokter itu saling mencintai. Ceraikan saja Dave. Aku juga tidak ingin memiliki menantu jalang sepertimu."Perkataan sarkas yang di luncurkan Nyonya Taylor berhasil membuat lubang di hati Celine, begitu terjal sampai terasa sangat ngilu. Sungguh, rasanya mulutnya ingin meluapkan segala perkataan yang ingin ia katakan, tapi sayangnya hanya mampu sampai di tenggorokan karena rasa nyeri di hatinya sudah sepenuhnya mengambil alih. Bahkan, untuk mengeluarkan sepatah kata saja rasanya sangat sulit."Mama."Perhatian dua orang wanita dewasa itu teralihkan saat Felix tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka."Sayang.""Mama kenapa menangis?"Celine langsung merengkuh tubuh si anak tapi tak dapat membuat tangisannya terhenti. Nyonya Taylor memalingkan wajahnya tidak tega melihat keadaan cucu dan juga menantunya. Tapi, ma
"Dan, kau berniat menghancurkan rumah tangganya." sela Nyonya Taylor dengan pandangan bengis. Mungkin, jika muncul sinar laser di sana Ansel sudah tinggal nama."Iya, pada awalnya memang seperti itu. Tapi, ketika aku melihat Felix, aku kasihan pada anak itu.""Lantas, mengapa kau bisa berbuat seperti itu pada Celine?""Saya bukanlah orang munafik yang mengatakan bahwa saya sudah tidak lagi mencintai Celine. Saya masih mencintai menantu Nyonya."Nyonya Taylor menggertak giginya kuat-kuat. Dave dan Chloe belum usai, menanti pertamanya itu masih berada di rumah intensif dan belum ada kemajuan untuk penyakitnya. Sekarang, di tambah lagi dengan permasalahan Celine dengan Dokter yang bern
Dave yang menyadari kehadiran sang anak tak berani mendekat. Darren sedang dikabuti dengan kesedihan dan ia tidak ingin Darren semakin tertekan melihatnya jika ia menghampiri anak itu. Toh, Darren sedang bersama Emily dan ia percaya jika wanita itu dapat menjadi tumpuan untuk Darren. Lengkap sudah penderitaan Dave, ia sangat tidak becus menjadi ayah dan sangat tidak bertanggung jawab sebagai suami. Pantas saja, Chloe menggugat cerai padanya."Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita. Bertahanlah, Chloe. Aku janji aku akan menjadi ayah dan suami yang baik untukmu.""Baiklah, Bi. Aku mau." Darren berbalik dan langsung mengangguk pada Emily.Emily tersenyum. "Darren memang anak baik. Kita makan sekarang, yuk."Nyonya Jacobs itu menuntun Darren agar duduk di kursi tunggu dan mulai menyiapkan m
"Wow, kau bahkan rela mengungkap identitas mu sebagai dokter tripel-board, Nona Joko, demi menyelamatkan Chloe?" Ansel yang sedari tadi menunggu di luar berkomentar saat Yuna keluar ruanganDokter Joko atau si kelinci kuning adalah salah satu dari beberapa dokter terhebat yang pernah ada karena memiliki kemampuan super jenius juga menjadi kebanggaan rumah sakit tempatnya bekerja selama ini. Joko atau Yuna selama ini begitu dihormati ketika berkarir di Amerika karena kemampuannya. Berbagai pujian sering mendatanginya karena hasil kerjanya yang selalu memuaskan. Petinggi rumah sakit mereka yang terdahulu yang pernah divonis lumpuh bahkan kini menunjukan perubahan signifikan setelah di operasi oleh Yuna, oh ya dia juga bagian dari tim peneliti yang menciptakan vaksin untuk sebuah virus berbahaya. Walau masih muda perstasinya sangat mengagumkan. Yuna selain pada dasarnya cerdas dia juga sangat ambisius dan selalu ingin menjadi yang terdepan maka inilah hasilnya.
Pesta besar di kediaman Taylor sekaligus penyambutan kembalinya putra sulung yang menempuh pendidikan di negeri jauh, Amerika Serikat.Kedatangannya telah ditunggu dan rupanya bukan hanya oleh keluarga dirumah tapi satu negara ini karena bahkan di bandara internasional yang menjadi tempatnya mendarat nanti bak pesta sambutan pribadi telah diatur dengan sedemikian rupa oleh penggemar keluarga pengusaha.Sementara dibandara begitu diramaikan oleh orang yang menunggu anak pertama keluarga Taylor, dirumah kediaman diramaikan oleh gelak tawa anak-anak yang katanya ikut membantu para orang tua untuk menyiapkan acara penyambutan.Di pimpin oleh Axel yang mana paling tua diantara rombongan anak-anak entah sudah berapa kali mereka memecahkan balon hingga mengagetkan. Meskipun sudah di tegur pun akan terjadi lagi dan lagi. Itu yang disebut membantu?"Kak~" suara Mario yang merengek karena terus saja di jahili Felix dan Leo.
Sebagai jawaban dari pihak salah satu rumah sakit ternama di Amerika - John Hopkins yang dimintai tolong oleh dokter rumah sakit Indonesia, mereka mengatakan kalau salah dua dari dokter hebat mereka tengah berada di negara tersebut dan dengan senang hati akan memberikan bantuan.Ketika mereka menanyakan apakah bisa membantu seorang pasien yang sedang dalam keadaan kritis karena sumsum tulang belakangnya yang patah dan menusuk dada hampir mengenai jantung sosoknya langsung terpikirkan. Dokter dengan sertifikat tripel-board yang juga merupakan lulusanterbaik universitas John Hopkins dan bahkan meraih gelarnya di usia muda.Namun tidak terpikirkan sebelumnya kalau dokter tersebut terlihat begitu belia. Yeah, di mata para dokter senior tentu saja sosok yang kini berdiri sambil menunjukan tandapengenal dari rumah sakit bergengsi itu masih sangat belia bahkan mungkin bisa terlihat seperti anaknya kalau mereka jalan bersama.Yang mereka pi
"Kalau kau sungguh ingin dia sembuh, maka jangan bertindak seenak jidatmu. Biarkan mereka yang mengerti menanganinya. Setidaknya dengan begitu aku bisa merasakan sedikit simpatimu."Rasanya sesuatu ikut meremas hati Emily, ia bisa merasakan bagaimana kesakitan dalam setiap ucapan yang keluar dari mulut Garvin, cinta seorang kakak kepada sang adik yang luar biasa besar dan ketakutan akan kehilangan. Entah bagaimana sesungguhnya rumah tangga pasangan Taylor ini hingga tampaknya Garvin sangat membenci seorang Dave Taylor.Dan, Dave sendiri terlihat begitu bersalah. Apakah rumor yang beredar tentang rumah tangga Dave Taylor dan kedua permaisurinya adalah kebenaran? Bahwa dia hanya mencintai salah satunya saja dan tidak dengan keduanya? Bahwa sang ratu sesungguhnya di anggap oleh Dave hanya sebatas tragedi sementara selirnya adalah cinta yang sesungguhnya?Astaga. la tidak berani membayangkan hal itu terjadi padanya. Membayangkan membagi
Pada sebuah taman bunga yang luas, yang udaranya terasa segar dan sangat sulit ditemukan di kota Jakarta. Chloe Moretz Lautner merasakan kalau dia seperti sudah berada di belahan bumi yang lain karena betapa menyegarkannya tempat ini.Tenang, segar dan sangat nyaman. Bunga-bunga yang tumbuh juga menebarkan semerbak wewangian memanjakan penciumannya."Di mana ini?" ia bertanya-tanya sembari kakinya melangkah pada jalan setapak untuk menyusuri semakin dalam padang bunga tersebut."Tempat yang indah dan nyaman. Tapi, apakah aku seorang diri?" Oh ya, apa tidak ada orang lain lagi yang mengunjungi tempat seindah ini? Kenapa hanya ada dirinya. Padahal tempat ini sangat cocok untuk piknik keluarga atau kalau tidak mungkin bisa berkencan. Seperti Edward Cullen dan Bella Swan."Chloe." baru saja gadis cantik itu memikirkan tentang piknik atau kencan, telinganya mendengar suara seseorang memanggil namanya.Di