Share

Bab 86. Gamang

Penulis: Fiska Aimma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-31 09:43:18
"Jingga. Siapa yang menelepon? Kenapa kamu kayaknya kesel?"

Mas Aksa kembali menanyaiku karena aku masih diam. Rupanya karena terlalu fokus meneelepon aku sampai tidak mendengar derit pintu apartemen yang dibuka oleh Mas Aksa.

"Jingga?" ulang Mas Aksa semakin intens. Pria itu menjatuhkan tas kerjanya serampang seraya menghampiriku.

Jujur, saat ini aku ingin sekali mengatakan kalau yang menghubungiku itu adalah wanita asing yang mengancam tidak akan membiarkanku bahagia bersama Mas Aksa tapi aku takut membuat lelaki di depanku ini semakin khawatir. Jadi, aku hanya menggumam pendek.

"Hm, gak tahu Mas salah sambung," jawabku sambil memaksakan senyum.

"Ah, syukurlah. Mas cemas takutnya ada yang mau jahatin kamu," ucapnya seraya masuk ke kamar dan memeluk tiba-tiba. "Kamu tahu gak pas ponsel kamu mati, Mas khawatir banget sama kamu apalagi tadi hujan gede. Mas hubungin kamu terus sampai meriksa pasien aja gak konsen."

"Loh, kenapa gak konsen?"

"Mas kangen."

"Heh?" Badanku yang tadi te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Nurul aeni
semangat jingggaaaaaaa,,jangan menyerah....btw makaish Thor udah up banyaaakk...happy bangettt......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 87. Rasa Bersalah

    POV Author.Susana rumah sakit pagi itu cukup ramai dan Aksa baru saja beristirahat setelah semalaman dia harus berjibaku dalam operasi penyelamatan Nadia. Dengan lelah, Aksa menyandarkan bahunya di kursi hidrolik yang ada di ruangan. Duduk santai sambil melihat ke arah layar di mana wajah Jingga yang menjadi penghiasnya. Aksa tersenyum sambil membelai layar seakan yang ia belai adalah sosok yang ada di dalam foto. Pria itu sebenarnya sangat rindu dan ingin kembali ke rumah menemui gadisnya tapi sayangnya Nadia masih belum melewati masa kritis. Benturan yang cukup keras karena kecelakaan tunggal yang dialami membuat Nadia harus dirawat di ICU pasca operasi dan sialnya Aksa harus bertanggung jawab akan itu. Aksa yang berpegang teguh pada janjinya sebagai lelaki membuat dirinya sulit bersikap gak perduli ketika harus menyelamatkan nyawa istri sahabatnya itu. Terlebih Nadia masih punya Rara--anak semata wayang hasil pernikahannya dan Rangga, dalam usianya yang genap lima tahun tentau ana

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 88. Malam Panas

    "Jadi kamu sengaja pulang malam agar diantar Tsabit?" Itulah kalimat pertama yang aku dengar ketika diri ini baru saja menutup pintu apartemen setelah menyimpan bunga di vas. Aku reflek menoleh ke arah sumber suara dan mataku seketika membelalak terkejut melihat sosok pria muncul dari balik tembok seolah sudah lama bersembunyi. "Astaghfirullah! Mas Aksa? Mas udah pulang?" tanyaku kaget sekaligus tak menyangka.Bukan apa-apa, masalahnya aku masih mengira Mas Aksa ada di rumah sakit. Jadi, agak syok melihatnya tiba-tiba sudah ada di sini."Ya udah, saya udah pulang lebih awal dibanding kamu. Sekarang, jawab pertanyaan saya! Kenapa kamu gak angkat telepon saya? Dan kenapa kamu gak bilang mau ke mana?" tanya Mas Aksa dengan sikap dingin. Sepertinya dia belum tahu kalau ponselku tertinggal di rumah.Aku berdehem sekali, menggosok punggung tangan dengan tiga jari. "Oh itu, aku lupa Mas ponselnya ketinggalan. Maaf ya Mas? Betewe kabar Nadia gimana? Masa kritisnya udah lewat kan?" tanyaku me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 89. Cincin Kawin

    Aku menguap sesekali mengusir kantuk tapi gagal, mata setengah watt dan hidung berair menyempurnakan penderitaan seorang mahasiswi tingkat lawas sepertiku. Pekerjaan rumah tangga seharian dan pergumulan yang menyita jiwa dan raga tak ayal membuatku sangat lelah, hingga aku merasa waktuku 24 jam ini tak cukup untuk mengerjakan semua kewajiban. Apalagi jika mengingat tentang hubungan Mas Aksa dan masa lalunya yang masih teka-teki ... wadidaw! Kepalaku ini rasanya benar-benar mau pecah.Sekarang aku paham, kenapa Bu Zela suka senewen kalau anak-anaknya suka bikin onar ternyata segini susahnya jadi istri dan ibu rumah tangga.Aku jadi kepikiran, gimana nasibku nanti kalau jadi ibu dari anak-anak Mas Aksa? Apakah aku akan bisa sesabar Bu Zela atau Si Mbok? Mengingat baru segini aja, badanku kayaknya udah mau jompo aja.Eh, tapi terlepas dari kesulitan yang kuhadapi tetap saja tak bisa dibohongi membayangkan kalau suatu saat aku akan punya anak, rasanya pasti senang. Lalu, sembari berceng

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 90. Hembusan Fitnah

    Aku menatap perempuan yang ada di depanku dengan wajah datar. Sudah lima belas menit berlalu aku dan Kalila duduk berhadapan di meja kafe tapi wanita di depanku belum juga bersuara. Tadinya, aku malas sekali menemui perempuan yang telah berselingkuh dengan Bang Deni ini tapi dia terus memohon hingga aku tak ada pilihan selain menemuinya.Entah apa tujuannya tapi kuakui kalau aku penasaran. Kalila hanya tersenyum tipis sambil menyesap teh yang disajikan pramusaji. Kalau dipikir-pikir Kalila tidak berubah banyak, dia tetap seperti dulu manis dan kurus. Hanya aku bisa melihat sedikit perubahan di kantong matanya yang menghitam. Dalam hati aku bertanya-tanya. Mengapa ia datang sendiri? Lalu kemana Bang Deni? Dan banyak lagi pertanyaan lain yang hanya bisa kusimpan sendiri karena gak penting juga untuk diutarakan.Bagiku Kalila dan Deni adalah masa lalu yang sebenarnya menjadi jalan terbaik dari Allah untuk menyatukanku dan Mas Aksa. "Saya sebelumnya mau mengucapkan terima kasih karen

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 91. Perih

    Aku berlari ke arah parkiran, meminjam motor milik Kenzi--adik tingkatku yang kebetulan terparkir dan langsung pergi menuju rumah sakit. Walau keahlian mengemudi motorku masih pra awal dan sudah lama tidak digunakan tapi kali ini aku harus nekat, kurasa jika harus menunggu gojek pasti gak akan keburu. Selama menggebah motor, aku menyetir bagaikan orang kesetanan, menyalip motor dan mobil sudah tanpa perasaan.Mungkin jika ini dalam kondisi normal, aku akan takut melakukannya tapi bayangan Mas Aksa yang sedang bersama Nadia benar-benar menguji keimananku. Aku tak sanggup lagi berpikir jerih dan yang kupikirkan hanya satu yaitu membuktikan kebenaran tentang suamiku. Sungguh, aku lelah terus menerus dicekoki prasangka yang datang dari kanan kiri, aku ingin menghentikan kecurigaan ini. Sialnya, seolah semesta sedang tidak mendukung. Di saat aku terburu-buru, jalanan menuju rumah sakit sore ini ternyata tak mudah ditaklukan. Selain ramai dan banyak orang pulang kerja, beberapa mobil selal

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 92. Keputusan?

    Aku membanting pintu kamar hotel dengan marah. Tanpa sadar punggungku menghantam keras pintu begitu saja. Kakiku lemas karena tidak dapat menahan bobot tubuhku yang limbung. Seketika badanku merosot ke bawah, terduduk di lantai secara mengenaskan. Hancur! Semua hancur! Baru kali ini aku merasa menjadi wanita paling bodoh sedunia. Mengingat kepedihan yang kualami, air mataku seketika merebak dan rasanya gak ada yang tersisa dari diri ini selain keputus-asaan. Satu-satunya hal yang kuinginkan sekarang hanyalah menangis sejadi-jadinya dan berteriak sekencang-kencangnya.Semula aku menyangka, segalanya telah berjalan sempurna dan menyenangkan ketika Mas Aksa mulai bisa tegas kepada Nadia dengan mengalihkan sumber dana tapi sayangnya dia kembali mengecewakanku. Hari ini, di saat seharusnya aku mereguk cinta dalam pernikahan kami, aku malah melihat dengan mata sendiri kalau dia berciuman dengan wanita yang paling aku benci. Sakit, aku sangat sakit. Aku merasa Mas Aksa tak ubahnya sepert

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 93. Rasa Kehilangan?

    POV AksaAku melangkah gontai memasuki kamar apartemen. Suasana sepi yang menyapaku menyadarkan kalau gak ada lagi Jingga di sini. Sehari tanpa Jingga, bagiku benar-benar berat. Biasanya jika aku pulang, wajah Jingga yang ceria akan menghiburku tapi kali ini berbeda. Tak ada lagi sosok yang dengan nyaman bermanja padaku dan tak ada lagi seseorang yang memelukku ketika aku rindu. Hampa. Rasanya begitu sangat hampa. Bahkan apartemen ini terasa seperti kuburan saking sunyinya. Setelah meletakkan tas kerja, aku menyandarkan kepala ke punggung sofa sambil mengeluarkan ponsel. Kupandangi foto-foto Jingga yang tersimpan di galeri ponselku yang diambil tanpa sepengetahuan gadis itu. Wajah Jingga yang manis dan berbagai fose candidnya membuatku cukup terhibur. Namun, ketika menyadari kalau kejadian menyenangkan ini bisa jadi tidak akan terulang, perlahan hatiku terasa semakin remuk seolah dicincang puluhan pisau tajam. Rasa bersalah, cinta, kemarahan dan emosi semuanya seakan menjadi padu d

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 94. Hembusan Fitnah (Dua)

    Aku tersenyum menatap pemandangan indah nan syahdu yang ada di depanku.Dari tadi mataku asyik memengamati aktivitas pagi di desa Ciomas. Kulihat banyak warga yang lalu lalang, dari mulai beberapa warga yang sibuk bercocok tanam sampai anak-anak kecil yang semangat bermain air genangan semuanya tampak bahagia. Inilah suasana yang sudah lama aku rindukan, tanpa sangka setelah belasan tahun tidak pulang situasi di kampungku tidak jauh berbeda. Hanya sedikit perubahannya, salah satunya yaitu jalanan ke sini saja yang mulai bagus dibanding saat dulu aku merantau ke Bandung dan bekerja pada Bu Zela. Diam-diam aku bersyukur, bisa menyaksikan semua ini lagi dari rumah bibikku yang teras belakangnya menghadap langsung ke area persawahan.Aku yakin kalau Bu Zela lihat ini pasti akan senang sekali, mertuaku itu sangat suka dengan kesederhanaan. "Haaah!"Aku mendesah lelah ketika menyadari kalau belum apa-apa hatiku sudah rindu saja pada keluarga Prawira. Tak kupungkiri meski aku memutuskan men

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07

Bab terbaru

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tamat (Ending)

    Sebulan kemudian."Senangnya dalam hati, kalau bersuami kaya. Oh dunia, serasa aku yang punya cikicik ... asyik-asyik Jos!""Eh, bentar! Kok aku jadi nyanyi begituan, ya?"Gue terkekeh kecil mengingat lagu apa yang sedang gue senandungkan sekarang ini. Mengingat kalau hari ini kami ada di Singapura tak ayal membuat wajah gue terus tersenyum merekah dan menyanyi tanpa henti.Seperti yang sudah dibahas tempo hari, setelah kami melakukan klarifikasi di sekolah dan membuat Alina juga Januar berurusan dengan hukum karena kelakuannya yang telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, kami pun melakukan honeymoon untuk kesekian kali.Ohoo! Jujur, sebenarnya ini bukan kali pertama kami menginjakkan kaki di Singapura, semenjak resmi jadi pasangan sungguhan kerjaan Pak Zian bawa gue ke sini mulu. Katanya dia ingin nostalgia karena waktu kecil pernah tinggal di sini sekaligus honeymoon yang sekarang kayaknya bakal rada lama karena kami ingin merayakan berhasilnya membuat

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Klarifikasi

    Selepas mendengar indo dari Pak Zian kalau Alina telah memfitnahnya gue langsung mengecek kondisi sekolah, jika info tentang Pak Zian sampai di rumah sakit pastinya ke sekolah pun ada rumor tersebut. Nyatanya yang gue takutkan terjadi. Sesuai dugaan, ketika gue sampai di sekolah tiba-tiba Pak Joan dan Bu Hani yang tetap jadi sahabat gue langsung nyamperin. Mereka bilang di sekolah udah beredar kabar yang gak mengenakan yaitu katanya gue udah merebut Pak Zian dari Bu Alina dan katanya Pak Zian digosipkan mandul.Brengsek emang si Alina! Bisa-bisanya dia menyebar info yang gak berdasar itu.Saking banyaknya gosip di luaran sampai-sampai gue bisa dengan jelas semua umpatan juga sindiran yang dilayangkan ke gue. Tapi, terlepas dari semua itu gue udah tahu ini adalah salah satu resiko yang harus dihadapi. Semenjak memutuskan untuk memberi Pak Zian kesempatan kedua gue merasa udah siap apa pun yang terjadi tapi sayangnya gue gak prediksi akan separah ini. Coba bayangkan aja, masa Alina bil

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Fitnah

    Pak Zian kecewa berat. Setelah gue mengatakan kalau hari ini gak jadi 'ena-ena' dia mematung bak manekin. Bibirnya yang sejak tadi udah nyosor-nyosor aja langsung ditarik menjauh."Apa? Tsan? Kamu kenapa?" tanyanya tercekat. Wajahnya yang sudah semangat 45 mendadak memucat. "Saya mens, Mas. Menstruasi," jawab gue lebih lugas. Takutnya dia terlalu syok hingga telinganya mengalami ganteng 'gangguan telinga'."Astaghfirullah!"Tubuh Pak Zian seketika mundur dengan frustasi sampai menyentuh dinding. "Jadi, kita gak bisa bikin anak? Jadi Mas, gak bisa ibadah syurga sekarang?" selanya seolah masih tak percaya. Gue menggelengkan kepala. "Enggak Mas, maaf yak. Seminggu lagi mungkin," jawab gue sambil menepuk punggungnya menyabarkan.Rasa penyesalan langsung menelusup tapi mau gimana lagi, masa dipaksakan? Kan gak mungkin. Dosa!Pak Zian membasahi bibirnya yang terlihat kering sambil berjalan lunglai ke arah tempat tidur. "Jadi, ide beriliannya gak bisa dilakukan sekarang, ya?" tanyanya ko

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tekotek?

    "Ma-maksud Bapak apa? Kenapa saya harus menjawab? Dan kenapa--""Jawab saja Tsan, jika saya suami kamu apakah kamu akan menerima saya?" tanya Pak Zian memutus ucapan gue dengan tatapan yang tajam seolah hendak membolongi kepala gue.Entah mengapa gue merasa dia bertanya seolah-olah sedang takut kehilangan dan ini membuat kecurigaan gue sama dia kian membesar.Melihat itu, gue mengepalkan tangan kuat. "Baiklah, saya akan jawab. Jika saya memiliki suami seperti Pak Zian mungkin saya ...." Gue menarik napas dalam sejenak, "akan menerimanya," jawab gue lirih.Mendapat jawaban itu dari gue, samar mata gue menangkap Pak Zian menghembuskan napas lega dan dia pun mencondongkan badan ke depan penuh perhatian. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tampan. "Alhamdullilah. Kalau begitu saya gak salah memilih istri. Kamu memang beda Tsan."Deg."Istri?" Gue sontak tercengang mendengar pernyataan Pak Zian. "Maksud Bapak apa? Kenapa menyebut istri? Jujur, Pak! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Bongkar Rahasia

    Pak Zian mengepalkan tangan sampai kukunya memutih karena sekuat tenaga menahan amarah. Kerut-kerut tajam mulai muncul di sudut mulut Pak Zian dan kulit pipinya menegang.Di saat membingungkan seperti sekarang. Jujur, gue tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah pertikaian keduanya sebab gue sendiri juga masih syok.Gue gak nyangka Bu Ayu bisa membongkar kebusukan Alina tepat di saat kami mau memasuki rumahnya.Gue bertanya-tanya. Haruskah sekarang gue jadi wasit? Atau ikut jadi pemain juga? Tapi, dibanding kena semprot gue memilih diam saja, auranya gak bagus buat ikut campur tapi honestly gue suka keributan ini.Sangat suka!Suruh siapa si kuntilanak itu ngambil kesempatan dalam kesempitan? Udah tahu dia yang selingkuh dan zina, masih mau berlaga polos dan merebut Pak Zian kembali lagi.Sekarang, rasakan akibatnya!"Mas, Mas, Ibu bohong! Janin ini milikmu, ini anakmu Mas!""Shut your fuckin mouth up, Alina! Berhenti bikin alasan! I told you, jika kamu memang selingkuh akui saja

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Rencana Ibu Mertua

    Selama gue jadi menantu kalau diingat-ingat gue jarang banget pergi ke rumah mertua. Mungkin kedatangan gue buat berkunjung bisa dihitung dengan jari tapi kali ini gue rasa akan lebih sering bahkan gue bakal tinggal di sana. Sejujurnya, sampai detik ini gue masih tak percaya bahwa akhirnya gue akan menjadi istri yang gak dianggap. Gue masih ingat, dulu gue pergi ke rumah Bu Ayu--mertua gue sebagai istri yang ditunggu dengan digandeng Pak Zian tapi sekarang situasinya berbeda. Lelaki yang sebelumnya ada buat gue malah berada di samping mantan istrinya.Dan gue terpaksa menginjakan kaki di rumah ibu dengan status sebagai asisten di mata Pak Zian.'Huft! Miris sekali.' Gue menghembuskan napas dalam.Sepanjang perjalanan menuju ke rumah ibu mertua. Sejujurnya, gue ingin sekali cepat sampai tapi apa daya gue harus bersabar karena jalanan macet.Alhasil, dengan sangat terpaksa gue harus menjadi kambing congek selama ada di mobil Pak Zian. Setelah Alina memergoki kami di ruang inap VIP seb

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Confess

    "Saya menolak tawaran Mbak! Saya tidak mau Mbak jadi madu saya!""Kenapa? Apa salahnya? Coba kamu pikirkan Tsan, jika saya jadi istri kedua Zian, kita bisa saling mengasihi selayaknya keluarga, kan? Kita berdua akan merawat Zian! Kita gak perlu berpura-pura!""Bullshit! Jangan berharap! Ingat Mbak, sebelum kejadian ini Mbak telah mengkhianatinya dan pikirkan bayi dalam perut Mbak sendiri! Paham?! Camkan! Sampai kapan pun saya gak akan membiarkan Mbak mengambil Mas Zian! Permisi!"Dan setelah mengatakan penolakan gue yang tegas pada Alina, tanpa menunggu jawaban si iblis betina itu, gue pun pergi tanpa menoleh lagi.Gue bertekad gak akan membiarkan dia mengambil kesempatan dalam sandiwara ini.Never!(***)Gue mendesah mengingat percakapan beberapa hari yang lalu dengan Alina di kantin. Jujur, gara-gara tawaran gila tersebut sampai sekarang gue masih punya amarah yang belum terlampiaskan. Akibatnya, malam ini mata gue malas terpejam. Padahal waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari.

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tawaran Gila

    Gue tahu bahwa dalam setiap kehidupan itu selalu ada perjuangan. Gue juga tahu kalau gak setiap hal sesuai keinginan tapi kali ini takdir sepenuhnya udah bikin gue serasa dihempaskan ke lembah terdalam.Gue berjalan gontai di sepanjang lorong rumah sakit, usai pembicaraan panjang dengan mertua, gue pun udah punya keputusan yaitu mulai hari ini gue harus berpura-pura menjadi 'orang lain' bagi Pak Zian. Meski perih gue harus sanggup sampai suami gue mampu mengingat semuanya.Namun, masalahnya sampai kapan gue bisa bertahan? Sampai kapan? Sementara membayangkan Alina ada di samping Pak Zian aja udah bikin gue sakit apalagi mengakuinya sebagai istri. Ah, gue akuin ini emang berat, tetap aja gue gak mau menyerah. Gue mau tetap berada di samping Pak Zian seperti dia mencintai gue sebelumnya.Selepas sepuluh menit berjalan di sepanjang lorong tanpa terasa kaki gue yang lemah udah mengantarkan badan ini sampai ke depan ruangan Pak Zian.Gue menarik napas dalam dan hendak memasang wajah yang

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Nyali Seorang Istri

    Amnesia? Gimana bisa Pak Zian mengalami amnesia? Kenapa Mas Tsabit bilang dia gak mengenal gue?Agh, shit! Gue gak percaya. Mustahil suami gue bisa melupakan gue gitu aja.Gue mendesis lelah sepanjang perjalanan menuju ruang rawat VIP yang menjadi tempat di mana Pak Zian kini dirawat. Kata Mas Tsabit di telepon tadi, suami gue diputuskan pindah ke sana sesuai arahan dokter karena keadaannya berangsur pulih.Sampai di depan pintu, entah kenapa kaki ini jadi ragu untuk melangkah. Gue merasa ada ketakutan yang tiba-tiba menelusup dan membuat gue ingin kabur. Namun, ini bukan waktunya untuk melarikan diri karena gue ingin menemuinya.Gue senang dia sadar. Itu yang lebih penting dari apa pun. Gue rindu!"Mas Zian ...."Cklek.Gue membuka perlahan pintu yang tertutup. Di dalam ruangan terlihat seorang tengah berbaring dengan kaki yang digips, tangan dan kepala yang diperban persis mumi yang baru saja bangkit. Gue tercenung, mata kami beradu pandang pertama kali. "ADEK PENOLONG!?" Pak Zia

DMCA.com Protection Status