Beranda / Romansa / Tukar Pasangan (Jodoh)? / Bab 12. Perlawanan

Share

Bab 12. Perlawanan

Penulis: Fiska Aimma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-14 22:43:33

Aku anak pembawa sial. Begitulah Mamah yang aku hormati menistakanku.

Sakit, sangat sakit. Seolah hatiku ditumbuk oleh ribuan batu besar hingga pecah berkeping-keping. Tak pernah terbayangkan, aku akan mengalami nasib sehina ini.

Kukira itu hanyalah stigma yang beredar di masyarakat, tapi nahasnya kini itu melekat padaku.

Masih teringat saat dulu, Ayah memang pernah bilang kalau aku harus lebih kuat dari siapa pun karena hidup ini keras. Namun, tak kusangka akan sekeras ini.

Sakit. Perih. Hancur.

Seolah di dalam sini ada luka yang bernanah lalu disiram dengan air garam. Aku tak tahu harus tertawa atau menangis, karena saking kebasnya dilukai.

Aku rapuh. Aku terluka dan aku sesak. Aku harus tahu kenapa keluargaku sangat membenciku.

Petang ini, aku ijin pada Mas Alfa untuk pulang terlambat dan akan kembali secepatnya. Aku harus berkunjung ke rumah Nenek di mana di sana ada makam Ayahku juga. Aku yakin Nenek tahu apa yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Lisnurwati Aliazarzen
ada ya perempuN seperti resa
goodnovel comment avatar
Malika Belicia
buka bab jumlah koinnya gk kira kira....bisa gk dikurangi...
goodnovel comment avatar
Zidni Wayau
greget banget aku ma si resa,bener"si jalang tuh orang............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 13. Honeymoon Part 1 (POV Alfa)

    POV ALFA Aku tak perduli sama sekali jika ada yang berpikir kalau aku terlalu berlebihan membela Azela. Aku tak perduli jika aku dikira menikahi anak pembawa sial dari kalangan keluarga Raharja. Aku pun tidak perduli kalau aku disebut telah berubah  karena kehilangan keramahanku yang biasa kutunjukkan pada pasien. Lalu, aku juga tidak perduli jika nanti akan banyak tantangan yang harus kulewati demi menggenggam tangannya erat karena aku tahu gadis ini begitu banyak mengalami luka. Jika bukan aku yang menjaganya sebagai imam, maka siapa? "Mas Alfa ...." Zela memanggil namaku lemah kala kami sudah sampai di parkiran. "Heum?" Aku menggumam menanggapi panggilannya sembari berhenti, mengecek kondisi Azela. Otakku jelas memahami gadis itu pasti sangat syok setelah pertengkaran yang terjadi antara dia dan Resa. Sesungguhnya, aku baru pertama kali melihat gadis itu membela diri karena selama ini dia hanya bungkam dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 14. Honeymoon-part2

    Jika kebanyakan perempuan biasanya menikahi lelaki yang mereka cintai, maka aku adalah sebaliknya. Bisa jadi aku harus mencintai lelaki yang aku nikahi. Sayangnya, lelaki itu masih belum bisa aku miliki sepenuhnya. Karena selain dia itu spesies lelaki yang kadang ramah, perhatian, tapi enggak peka. Mas Alfa juga salah satu lelaki yang masih belum jelas status hatinya.Rumit.Semenjak, aku memergoki perselingkuhan bapak mertuaku dan Mbak Resa, kurasa hidupku layaknya Zombi di abad-21. Aku bergerak tapi tak merasakan apa-apa. Hari-hariku benar-benar terlihat sangat kaku dan waktu terasa berjalan lambat.   Aku bingung bagaimana harus menghadapi setiap detiknya bersama Mas Alfa, dia terlalu baik untuk dikhianati tapi aku pun tak bisa pergi, karena setiap di dekatnya aku nyaman dan merasa ada perlindungan.Gamang. Seperti sekarang.Selayaknya wanita, harusnya aku bahagia ketika mendengar seorang suami m

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 15. Satu Kamar

    Aku meraba pipiku yang memerah sambil mematut diri di depan kaca. Siapa sangka, lelaki yang dingin seperti Mas Alfa memiliki sisi yang begitu romantis.Walau hanya di depan kandang si Jalu. Mas Alfa benar-benar berhasil membuatku sulit move on dan anehnya entah kenapa setiap perbuatan yang dibuat Mas Alfa walau sederhana, selalu sukses membuatku ketar-ketir bahkan sampai sekarang.Agh, seandainya saja tadi Bi Ifah dan Mang Udin enggak ngintip bisa jadi tadi aku langsung 'tekotek' sama Mas Alfa. Namun, meski gagal, hatiku tetap saja bahagia karena otak ini seolah tak berhenti mengingat percakapan singkat kami tadi sebelum aku kembali ke kamar."Zel, kamu tahu apa yang buat Mas bahagia sekarang?" tanya Mas Alfa beberapa waktu lalu."Apa itu, Mas?""Itu kamu, Zel. Mas berharap mulai sekarang kita bisa saling menjaga hati ya, Zel. Mas, ingin kamu yang jadi istri Mas, di dunia dan di akhirat nanti dan Mas berharap tuju

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 16. Sergapan Cemas (POV Alfa)

    Sepagi ini, kami sudah berangkat menuju kota. Ada pasien darurat dan aku harus tiba di sana sebelum jam 9.00 pagi.  Tadinya, aku meminta Zela menunggu saja di vila biar aku yang pulang-pergi karena takut dia kelelahan. Namun, ternyata dia memilih ikut. Katanya dia takut kalau Jalu tiba-tiba lepas dari kandangnya. Ah, ada-ada saja, istri kecil satu ini.Aku tersenyum simpul mengenang ekspresi Zela seharian kemarin di vila. Aneh saja, kenapa bagiku semua tentangnya menjadi sangat menghibur dan menjadi fokus yang tak bisa diganggu gugat, terutama tentang kejadian semalam di mana dia terlihat sangat ketakutan padahal aku hanya berniat mematikan lampu. Tentu saja hal itu membuatku dan dia sama-sama malu. Namun, uniknya rasa malu itu bahkan berasa sampai sekarang. Sehingga suasana di dalam mobil diliputi rasa canggung, lucu dan menggemaskan. Zela dan aku seperti dua manusia bodoh yang sedang kasmaran di perjalanan. Sesekali kudapati dia mencuri panda

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 17. Keraguan

    "Dasar anak pembawa sial! Kembalikan Yoga, padaku! Kamu kan, yang kasih tahu ke dia kalau ini bukan anaknya? Jawab Zela!""Apa? Aku yang ngasih tahu? Hey, Mbak! Sadar! Tanpa diberi tahu pun Yoga sudah curiga kalau dia dijadikan kambing hitam, karena itu aku minta Mbak berhenti berbuat haram dengan Pak Bayu! Dia mertuaku, Mbak! Dia ayahnya Mas Alfa!"Plak! Mbak Resa menamparku dengan keras hingga aku jatuh tersungkur dan tanpa perasaan dia langsung menghujaniku dengan kata-kata pedas."Dengar, Zel! Jika kamu mau Mbak berhenti untuk bertemu dengan mertuamu maka, syaratnya kamu harus melepaskan Alfa!  Karena jika aku tidak memiliki suami, kamu pun tidak akan memilikinya, karena kamulah penyebab Mbak berbuat begini! Kamu tak seharusnya lahir, Zel! Mbak benci punya adik kayak kamu!"(***)Ya Allah! Aku mengatupkan kembali kelopak mata yang semakin terasa perih. Masih terngiang ucapan kata-kata bernada ancaman Mbak Resa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 18. Keputusan Sulit

    "Bilang? Enggak? Bilang? Enggak? Bilang!"Bilang?! Mataku membulat seraya menelan ludah cepat. Sudah setengah jam aku melakukan hal bodoh dan sudah setengah jam pula aku menyobek kertas untuk menentukan apa yang harus kulakukan."Alay!"Merasa percuma, aku pun melemparkan secarik kertas yang ada di tangan lalu menghempaskan tubuh ke atas kasur.Berbaring.Aku berpikir dalam seraya menatap langit-langit kamar. Sebenarnya, sudah tiga hari ini aku benar-benar merasa gelisah, galau dan merana karena bingung memutuskan kapan aku harus bilang pada Mas Alfa.Aku sudah tak kuat memendam perasaan ini sendiri, aku harus mengatakan rahasia besar itu apa pun resikonya. Masih teringat jelas di benak ini bagaimana dia marah hanya gara-gara aku terlambat memberi tahu tentang Yoga.Lalu, apa jadinya kalau dia akhirnya tahu dari orang lain tentang perselingkuhan ayahnya dan Mbak Resa? Sementara orang terdekatnya bungkam dan pura-pura amnesia?"Ah, frustasi!"Aku mengac

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 19. Bukan Tukar Pasangan (POV Alfa)

    Aku membuka mata, tapi segera aku menutupnya kembali ketika kepalaku berdenyut sangat berat seolah berputar-putar. Beginilah mungkin rasanya berjuang menahan rasa sakit.Untunglah, hari ini aku tak ada jadwal pagi, sehingga aku tak perlu memaksakan diri untuk datang ke rumah sakit saat kondisiku mengenaskan.Namun, bersamaan dengan keputusanku untuk tidur kembali, tiba-tiba telingaku menangkap suara berisik yang berasal dari arah dapur.Zela? Dia kembali? Sadar kalau kunci apartemen ini hanya dipegang dua orang, otakku langsung bereaksi.Aku terperanjat bangun. Membayangkan istri kecilku datang saja, membuat badanku yang semula drop seolah diberikan tenaga berpuluh kali lipat. Dengan rasa sakit dan tenaga yang tersisa, gegas aku mencoba bangkit dan berjalan menuju pintu.Benar saja bersamaan dengan pintu yang terbuka, aku melihat sosok tak asing di pantry. Wanita itu membelalak, melihatku memergokinya sedang menyiapkan makanan."

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 20. Layaknya Imam (POV Alfa)

    Mataku berkeliling mencari sesosok wanita yang sejak kemarin memenuhi pikiran dan juga kurindukan.Aku tahu tindakan ini gila, mencari Zela di antara banyaknya orang dan luasnya rumah sakit layaknya mencari jarum di atas tumpukan jerami.Namun, aku tidak perduli sekali pun aku harus berlari mencari ke semua sudut di muka bumi, pasti akan kulakukan. Terlebih aku memang tak tahu di mana dia, karena chat dan teleponku tak pernah dibalasnya.Hanya tampaknya Tuhan masih sayang padaku. Di antara keputusasaan, tiba-tiba Yana sepupu Zela bilang kalau Zela sekarang sedang mencari pekerjaan di rumah sakit swasta, buruknya rumah sakit swasta yang mana, istri Reno itu pun tak tahu.Lalu, di sinilah aku mencari dan terus mencari. Hampir lima rumah sakit aku sambangi dan sekarang rumah sakit yang terakhir yang ada di kota ini.Di saat hampir saja aku menyerah, tiba-tiba mataku menangkap sesosok wanita berjalan sendirian menuju lobby. Wajahnya tampak sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15

Bab terbaru

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tamat (Ending)

    Sebulan kemudian."Senangnya dalam hati, kalau bersuami kaya. Oh dunia, serasa aku yang punya cikicik ... asyik-asyik Jos!""Eh, bentar! Kok aku jadi nyanyi begituan, ya?"Gue terkekeh kecil mengingat lagu apa yang sedang gue senandungkan sekarang ini. Mengingat kalau hari ini kami ada di Singapura tak ayal membuat wajah gue terus tersenyum merekah dan menyanyi tanpa henti.Seperti yang sudah dibahas tempo hari, setelah kami melakukan klarifikasi di sekolah dan membuat Alina juga Januar berurusan dengan hukum karena kelakuannya yang telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, kami pun melakukan honeymoon untuk kesekian kali.Ohoo! Jujur, sebenarnya ini bukan kali pertama kami menginjakkan kaki di Singapura, semenjak resmi jadi pasangan sungguhan kerjaan Pak Zian bawa gue ke sini mulu. Katanya dia ingin nostalgia karena waktu kecil pernah tinggal di sini sekaligus honeymoon yang sekarang kayaknya bakal rada lama karena kami ingin merayakan berhasilnya membuat

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Klarifikasi

    Selepas mendengar indo dari Pak Zian kalau Alina telah memfitnahnya gue langsung mengecek kondisi sekolah, jika info tentang Pak Zian sampai di rumah sakit pastinya ke sekolah pun ada rumor tersebut. Nyatanya yang gue takutkan terjadi. Sesuai dugaan, ketika gue sampai di sekolah tiba-tiba Pak Joan dan Bu Hani yang tetap jadi sahabat gue langsung nyamperin. Mereka bilang di sekolah udah beredar kabar yang gak mengenakan yaitu katanya gue udah merebut Pak Zian dari Bu Alina dan katanya Pak Zian digosipkan mandul.Brengsek emang si Alina! Bisa-bisanya dia menyebar info yang gak berdasar itu.Saking banyaknya gosip di luaran sampai-sampai gue bisa dengan jelas semua umpatan juga sindiran yang dilayangkan ke gue. Tapi, terlepas dari semua itu gue udah tahu ini adalah salah satu resiko yang harus dihadapi. Semenjak memutuskan untuk memberi Pak Zian kesempatan kedua gue merasa udah siap apa pun yang terjadi tapi sayangnya gue gak prediksi akan separah ini. Coba bayangkan aja, masa Alina bil

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Fitnah

    Pak Zian kecewa berat. Setelah gue mengatakan kalau hari ini gak jadi 'ena-ena' dia mematung bak manekin. Bibirnya yang sejak tadi udah nyosor-nyosor aja langsung ditarik menjauh."Apa? Tsan? Kamu kenapa?" tanyanya tercekat. Wajahnya yang sudah semangat 45 mendadak memucat. "Saya mens, Mas. Menstruasi," jawab gue lebih lugas. Takutnya dia terlalu syok hingga telinganya mengalami ganteng 'gangguan telinga'."Astaghfirullah!"Tubuh Pak Zian seketika mundur dengan frustasi sampai menyentuh dinding. "Jadi, kita gak bisa bikin anak? Jadi Mas, gak bisa ibadah syurga sekarang?" selanya seolah masih tak percaya. Gue menggelengkan kepala. "Enggak Mas, maaf yak. Seminggu lagi mungkin," jawab gue sambil menepuk punggungnya menyabarkan.Rasa penyesalan langsung menelusup tapi mau gimana lagi, masa dipaksakan? Kan gak mungkin. Dosa!Pak Zian membasahi bibirnya yang terlihat kering sambil berjalan lunglai ke arah tempat tidur. "Jadi, ide beriliannya gak bisa dilakukan sekarang, ya?" tanyanya ko

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tekotek?

    "Ma-maksud Bapak apa? Kenapa saya harus menjawab? Dan kenapa--""Jawab saja Tsan, jika saya suami kamu apakah kamu akan menerima saya?" tanya Pak Zian memutus ucapan gue dengan tatapan yang tajam seolah hendak membolongi kepala gue.Entah mengapa gue merasa dia bertanya seolah-olah sedang takut kehilangan dan ini membuat kecurigaan gue sama dia kian membesar.Melihat itu, gue mengepalkan tangan kuat. "Baiklah, saya akan jawab. Jika saya memiliki suami seperti Pak Zian mungkin saya ...." Gue menarik napas dalam sejenak, "akan menerimanya," jawab gue lirih.Mendapat jawaban itu dari gue, samar mata gue menangkap Pak Zian menghembuskan napas lega dan dia pun mencondongkan badan ke depan penuh perhatian. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tampan. "Alhamdullilah. Kalau begitu saya gak salah memilih istri. Kamu memang beda Tsan."Deg."Istri?" Gue sontak tercengang mendengar pernyataan Pak Zian. "Maksud Bapak apa? Kenapa menyebut istri? Jujur, Pak! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Bongkar Rahasia

    Pak Zian mengepalkan tangan sampai kukunya memutih karena sekuat tenaga menahan amarah. Kerut-kerut tajam mulai muncul di sudut mulut Pak Zian dan kulit pipinya menegang.Di saat membingungkan seperti sekarang. Jujur, gue tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah pertikaian keduanya sebab gue sendiri juga masih syok.Gue gak nyangka Bu Ayu bisa membongkar kebusukan Alina tepat di saat kami mau memasuki rumahnya.Gue bertanya-tanya. Haruskah sekarang gue jadi wasit? Atau ikut jadi pemain juga? Tapi, dibanding kena semprot gue memilih diam saja, auranya gak bagus buat ikut campur tapi honestly gue suka keributan ini.Sangat suka!Suruh siapa si kuntilanak itu ngambil kesempatan dalam kesempitan? Udah tahu dia yang selingkuh dan zina, masih mau berlaga polos dan merebut Pak Zian kembali lagi.Sekarang, rasakan akibatnya!"Mas, Mas, Ibu bohong! Janin ini milikmu, ini anakmu Mas!""Shut your fuckin mouth up, Alina! Berhenti bikin alasan! I told you, jika kamu memang selingkuh akui saja

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Rencana Ibu Mertua

    Selama gue jadi menantu kalau diingat-ingat gue jarang banget pergi ke rumah mertua. Mungkin kedatangan gue buat berkunjung bisa dihitung dengan jari tapi kali ini gue rasa akan lebih sering bahkan gue bakal tinggal di sana. Sejujurnya, sampai detik ini gue masih tak percaya bahwa akhirnya gue akan menjadi istri yang gak dianggap. Gue masih ingat, dulu gue pergi ke rumah Bu Ayu--mertua gue sebagai istri yang ditunggu dengan digandeng Pak Zian tapi sekarang situasinya berbeda. Lelaki yang sebelumnya ada buat gue malah berada di samping mantan istrinya.Dan gue terpaksa menginjakan kaki di rumah ibu dengan status sebagai asisten di mata Pak Zian.'Huft! Miris sekali.' Gue menghembuskan napas dalam.Sepanjang perjalanan menuju ke rumah ibu mertua. Sejujurnya, gue ingin sekali cepat sampai tapi apa daya gue harus bersabar karena jalanan macet.Alhasil, dengan sangat terpaksa gue harus menjadi kambing congek selama ada di mobil Pak Zian. Setelah Alina memergoki kami di ruang inap VIP seb

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Confess

    "Saya menolak tawaran Mbak! Saya tidak mau Mbak jadi madu saya!""Kenapa? Apa salahnya? Coba kamu pikirkan Tsan, jika saya jadi istri kedua Zian, kita bisa saling mengasihi selayaknya keluarga, kan? Kita berdua akan merawat Zian! Kita gak perlu berpura-pura!""Bullshit! Jangan berharap! Ingat Mbak, sebelum kejadian ini Mbak telah mengkhianatinya dan pikirkan bayi dalam perut Mbak sendiri! Paham?! Camkan! Sampai kapan pun saya gak akan membiarkan Mbak mengambil Mas Zian! Permisi!"Dan setelah mengatakan penolakan gue yang tegas pada Alina, tanpa menunggu jawaban si iblis betina itu, gue pun pergi tanpa menoleh lagi.Gue bertekad gak akan membiarkan dia mengambil kesempatan dalam sandiwara ini.Never!(***)Gue mendesah mengingat percakapan beberapa hari yang lalu dengan Alina di kantin. Jujur, gara-gara tawaran gila tersebut sampai sekarang gue masih punya amarah yang belum terlampiaskan. Akibatnya, malam ini mata gue malas terpejam. Padahal waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari.

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tawaran Gila

    Gue tahu bahwa dalam setiap kehidupan itu selalu ada perjuangan. Gue juga tahu kalau gak setiap hal sesuai keinginan tapi kali ini takdir sepenuhnya udah bikin gue serasa dihempaskan ke lembah terdalam.Gue berjalan gontai di sepanjang lorong rumah sakit, usai pembicaraan panjang dengan mertua, gue pun udah punya keputusan yaitu mulai hari ini gue harus berpura-pura menjadi 'orang lain' bagi Pak Zian. Meski perih gue harus sanggup sampai suami gue mampu mengingat semuanya.Namun, masalahnya sampai kapan gue bisa bertahan? Sampai kapan? Sementara membayangkan Alina ada di samping Pak Zian aja udah bikin gue sakit apalagi mengakuinya sebagai istri. Ah, gue akuin ini emang berat, tetap aja gue gak mau menyerah. Gue mau tetap berada di samping Pak Zian seperti dia mencintai gue sebelumnya.Selepas sepuluh menit berjalan di sepanjang lorong tanpa terasa kaki gue yang lemah udah mengantarkan badan ini sampai ke depan ruangan Pak Zian.Gue menarik napas dalam dan hendak memasang wajah yang

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Nyali Seorang Istri

    Amnesia? Gimana bisa Pak Zian mengalami amnesia? Kenapa Mas Tsabit bilang dia gak mengenal gue?Agh, shit! Gue gak percaya. Mustahil suami gue bisa melupakan gue gitu aja.Gue mendesis lelah sepanjang perjalanan menuju ruang rawat VIP yang menjadi tempat di mana Pak Zian kini dirawat. Kata Mas Tsabit di telepon tadi, suami gue diputuskan pindah ke sana sesuai arahan dokter karena keadaannya berangsur pulih.Sampai di depan pintu, entah kenapa kaki ini jadi ragu untuk melangkah. Gue merasa ada ketakutan yang tiba-tiba menelusup dan membuat gue ingin kabur. Namun, ini bukan waktunya untuk melarikan diri karena gue ingin menemuinya.Gue senang dia sadar. Itu yang lebih penting dari apa pun. Gue rindu!"Mas Zian ...."Cklek.Gue membuka perlahan pintu yang tertutup. Di dalam ruangan terlihat seorang tengah berbaring dengan kaki yang digips, tangan dan kepala yang diperban persis mumi yang baru saja bangkit. Gue tercenung, mata kami beradu pandang pertama kali. "ADEK PENOLONG!?" Pak Zia

DMCA.com Protection Status