SEBUAH KEPUTUSAN
Sudah hampir dua bulan Rania tidak menjumpai Pak Yudha kecuali hanya mendengar kisahnya dari video call antara dirinya dengan Septia dan Pak Budiman. Dan dari rumahnya juga Rania tahu bahwa Septia telah lama putus dengan Arifin hanya karena Arifin ingin menciumnya saat mereka kencan berdua. Saat ini Septia telah menerima ucapan rasa cinta dari Pak Budiman.
Pak Budiman lelaki yang baik bagi Septia, lelaki yang mencintai Septia apa adanya, lelaki yang tidak pernah mengajak Septia untuk melakukan sesuatu yang dilarang agama. Begitu penuturan Septia saat mereka bicara di malam-malam panjang. Rania mendapat informasi tentang banyak hal dari Septia. Rania bersyukur pernah mengenal gadis dengan dagu belah itu.
“Pak Budiman adalah sosok yang mempesona bagiku, mungkin juga bagi semua wanita.” Cerita Septia suatu malam.
Ach, Rania menikmati masa iddahnya, mensucikan dirinya untuk dapat kembali bersih saat berada di sisi Tuhannya.
Rani
PERSIAPAN PERNIKAHANLembayung senja masih bersinar ketika Pak Budiman, Septia juga Pak Yudha telah hadir di rumah Rania. Mereka datang untuk membahas pesta pernikahan antara Rania dengan Pak Yudha. Rania nampak sibuk menimang-nimang contoh undangan yang ada di hadapannya. Musim pandemi saat ini memang tidak di perbolehkan mengadakan pesta dan membuat kerumunan, masih sangat rawan, untuk itu Rania dan Pak Yudha sepakat hanya mengundang beberapa orang saja untuk datang ke pesta mereka di gedung. Beberapa dari kawan dan kerabatnya di persilahkan datang ke rumah Rania, maka otomatis di rumah pun akan di tata sedemikian rupa.Mereka masing-masing sedang sibuk dengan persiapan dan perhitungan rencana biaya yang akan dikeluarkan, sedangkan waktunya hanya tinggal satu bulan lagi.Rania menatap heran dengan jumlah yang tertera disana, seratus lima puluh tujuh juta hanya untuk sebuah pesta pernikahan seorang Rania, Rania menghempaskan tubuhnya di sandaran kursi y
HADIAH SEBUAH PESTA PERNIKAHAN MEWAHGolden Tulip 5 Januari 2020, kamar 25.Rania berada di dalamnya dengan seorang perias pengantin dan dua asistennya. Wajah Rania di poles perlahan-lahan. Sampai usai. Kemudian sebuah gaun panjang berwarna putih yang melekat dibadannya dengan bahan duchesse satin campuran sutra dan rayon yang di hiasi taburan permata berwarna merah menyala senada dengan kalung yang melingkar di lehernya. Bagian kepala Rania tertutup jilbab kalungnya tergantung di atas kain bajunya, ada semacam mahkota kecil dengan liyer panjang. Baju itu nampak elegan, ditambah dengan kerutan-kerutan tiga lapis yang membuat Rania nampak seperti putri raja.“Cantiknya mbak, Rania.” Seru perias pengantin itu dengan tatapan takjub. Rania tersenyum kecil. Tangannya yang terbalut heena berwarna silver masih dengan hiasan pernik cantik merah menyala. Sesuai dengan dresscode hari ini, gaun putih dan merah menyala.Rania turun, melintasi karpe
SAAT PENDOSA ITU MENEMUKAN KARMABelum habis perasaan berdebar itu dari hati Rania, tiba-tiba pandangannya tertuju pada tamu yang baru saja masuk ke ruangan dengan kursi roda. Samar-samar Rania menatap heran. Ia mencoba menelisik pemandangan aneh itu dari tempatnya, sesekali pandangannya bertabrakan dengan banyaknya tamu yang berseliweran, sesekali Rania melihat lelaki di kursi roda yang sedang berjabat tangan dengan beberapa orang. Sepertinya dia sangat di kenal oleh undangan yang ada di ruangan ini.Rania merasa tidak tenang di pelaminannya, hatinya resah, pandangannya terus memburu lelaki di atas kursi roda yang tidak terlalu nampak wajahnya.Hingga tiba saatnya lelaki itu mendekat, di belakangnya ada seorang gadis muda berusia sekitar dua puluh tahunan sedang mendorongnya. Kursi roda itu naik ke pelaminan, saat Rania sedang berjabat tangan dengan beberapa undangan yang berpamitan pulang.“Selamat.” Lelaki itu menjabat erat lengan Pak Yudha, dan
Usai pernikahan, Pak Yudha telah menyiapkan sebuah kamar indah untuk Rania. Kamar yang sengaja di sewa untuk menikmati malam-malam indah berdua.Rania membuka pintu kamar tersebut saat semua tamu dan undangan telah meninggalkan ruang pesta.Ada aroma melati, aroma melati yang dingin, aroma melati yang harum.Rania memejamkan mata menikmati sensasi keharumannya...Ups, indah nian juga menggairahkan.
DOSEN ITU SUAMIKUPagi hari, masih dengan keceriaan yang sama seperti hari kemarin. Rania dan Pak Yuda tidak lagi tinggal di hotel mewah hadiah dari Pak Wahyu, mereka telah bermukim di rumah Rania.Untuk sementara waktu Rania minta tetap tinggal di rumahnya dan tidak tinggal di rumah Pak Yudha karena Rania ingin membangun rumah tangganya berdua."Jadi ke kampus, Mas? " tanya Rania."Jadi dong, "Hari ini memang adalah hari pertama mahasiswa diijinkan masuk dan beraktifitas di kampus setelah hampir satu tahun beraktifitas di rumah karena Pandemi.Euforia yang disambut gegap gempita membuat semua orang antusias untuk hadir dan saling mengenal. Seperti juga Rania dan Pak Yudha.Hari ini ada perhelatan besar di kampus, dimana Pak Yudha sebagai wakil dekan 3 diminta untuk berdiri di atas panggung memberikan sambuatan pada seluruh mahasiswa dan ucapan rasa sy
Satu bulan sudah Rania dan pak Yudha menikah. Pernikahan yang indah juga bahagia. Seperti hari ini usai bercinta, Rania menggelayut manja di lengan kekar suaminya. Pak Yudha membelai bibir indah milik Rania. Dengan nakal Rania menggigit kecil jemari milik suaminya. Mereka terbahak. Saling memeluk kemudian menjamah daerah-daerah sensitif milik Rania.Ach...sontak Rania memejamkan mata dialiri sentuhan yang begitu nikmat."Aku cinta kamu, sayang " bisik Pak Yudha penuh gairah.Rania mulai menyerang, mengecap bibir yang sedikit tebal itu sambil memainkan lidahnya di dalam sana..."Och... "Mereka berdua mengerang tertahan.Mereka bergulung, hingga satu persatu kain penutup raga beralih tempat. Mereka terus mendesah nikmat."Ran, aku ingin memulainya lagi " Bisik pak Yudha sopan."Semua milikmu, Mas." Balas Rania sambil meletakkan lima jemari tangan kanan pak Yudha menuju gundukan daging kenyal di dadanya. Ih...Rania makin menggelinjang saja ketika rema
Pak Yudha menyesali setiap kejadian yang terjadi, konspirasi bodoh antara dirinya dengan Pak Leo sungguh-sungguh menjijikkan. Mestinya ia tidak melakukan hal itu tapi kebodohannya membuat ia ikut saja kemauan Pak Leo.Rania masih tengkurap di dalam kamar, di atas ranjangnya, tidak seperti biasanya.Biasanya dini hari Rania sudah bangun, mandi dan berdandan cantik. Menyiapkan makan pagi untuk Pak Yudha, tersenyum manis dan memperlakukan Pak Yudha dengan manja. Tapi hari ini tidak.Pak Yudha bingung karena Rania tidak mau jujur menjelaskan permasalahan apa yang sedang dialaminya hingga membuat dirinya berubah menjadi sedih begini.Pak Yudha duduk di ruang tamu tanpa berusaha membangunkan Rania, ia ingin Rania beristirahat mungkin Rania sedang penat.Hingga Pak Yudha melihat Rania keluar kamar, menuju ruang tamu dan mendekati dirinya.Rania rebah di paha Pak Yudha, Pak Yudhapun membelai rambutnya. Terdengar lirih Pak R
SAAT RANIA TERBARINGPak Yudha panik bukan kepalang melihat tubuh Rania bersimbah darah, ia meruntuki kebodohannya sendiri. Mengapa ia sampai berbuat bodoh dengan mengikuti semua skenario Pak Leo. Ach, andai dirinya lebih pintar lagi pasti hal buruk ini tidak akan terjadi. Pak Yudha menangisi nasib buruknya.Pak Leo lelaki pendiam, di kampus pun dia terkenal pendiam itu sebabnya dia dipercaya memegang banyak jabatan karena di samping pendiam ia juga licik. Dari kelicikannya itulah Pak Yudha terperangkap.Belum tuntas Pak Yudha berpikir tentang Pak Leo tiba-tiba dokter keluar dari ruangan Rania di rawat. Pa Yudha berdiri mendekati dokter tersebut dengan cepat.“Bagaimana keadan istri saya dokter ?” Tanya Pak Yudha dengan sigap. Dokter itu tampak murung, ia menyembunyikan wajahnya yang risau.“Bapak berdoa saja kami terus
"Kamu mestinya harus bersyukur memiliki suami seperti Pak Yudha dia itu laki-laki yang baik, bahkan setelah istrinya meninggal dia masih mau menikahimu.Sebagai istri mestinya kamu harus lebih bisa menyayangi dan memanjakan suamimu.Jangan sampai dia marah lantas mentalak mu lagi, kamu harus bisa mengerti bagaimana caranya memperlakukan laki-laki dengan baik.Mama tahu kamu adalah anak perempuan yang paling disayang di rumah ini semua kebutuhan mu kami penuhi tapi tidak lantas hal itu membuat kamu menjadi besar kepala.Bagaimanapun juga saat ini kamu telah mempunyai suami meskipun jarak usia antara kamu dengan Pak Yudha sangatlah jauh tetapi kamu tidak bisa memanfaatkan hal itu semaumu sendiri."Mamah menasehati Marni. Mamah ingin Marni menjadi istri yang sempurna untuk Pak Yudha.Marni hanya mengangguk-anggukan kepala sambil memilin-milin rambut panjangnya dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
Pak Yudha menyesali semua takdirnya. Dia merasa menjadi laki-laki paling bodoh di dunia. Andai saja dia . bersikap lebih tegas, pasti semuanya tidak akan seperti ini jadinya.Hari ini, Pak Yudha bukan hanya menyakiti Rania tapi dia juga sudah menyakiti Marni. Dia banyak menyakiti perempuan-perempuan yang sesungguhnya mencintainya.Rania melakukan segala kekasarannya itu karena cintanya kepada Pak Yudha. Dan Marni pun melakukan semua kegilaannya juga pasti didasari oleh cintanya kepada Pak Yudha.Andai mereka berdua tidak mempunyai rasa cinta mungkin akan sangat mudah bagi mereka melupakan jalan yang sudah menyakiti mereka.Tetapi mereka berada pada pusaran cinta. Cinta akhirnya membuat sebuah kebodohan bagi mereka. Cinta juga yang akhirnya menelanjangi diri mereka.Menunjukkan sebuah kekuatan, padahal aslinya mereka berada dalam kelemahan.Itu adalah hal yang saa
Rania mengetahui semua tipu muslihat yang dilakukan oleh Marni.Rania juga tahu bahwa saat ini Pak Yudha menyembunyikan semuanya.Meski begitu Rania tidak ingin bertanya kepada Pak Yudha perihal apapun.Meski dia tahu bahwa uang pak Yudha hampir habis karena tingkah laku Marni.Yang paling membuat jengkel adalah saat mengetahui bahwa ternyata Pak Yudha suami sah nya masih menyembunyikan semua keburukan yang dilakukan oleh Marni entah apa alasannya.Mungkin karena Pak Yudha tidak ingin Rania marah atau karena Pak Yudha enggan terlibat pada permasalahan yang jauh lebih besar atau mungkin karena Pak Yudha masih mencintai Marni sehingga dia tidak mau ada permasalahan yang menimpa Marni.Pagi itu saat sarapan pagi bersama di meja makan, Rania melihat wajah Pak Yudha sepertinya tidak tenang seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkan. Rania menjadi bin
Hari berganti, bulan berjalan, Pak Yudha terus berada di dalam rumah Rania sebagai istrinya yang sah. Rania sangat menikmati keberadaan Pak Yudha. Dia sudah tidak memiliki kecurigaan lagi karena jelas Pak Yudha mengatakan bahwa antara Pak Yudha dengan Marni sudah bercerai.Meski kadang kekhawatiran itu muncul karena dipacu oleh ketakutan yang kadang datangnamun sebisa mungkin Rania menahan semuanya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Yang penting sekarang adalah kemauan dan kemampuan Rania untuk memperbaiki keadaan, untuk melayani dengan baik dan juga untuk membahagiakan Pak Yudha supaya hati laki-laki itu tidak pergi kemanapun.Bahasa yang lebih tepat adalah Rania berusaha untuk merawat Pak Yudha, merawat cintanya secara lahir maupun batin.Setidaknya itulah yang Rania rasakan saat ini meskipun beberapa hari belakangan Rania melihat ada sesuatu
Pagi ini Pak Yudha terbangun dari tidurnya. Sudah dari semalam dia tidur di rumah Rania, dia bahkan tidak menceritakan tentang perceraiannya dengan Marni.Pak Yudha masih belum siap mengatakan hal itu kepada Rania meskipun sejatinya hal itu adalah cerita yang mungkin paling ditunggu oleh Rania selama ini.Tidak pernah terbesit dalam hati Pak Yuda untuk menikahi Rania kemudian menceraikan Marni. Pernikahan dengan Rania ini awalnya adalah pernikahan main-main saja."Mas, sarapan yuk!! Sarapannya sudah siap, " kata Rania kepada Pak Yudha."Iya, sebentar lagi sayang, Mas mau mandi dulu ya."Rania kemudian mendekati Pak Yudha dengan gaun tidurnya yang sangat indah, rambutnya juga sudah disanggul rapi, pipinya bersemu merah lipstiknya pun menggoda ."Rania boleh ikutan mandi bareng Mas Yudha?".
Marni bukan perempuan biasa yang lantas kemudian dia mudah menyerah atas apa yang sudah dilakukan oleh Rania.Dia merasa sudah cukup lama mengalah, hari ini Marni tidak ingin lagi mengalah lagi, dia sudah lelah terus-menerus berada dalam posisi yang tidak nyaman itu sebabnya dia melakukan banyak kegiatan dengan menghabiskan uangnya berfoya-foya sesuai dengan keinginannya saja.Dulu sebelum Pak Yudha mengenal Rania Marni adalah satu-satunya perempuan yang dicintai bahkan lebih dicintai daripada istrinya sendiri.Tapi setelah mengenal Rania semua menjadi berubah, Pak Yudha menjadi tidak lagi sayang terhadap Marni bahkan janji untuk mengantarkan ke dokter pun Pak Yudha melupakannyaHati Marni menjadi terluka sakitnya terasa luar biasa bila dulu dia bersalah mengijinkan Pak Yudha menikah dengan Rania hanya demi uang yang bakal dia terima. Apakah kesalahan itu
Hari itu Rania bercanda ria dengan Pak Yudha. Pak Yudha tidak pernah tahu bahwa hari ini Rania sudah melakukan sesuatu yang diluar dugaannya dan ia sendiri tidak menyangka bahwa Rania bisa melakukan hal itu.Rania berulangkali menggoda Pak Yudha."Siapa suruh tidurnya kelamaan akhirnya kan nggak bisa ke kampus.""Kamu sih nggak dibangunkan.""Ih Rani, sudah bangunkan bolak-balik dan Mas cuma bilang Hhhhh. . . Iya, iya, nanti.""Sampai capek Rani dibuatnya." Rania menjelaskan."Oh jadi sekarang capek ya melayani aku.""Bukan begitu maksudnya." Rania merajuk seperti anak kecil tetapi hari ini dia bahagia karena Pak Yudha ada di sampingnya. Setidaknya dia berhasil mengalahkan Marni hari ini.Rania bukan tipe perempuan yang mau berbagi, jangankan terhadap Pak Yudha yang luar biasa, dulu semasa menjadi istri Pak Leo pun Rania tidak ingin berbagi, lelah rasanya harus berbagi cinta.Karena, ini hati bukan
Rania baru saja masuk kedalam rumahnya. Ia telah berjalan-jalan berkeliling hari ini. Karena rasa sakitnya terhadap Pak Yudha suaminya itu ternyata benar-benar membuat ia kecewa.Rania langsung masuk kamar, membersihkan tubuhnya kemudian pergi tidur.Ia tidak ingin terus-menerus bergelut dalam permasalahan yang tidak pasti dan sampai hari ini dia tidak menemukan bagaimana caranya agar dia bisa terbebas dari permasalahan bersama Pak Yudha.Rania kemudian melanjutkan tidurnya membiarkan tubuhnya tenang berada di dalam awang-awang.Hingga kemudian alarm ponselnya berbunyi ia meraih ponsel itu dan kemudian mematikannya dengan jemari tangan kanannya lalu ia tidur lagi. Lima menit kemudian ponsel itu berbunyi lagi. Rania kemudian mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk dan meraih ponsel itu lagi, sudah pukul tiga dini hari. Sebentar lagi waktunya subuhAda sebelas panggilan tak terjawab dari Pak Yudha.Rania lupa, tad
Rania meninggalkan Pak Yudha dengan Marni yang menatap dirinya penuh tanda tanya.Rania mencoba menyingkirkan rasa sakitnya, bagaimanapun juga ia merasa tidak nyaman saat ini, tetapi ia tetap harus tegar.Di dalam pikirannya saat ini bagaimana caranya membalas dendam agar Pak Yudha cemburu.Tidak elit rasanya kalau membiarkan dirinya cemburu sendirian.Wow Rania cemburuSemudah itukah membuat Rania cemburu hanya karena Pak Yudha sedang berjalan bersisian dengan Marmi. Tidakkah Rania melihat perbedaan antara dirinya dengan Marni dan laki-laki waras pasti akan berpikir seribu kali untuk meninggalkan Rania."Halo Rania apa kabar ?""Oh Profesor Malik kabar baik, kabar Profesor bagaimana ?""Luar biasa baik dan sepertinya akan semakin baik setelah saya menjumpaimu.""Ah Profesor bisa aja, bercandanya jangan kelewatan.""Beneran, siapa yang tidak bahagia ketemu dengan kamu, sep