Begitu omongan Kuwat, pria berotot ini keluar, orang yang awalnya menonton keramaian di samping segera memberi komentar. “Kuwat mulai menindas lagi. Siapa yang tidak tahu jika Kuwata dalah pemegang rekor angkat besi di tempat gym kita.”“Benar. Aku juga mendengar bahwa Kuwat pernah diundang secara khusus oleh tim angkat besi.” “Anak ini sangat kurus dan pasti tidak berani menyanggupinya.” Pria berotot mendengar komentar orang di samping dan tampak bangga. Bocah di depan mata ini pasti tidak berani bertaruh dengannya. Kalau begitu dia hanya bisa memilih satu pilihan, membayar ganti rugi dengan patuh. Angkat besi?David tampak sedikit tersenyum. Dia melihat pria berotot di depan dengan tatapan seperti melihat orang bodoh. “Bocah, berani taruhan denganku tidak? Jika kamu adalah lak-laki sejati, maka katakan satu patah kata saja. Jika tidak berani, aku juga tidak akan meminta uang yang banyak darimu. Ganti aku 10 juta saja.” Pria berotot berbicara lagi. “Bertanding tentu tidak masal
Ada orang yang langsung menampar diri sendiri. Saat ini, pria berotot juga tidak percaya pada apa yang terlihat di depan mata dan dia tidak berhenti menepuk wajahnya sendiri. Tapi rasa sakit di wajah dengan jelas mengingatkan dirinya bahwa ini bukan sedang bermimpi. Saat David melepaskan barbel dan berjalan kemari. Pria berotot tidak berhenti mundur ke belakang.“Kamu sudah harus meminta maaf!” kata David dengan tenang. “Ma……maaf, akulah yang salah paham dengamu.” Pria berotot tahu dengan jelas bahwa jika tidak meminta maaf, jika orang dengan kekuatan seperti itu sembarangan memberinya sebuah tinjuan, dia kalau bukan mati maka akan terluka. Sebelumnya dia bahkan berpikirian untuk memberi orang ini pelajaran. Benar-benar sudah bosan hidup. David melihat pria berotot sudah meminta maaf dan tidak mempermasalahkannya lebih lanjut lagi. Bagaimanapun juga ini adalah toko milik Ferdi. David meninggalkan sebuah bayangan punggung kepada semua orang dan berjalan ke luar dari sini. Di jal
Begitu mendengarnya, sepasang mata pramuniaga bersinar. Selama melayani dewa ini dengan baik, hari ini dia pasti bisa mendapatkan komisi. Pramuniaga segera mulai mengosongkan tempat itu. Yang dimaksud adalah mengosongkan tempat, tapi sebenarnya di dalam seluruh toko, selain pasangan kekasih itu berdua, juga hanya tersisa David.Pramuniaga yang menyambut Annisa datang ke arah David. “Tuan, tempat ini sudah diborong. Kamu segera pergi saja.” David belum buka mulut.Welly yang berada di samping sudah duluan membuka mulut. “Kak Sondang, Tuan ini sudah tertarik pada setelan ini. Biarkan dia pergi setelah mencobanya, boleh tidak?” Welly berkata dengan ekspresi memohon. Begitu melihat satu stel pakaian di tangan Welly, orang yang disapa sebagai Kak Sondang melihat David lagi. Setelah itu, dia dengan menghina berkata, “Tidak perlu coba lagi. Setelan ini harganya 24 juta. Anak miskin ini juga tidak akan mampu membelinya setelah mencobanya. Welly, aku sudah membantumu dengan membiarkanmu ma
Bahkan dua pramuniaga yang mendengar hal ini, juga merasa sangat iri. Hanya menemaninya hadir dalam sebuah pesta ulang tahun saja sudah bisa mendapat perlakuan seperti ini. Hal ini tentu membuat orang lain iri.Di luar dugaan semua orang. David mengatakan sepatah kata dengan dingin. “Enyahlah.” Begitu omongan ini keluar, Annisa tercengang di tempat. Dua orang pramuniaga juga terkejut. Keuntungan yang luar biasa besar terletak di hadapannya dan pria di depan ini justru melepaskannya. Pasangan pria yang berada di belakang Annisa bahkan berteriak marah dengan suara seperti bebek jantan yang memekakkan telinga. “Bocah, apakah kamu tahu siapa yang berdiri di hadapanmu? Dia adalah Nona Ke-tiga Keluarga Qadir di Kioto. Keberadaan yang bahkan tidak bisa digapai oleh orang biasa seumur hidup. Kamu bahkan berani begitu tidak memberi muka, kamu masih ingin tinggal di Kioto tidak?!”Pria itu tampak lebih marah daripada Annisa.“Lucu sekali. Jika kamu bersedia merusak dirimu sendiri, itu uru
Setelah kembali ke klub seni bela diri, Ferdi sudah pulang. Melihat David, Ferdi buru-buru mengundangnya naik ke lantai dua dengan hormat. Di lantai dua, dua orang murid Ferdi sudah sadar dari tadi. Meskipun saat ini wajah mereka masih penuh memar, tapi tenaga spiritual di tubuh kedua orang itu sudah lebih kuat dan tampak banyak mengalami kemajuan. Saat ini, sikap keduanya terhadap David sudah mengalami perubahan yang luar biasa. Melihat David, mereka tidak hanya memanggilnya dengan sebutan guru besar dengan hormat. Mereka bahkan menyuguhkan minuman tanpa merasa malu sedikitpun. “Katakanlah. Bagaimana dengan hasil perjalanan kali ini?” David mengusir mereka berdua sebelum bertanya kepada Ferdi.Ferdi mendengar omongannya dan menunjukkan ekspresi bersalah di wajahnya sebelum berkata apa adanya dengan ragu. “Guru Besar David, hari ini aku pergi ke kediaman Keluarga Yakub. Sebelum masuk, aku sudah dihadang orang Keluarga Yakub di luar pintu dan akhirnya diusir oleh orang Keluarga Yaku
Kedatangan David sama sekali tidak menimbulkan perhatian siapapun. David mengambil segelas anggur dari pelayan. Dia berjalan ke sebuah sudut dan diam-diam menunggu kedatangan tokoh utama dalam pesta ini.Hanya saja, David ingin bersikap rendah hati, tapi ada orang yang tidak mau. “Tidak disangka, kamu bahkan akan menyelinap masuk juga. Bukankah kemarin kamu masih merasa tidak sudi? Kenapa hari ini datang dengan tebal muka juga?” Di tempat berkumpulnya 3 orang pria, ada satu orang yang menemukan David dan tertawa menyindir mengeluarkan suara. David memutar kepala dan mendapatkan dia adalah pria yang bertemu dengannya di mall kemarin. David tidak ingin mempedulikannya dan langsung ingin pergi.“Kak Melvin, siapa dia? Dia bahkan layak untuk diperhatikan olehmu?” “Benar, Kak Melvin. Sekarang kamu diincar oleh Nona Ke-tiga Keluarga Qadir. Masa depanmu begitu cemerlang. Setelah menjadi kaya, kamu harus turut membawa para saudara, ya.” Melihat hal ini, dua orang temannya berinisiatif b
“Minggir!”David menghindar tanpa meninggalkan jejak dan mengatakan satu kata dengan acuh. Hal ini langsung membuat senyum di wajah Annisa menghilang dan dengan nada tak percaya diri, dia berkata, “Kamu buka datang demi diriku?” “Kamu pikir siapa kamu? Datang demi kamu? Jangan mimpi.”David melihat Annisa yang masih tidak berhenti menjeratnya dan langsung bersiap untuk melewati gadis itu. “Apakah kamu tahu ini di mana? Lupakan saja saja yang kemarin di mall. Hari ini di kediaman Keluarga Qadir, kamu masih berani mempermalukanku seperti ini? Apakah kamu benaran cari mati?” Mendengar omongan David, wanita itu bertanya dengan tak percaya. Suara Annisa segera menarik perhatian banyak orang di tempat itu. Pria yang tadinya berada di samping Annisa, saat ini berjalan kemari dengan langkah cepat. “Bocah, bisa disukai oleh adik ke-tigaku sudah merupakan berkatmu yang melimpah. Aku sarankan kamu untuk jangan tidak tahu diri dan lebih baik turuti adik ke-tigaku saja.”Pria itu berekspresi
Setelah tiga suara meredam, saat semua orang mengira David sudah habis. David bersuara dengan dingin. “Karena sekarang kamu ada urusan, maka aku akan menemuimu nanti.” Dia ingin berbalik badan dan beranjak setelah selesai bicara. “Eh?”Semua orang baru sadar bahwa setelah suara meredam, yang tumbang bukan David, melainkan 3 orang Keluarga Qadir.Semuanya memutar kepala melihat kemari. “Bocah, sebenarnya siapa kamu?” Saat ini Ambran juga akhirnya menemukan ketidakberesan. Dia melompat dan menghadang di depan David.“Ingin pergi setelah melukai orang Keluarga Qadir? Pikiranmu terlalu muluk.”Selesai bicara, Ambran bahkan berinisiatif untuk menyerang David. Satu cakarnya mencengkeram lurus ke arah pinggang David.“Tuan Muda Ambarn sudah mengambil tindakan secara pribadi. Habislah anak ini.”“Benar. Di Kioto, siapa yang tidak tahu Teknik Cakar Naga Tuan Muda Ambran tidak terkalahkan dalam tahapan silat yang sama. Meskipun bocah di depan mata ini bisa mengalahkan 3 pesilat tahap membuk