Beranda / Urban / Tuan Muda / Perjamuan

Share

Perjamuan

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-09 00:39:06

Bab94

"Wiliam!" seru Amira. Wiliam terkejut, ketika mendengar suara lantang Ibunya.

"Apa yang kamu pikirkan? Jonas butuh bantuanmu!" ucap Amira.

"Ah, aku lagi bingung," sahut Wiliam. "Aku butuh waktu," lanjutnya.

"Tapi malam ini, Welas mengundang kita sekeluarga!" kata Amira.

"Ibu dan Jonas saja yang datang," sahut Wiliam. Lelaki itupun berdiri dari duduknya. "Aku butuh istirahat," ucapnya lagi, dan pergi begitu saja.

Amira menoleh ke arah Jonas. "Ada apa dengan Wiliam?"

"Nggak tahu, Bu. Aku akan bicara berdua dengannya," jawab Jonas lagi. Ia pun berdiri, dan menyusul Wiliam.

Jonas mengetuk pintu kamar, Wiliam masih terpaku, mendengar suara berat Jonas memanggilnya.

"Buka! Kita perlu bicara empat mata," titah Jonas Welas.

Wiliam menatap sesaat jarum jam. Hari menunjukkan hampir sore, Wiliam harus membuat keputusan.

Ia pun berdiri dari duduknya, dan berjalan menuju daun pintu, perlahan, ia memutar handle pin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Muda   Pengirim Pesan

    Bab95 "Wiliam, bukankah rasanya tidak sopan, ketika aku bertanya, kamu bukannya menjawab. Sebaliknya, kamu malah membuat pertanyaan." "Maaf, Paman. Aku tidak ingin, membuatmu kecewa." Semua menjadi tegang. Amira sudah ketar-ketir, dengan tingkah Wiliam. Sedangkan Jonas Welas, berusaha menahan diri. Ia pun, menyeka pelan keringatnya. "Maksud kamu ini apa?" bentak Welas, lelaki tua itu pun berdiri dari duduknya tadi, dan menatap tajam penuh amarah ke arah Wiliam. "Aku, aku menyukai Aluna begitu dalam. Tapi, dengan jabatan aku di kantor, aku malu, jika bersanding dengan Aluna." Semua menjadi sedikit lega bagi Amira, begitu juga dengan Aluna, yang sudah sangat was-was, dengan emosi Ayahnya. "Jabatan?" Wiliam mengangguk. "Aku hanya karyawan biasa di kantor Welas Enterprise. Aku asisten Direktur Jonas Welas," terang Wiliam. "Apakah dengan jabatan tinggi, kamu bisa menjamin, Putriku akan bahagia."

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-09
  • Tuan Muda   Bertemu

    Bab96Di keheningan malam, diiringi desiran angin yang berhembus, melewati Afkar begitu saja. Lelaki muda berperawakan berisi itu, menghela napas berat.Ketika ketua Welas Enterprise, mengumumkan, pertunangan Wiliam Welas dan Aluna Welas, akan diadakan dua hari lagi.Afkar sedikit merasakan sesak dalam dadanya. Membayangkan kebaikan Aluna selama ini kepadanya.Sebagai teman, Aluna tidak pernah membedakan Afkar. Bahkan, dia tidak pernah memandang Afkar dengan rendah.Hal itulah, yang membuat Afkar berat hati, untuk merelakan Aluna, menjadi korban Wiliam.Ia pun berniat dengan tekad yang kuat, akan memberitahukan Aluna, tentang identitas asli Wiliam.Agar, wanita muda nan cantik itu, mau melepaskan Wiliam.Afkar pun membuat janji, di sebuah cafe sederhana di Negri Fantasy.Ia mengirimkan pesan itu, berharap Aluna mau menemuinya.Hati lelaki itu sangat gelisah. Baginya, Wiliam sudah bertindak terlalu jauh, mengorbankan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Tuan Muda   Pengakuan

    Bab97"Ada apa? Mengapa kalian nampak sedang bertengkar?" tanya Aluna, sembari mendekati kedua lelaki itu."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Wiliam, dengan raut wajah tak suka."Memenuhi undangan Afkar," sahut Aluna dengan dingin.Afkar sedikit gemetar, menghadapi tatapan Wiliam yang nampak semakin tajam."Apa tujuan kamu, Afkar? Mengundang kami berdua, di waktu yang berbeda."Afkar terdiam. Mendengar ancaman Wiliam tadi, Afkar sedikit hati-hati dalam menjawab."Afkar!" panggil Wiliam lagi. Aluna pun kini sama, menatap Afkar dengan dingin.Afkar menarik napas dalam. "Aku ingin Aluna tahu, kamu bukan Wiliam kekasihnya.""Oh ...." Wiliam menjawab dengan santai."Apa itu benar?" tanya Aluna pada Wiliam."Benar, dan batalkan saja pertunangan itu!" seru Wiliam. "Aku sungguh tidak berniat sedikitpun melibatkan kamu dalam hal ini.""Brengsek." Aluna menampar wajah Wiliam. "Kau pikir aku mainan? Kau pik

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Tuan Muda   Salah Orang

    Bab98"Aluna, bukan begitu---" Afkar menghentikan omongannya, ketika melihat sosok Juana, berdiri tidak jauh dari mereka."Apa? Kenapa diam?" bentak Aluna. Suara Aluna yang terdengar lumayan nyaring itu, membuat Juana menoleh ke arah mereka.Afkar memeluk Aluna, dan merubah posisi dirinya, membelakangi pandangan Juana."Diam, ada Juana di pinggir pantai," bisik Afkar, sebelum Aluna berteriak.Untungnya, wanita itu langsung diam."Dia menuju kemari, segera kamu pergi," bisik Aluna balik. Dan Afkar pun, segera berlalu dengan cepat."Aluna ...." Juana mendekat."Hmmm." Aluna bersikap dingin."Aku seperti mengenal lelaki tadi. Siapa dia? Mengapa kalian berpelukan?""Ada apa? Begitu ingin tahu?"Juana tersenyum tipis. "Aku hanya bertanya.""Oh." Aluna menjawab dengan acuh tak acuh."Yasudah, aku mau ketemu klien dulu," ungkap Juana. Namun tidak digubris oleh Aluna.Wanita itu pergi leb

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Tuan Muda   Gemetar

    Bab99"Aku nggak enak badan, kita cancel saja, next time boleh?""Hhmm." Jonas nampak ragu."Ayolah, aku benar-benar nggak enak badan," rengek Juana. Jurus wanita yang paling jitu.Jonas merasa Juana begitu imut jika tengah manja begini. Tidak heran, ketua begitu tergila-gila padanya.Selain bodynya yang seksi, Juana juga begitu wangi dan pandai sekali menggoda jiwa lelaki. Apalagi, sekelas ketua, yang termasuk golongan lelaki kesepian pecinta daun muda.Hanya bedanya, daun muda model Juana, memiliki nilai lebih di mata seorang Welas. Sebab, selain pintar berbisnis, Juana memiliki ambisi sebagai penguasa. Sebab itulah, Welas begitu erat menggenggam tangan Juana.Namun, lelaki tua itu tidak menyadari, perubahan sikap Juana akhir-akhir ini. Juana yang selama ini, sibuk dengan pekerjaan dan ambisinya, sudah mulai abai dan sering meninggalkan kantornya.Demi, mencari hiburan hati yang lama kosong, dan diri yang lama tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-12
  • Tuan Muda   Syok

    Bab100Welas menatap lekat wajah putrinya yang memohon."Mungkin ini yang terbaik, anakku!" seru Welas nampak berpasrah."Maksud Ayah?" tanya Aluna. Wanita itu kini gemetar, mendengar ucapan Ayahnya."Wiliam meminta untuk, menunda pertunangan kalian," jawab Welas. Lelaki tua itu menghela napas berat."Kenapa?" tanya Aluna, sembari menoleh ke arah Wiliam Welas.Wiliam tidak menyahut, ia pun bangkit dari duduknya dan meminta izin untuk pulang."Tunggu, kita perlu bicara berdua," pinta Aluna dengan tegas.Wiliam hanya menatap sesaat, kemudian mengangguk.Aluna melangkah lebih dulu, menuju keluar istana Welas.Diikuti Wiliam di belakangnya. Sedangkan Welas, hanya bisa menghela napas berat."Ada apa?" tanya Wiliam, ketika mereka sampai di taman istana.Aluna berdiri, tidak jauh jarak mereka berdua."Jangan tunda pertunangan ini," pinta Aluna."Kenapa? Apa kamu tidak benci denganku? Aku ini seo

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Tuan Muda   Marah

    Bab101"Kau ...." Welas berteriak. Semua mata menatap jijik pada Juana. sosok Juana yang berada di video rekaman itu, sedang tidak mengenakan kain sehelai pun.Juana menari-nari dengan lincah, sembari memainkan payudaranya yang berukuran lumayan besar.Riuh suara tamu undangan, mengejek Juana. Tidak hanya sampai di situ, video itu pun berganti dengan durasi yang lumayan cepat.Sosok Juana, berhubungan badan dengan Welas, juga tampil di layar itu. Membuat semua semakin riuh, begitu juga dengan Welas, yang kini mengamuk meminta video itu dihentikan.Aluna pun ikut syok, melihat Ayahnya."Ini pasti ulahmu kan?" tuduh Aluna Welas, masih dengan suara pelan, kepada Wiliam.Lelaki itu tidak menjawab apapun, dia hanya fokus menyaksikan, kehancuran Juana dan Welas.Juana berlari, keluar dari gedung istana Welas, dengan sejuta rasa malu, yang tidak dapat dia ungkapkan lagi.Sedangkan Welas, kini lelaki tua itu benar-benar tertekan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Tuan Muda   Pelengseran

    Bab102Semua Dewan pemegang saham kini berkumpul, mengadakan rapat, mengenai pelengseran jabatan Juana.Mereka tidak ingin, Juana memimpin perusahaan lagi. Sebab, Juana mempermalukan perusahaan. Bahkan, banyak kolega-kolega mereka, mundur secara teratur.Ada juga sebagian, yang mengajukan pembatalan perjanjian kerjasama.Ditambah, kini tameng Juana terbaring sakit, dan nyaris kehilangan nyawa. Bahkan terdengar kabarnya, lelaki tua itu, kini dalam keadaan kritis.Aluna Welas tercenung, meratapi nasib yang teramat pilu, hanya karena mencintai seorang laki-laki.Bagi Aluna Welas, Wiliam Welas segalanya bagi Aluna. Namun melihat sisi lain dari sikap pendiam Wiliam, Aluna merasakan sedikit ada rasa takut di hatinya kini.Juana tertunduk malu, ketika para pemegang saham, memintanya untuk mengundurkan diri secara sadar."Kami akan segera menunjuk pemegang saham yang baru!" kata Yen Lee. Salah satu pemegang saham tertinggi, selai

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17

Bab terbaru

  • Tuan Muda   TAMAT

    Bab147 "Karena apa?" tanya Angela. "Karena aku memberi kesempatan, untuk kalian melakukan apapun, kepada wanita ini." Angela dan Merlin mengernyit. "Apa kau berniat menghasut kami? Untuk memukulinya?" tuduh Angela. Wiliam terkekeh. "Kau harus tahu ini," tunjuk Wiliam ke layar lebar, yang tersedia di ruangannya. Video mesum Angela pun berputar liar, membuat Merlin dan Angela memekik. "Kalian tahu, ini siapa yang merekamnya?" "Siapa?" tanya Angela. "Tolong matikan," pintanya mengiba. "Nikmatilah dulu, jangan buru-buru." Wiliam kembali terkekeh, membuat Angela terisak, menahan malu laksana duri yang menelanjangi tubuhnya. "Juana merekam semuanya. Demi apa? Mari kita dengarkan rekaman ini." Wiliam memutar rekaman suara. "Bagus. Aku yakin, jika kita sudah memperalat Merlin dan Angela, maka langkah balas dendam akan mulus tanpa hambatan. Dan setelah itu, gunakan video ini, untuk mengancam mereka, agar ma

  • Tuan Muda   Akhir Pelarian

    Bab146 "Lepaskan aku!" Suara teriakkan wanita itu, membuat mereka yang berada di dalam ruangan, menoleh ke arahnya. "Jonas," seru Amira. Wanita paru baya itu sangat terkejut, melihat anaknya babak belur. Amira mendekati Jonas. "Apa yang terjadi?" tanya Amira, menatap cemas pada Jonas yang wajahnya di penuhi lebam. Seseorang berperawakan besar, menggunakan pakaian kulit serba hitam, mendekati Wiliam. "Misi telah selesai, Bos." Lelaki itu melapor dan memberikan benda berukuran kecil berwarna hitam. "Bukti dari rencana jahat Juana Zambora dan Jonas pada perusahaan. Dan rekaman penyiksaan mendiang Esmeralda." "Ada rekaman mendiang istri saya?" "Ya Bos! Penyiksaan disertai pemerkosaan sadis, semua terekam jelas di sana. Maafkan saya, bukan saya yang melihat semua adegan dalam video, ada rekan perempuan yang bertugas khusus untuk pengecekkannya, agar tidak keliru." "Baiklah." Wiliam menatap ke arah Juana Zambora, yang juga sa

  • Tuan Muda   Tidak Tahu Apa2

    Bab145"Aluna," panggil Wiliam. Namun Aluna tetap melangkah dengan cepat, sembari memegangi tangan kedua anaknya.Saat langkah Aluna semakin lebar. Dia berhenti, ketika sosok yang sangat dia kenali, berdiri di depan pintu utama."Tante Merlin," gumam Aluna.Merlin bersikap, seolah tidak mengenali Aluna. Dia pun berbincang hangat dengan Amira yang menyambut kedatangannya."Merlin, mana anakmu?" tanya Amira dengan ceria."Tuh, yang lagi jalan menuju kesini," tunjuk Merlin ke arah luar."Wah, cantik sekali," ucap Amira dengan sedikit keras."Hallo Tante, aku Angela, anak semata wayang Ibu," kata Angela memperkenalkan diri.Aluna Welas semakin terkejut, melihat sosok wanita itu.Wiliam pun berjalan pelan, dan berdiri di belakang Aluna Welas."Bawa anak-anak ke dalam. Aku ada urusan penting hari ini, dan jangan biarkan mereka melihat semua yang terjadi," bisik Wiliam pelan, tepat di samping telinga A

  • Tuan Muda   Diantara dua wanita

    Bab144"Ya, kenapa?" tantang Aluna Welas. "Mau menampar lagi?" lanjutnya."Aluna Welas hentikan sikap burukmu ini. Hal ini tidak baik di saksikan anak-anak," tegur Wiliam, yang masih berusaha tenang."Sudah terlanjur basah. Biarkan saja, biar anak-anakku tahu. Bahwa wanita tua bermulut sampah ini, pantas untuk dibenci. Sekalipun, dia kau panggil Ibu.""Apa? Kurang ajar sekali wanita ini. Berani sekali wanita murahan ini menghinaku," teriak Amira dan berusaha menampar Aluna Welas kembali.Namun dengan gerakkan cepat, Wiliam menahan tangan Ibunya."Sudah cukup, Bu. Seharusnya Ibu minta maaf pada anak-anak. Bukannya terus memancing masalah menjadi besar," terang Wiliam.Amira menatap kecewa pada Wiliam."Ibu tidak salah. Untuk apa minta maaf? Apakah kamu mau Ibu merendahkan diri di depan Aluna? Jangan mimpi," ucap Amira dengan kesal, sembari menarik kasar tangannya."Bu. Seharusnya Ibu malu berucap begini. Aku dengan jelas

  • Tuan Muda   Perusak Mental

    Bab143"Kamu tahu, pengalaman mengajarkan aku. Lalai adalah hal yang bisa membuat celaka.""Maksudmu?"Wiliam menghela napas."Dulu aku terlalu santai dan tidak terlalu waspada. Sehingga, banyak yang menjadi korban, termasuk aku sendiri."Aluna Welas terdiam."Terkadang. Musuh yang paling kejam dan mengerikan itu, bukanlah orang yang membenci kita. Melainkan, bisa jadi, orang yang paling dekat dengan kita. Maka dari itu, waspada itu perlu.""Kamu tidak lagi menyindirku kan?" tanya Aluna, membuat Wiliam tersenyum."Itu bukan sindiran. Hanya ungkapan.""Hhhmmm."Mobil memasuki halaman istana Wiliam yang semakin megah. Sebab setiap harinya, Amira selalu ingin istana megah mereka diberikan perawatan dengan baik.Aluna Welas menggandeng lengan Wiliam, memasuki rumah. Baru selangkah mereka memasuki pintu utama, sudah terdengar teriakkan suara Amira dari dapur."Dasar anak haram. Jangan pernah kamu bermimpi

  • Tuan Muda   Waspada

    Bab142 "Bagaimana dengan bisnisku Tan? Bukankah dulu Tante CEO GCG. Bagaimana ceritanya, jadi lelaki itu, yang kini jadi CEO." "Iya Juana, bagaimana bisnis Angela? Apakah kita harus tetap diam, ketika semua bisnis anakku dia bekukan di gedung itu." Juana Zambora menatap Angela dengan lekat. Kemudian, dia beralih ke Merlin, Ibu dari Angela. "Ada apa?" tanya Merlin dengan heran, melihat tatapan Juana. "Apakah kamu melakukan sesuatu, yang aku tidak tahu?" "Maksud kamu apa?" "Aku yakin terjadi sesuatu. Wiliam bukan orang sembarangan, dia tidak mungkin menutup bisnis Angela semuanya tanpa sebab," papar Juana dengan menatap tajam wajah Merlin. "Aaakkku ...." Merlin gugup. Dia teringat masa dipemakaman Welas, terjadi keributan antara dia, Aluna dan Wiliam. "Itu karena tiga karyawanku menyerang Aluna Welas. Mereka menghina penampilan Aluna saat itu." "Tidak mungkin cuma karena itu. Apalagi semua tokomu yan

  • Tuan Muda   Marah

    Bab141 Sepuluh menit kemudian, seorang wanita berjalan cepat menuju konter MOSKAO. Dengan mengenakan pakaian formal, seperti baru pulang dari kantor. "Bos, ini Tuan Wiliam, yang menyegel konter kita," terang Manager. Plakk .... satu tamparan keras, wanita yang di panggil Bos tadi layangkan, ke pipi kanan Manager. Hingga Manager wanita itu meringis kesakitan. "Apa yang telah kamu lakukan, sehingga semua bisa terjadi?" "Bos, ini hanya salah paham," timpal Eliza. "Kami hanya melarang dia," tunjuk Eliza ke arah Aluna Welas. "Pakaian yang dia gunakan, membuat kami melarangnya masuk. Tidak sesuai dengan standar orang kaya," papar Eliza. Wanita itu menatap Aluna. "Tuan, apakah ini tidak berlebihan? Menyegel konter kami yang beromset besar di gedung ini, hanya karena salah paham." "Saya tidak perduli," sahut Wiliam dengan tenang. Dia memasukkan kedua tangannya, ke dalam kantong celana. Gaya coo

  • Tuan Muda   Terkejut

    Bab140 "Kamu mau berbelanja?" tanya Manager wanita itu. "Mungkin," sahut Aluna. "Kamu yakin mampu bayar?" tanya wanita itu dengan angkuh juga. Aluna kini mengerti. Mengapa seorang karyawan toko baju branded ini begitu angkuh dan memandang remeh dirinya. Sebab Manager nya pun sama, jadi tidak heran. "Pakaian model dari pemakaman begini, mau masuk ke konter kami. Huh, yang ada bau bangkai nanti di dalam," ejek Eliza, sang karyawan toko. Dan ucapan wanita itu, disambut kekehan oleh sang Manager. "Kamu betul sekali. Yang ada ruangan kita bau bangkai," seru Manager, sembari terkekeh. "Bau bangkai? Siapa?" tanya Wiliam sembari mendekat, membuat ketiga wanita yang berdiri di depan pintu konter itu terkejut. Melihat kehadiran Wiliam, kedua waanita yang meremehkan Aluna itu tersenyum ramah dan menyapa Wiliam. "Hallo Tuan, ada yang Anda butuhkan?kami siap melayani dengan sepenuh hati," ucap Eliza. "Hhhm. Saya tadi

  • Tuan Muda   Diremehkan

    Bab139Wiliam membawa Aluna Welas menuju pusat perbelanjaan. Di sebuah parkiran mobil yang sangat luas, Aluna menolak untuk keluar.Pakaian serba hitam, seusai pemakaman Ayahnya kemarin, masih melekat ditubuhnya."Kita ngapain kesini? Aku malu berpakaian seperti ini," ucap Aluna, tanpa mau keluar dari mobil."Keluarlah, kita cari baju untukmu.""Nggak! Bajuku di Istana Welas itu banyak. Lebih baik antar aku kesana, baru kamu antar anak-anak.""Keluar! Kamu tahu aku kan! Aku benci dengan bantahan."Aluna menghela napas, dan keluar mobil dengan perasaan teramat kesal.Mereka menuju sebuah konter baju branded."Belilah apapun yang kamu mau. Setelah itu, kita akan membelikan keperluan anak-anak.""Meskipun kamu sangat mengesalkan. Kurasa ini tidak buruk," sahut Aluna Welas, sembari mengukir senyum manisnya."Dasar wanita," gumam Wiliam dalam hati.Wiliam mengeluarkan kartu hitam miliknya, dan membe

DMCA.com Protection Status