[ERZA 02]
Tamparan dari Susi tadi siang menyadarkanku akan satu hal, bahwa aku tak bisa seenaknya kepada mereka. Aku harus berpura-pura menjadi Erza mereka, setidaknya sampai aku mengetahui apa yang sedang terjadi.
πππ
Kurebahkan tubuhku di tempat tidur sambil memikirkan bagaimana caraku mengumpulkan informasi. Mataku tertuju pada sebuah laptop yang tergeletak di meja belajar.
"Lebih baik aku mulai dari sini," ucapku sambil beranjak dari tempat tidur dan menghidupkan laptop. Namun sia-sia saja karena membutuhkan password untuk login.
"Sial," umpatku.
Tak puas dengan itu, akupun menggeledah seisi ruangan berusaha mencari petunjuk lain. Namun, semua itu tak membuahkan hasil karena yang kutemukan hanyalah buku-buku bacaan dan sebuah bungkusan kado berbentuk telur yang bertuliskan "For Uci" , segera kuletakkan kembali bungkusan itu dan melanjutkan penggeledahanku. Namun percuma tak ada hasil yang memuaskan.
Baiklah untuk hari ini kurasa cukup, meskipun baru sedikit, sudah ada beberapa hal yang ku tahu tentang sosok Erza di dunia ini.
Pertama...
Dia memiliki ibu dan adik yang menyebalkan.Kedua...
Dia mempunyai pacar yang cukup cerewet, atau mungkin mantan pacar. Setelah apa yang kuperbuat tadi di sekolah, dia pasti sangat marah.Ketiga...
Dia seorang kutu buku, itu terlihat dari banyaknya buku bacaan yang terdapat di kamarnya.πππ
"Kak Erza... sarapan sudah siap." Zee adik perempuan Erza tiba-tiba masuk ke kamar tanpa permisi.
"Hm..." gumamku tanpa mempedulikan Zee
"Wow... tak biasanya kakak bangun sepagi ini, eh... ini kan hadiah untuk kak Uci, kenapa masih ada di sini?" tanya Zee sambil meraih bungkusan kado itu dari atas meja.
"Jangan sentuh itu," ujarku seraya meraih bungkusan itu dari tangannya.
"Ya sudah, kata ibu jangan lupa sarapan sebelum berangkat ke sekolah."
"Iya."
Berkat Zee, aku seperti mendapat ide untuk melanjutkan penyelidikanku.
πππ
Baiklah, hari ini kuputuskan untuk meminta maaf pada Susi. Perbuatanku kemarin memang sudah agak keterlaluan. Lagipula ini sangat penting untuk penyelidikanku. Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku, akupun menoleh. Ternyata Joni, pemuda berkepala plontos yang kemarin menyapa Susi.
"Za, Susi kenapa? nampaknya dia sangat marah padamu kemarin," ujarnya sambil mengusap kepala plontosnya.
"Em... tidak ada, hanya ada sedikit salah paham."
"Semoga berhasil membujuknya, apa kau lupa saat dia marah dulu? pihak sekolah sampai memanggil tim SAR untuk mencarinya dan ternyata dia hanya bersembunyi di dalam toilet di ruang Kepsek."
"Em... aku sudah lupa." tentu saja aku tak ingat, aku bukan Erza dunia ini.
"Oh iya, apa kau melihat Susi? aku mau meminta maaf padanya."
"Dia ada di taman sekolah, semoga berhasil. Kalau terjadi apa-apa, jangan khawatir aku punya nomor telepon Tim SAR," ujarnya terkekeh seraya pergi meninggalkanku.
Akupun segera menuju taman untuk mencari Susi, kudapati dirinya sedang duduk di bawah pohon akasia yang rindang sambil membaca sebuah buku.
"Ehm... hai," sapakuDia menoleh sekilas dan melanjutkan bacaannya tanpa bersuara sedikitpun. Tampaknya dia benar-benar marah.
"Uci, aku minta maaf soal kemarin. Kemarin aku sedang ada masalah, jadi tingkahku agak aneh." akupun ikut duduk di atas rumput bersamanya.
"Ini untukmu," kataku sambil menyerahkan bungkusan kado berbentuk telur itu.
Dia pun menoleh, "Ini kan..." matanya berbinar melihat bungkusan itu.
.....Bersambung[Next Chapter : NEST]Chace :
Maafkan Author yang lebay ini π’
Jangan lupa tinggalkan jejakmu ya....
γ½('β½ο½)/[ERZA 01]NEST adalah sebuah stasiun luar angkasa SPD, di sini tempat bersandarnya seluruh armada SPD. Biasanya tempat ini ramai dengan lalu lalangnya pesawat-pesawat luar angkasa namun kini hampir semua dok terlihat kosong, kecuali satu dok yang ditempati oleh satu Pesawat induk luar angkasa terbaru dari SPD. Di lambung pesawat itu bertuliskan Galactica 01.Galactica 01 merupakan pesawat induk terbesar dan tercanggih yang dimiliki oleh SPD, Galactica 01 memiliki beberapa fitur canggih salah satunya yaitu pesawat ini dapat "membelah diri" menjadi lima bagian. Yaitu :- Galactica 01 [Pesawat induk utama]- Galactica 02Berukuran setengah dari 01, Galactica 02 merupakan bagian tempur dari 01. Fitur ini diakti
[Erza 02]Berkat "telur ajaib" itu Susi memaafkanku, entah apa hebatnya telur itu. Tapi yang jelas, sekarang aku bisa leluasa mengobrol dengannya. Lagipula dia kan pacarku, maksudku... dia pacar Erza yang satunya.Ngomong-ngomong soal pacar, aku jadi teringat Leya. Sedang apa dia saat ini? apakah dia merindukanku? apakah dia menyadari kehilanganku? Semoga saja."Jadi... semua beres kan? kamu tak marah lagi?" tanyakuDia mengangguk malu"Wah, kukira akan terjadi perang? ternyata tidak." Jures, salah satu teman Erza datang menghampiri kami bersama Joni."Dasar..." kata Susi sambil melayangkan buku yang dibacanya untuk memuk
[Erza 01]Valgon adalah sebuah planet tandus bertanah merah, mungkin kalian mengenalnya dengan nama Mars. Tapi di ceritaku ini, planet ini kuberi nama Valgon yang penghuninya adalah ras Valgonar, salah satu sekutu terdekat bumi. Ras Valgonar agak mirip dengan manusia tapi yang membedakan adalah mereka selalu berpikir berdasarkan logika dan kulit mereka yang berwarna merah.Sebenarnya aku sudah tau apa yang akan terjadi ketika kami tiba di sana nanti karena aku lah penulisnya. Namun, aku sedang kesal karena kesal kepada Ltn Zola yang seorang Valgonar."Jadi, kau adalah kadet terbaik di akademi?" tanyanya ketika mendengar kapten Garth menyebut namaku."Iya pak!""Semoga kau
[Erza 02]Tiba-tiba mereka tertawa terbahak-bahak, Jures dan Joni yang sebelumnya hendak bergelut, sekarang malah terpingkal-pingkal mendengar apa yang baru saja kukatakan."Haha... nampaknya tamparan Susi sedikit menggeser otakmu," ejek Jures"Sus, lebih baik kau ajak Erza jalan-jalan. Sepertinya otaknya perlu disegarkan kembali," kata Joni sambil terkekeh."Mau jalan-jalan?" Susi yang sedari tadi diam saja kini membuka suaranya.πππSusi mengajakku ke sebuah jembatan yang cukup ramai dengan pasangan muda-mudi. Ini kesempatanku untuk menggali informasi tentang Erza di dunia ini.
[Reza 01]Linm adalah sebutan untuk kecepatan suara. Jika dalam kecepatan normal Galactica 01 bisa mencapai Valgon dalam 6 bulan, maka jika dengan menggunakan Linkhanya membutuhkan waktu beberapa menit. Sekarang mari kita kembali fokus ke ruang cockpit, dimana kapten Garth dengan wajah tegangnya memberikan instruksi kepada bawahannya."Semua bersiap! sebentar lagi kita akan sampai di Valgon," seru kapten Garth."03 out!" suara ltn Zola terdengar di interkom, seketika bagian lambung galactica 02 terbelah dan nampaklah bentuk dari 03."04 out!" Nakamura yang bertanggung jawab di 04 mulai melakukan pemisahan diri.Sementara aku yang ditugaskan di 05 masih
[Erza 02]Sudah seminggu lamanya aku berada di dunia ini, berpura-pura sebagai Erza si anak SMA yang memiliki keluarga dan sahabat yang menyayanginya. Zee dan aku semakin akrab, meskipun dia sangat menyebalkan namun kadang dia cukup menggemaskan juga.Hari ini sepulang sekolah, kuputuskan untuk mampir di sekolah untuk menjemputnya. Namun kata teman-temannya dia sudah pulang duluan, "Dia sudah pulang duluan kak," kata seorang temanya.Aku pun pulang ke rumah, namun betapa kagetnya aku ketika ibu mengatakan bahwa Zee belum pulang."Mungkin dia sedang main di rumah temannya," ucap ibuku yang sedang menyiapkan makan siang. Sementara aku hanya ber-oh-ria.πππ
[Erza 02]Drrrt... drrrrt....Drrrt... drrrt....Ponselku tiba-tiba bergetar, di layar tertera nomor telepon rumah."Halo?""Erza kamu di mana? tadi kakekmu menelepon, dia bilang Zee ada di rumahnya. Kau disuruh ke sana.""Apa?! baik Bu, aku segera kesana."Perasaanku kembali lega, ternyata sosok yang terkapar di hadapanku ini bukanlah adikku. Segera kupacu motorku menuju rumah kakek.πππKakekku, maksudku... kakeknya Erza tinggal di sebuah perumahan
[Erza 01] ...TJ berhasil melewati medan pertempuran dengan baik tanpa terdeteksi. G-05 semakin mendekat ke arah Xav, "Kapten, aku akan membawa kalian ke dekat pintu palka atas. Kalian punya waktu 30 menit untuk melakukan sabotase sebelum pesawat kita terdeteksi," ujar TJ "Baiklah, tujuan kita adalah sistem persenjataan utama. Setelah berhasil, kita segera kembali LZ." perintah kapten Garth *LZ [Landing Zone] "Kapten, sudah saatnya. 3...2...1... Go!" sesuai aba-aba TJ kami bertiga melompat ke arah Xav dan mendarat di dekat palka yang biasa digunakan untuk saluran pembuangan. πππ Kami bertiga berh
.[Erza 02]..Aku perlahan-lahan tersadar. Aku mendapati diriku terbaring di rumah sakit dengan selang oksigen terpasang di hidungku serta beberapa selang lagi yang menempel di sekujur tubuhku.Kutolehkan wajahku ke samping, dimana ada Susi yang tertidur dengan posisi duduk sambil menelungkup ke tempat tidurku. Sementara di sisi satunya ada ibu yang duduk sofa menjadi "bantal" bagi Zee yang sedang tertidur pulas.Perlahan-lahan aku mulai bangkit dari tempat tidur dan meraih gelas air minum yang berada di meja yang tak jauh dariku, namun sebuah tangan segera meraih gelas itu."Kau sudah siuman? Ini pelan-pelan minumnya," ucap Susi yang menyodorkan gelas itu padaku. Sus
[Erza 01]..Perlahan-lahan aku mulai terbangun dari "tidurku". Mataku belum sepenuhnya terbuka, akan tetapi samar-samar kulihat wajah seorang gadis. Gadis yang sangat cantik, bagaikan bidadari. Wajahnya nampak bercahaya. Wajahnya agak mirip dengan putri Ayrin."Putri Ayrin? Astaga!"Sekita aku tersadar, dan menemukan putri Ayrin sedang mengamatiku dari dekat. Maksudku benar-benar "dekat", wajahnya hampir bersentuhan dengan wajahku."Maaf, aku hanya penasaran bagaimana para Velas tidur," ucapnya setelah mengetahui bahwa aku sudah terbangun dari tidurku."Maaf juga soal itu, tempat ini sangat nyaman dan aku sangat
Erza tiba-tiba tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang tak dikenalnya, sejauh mata memandang hanya hamparan padang rumput yang hijau. Di tengah hamparan padang rumput itu terdapat sebuah pohon apel yang sedang berbuah lebat."Dimanaaku?"batinnya."Hai..." sebuah sapaan dari seseorang mengejutkannya.Erza pun menoleh dan betapa terkejutnya ia begitu melihat orang yang menyapanya adalah dirinya sendiri atau memiliki wajah yang sama dengannya."Si-siapa kau?" tanya Erza gugup"Aku Erza," jawab pemuda itu."Apa maksudmu? aku Erza, tunggu dulu..." Erza terlihat seperti
.[Erza02]."Ma, sudah ada kabar dari Zee? tanyaku di sela-sela sarapan."Iya, semalam dia telpon. Katanya hari ini mereka pulang," jawab ibuku"Oh oke kalau begitu, aku pergi dulu.""Mau kemana?""Mau menengok Susi.""Habiskan dulu sarapannya," perintah ibuku."Sudah kenyang," ujarku yang segera menyambar kunci motor dan segera pergi.***Baru saja aku hendak mengetuk, pintu rumah terbuka dan Su
[Erza 02].."Eh, kenapa kita ke sini," lontar Susi saat mengetahui mobil yang kukemudikan memasuki sebuah rumah sakit."Aku hanya ingin memastikan kesehatanmu saja," balasku seraya mengarahkan mobil ke tempat parkir."Tapi aku sudah tak apa-apa. Sungguh," kata Susi mencoba meyakinkanku."Biar dokter yang memutuskan. Ayo...."Susi tak punya pilihan lain selain menurutiku. Setelah kurang lebih setengah jam diperiksa, akhirnya dokter menyatakan ia baik-baik saja dan hanya perlu beristirahat."Sudah kubilang kan, kalau aku tidak apa-apa," ucapnya saat kami baru s
[Erza01]Putri Ayrin menawarkan diri untuk mengantarkan kami ke ruang perawatan dimana Geri berada, selama dalam perjalanan dia berbincang dengan Ashley atau lebih tepatnya Ashley yang memaksanya berbincang dengannya karena tak mau kami (aku dan Kazinski) kehilangan fokus kami lagi."Ini dia tempatnya," ujarnya sambil membukakan pintu.Saat aku hendak masuk, putri Ayrin menahanku, "Bolehkah aku berbincang denganmu Letnan?"Aku menoleh kepada Ashley meminta persetujuan. Ini sungguh aneh, aku sebagai atasan malah meminta ijin pada anak buahku. Tapi tetap saja, seorang wanita asing ingin berbicara berdua denganku, sementara di sampingku ada Ashley yang nota bene adalah pacarku, mak
...........................................................................................[Erza 02]."Bagaimana keadannya dok?""Dia tidak apa-apa, sudah saya berikan suntikan anti alergi," ucap dokter yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan.Aku pun bergegas masuk ke dalam dan segera menghampiri Susi yang masih terbaring lemah, "Kamu tidak apa-apa?" Dia pun menjawab dengan anggukan kecil."Kamu itu kalau makan liat-liat dulu, atau tidak tanya dulu isinya apa, kalau begini siapa coba yang repot."
.................................... [Erza01].. "Letnan, ada pesawat SPD yang mendarat darurat di Sektor 15." Suara Ashley memecah keheningan kokpit. Sudah berhari-hari kami terbang tak tentu arah. Awalnya kami ingin kembali ke NEST, namun kami mendapat perintah untuk melanjutkan penyelidikan. "Apa kau yakin?" lontar Kazinski "Ciri-cirinya sesuai dengan deskripsi yang dierikan kopral Linch." "Baiklah kalau begitu, tak ada salahnya kita memeriksanya. Lagipula sektor 15 ada
..................................................................................................................................[Erza 02].Pukul 03.00 tepatDengan berbalut pakaian berlapis-lapis, serta jaket yang tebal dan dipersenjatai senter di tangan masing-masing, mang Jajang mengajak kami menembus dinginnya pagi ini. Kabut tebal semakin mempersulit langkah kami, namun... Mang Jajang yang berada di depan tetap berjalan dengan langkah yang mantap. Yang membuat kami seringkali tertinggal olehnya, sehingga membuat Joni yang berada di belakangnya harus berteriak agar menunggu kami.