"Tapi, Sayang, aku ingin tidur disini. Tidur di Sofa luar tidak nyaman. punggungku bahkan terasa sakit semua," rengek Daniel.
Cinta membelalakkan matanya mendengar perkataan Daniel.
"Oo ... jadi kamu mau tidur ditempat nyaman?" tanya Cinta tersenyum.
"Iya, Sayang, aku tidur disini, ya?" jawab Daniel mengedipkan matanya.
"Baiklah, tidurlah di tempat nyamanmu. Aku akan tidur di luar," ujar Cinta mendorong Daniel ke tempat tidur dan berjalan ke luar kamar.
"Sayang, sayang ... Oke, aku akan tidur diluar," ujar Daniel menghadang langkah Cinta.
"bukankah kamu bilang tidak nyaman?"
sahut Cinta.
"Iya, tapi aku tidak ingin istriku tidur dengan tidak nyaman," ujar Daniel memegang tangan istrinya.
Daniel lalu mencium kening Cinta, mengecup kedua kelopak mata, dan ujung hidung Cinta. Lalu wajahnya semakin tur
"Kamu adalah perempuan pertama dan terakhir yang masuk ke kamar rahasia ini. bahkan Andi juga tidak mengetahui tentang kamar ini," sahut Daniel menopang dagunya di pundak Cinta lalu menunjuk kearah layar CCTV"Dari sini aku bisa memantau luar ruangan jadi kalau aku mau keluar aku melihat situasi dimana tidak ada orang diluar atau pun dalam ruangan kerja ku," ujar Daniel mempererat pelukannya."Lalu, apa sekretarismu yang dulu sering meninggalkan ruang kerja?" tanya Cinta menoleh Daniel."Sekretarisku yang dulu, tidak berada satu ruangan denganku. Dan aku pun tidak mengizinkannya masuk tanpa mengetok pintu dan mendengar kupersilahkan masuk," jelas Daniel tersenyum kepada Cinta.Mendengar penjelasan Daniel, cinta pun tersenyum."Senyummu manis," bisik Daniel di telinga cinta.Cinta membalikkan badannya menghadap Daniel. Tanpa mengulur waktu Daniel mengecup
Minggu sore,Cinta mengemasi barang yang akan dibawanya ke Apartemen.drettt...ponsel Cinta bergetar.Cinta mengusap layar ponselnya dan tertera chat dari Daniel.[Sayang, hari ini aku gak ikut jemput kamu. Aku ada meeting penting dengan klien,][Bukannya hari ini libur?][Iya sayang, tapi ini klienku dari bangkok][Ya sudah, gak apa-apa][Maaf ya, Sayang]Cinta menarik nafas pendek. Ntah mengapa sesak yang dirasakan Cinta. Cinta merasa sangat merindukan suaminya.Pukul 16.30 wib, Cinta berangkat dari perbatasan kota. Cinta melam
Cinta mendapati Daniel sedang memotong sosis dan bakso ketika kembali ke dapur setelah selesai menerima telepon dari Carisa."Biar aku saja!" Ujar Cinta mengambil pisau yang dipegang oleh Daniel. Tanpa bicara, Daniel menyerahkan pisau tersebut kepada Cinta. Lalu duduk di kursi dengan diam. Cinta melirik Daniel sekilas, tidak biasanya Daniel tidak mengganggu pekerjaan Cinta.Cinta merasa tidak nyaman dengan sikap Daniel yang diam seribu bahasa. Karena Cinta terbiasa dengan larangan atau pun kemauan Daniel yang aneh-aneh , namun Cinta suka."Nasi gorengnya sudah siap." Ujar Cinta meletakkan nasi goreng tersebut dihadapan Daniel. Lalu menyiapkan segelas air putih. Daniel menerima nasi goreng dan melahapnya tanpa memandang Cinta sedikitpun. Mereka makan dalam diam, tanpa ada canda , atau pun sikap genit Daniel seperti biasanya.Setelah sarapan, Cinta membereskan meja makan dan membawa pirin
"Perubahan sikap? Maksudmu?" Tanya Daniel masih terlihat bingung."Owh. Ya sudah kalau kamu tidak menyadarinya." Cinta bangkit dan berlalu meninggalkan Daniel.Daniel meraih tubuh Cinta dan mendudukkannya di pangkuan dengan kedua tangan melingkar erat ditubuh Cinta."Lepaskan aku, aku masih marah, ya!" Ujar Cinta melepaskan diri dari pelukan Daniel."Katakan padaku, perubahan mana yang kamu maksud, hmm?" Daniel memeluk istrinya semakin erat"Perubahan apa?" Cinta balik bertanya."Perubahan sikapku yang menyakitimu, katakan, perubahan yang mana?" Ujar Daniel menajamkan tatapannya."Tidak ada, lupakan!" Cinta mencoba melepaskan diri."Aku tidak akan melepaskanmu, kalau kamu tidak mau bicara!" Ujar Daniel dengan nada mengancam."Pikirkan saja sendiri! Apa yang biasa kamu lakukan padaku, tapi tidak ka
"Hallo, apa Rachel?" Daniel sontak terbangun. Melipat kembali selimutnya dan menghubungi Andi."Andi, rumah Rachel kebakaran, cepat! kamu kerumah nya sekarang, amankan Rachel dan keluarganya" Perintah Daniel kepada Andi.Daniel masuk ke dalam kamar, dan memandang wajah damai Cinta. Daniel tidak menemui Rachel karena tidak ingin Cinta bersedih dan merasa tidak berarti. Meskipun pada saat ini, Rachel membutuhkan bantuannya.Daniel sudah berjanji untuk tidak menyakiti Cinta, dan Daniel sadar, Cinta merasa tidak nyaman dengan kedekatannya bersama Rachel, walaupun Daniel sudah menceritakan hubungan mereka.************Cinta menggeliat ketika merasa bibir seseorang menyentuh keningnya, Cinta membuka matanya dan mendapati wajah suaminya yang hanya berjarak beberapa senti saja. Cinta tersenyum dan menyentuh wajah tampan tersebut."Good Morning," ucap Dan
"Sayang, kamu mau kita makan dimana?" Daniel membuyarkan lamunan Cinta."Terserah, aku ikut aja!" Sahut Cinta dengan wajah datar.Daniel memarkirkan mobilnya di halaman restoran termewah dikota Jambi. Daniel memesan meja VIP."Kak Cinta?" Seseorang menghampiri mereka dan menyalami Cinta."Hei, apa kabar?" Cinta terlihat antusias menyambut uluran tangan perempuan tersebut. Lalu mereka berpelukan."Kakak sendirian aja?" Gadis itu melihat sekeliling."Ini, bersama atasan Kakak di kantor." sahut Cinta sembari melirik Daniel.Daniel mengulurkan tangannya,dan gadis itu menangkupkan kedua tangannya didada"Kebetulan bertemu kakak disini, kami mengundang kakak untuk hadir dalam acara MILAD Himpunan kita, Kak." ucap gadis tersebut sembari mengulurkan sebuah undangan berwarna kuning."Te
Cinta duduk di sofa ruang keluarga, televisi menyala, namun Cinta tidak menonton siaran tersebut, melainkan sibuk dengan fikirannya, bagaimana Daniel bisa menjadi imam?Daniel mendudukkan bokongnya disamping Cinta."Apa yang kamu pikirkan, Sayang?" Daniel mendekatkan wajahnya."Tidak ada," jawab Cinta singkat. Tatapannya beralih melihat siaran televisi."Hey, kamu bahkan tidak fokus melihat siaraan televisi." Daniel mengambil remot televisi, lalu mematikannya."Koq, dimatiin?" Cinta berusaha merebut remot televisi dari genggaman Daniel."Aku tau, kamu tidak berniat nonton televisi." Daniel menarik tubuh Cinta ke pelukannya."Bisakah kamu tidak selalu memelukku, hmm?" Cinta mendongak menatap wajah Daniel."Kamu adalah candu bagiku, aku tidak bisa melewati hari tanpa memeluk, dan menciummu!"
Cinta tiba di rumahnya pukul sembilan pagi. Ketika Cinta baru saja mengucap salam, Carisa berhambur memeluknya."Pokonya Carisa gak mau Mama menikah!" Carisa merengek dalam isak tangisnya."Iya, Sayang, Mama tidak akan menikah." Cinta membelai rambut Carisa dan menggendongnya masuk ke dalam rumah.Cinta menghampiri ayahnya yang sedang duduk di depan televisi."Yah, Aku mau bicara!" Cinta mendudukkan bokongnya disamping sang ayah. Sedangkan yang di ajak berbicara hanya menoleh sejenak, lalu kembali menatap layar televisi."Kenapa Ayah mengizinkan Davin datang kemari?" tanya Cinta dengan hati-hati."Kamu tau sendiri, Davin orang penting di sini. Apa katanya nanti kalau Ayah melarang dia datang?" jawab Ayahnya panjang lebar.Cinta baru saja hendak menyanggah perkataan ayahnya, tiba-tiba pintu rumah diketuk dari luar.Tok