Ada rasa sakit yang terasa menyumbat kelima indra-nya. Grace tidak bisa menyadari sepenuhnya apa yang akan dia jelaskan saat ini. Wanita tomboi tersebut hanya mengikuti naluri saat berbicara empat mata.Tiba-tiba otak Grace nge-blank. Ia merasa sedang berada di jalan panjang yang sepi. Cuma ada dirinya sendiri dan rasa pedih yang menusuki tiap pori-pori.Semua narasi yang telah dihafalnya seharian tadi, musnah tidak bersisa. Setelahnya, Grace , memaki dirinya tatkala menyadari hal bodoh yang sedang dilakukannya ini.“Oke. Gua mau tanya, sudah berapa lama lu kenal Vino?” Akhirnya, Grace bisa mengeluarkan uneg-unegnya.“Sekitar tiga tahunan,” jawab Sandra singkat. Wanita berambut lebat tersebut melihat ada sedikit ekspresi sinis di wajah Grace. Beruntung, dirinya telah dapat info soal Grace dari Derick, meski minim. Pada akhirnya, Sandra memang harus cari tahu sendiri kepada yang bersangkutan.“Aku hanya tahu, kamu itu adek Bang Derick. Dan juga ... kata Bang Derick, ada hubungan istim
“Mengapa Abang enggak cerita sebelumnya?” “Grace ingin membuktikan langsung ke kamu, Sayang.” “Grace tahu kalo kami udah nikah?” “Abang cerita ke dia.” “Aku enggak mau jadi istri kedua,” balas Sandra dengan tangisan semakin menjadi. “Grace pun sama. Yang jadi masalah itu, darah mereka sudah bercampur. Dalam rahimnya ada benih dari Vino yang mulai berkembang,” ungkap Derick dengan memandang kedua mata Sandra. “Kenapa bisa, Bang Vino memilihku saat dirinya sudah memiliki Grace?” Dalam pertanyaan yang terlontar, mengisyaratkan bahwa Sandra tersakiti. “Mereka bisa nikah, jika telah dapatkan darah suci. Vino pergi untuk mencarinya. Di saat itulah, mereka terpisah karena Grace tertimbun di kawah. Kami telah kehilangan jejak Grace selama ratusan tahun,” urai Derick yang berhasil membuat Sandra bingung. “Adakah pemilik darah suci, selain aku? Kenapa Grace bisa tertimbun tanpa diketahui siapa pun? Kalian adalah bangsa yang memiliki kemampuan istimewa,” ucap Sandra dengan raut wajah kehe
Kini, tubuh wanita tersebut telah berubah wujud menjadi seekor serigala dengan bulu-bulu api di sekujur tubuh. Vino langsung panik dan alarm darurat dari Grace terkirim ke Derick.Pria tersebut tiba-tiba telah berada dekat Grace. Kedua tangan kekar Derick mendekap tubuh Grace yang membara lalu menghilang. Vino pun paham ke arah mana Derick akan membawa Grace. Calon raja bangsa vampir tersebut ikut menghilang.“Rupanya, Grace adalah pilihannya.” Sandra melihat ketiga siluman dari balkon berucap lirih dengan raut wajah sedih.Sandra buru-buru pergi ke kamar mamanya. Ia merasa sedih karena telah menikah dengan Vino. Kala itu, baik dirinya maupun Vino merasa telah ditakdirkan untuk berjodoh karena sama-sama pemegang kitab suci.Namun kini, Sandra tahu bahwa Vino telah mempunyai calon istri yang telah bercampur darah keduanya. Wanita berambut lebat ini sakit hati karena telah dibohongi oleh Vino. Sandra adalah wanita satu-satunya bagi Vino.“Bulshit!”teriak Sandra sesaat setelah dibukakan
Derick berharap Grace bisa memegang janji untuk menutup mulut tentang kisah terlarangnya dengan Sandra. Cukup bertiga saja yang tahu. Kini, dirinya harus memutar otak agar Tuan Alfonso tidak menginginkan darah suci dari Sandra lagi. Sebuah halangan terberat yang akan ia hadapi bersama Sandra. Tidak ada solusi terbaik, selain melawan pimpinan tertinggi bangsa serigala tersebut. Dengan risiko, ia harus berani keluar dari ras serigala. Derick telah memikirkan hal tersebut. Dia telah bertekat hidup sebagai manusia dengan apa pun konsekuensinya. Itulah bukti rasa cinta pria tersebut untuk Sandra. Derick telah yakin bahwa Sandra memang takdir untuknya. Derick telah memilih untuk bersama Sandra. Itu berarti dirinya harus siap bertarung. Lawannya adalah dua pemimpin tertinggi dari dua ras bangsa siluman yang terkenal playing victim. Panglima perang bangsa serigala ini yakin telah ambil jalan terbaik. •••• Gendang telinga Derick berdenging menyakitkan. Komunikasi lewat telepati telah menja
“Aku lakukan demi Alexander. Dialah yang lebih berhak menggantikanku daripada kamu, Vino. Alexander pewaris darah seorang pemimpin,” ucap Tuan Ferdinan tegas.Vino menggelengkan kepala lalu tertawa sinis. “Apa Tuan Ferdinan telah amnesia? Ada darah manusia dalam tubuh Alexander. Itu yang menggugurkan syarat sebagai pangeran sekaligus raja pengganti.”Sementara itu, tidak jauh dari kedua pria yang sedang berdebat. Alexander menenteng dua buah drone dilengkapi tabung dan alat penyemprot. Alexander berkostum tertutup dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dari balik kaca helm yang dipakainya, tampak senyum lebar kepuasan."Sekarang wabah buatan gua tersebar luas di wilayah ini. Kemungkinan besar penghuni dalam kastil utama sedang menunggu detik-detik akhir hidup mereka. Kemungkinan sudah ada yang mati,” ucap Alexander sambil memindai sekitar.Manusia setengah vampir ini tertawa terbahak-bahak lalu melanjutkan ucapannya, “Papa enggak pernah percaya akan keberhasilan rencana ini. Memang suda
Barusan tadi Sandra?Benarkah?Siapa yang membawanya pergi?Alexander sibuk beropini dengan diri sendiri. Kini, pria tersebut segera menyusul ke arah kepergian dua makhluk yang melesat barusan. Betapa terkejut Alexander saat mengetahui dua makhluk yang diikutinya masuk bangunan apartemen.Gua yakin si wanita memang Sandra. Tapi pria tadi bukan Vino, batin Alexander sambil mengamati gerak-gerik yang sekiranya mencurigakan dari balik kaca-kaca jendela beberapa balkon.Belum habis rasa heran Alexander, tiba-tiba Vino telah datang. Pria berwajah pucat tersebut tampak mengamati salah satu jendela balkon dari atas pohon akasia. Sementara Alexander berada tepat di bawah pohon tersebut.Tentu saja, hal tersebut membuat hati Alexander semakin emosi. Vino dan keluarganya adalah sasaran utama dari virus yang disebarnya. Namun, ternyata perkiraannya meleset. Alexander tahu pasti bahwa Tuan Ferdinan sedang berada di luar kastil.Raja vampir yang segera lengser tersebut sedang menjalankan sebuah mi
“Bentar lagi juga kamu akan tahu,” balas Derick sambil berjalan menghampiri wanita tercinta. Baru juga Derick menutup mulut. Tiba-tiba pria tersebut dapat panggilan telepati dari Vino. “Derick! Lu apain anak kesayangan Tuan Ferdinan?” Derick seketika itu tidak dapat menahan rasa geli. Pria berkulit eksotis tersebut langsung tertawa terbahak-bahak. Tentu saja perilaku aneh kekasihnya tersebut membuat Sandra menatap tajam ke arahnya. “Apa yang lucu?” tanya Sandra.Wanita berambut lebat tersebut menatap Derick dengan raut wajah heran. Rupanya, rasa penasaran Sandra tidak perlu menunggu lama. Terdengar suara ketukan di pintu. Derick berbisik kepada Sandra. "Buruan masuk kamar!"Wanita ini pun buru-buru masuk kamar. Oleh karena Sandra tidak ingin melewatkan peristiwa apa pun, ia pun menempelkan telinga di daun pintu.Setelah, Derick merasa Sandra telah aman, ia pun buru-buru membuka pintu. Betapa kaget pria berkulit macho tersebut saat melihat salah satu pria yang menjadi tamunya."Wow,
"Salut untuk kalian. Terima kasih telah mengatasi tanpa masalah," ucap Vino sambil menatap keduanya dengan perasaan bangga."Kami mohon diri," ucap Tuan Ferdinan. Kedua pria tersebut langsung lenyap."Kenapa mereka enggak lewat pintu?" tanya Sandra heran."Ya, karena telah merasa kita telah berteman. Jadi gak perlu pake jaim-jaim segala," jawab Derick. Pasangan ini pun tertawa terbahak-bahak setelahnya.Mereka tidak menyadari, ada sosok berbulu lebat mengintai dari luar kaca jendela balkon. Kedua mata makhluk tersebut membara. Tangannya mencakar-cakar berusaha membuka pintu dan kaca balkon. Sandra yang melihatnya dan langsung kaget sambil menutup mulut."Itu Alexander, Sayang," jelas Derick sambil merangkul Sandra."Oh my God! Kok bisa?"tanya Sandra seraya mendekat ke arah kaca jendela untuk mengamati makhluk serupa monyet tersebut."Dia kena bubuk dalam guci. Efeknya bisa selesai saat dia mati. Jika tubuhnya sudah jadi vampir seutuhnya, masih ada kesempatan buat dirinya kembali ke w
Bernard tersenyum mengetahui kekasihnya telah siuman. "Sabar, Sayang. Sesampai tempat kamu, aku akan pasang infus."Lift dalam keadaan sepi. Hanya mereka bertiga sampai pintu terbuka di lantai tempat mama Sandra dengan yang lain menunggu. Carol berjalan mendahului dengan senyum penuh arti. Wajah Bernard basah oleh peluh dan itu telah membasahi pakaian formal yang masih dipakainya.Begitu sampai depan pintu, Carol segera menekan bel. Pintu terbuka dan tampak beberapa wajah yang cemas akan keadaan Sandra. Tentu saja, Bernard kaget dengan semua ini."Bagaimana bisa kalian ada di sini?"tanya pria bermata biru tersebut. "Maaf, Nyonya. Sandra mabuk berat hingga pingsan.""Saya tahu, kamu adalah dokter. Segera obati anak saya!"pinta Ny.Anggara yang langsung berjalan ke arah kamar Sandra. Wanita ini membuka pintunya.Bernard membopong masuk tubuh Sandra. Kemudian merebahkan Sandra di pembaringan. Dia segera memasang infus dan menaruh kantongnya dengan mencantolkan pada sebuah hiasan di dindin
"Besok pagi kami akan ke keluarga kamu. Kami akan persiapkan semua. Kakek dan Nenek sudah ngotot ingin buru-buru menimang cucu," jelas James yang mematik sikap usil Bernard."Wah, kita harus buru-buru nikah biar bisa bikin cucu yang lucu buat Kakek dan Nenek," celetuk Bernad yang menghasilkan sebuah cubitan di punggung tangan. "Aduh, Sayang. Bilang aja mau buruan ada yang temani tidur tiap malam. Saya siap, Nona.""Apaan, sih!" Sandra cemberut padahal dalam hati senangPesta ini memang diadakan untuk memperkenalkan Sandra kepada seluruh anggota keluarga besar Bernard. Sayang Axel dan Jeanne tidak bisa pulang untuk menghadiri pesta. Namun, keduanya sangat antusias saat diajak video call oleh Bernard bersama Sandra.Malam ini Sandra telah minum champagne berlebihan. Wanita ini tidak pernah minum wine apalagi champagne. Ya, sejak diketahui Sandra memiliki darah suci, orang tuanya telah mewanti-wanti padanya untuk tidak memakan maupun meminum hasil olahan fermentasi.Kini, Bernard yang ke
"Coba aku rasakan." Bernard mengambil obat dari plastik lalu mengulum dan mencium bibir Sandra sekaligus menyalurkan obat tersebut. Keempat asisten rumah tangga segera memalingkan wajah karena malu melihat adegan mesra sejoli. "Minumnya." Bernard menyodorkan gelas ke mulut Sandra. Wanita ini segera meminumnya sampai habis."Benar-benar pasangan serasi. Semoga Tuan Muda dan Nona segera menikah," ucap ART senior.Sejoli tersenyum ke arah para ART. Akhirnya mereka mulai bersiap merias Sandra dan Bernard yang sadar diri segera mendekat ke arah Sandra. "Aku tunggu di bawah, Sayang. Jangan lama-lama! Aku gak bisa menaha rindu terlalu lama.""Gombal, ih!" Sandra manyun ke arah Bernard dan langsung dikecup bibirnya. Setelah itu, Bernard langsung kabur.Perilaku pasangan ini membuat keempat ART ikut gemas dibuatnya. Dalam waktu satu jam lebih Sandra dirias oleh keempat wanita kepercayaan. Kini, Sandra tampil begitu memesona apalagi rasa bahagianya telah mengaktifkan molekul-molekul dalam dara
Hatinya yang terluka perlahan dapat obat penawar dari pria asing di sebuah restoran. Sandra tidak akan pernah menyesali itu. Pria ini benar-benar serius ingin mempersuntingnya. Bukan sekadar kata-kata manis yang terucap dari bibir Derick dan bukan pula pernikahan di atas pengkhianatan Vino terhadap Grace."Aku kunci sebentar pintunya, Sayang," bisik Bernard sambil melepas pelukan. Sandra baru tersadar, mereka telah berada di atas ranjang. Cumbuan keduanya telah membuat melayang. Sandra tersenyum memandangi tubuh Bernard yang berjalan ke arah pintu. Pria berbadan atletis yang telah lama didambanya. Pria yang sesuai dengan ekspektasi Sandra. Lebih dari Raditya, Vino maupun si eksotis Derick.Bernard mengunci pintu lalu ia segera menghampiri Sandra. Pria itu memainkan jari jemarinya pada lekuk tubuh Sandra yang menggiurkan."Bens, aku bertanggung jawab atas drama yang terjadi," bisik Sandra yang semakin membuat Bernard semakin bergairah.Sandra berdiri di depan si pria indo ini. Ia mena
Tiba-tiba Sandra dikejutkan oleh kehadiran beberapa wanita bercode dress ala asisten rumah tangga Telenovela. Bernard lalu mendekati Sandra dan berbisik, "Sampai jumpa di pesta dansa, Sayang."Pria berparas blasteran ini mengecup pipi Sandra sekilas lalu pergi entah ke mana. Sandra memegang pipi bekas kecupan Bernard. Kurang ajar, rutuk Sandra dalam hati. Padahal dalam hatinya berbunga-bunga.Sandra diarahkan ke sebuh kamar oleh salah satu ART yang berwajah lebih dewasa dari yang lain. Sepertinya, dia adalah senior dari para ART. Sebuah ruangan yang sangat luas. Ada sebuah pembaringan besar berkasur tebal. Matanya memidai sekeliling ruangan. Seluruh dinding berwarna keemasan dengan kaca jendela lebar yang mampu membingkai langit dengan segala isinya.Lampu gantung besar tepat berada di atas pembaringan. Tak jauh dari pembaringan ada meja rias satu set. Berjarak sekitar satu meter berdiri lemari kayu jati berdampingan dengan etalase baju dan sepatu. Dalam etalase baju terdapat berbagai
"Pak, tolong, dong! Jangan dihukum kayak gini. Please," ucap Sandra mirip anak kecil merengek.“Ya. Ada yang mau saya omongin lebih banyak. Duduk!"“Nanti saya telat masuk.”“Saya bilangin staf promo kalau kamu ada urusan sama saya.”Sandra terpaksa menurut daripada dalam masalah. Wanita berambut lebat ini sadar bahwa Bernard sedang menatapnya dengan sinis.“Kenapa?” tanya Sandra malas. Padahal dalam hatinya ingin sekali mempergunakan kekuatan supranatural. Ia pun teringat akan nasihat mamanya agar berperilaku layaknya manusia. Sandra hanya ingin hidup dengan damai dan itu bisa didapatkan saat dirinya kembali menjadi manusia seutuhnya.“Kamu gak bisa kabur lagi, wanita licik.”***Dari awal pertemuan tidak sengaja mereka, Bernard ikut andil membuat skenario di mana mereka bertemu saat liburan. Hal itu sesuai dengan penjelasan Bernard kepada keluarganya.Sandra kini kembali ke ruang promo dan iklan dengan tubuh yang lemah, letih dan juga lesu. Macam orang kurang gizi. Begitu selesai k
Penjelasan dokter Ariel sampai membuat teman-temannya berbisik. “Nama akhirnya Luciano, kayaknya dia penerus direktur yang sekarang, ya?”“Kayaknya iya deh, masih pemilik rumah sakit ini.”Namun, dari pembicaraan mereka yang Sandra takutkan adalah ... Itu orang yang sama. Begitu Sandra menoleh ke belakang dan melihat kedatangan si Wakil Direktur. Saat itulah Sandra merasa dunianya seketika berputar bagai gangsing.Wanita muda ini buru-buru menoleh ke arah lain, hingga Bernard melewati. Saat pria tersebut memberi kata sambutan, Sandra segera menunduk. Ia berpura-pura membaca proposal yang akan tim lakukan.“Lu biasa bagian apa?"tanya wanita sebelah Sandra.Product placement," balas Sandra singkat."Meliputi apa saja?"tanya yang lain. Sandra merasa terganggu dengan dua orang ini yang terus-menerus tanya berbagai hal. Mereka seperti sengaja menguji kemampuannya.Masa, iya. Sudah kerja tahunan di bidang advertiser, masih tidak ngerti apa itu product placement, omel Sandra dalam hati. Namu
“Jangan kabur lu! Kita harus menikah dan lu harus punya anak agar bisa sembuh dari penyakit langka."“Iih, lepas gak? Gue mau ke kamar mandi. Kebelet."“Tanggung jawab!"“Sinting!"seru Sandra mencoba melepaskan diri. “Lepas, gak?”“Kalau kamu gak mau, kita balik lagi ke dalam dan kamu jelaskan semuanya.”“Iih, tunggu!” Sandra panic ketika Bernard menariknya berjalan. Namun, tenaga pria itu lebih besar, mustahil untuk dilawan. “Iya, iyaaa! Gue tanggung jawab! Izinin dulu gue ke kamar mandi, please! Gue janji akan tanggung jawab," ucap Sandra dengan raut wajah memelas.Tidak sia-sia Sandra untuk mengeluarkan bakat aktingnya. Akhirnya, Bernard menghentikan langkah. “Ada yang perlu gue ingin bicarakan sama lu. Penting! Kita ke apartemen gue.”“Gue mau ke kamar mandi di sini dulu. Gak kuat, pengen pup." Sandra berkata sembari menahan bagian pantat. "Atau lu lebih suka, gue buang kotoran dimari? Oke, fine!"Bernard seketika melepaskan cengkramannya. “Gue ikut sama lu.”“Terserah!" Sandra pu
Satu-satunya yang terpikirkan di kepala Sandra adalah ...."Hhhggg ....” Wanita berambut lebat tersebut memegang dadanya lalu berakting sesak. “Sa-Saya ma-mau ke to-toilet.”“Bernard antar dia! Kayak sesak gitu. Kalo perlu antar ke dokter,” ucap Cecilia khawatir.“Gak papa, Tante. Saya ke kamar mandi dulu ….” Sandra buru-buru berdiri lalu melangkah sambil menunduk tanpa mengetahui kalau ada dua pria sedang menggotong meja.BRUKK! “Aaaah!” Sandra jatuh lalu tiba-tiba pandangan matanya gelap. Wanita ini pun tak sadarkan diri.“Ya ampun, Nak!”pekik Cecelia terkejut.“Bens, buruan bawa ke rumah sakit”perintah James sambil mengulurkan kunci mobil.Dengan berat hati Bernard membopong tubuh Sandra. Tampak ada benjolan di bagian kening wanita berambut lebat tersebut. Wajah cantiknya pucat pasi seperti kapas. Timbul rasa empati dalam hati pria berpredikat es batu ini. Sementara itu, Bernard tidak menyadari bahwa Cecilia mengikuti dengan setengah berlari. Bernard dengan napas tersengal-sengal,