"Sudah sejak kapan kau memiliki hubungan dengan Cladios?" tanya Morgan dengan penuh penekanan kepada Cette."Kenapa Anda menanyakan tentang itu kepada saya? Bukankah hubungan kita tidak sedekat itu, hingga saya harus menjawab pertanyaan Anda. Anda jelas bukan sekutu Yang Mulia Pangeran Pertama. Saya juga tidak memiliki alasan untuk mengatakan apa pun kepada Anda. Itu hanya akan membuat posisi Yang Mulia Cashel menjadi semakin berbahaya," tutur Cette panjang lebar tanpa keraguan kepada Morgan. Walaupun ia masih merasa ketakutan kepada Morgan.Morgan tersenyum. "Apa karena Ratu?" tanya Morgan dengan sangat tenang. Seolah ia sedang berusaha untuk memancing Cette berbicara.Cette diam saja tidak menjawab pertanyaan Morgan."Apa kau takut kepada Ratu? Atau ...Cladios yang memintamu untuk melakukan itu?" tanya Morgan lagi."Saya tidak takut kepada Yang Mulia Ratu! Saya membenci Ratu dan semua faksi yang berada di bawahnya. Ter-termasuk Anda juga!" ucap Cette dengan penuh percaya diri dengan
"Sejak kapan Anda mengawasi saya?" tanya Cette karena baru mengetahui bahwa orang yang sudah menanamkan lingkaran sihir penyegel ternyata adalah Morgan."Kau tidak perlu mengecohku, Putri Luvena. Aku tahu kau itu seorang pengendali spirit. Kau juga tahu bahwa aku seorang pengguna Mana pedang!" ketus Morgan kepada Cette."Walaupun Anda seorang pengguna Mana. Tapi diperlukan Mana yang sangat besar untuk menanamkan lingkaran sihir pemblokir atau penyegel di tubuh seseorang. Apalagi kepada saya yang merupakan pengendali spirit. Atau mungkin Anda ....""Aku pernah tinggal di Elven Forest!" potong Morgan cepat."Elven Forest? Maksud Anda hutannya para Elf?" tanya Cette sedikit terkejut dengan satu fakta yang tidak pernah dituliskan di dalam novel."Aku sudah terbiasa dengan berbagai macam Mana yang ada di sekitarku. Aku sensitif terhadap Mana dan energi sihir. Sekecil apa pun itu, aku langsung bisa mengenalinya dan dari mana asalnya," jelas Morgan atas pertanyaan Cette."Anda benar-benar pe
"Anda masih waras, kan?!!" seru Cette dengan membelalakkan kedua matanya di depan Morgan."Apa maksud ucapanmu itu, Putri Luvena?" sergah Morgan kepada Cette yang baru saja mengatainya tidak waras.Bagaimana mungkin Cette tidak terkejut, ketika Morgan yang seharusnya melakukan apa pun demi menghalangi Cashel untuk naik ke atas takhta dan menggulingkan Raja. Semua itu ia lakukan untuk balas dendam atas hasutan dari Ratu. Tapi sekarang ia malah mengatakan bahwa dirinya tidak menginginkannya?"Kau mengatakan aku tidak waras?" tanya Morgan lagi kepada Cette yang masih diam dengan gelagat yang kelimpungan."Ah, ma-maksud saya ..." Cette kelabakan untuk menjawab Morgan. "Astaga! Tanpa sadar aku keceplosan ngomong gitu. Aku gak bakalan mati, 'kan ini?" batin Cette mulai meragukan keselamatannya.Morgan kembali mendekati Cette dan memojokkannya ke jendela yang ada di belakangnya. Ia menaruh tangan kanannya di jendela untuk mengunci pergerakan Cette. Kemudian ia menatap Cette penuh dengan aura
"Kenapa saya harus menerima tawaran Anda?" tanya Cette kepada Morgan. "Saya tidak melihat bahwa saya akan mendapatkan keuntungan dari pertunangan ini."Bukannya menjawab pertanyaan Cette, Morgan malah tertawa kecil. Hal tersebut justru semakin membuat Cette geram."Putri Luvena, sepertinya kamu benar-benar tidak mengetahui apa-apa ya?" tanya Morgan bersamaan dengan tawa kecilnya itu."Apa maksud Anda?!" Cette semakin kesal."Adik Anda!" seru Morgan singkat."Adikku? Kenapa Anda tiba-tiba membahas Gitte? Apa yang hendak Anda lakukan kepadanya? Saya peringatkan Anda, jangan pernah berani-beraninya Anda menyentuh adik saya!" seru Cette memberikan peringatan kepada Morgan.Melihat Cette yang sudah dipenuhi dengan luapan amarah itu, reaksi Morgan bukannya marah. Ia malah memasang ekspresi bingung sambil mengerutkan dahinya."Apa Anda tidak tahu tentang adik Anda yang mendapatkan bantuan dari para penyihir untuk tetap hidup?" tanya Morgan dengan tidak yakin kepada Cette. Karena menurutnya,
Masih di pembicaraan antara Cette dan Morgan. Setelah Morgan menjelaskan mengenai situasi yang sedang dihadapi oleh adik Cette yang ternyata seorang pengguna Mana Sihir dan membutuhkan bantuan dari penyihir. Akhirnya, Cette mulai paham kenapa Morgan menargetkan dirinya.Intinya, kalau Cette mau menjadi tunangannya, maka Morgan akan membantu Cette dalam mengurus penyihir untuk membantu Gitte.Namun, di satu sisi Cette belum menemukan keuntungan yang akan didapatkan oleh Morgan bila mereka melakukan pertunangan kontrak. Walaupun sebelumnya Morgan telah mengatakan bahwa ia membutuhkannya. Tapi Morgan belum menjelaskan secara detail apa yang ia butuhkan dari Cette.“Lalu, apa keuntungan pertunangan kontrak ini untuk Anda?” tanya Cette akhirnya.“Aku membutuhkan seorang tunangan, agar Ratu tidak menjodohkanku dengan wanita yang dipilihnya melalui pernikahan politik,” jawab Morgan atas pertanyaan Cette.“Memang apa yang salah dengan itu? Bukannya itu jauh lebih mudah untuk Anda lakukan, dar
Keesokan harinya, seperti biasa Lillian datang untuk membangunkan Cette di kamarnya.“Selamat pagi, Nona!” seru Lillian sambil membuka tirai jendela yang ada di kamar itu. “Apa istirahat Anda menyenangkan?”Cette membuka paksa kedua matanya karena mendengar sapaan dari Lillian. Mata dengan lingkaran hitam yang mencolok karena kurang tidur tertampil dari kedua mata berwarna peridoth milik Cette.Cette hanya berbaring sambil terbengong membayangkan apa yang sudah terjadi padanya tadi malam.“Apa aku semalam bermimpi?” batin Cette tidak tahu harus memercayai yang mana. Ia bahkan tidak tahu situasi yang ia hadapi malam itu adalah kenyataan atau hanya mimpi.“Nona, lingkar mata Anda menghitam. Apa Anda tidak bisa tidur tadi malam?” tanya Lillian saat menyadari ada yang berbeda dengan penampilan Cette.“Tolong jangan tanyakan apa yang terjadi tadi malam, Lillian. Aku tidak ingin mengingatnya,” jawab Cette masih dengan raut wajah bengong yang belum diubahnya.“Apa Anda baik-baik saja? Kenapa
Kini, Lillian membantu Cette untuk memakai gaun mewah yang sudah dipersiapkan satu minggu sebelumnya untuk menyambut perjamuan hari itu.Warna biru tua adalah warna yang dipilih oleh Lillian untuk dikenakan oleh Cette. Karena saking banyaknya gaun di dalam katalog, Cette sampai bingung harus memilih warna dan akhinya Cette memercayakannya kepada Lillian. Padahal saat menjadi Jia dulu, itu saat ia masih bekerja sebagai desainer pemula, Cette berpikir bahwa ia akan memakai semua warna yang ada di katalog.Rambut Cette yang panjang dan ikal digelung ke belakang, agar kelihatan lebih rapi.Aksesori mahal turut membalut seluruh tubuhnya ; permata, kalung, gelang, anting, bahkan sepatunya juga mewah. Untungnya, waktu itu Cette tidak memilih gaun yang terlalu mengembang, melainkan gaun yang mengikuti lekukan tubuhnya. Ya, walaupun Cette sedikit merasa tersiksa karena harus memakai korset, agar tubuhnya terlihat lebih ramping.Saat Lillian tengah sibuk dalam mendandani Nonanya, seseorang menge
“Nona Cette, selamat atas kesembuhan Anda!” seru seorang wanita cantik dengan rambut panjang berwarna merah dan memakai gaun mengembang dengan warna yang sama dengan rambutnya. Nama Lady itu adalah RUWEINA, ia berasal dari keluarga Baron Clare.“Terima kasih, Nona …?” balas Cette dengan senyuman. Walaupun di bagian nama si Nona, ia sengaja menghentikan kata-katanya. Saat ini peran Cette masih sama, yaitu menjadi Putri Bangsawan yang baru sadar dari koma dan mengalami amnesia.“Saya Ruweina dari keluarga Baron Clare,” tutur Ruweina menyebutkan namanya dengan lengkap.“Ah, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Nona Ruweina Clare. Saya juga ingin meminta maaf atas keterbatasan ini, hingga melupakan nama Anda. Senang bertemu dengan Anda, Nona!” sambung Cette dengan senyuman tulus di wajahnya. Walaupun ada sedikit kebohongan dari kata-katanya.“Kemarin saya mengirimkan hadiah untuk Nona. Apakah Anda sudah menerimanya?” tanya Ruweina dengan raut wajah berbinar berharap dirinya di