Beranda / Romansa / Tukar Pasangan (Jodoh)? / Bab 98. Titik Terang

Share

Bab 98. Titik Terang

Penulis: Fiska Aimma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-11 21:51:09
Mataku perlahan terbuka ketika mencium bau obat-obatan yang membuatku mual dan yang pertama kali kulihat adalah langit-langit ruangan yang bercat putih.

Aku nggak sadar bagaimana caranya aku bisa sampai di sini. Hanya saat ini kurasakan kepalaku kembali berdenyut, rasanya seolah-olah kepala ini ditusuk ribuan paku. Sakitnya nggak kira-kira hingga aku mengeluarkan sebuah rintihan kecil.

"Aww!"

"Eh, Jingga udah bangun? Tsabit! Tsania! Jingga udah bangun!" Suara lantang Bu Zela yang antusias membuat dua orang tetiba datang masuk ke ruagan.

"Alhamdullilah ya Allah. Jingga ... akhirnya kamu bangun Ga," ujar Tsabit dengan nada parau dan berat. Pria itu terlihat lega, begitu juga gadis yang ada di sampingnya. Aku tersenyum lemah kepada mereka, bersyukur bisa melihat kedua adik iparku lagi.

Pandanganku teralih pada Ibu mertuaku. "Kenapa Jingga bisa di sini, Bu?" tanyaku bingung. Sepertinya aku mengalami disorientasi waktu juga tempat.

"Kamu pingsan Jingga, kepala kamu kayaknya dibentur oleh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 99. Ketahuan

    Seminggu telah berlalu pasca insiden tapi Mas aksa masih betah tertidur di atas ranjang ICU. Di sisi lain aku pun sama masih tetap bolak-balik kampus dan rumah sakit sambil mengerjakan tugas kuliah. Aku ingin ketika Mas Aksa siuman dia akan merasa bangga karena istrinya telah mengerjakan skripsi.Malam ini, seperti biasanya sepulang dari kampus aku langsung menjenguk suamiku. Aku tidak boleh telat karena kasian pada Bu Zela, Pak Alfa atau Tsania yang kadang menggantikanku menjaga Mas Aksa saat kuliah.Kok, cuman mereka bertiga ke mana Tsabit? Aku tahu pasti banyak yang bertanya tentang itu.Nah itulah masalahnya. Usai pertemuan kami terakhir di kafe di mana dia mengungkapkan perasaannya dan diakhiri dengan adegan mengejar Hana, Tsabit seolah menghindariku. Entah apa alasannya tapi dia tiba-tiba menjadi orang asing. Namun, meski menjadi berbeda anehnya aku malah bersyukur karena dengan begini Tsabit dan aku jadi bisa menjaga satu sama lain. Terutama kata Bu Zela, baik Tsabit atau Hana

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 100. Pengakuan Jujur

    Tinggal satu hari lagi Mas Aksa berada di rumah sakit, akhirnya setelah lebih dari seminggu berada dalam observasi, besok nanti Mas Aksa diperbolehkan pulang karena tampaknya fisik Mas Aksa lebih cepat pulih dari perkiraan. Selama Mas Aksa di rumah sakit aku tidak pernah absen menemaninya kadang juga aku sampai mengerjakan skripsi di sini. Kupikir, selaku dosen sepatutnya Mas Aksa juga bisa membantu. Namun, ternyata memiliki suami dokter dan dosen sekaligus gak bagus juga, sebab terkadang kalau udah datang bawelnya aku suka berasa dengerin ceramah non stop. Otak Mas Aksa yang memiliki kecerdasan nasional di atas rata-rata sepertinya jomplang sekali dengan otakku yang hanya sesendok, sehingga ketika dia memberikan arahan, alhasil aku hanya bisa bengong sambil ngupil. "Mas, kayaknya aku gak usah sarjana aja deh, aku nyerah." Aku menelungkupkan tangan di atas meja yang ada di ruang rawat VIP. Rasanya kepalaku udah mau pecah gara-gara dari pagi sampai sore gak henti menelaah buku. Di

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 101. Ending Suamiku Majikanku (Tukar Pasangan 2)

    Tak kusangka, ternyata punya suami sekaligus dosen pembimbing skripsi ada enak dan gak enaknya. Sebulan paska dinyatakan sembuh seperti biasa Mas Aksa langsung beraksi, dia gencar sekali membantuku membuat tugas akhir dan tetek bengeknya. Sumpah, di satu sisi aku senang ada yang mengajari tapi di sisi lain aku berasa lagi diceramahi non stop jika aku salah.Bagiku yang gampang baper ini terkadang semua nasehat Mas Aksa yang disebutkan, persis guru BP yang sedang memarahi anak muridnya. Untunglah, aku enggak sampai diskors jadi istri, kalau itu sampai terjadi, apa bedanya aku dengan mahasiswanya? Bisa-bisa aku dapat ipk jelek sebagai istri dosen killer satu ini.Namun, terlepas dari semua itu hari ini aku benar-benar merasa bersyukur. Karena di tengah perjuanganku lulus aku mendapat info kalau si Kalila dan Nadia sudah taubat sehingga tidak akan mengganggu kami lagi. Nah dikareakan kabar gembira itu, siang ini gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba Mas Aksa mengajakku untuk makan sian

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 102. Istri Bayaran 500 Juta (Tukar Pasangan 3)

    POV Hana "Saya terima nikah dan kawinnya Hana Anastasia Al Husna binti almarhum Ferdi Hamami dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.""Bagaimana para saksi? Sah?""Sah."Terdengar semua orang bersuka cita kecuali aku. Di saat semua pengantin wanita menitikkan air mata karena terharu bahagia, aku justru menangis karena setelah akad ini hidupku akan berubah 180 derajat dan akan sangat menyedihkan setelah menikah dengan Tsabit. Aku memalingkan wajah ke samping untuk melihat wajah pria yang tiba-tiba sudah menjadi suamiku. Setelah menyematkan cincin di jari manisku, Tsabit mencium keningku antar ikhlas dan enggak. "Gak usah manyun, saya juga malas nyium kamu, tersenyumlah meski pura-pura," bisik Tsabit sambil tersenyum mengejek."Berisik!" desisku sebal. Walau dengan kekesalan yang menggunung, aku yang sudah ingin mencekik suami di sebelahku terpaksa harus menahan diri karena malu.Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Seperti yang telah ditentukan oleh kedua keluarga, pernikahan i

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 103. Pesona

    Ini pernikahan bukan pesugihan, tentu aku tahu itu tapi kupikir apa salahnya jika menganggap perjanjianku dengan Tsabit adalah ladang uang. Tsabit membutuhkan aku untuk mengelabui keluarganya dan aku membutuhkan Tsabit buat bayar hutang Mamak dan membeli rumah sendiri. Asal tahu saja rumahku di kampung itu benar-benar mengkhawatirkan. Atapnya saja bolong dan dindingnya udah penuh dengan coretan. Kayaknya kalau ada hujan topan yang agak brutal bisa ambruk jadi kepingan. Dikarenakan alasan memalukan itu, Mamak paling gak mau bawa keluarga Tsabit datang ke Dusun Kenyot pasalnya takut syok lihat kemiskinan kami yang bukan di bawah garis lagi. Namun, apa daya Bu Zela bersikeras anaknya yang bernama Tsabit ini harus datang ke kampung. Katanya, sebagai pengantin pria sudah sepantasnya mengenal kampung pengantin wanita dan besok adalah waktunya.Lampu temaram masih menyala, waktu menunjukan jam sepuluh malam. Seusai tragedi sleting kampret aku duduk berhadapan dengan Tsabit yang masih memasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 104. Gara-Gara Norak

    Tsabit itu gen yang dikecualikan. Ya, bisa dibilang turunan Bu Zela yang paling aneh dan menyebalkan. Berbeda dengan Aksa dan Tsania yang kalem dan bersahaja, Tsabit itu lebih ke diktator dan jutek. Pokoknya bisa dibilang bagiku Tsabit itu 1% baik dan 99% galak. Jadi, gak heran jika aku tercengang ketika dia mau datang ke desa dusun kenyot tanpa syarat apa pun. Siang ini, sesuai rencana setelah menyelesaikan berbagai urusan, akhirnya kami berangkat juga ke kampung halaman. Tidak seperti biasanya yang menggunakan supir, kali ini pria tampan itu memilih menjalankan mobilnya sendiri dari kota Bandung menuju ke desa dusun kenyot yang letaknya berada di kaki gunung Tampo Mas. Sepanjang perjalanan aku gelisah melihat ke luar kaca. Bingung dan deg-degan, aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskan situasi di desa nanti pada Tsabit karena pastinya keadaan di dusun akan berbeda dengan kota. Sejauh penyelidikanku, Tsabit ini termasuk lelaki yang terkadang kurang bisa beradaptasi dengan sekelili

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 105. Cemas

    POV AUTHORTsabit melihat lurus ke cermin, kemeja koko yang ia pesan dari designer terkenal itu tampak sangat mewah di badannya. Rencananya dia akan memakai kemko itu untuk acara pengajian sekaligus syukuran yang akan diadakan malam ini.Cukup lama Tsabit tercenung di depan kaca sampai akhirnya pria itu tersenyum geli sambil mengusap kepalanya yang benjol akibat didorong Hana tadi sore. Hanya karena gadis itu takut bibir mereka bersentuhan, Hana sampai melakukan tindakan seekstrim itu.Anehnya, Tsabit sama sekali tak marah. Dia malah merasa kejadian itu membuat Hana semakin lucu dan menggemaskan.Walau sebenarnya, sampai detik ini Tsabit masih tak percaya kalau dia bisa memperistri Hana yang merupakan gadis mantan preman dan juga berasal dari keluarga sederhana kayak Jingga. Dulu, Tsabit sempat berpikir kalau dia gak mungkin bisa cocok sama Hana karena Jingga telah memenuhi hatinya tapi entah mengapa ada yang aneh dalam perasaannya akhir-akhir ini. Melihat Hana yang bar-bar, Tsabit ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 106. Anak Beda Ayah

    "Mak, pokoknya Tari mau pulang. Kenapa Mamak gak bilang kalau Tsabit itu ganteng dan pengusaha kaya? Mamak jahat! Pokoknya Tari mau ngambil hak punya Tari." "Ya Mamak tahu kalau itu adalah hak kamu tapi mereka sudah menikah Tari. Kamu gak bisa ambil begitu saja. Salah sendiri kamu jual mahal, pakai acara kabur segala dan tidak mau mendengar penjelasan Mamak.""Iya tahu, Tari salah tapi kan pernikahan ini bisa dibatalkan Mak. Emang Mamak mau selamanya Hana mewakili Mamak di keluarga Pak Alfa dibanding Tari? Mamak berubah ya sekarang. lebih suka sama Hana dibanding Tari." "Mamak gak berubah Tari. Mamak tetep milih kamu. Ya udah Sekarang gini aja, kalau nanti Tsabit suka ketika melihat kamu mungkin Mamak akan mendukung karena bagaimana pun sampai saat ini Mamak merasa Hana beda banget sama kamu. Kau lihat dia, Mamak pikir suatu saat adik kamu akan mempermalukan Mamak lagi kayak dulu pas dia ketahuan malak sopir truk."Aku menghela napas dalam ketika benak ini kembali terngiang-ngiang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22

Bab terbaru

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tamat (Ending)

    Sebulan kemudian."Senangnya dalam hati, kalau bersuami kaya. Oh dunia, serasa aku yang punya cikicik ... asyik-asyik Jos!""Eh, bentar! Kok aku jadi nyanyi begituan, ya?"Gue terkekeh kecil mengingat lagu apa yang sedang gue senandungkan sekarang ini. Mengingat kalau hari ini kami ada di Singapura tak ayal membuat wajah gue terus tersenyum merekah dan menyanyi tanpa henti.Seperti yang sudah dibahas tempo hari, setelah kami melakukan klarifikasi di sekolah dan membuat Alina juga Januar berurusan dengan hukum karena kelakuannya yang telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, kami pun melakukan honeymoon untuk kesekian kali.Ohoo! Jujur, sebenarnya ini bukan kali pertama kami menginjakkan kaki di Singapura, semenjak resmi jadi pasangan sungguhan kerjaan Pak Zian bawa gue ke sini mulu. Katanya dia ingin nostalgia karena waktu kecil pernah tinggal di sini sekaligus honeymoon yang sekarang kayaknya bakal rada lama karena kami ingin merayakan berhasilnya membuat

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Klarifikasi

    Selepas mendengar indo dari Pak Zian kalau Alina telah memfitnahnya gue langsung mengecek kondisi sekolah, jika info tentang Pak Zian sampai di rumah sakit pastinya ke sekolah pun ada rumor tersebut. Nyatanya yang gue takutkan terjadi. Sesuai dugaan, ketika gue sampai di sekolah tiba-tiba Pak Joan dan Bu Hani yang tetap jadi sahabat gue langsung nyamperin. Mereka bilang di sekolah udah beredar kabar yang gak mengenakan yaitu katanya gue udah merebut Pak Zian dari Bu Alina dan katanya Pak Zian digosipkan mandul.Brengsek emang si Alina! Bisa-bisanya dia menyebar info yang gak berdasar itu.Saking banyaknya gosip di luaran sampai-sampai gue bisa dengan jelas semua umpatan juga sindiran yang dilayangkan ke gue. Tapi, terlepas dari semua itu gue udah tahu ini adalah salah satu resiko yang harus dihadapi. Semenjak memutuskan untuk memberi Pak Zian kesempatan kedua gue merasa udah siap apa pun yang terjadi tapi sayangnya gue gak prediksi akan separah ini. Coba bayangkan aja, masa Alina bil

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Fitnah

    Pak Zian kecewa berat. Setelah gue mengatakan kalau hari ini gak jadi 'ena-ena' dia mematung bak manekin. Bibirnya yang sejak tadi udah nyosor-nyosor aja langsung ditarik menjauh."Apa? Tsan? Kamu kenapa?" tanyanya tercekat. Wajahnya yang sudah semangat 45 mendadak memucat. "Saya mens, Mas. Menstruasi," jawab gue lebih lugas. Takutnya dia terlalu syok hingga telinganya mengalami ganteng 'gangguan telinga'."Astaghfirullah!"Tubuh Pak Zian seketika mundur dengan frustasi sampai menyentuh dinding. "Jadi, kita gak bisa bikin anak? Jadi Mas, gak bisa ibadah syurga sekarang?" selanya seolah masih tak percaya. Gue menggelengkan kepala. "Enggak Mas, maaf yak. Seminggu lagi mungkin," jawab gue sambil menepuk punggungnya menyabarkan.Rasa penyesalan langsung menelusup tapi mau gimana lagi, masa dipaksakan? Kan gak mungkin. Dosa!Pak Zian membasahi bibirnya yang terlihat kering sambil berjalan lunglai ke arah tempat tidur. "Jadi, ide beriliannya gak bisa dilakukan sekarang, ya?" tanyanya ko

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tekotek?

    "Ma-maksud Bapak apa? Kenapa saya harus menjawab? Dan kenapa--""Jawab saja Tsan, jika saya suami kamu apakah kamu akan menerima saya?" tanya Pak Zian memutus ucapan gue dengan tatapan yang tajam seolah hendak membolongi kepala gue.Entah mengapa gue merasa dia bertanya seolah-olah sedang takut kehilangan dan ini membuat kecurigaan gue sama dia kian membesar.Melihat itu, gue mengepalkan tangan kuat. "Baiklah, saya akan jawab. Jika saya memiliki suami seperti Pak Zian mungkin saya ...." Gue menarik napas dalam sejenak, "akan menerimanya," jawab gue lirih.Mendapat jawaban itu dari gue, samar mata gue menangkap Pak Zian menghembuskan napas lega dan dia pun mencondongkan badan ke depan penuh perhatian. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tampan. "Alhamdullilah. Kalau begitu saya gak salah memilih istri. Kamu memang beda Tsan."Deg."Istri?" Gue sontak tercengang mendengar pernyataan Pak Zian. "Maksud Bapak apa? Kenapa menyebut istri? Jujur, Pak! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Bongkar Rahasia

    Pak Zian mengepalkan tangan sampai kukunya memutih karena sekuat tenaga menahan amarah. Kerut-kerut tajam mulai muncul di sudut mulut Pak Zian dan kulit pipinya menegang.Di saat membingungkan seperti sekarang. Jujur, gue tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah pertikaian keduanya sebab gue sendiri juga masih syok.Gue gak nyangka Bu Ayu bisa membongkar kebusukan Alina tepat di saat kami mau memasuki rumahnya.Gue bertanya-tanya. Haruskah sekarang gue jadi wasit? Atau ikut jadi pemain juga? Tapi, dibanding kena semprot gue memilih diam saja, auranya gak bagus buat ikut campur tapi honestly gue suka keributan ini.Sangat suka!Suruh siapa si kuntilanak itu ngambil kesempatan dalam kesempitan? Udah tahu dia yang selingkuh dan zina, masih mau berlaga polos dan merebut Pak Zian kembali lagi.Sekarang, rasakan akibatnya!"Mas, Mas, Ibu bohong! Janin ini milikmu, ini anakmu Mas!""Shut your fuckin mouth up, Alina! Berhenti bikin alasan! I told you, jika kamu memang selingkuh akui saja

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Rencana Ibu Mertua

    Selama gue jadi menantu kalau diingat-ingat gue jarang banget pergi ke rumah mertua. Mungkin kedatangan gue buat berkunjung bisa dihitung dengan jari tapi kali ini gue rasa akan lebih sering bahkan gue bakal tinggal di sana. Sejujurnya, sampai detik ini gue masih tak percaya bahwa akhirnya gue akan menjadi istri yang gak dianggap. Gue masih ingat, dulu gue pergi ke rumah Bu Ayu--mertua gue sebagai istri yang ditunggu dengan digandeng Pak Zian tapi sekarang situasinya berbeda. Lelaki yang sebelumnya ada buat gue malah berada di samping mantan istrinya.Dan gue terpaksa menginjakan kaki di rumah ibu dengan status sebagai asisten di mata Pak Zian.'Huft! Miris sekali.' Gue menghembuskan napas dalam.Sepanjang perjalanan menuju ke rumah ibu mertua. Sejujurnya, gue ingin sekali cepat sampai tapi apa daya gue harus bersabar karena jalanan macet.Alhasil, dengan sangat terpaksa gue harus menjadi kambing congek selama ada di mobil Pak Zian. Setelah Alina memergoki kami di ruang inap VIP seb

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Confess

    "Saya menolak tawaran Mbak! Saya tidak mau Mbak jadi madu saya!""Kenapa? Apa salahnya? Coba kamu pikirkan Tsan, jika saya jadi istri kedua Zian, kita bisa saling mengasihi selayaknya keluarga, kan? Kita berdua akan merawat Zian! Kita gak perlu berpura-pura!""Bullshit! Jangan berharap! Ingat Mbak, sebelum kejadian ini Mbak telah mengkhianatinya dan pikirkan bayi dalam perut Mbak sendiri! Paham?! Camkan! Sampai kapan pun saya gak akan membiarkan Mbak mengambil Mas Zian! Permisi!"Dan setelah mengatakan penolakan gue yang tegas pada Alina, tanpa menunggu jawaban si iblis betina itu, gue pun pergi tanpa menoleh lagi.Gue bertekad gak akan membiarkan dia mengambil kesempatan dalam sandiwara ini.Never!(***)Gue mendesah mengingat percakapan beberapa hari yang lalu dengan Alina di kantin. Jujur, gara-gara tawaran gila tersebut sampai sekarang gue masih punya amarah yang belum terlampiaskan. Akibatnya, malam ini mata gue malas terpejam. Padahal waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari.

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tawaran Gila

    Gue tahu bahwa dalam setiap kehidupan itu selalu ada perjuangan. Gue juga tahu kalau gak setiap hal sesuai keinginan tapi kali ini takdir sepenuhnya udah bikin gue serasa dihempaskan ke lembah terdalam.Gue berjalan gontai di sepanjang lorong rumah sakit, usai pembicaraan panjang dengan mertua, gue pun udah punya keputusan yaitu mulai hari ini gue harus berpura-pura menjadi 'orang lain' bagi Pak Zian. Meski perih gue harus sanggup sampai suami gue mampu mengingat semuanya.Namun, masalahnya sampai kapan gue bisa bertahan? Sampai kapan? Sementara membayangkan Alina ada di samping Pak Zian aja udah bikin gue sakit apalagi mengakuinya sebagai istri. Ah, gue akuin ini emang berat, tetap aja gue gak mau menyerah. Gue mau tetap berada di samping Pak Zian seperti dia mencintai gue sebelumnya.Selepas sepuluh menit berjalan di sepanjang lorong tanpa terasa kaki gue yang lemah udah mengantarkan badan ini sampai ke depan ruangan Pak Zian.Gue menarik napas dalam dan hendak memasang wajah yang

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Nyali Seorang Istri

    Amnesia? Gimana bisa Pak Zian mengalami amnesia? Kenapa Mas Tsabit bilang dia gak mengenal gue?Agh, shit! Gue gak percaya. Mustahil suami gue bisa melupakan gue gitu aja.Gue mendesis lelah sepanjang perjalanan menuju ruang rawat VIP yang menjadi tempat di mana Pak Zian kini dirawat. Kata Mas Tsabit di telepon tadi, suami gue diputuskan pindah ke sana sesuai arahan dokter karena keadaannya berangsur pulih.Sampai di depan pintu, entah kenapa kaki ini jadi ragu untuk melangkah. Gue merasa ada ketakutan yang tiba-tiba menelusup dan membuat gue ingin kabur. Namun, ini bukan waktunya untuk melarikan diri karena gue ingin menemuinya.Gue senang dia sadar. Itu yang lebih penting dari apa pun. Gue rindu!"Mas Zian ...."Cklek.Gue membuka perlahan pintu yang tertutup. Di dalam ruangan terlihat seorang tengah berbaring dengan kaki yang digips, tangan dan kepala yang diperban persis mumi yang baru saja bangkit. Gue tercenung, mata kami beradu pandang pertama kali. "ADEK PENOLONG!?" Pak Zia

DMCA.com Protection Status