Ungkapan cinta dari pasangan memang diperlukan, agar hati tidak ragu untuk berlabuh. Begitu pula dengan Azkia dan Deffin, setahun sudah menjalani kehidupan rumah tangga, masih belum pernah ada di antara mereka yang menyatakan perasaannya.
Awalnya Deffin mengira yang terpenting tindakan bukan ucapan, perlakuan posesifnya sebagai bukti betapa cintanya pada Azkia, dia merasa itu sudah cukup untuk mengikat Azkia.
Namun beberapa hari ini ada yang mengganggu pikirannya, apalagi semenjak kembalinya Arnold. Dan juga hari ini Azkia yang datang ke rumah sakit untuk konsultasi sudah dia tebak mungkin ingatan Azkia akan kembali, membuat hatinya semakin resah karena masih belum mengetahui perasaan Azkia padanya.
Sudah beberapa kali mencoba menekan rasa gengsinya, Deffin ingin menyatakan perasaannya, namun tetap saja bibirnya mendadak membisu, dan lidahnya terasa kelu.
Setelah lama putar otak akhirnya dia menemukan cara agar Azkia duluan yang menyatakan cinta, ya meski
Mengendalikan perasaan adalah termasuk hal yang sulit, kita tidak akan pernah bisa memaksa hati untuk bisa mencintai atau bahkan membenci.Kita bisa memaksa diri untuk memilih menjalani hidup dengan siapa, tapi tidak dengan hati. Jika hati sudah mempunyai tempat untuk berlabuh, dan kita tidak bisa hidup bersamanya, maka hanya ada satu kata yang menjadi solusinya yaitu ikhlas.Jika kamu bisa menerima takdir, maka lukamu tidak akan terlalu sakit. Karena mencintai tidak harus memiliki.Deffin dan Azkia sedang dimabuk cinta, setelah puas merasakan bibir yang manis itu, Deffin menggendong Azkia menuju kamar di salah satu kapal pesiar itu. Mereka berdua akan membantu ombak menggoyangkan kapal itu.Sedangkan di tempat lain, tepatnya di bangunan mercusuar itu, ada seorang lelaki yang masih berdiri, padahal dua orang yang dia awasi dengan teropong itu sudah hilang setengah jam yang lalu.Terdengar langkah kaki mendekat, dan sayup-sayup mendeng
Mie instan adalah makanan favorit sebagian orang, termasuk Azkia. sebelum menikah dengan Deffin, Azkia cukup sering memakan mie, setiap ada rasa baru selalu dia coba, bukan hanya mie, makanan cepat saji lainnya juga menjadi favoritnya.Namun semenjak menikah dengan Deffin semua makanan itu dibatasi oleh Deffin, dan kini sekarang Azkia dilarang untuk memakannya, tepatnya semenjak cek-up ke dokter.Sekarang hanya menu sehat yang tersaji untuknya. Namun malam ini dia sedang merayu Deffin agar bisa memakan mie instan yang memiliki rasa baru yang membuat Azkia penasaran untuk mencicipinya."Sayang, aku berjanji hanya satu kali ini saja," ucap Azkia yang merengek agar Deffin menuruti keinginannya.""Tidak!" Balas Deffin tegas tanpa bisa dibantah."Kenapa sekarang aku tidak boleh memakan mie instan, bukannya dulu masih boleh?" Azkia langsung duduk dari yang awalnya sandaran di dada Deffin dan tidak lupa dia mengerucutkan bibirnya kesal."Kia sayang
Sudah Satu bulan Azkia tidak keluar rumah sama sekali, selama dua Minggu dia menjalani masa hukuman akibat ulahnya di mall. Ada rasa penyesalan yang membuat dia merasa tidak enak meminta ijin kepada Deffin untuk keluar rumah meski masa hukuman telah habis. Ketika Deffin bertanya waktu di mall, dia menjawab jujur tentang kaburnya ingin makan mie dan bertemu dengan orang asing yang memberikan dia mie. Deffin hanya memperlihatkan wajah datarnya mendengar cerita Azkia, dia lalu langsung mengajak Azkia ke rumah sakit untuk cek-up, inilah yang membuat Azkia merasa menyesal, melihat wajah datar yang beralih penuh rasa kekhawatiran milik Deffin tentang kesehatannya. Sedangkan dia membangkang aturan yang dibuat Deffin yang jelas-jelas semua demi kebaikannya, Meski dokter tidak memberi tahu tentang penyakitnya, tapi Azkia mengerti karena cinta Deffin yang begitu besar kepadanya Deffin melakukan semua ini. Tapi aku masih penasaran dengan penyakitku, melihat dokt
Di ruang kerja itu perbincangan belum selesai, namun Azkia yang sudah pergi ke kamarnya jadi tidak mengetahui jika tiga orang itu memiliki perasaan yang sama bisa disebut juga sudah cinta mati kepadanya."Tapi aku takut kalau Arnold berbuat macam-macam kepada kia.""Tuan, yang mencintai nona dengan tulus saya rasa bukan hanya Anda saja," Balas Roy dengan ekor matanya melirik Erwin."Saya rasa Arnold juga akan melakukan hal yang sama seperti Erwin, akan melakukan apapun demi kebahagiaan nona, dan di dalam hidupnya hanya akan takut jika dipisahkan atau dibenci oleh nona, jadi saya rasa Arnold tidak mungkin akan melakukan hal bodoh yang membuat nona membencinya."Roy berkata dengan santai tidak mempedulikan sama sekali sorot mata membunuh milik Erwin.Sedangkan bik Mur hanya menggelengkan kepalanya melihat ketiga anak yang diasuhnya semenjak kecil."Baiklah, besok kita berangkat keluar negeri,
Lusa telah tiba.Sesuai rencana Azkia yang ingin mencari tahu tentang masa lalunya, kini Azkia sudah sampai di panti asuhan Burbank bersama bik Mur dan Erwin, ada sopir juga yang sekaligus merangkap menjadi mata-mata yang diutus Deffin.Awalnya Azkia bermain bersama anak-anak panti, sampai akhirnya dokter pribadinya datang, karena tidak ada jadwal praktek hari ini, sang dokter bersedia menemui Azkia di panti.Sang dokter yang juga seorang kakak dari ibu pengasuh panti, jadi beliau cukup tahu banyak cerita masa hidup Azkia, dia yang sama menganggap Azkia seperti putrinya sendiri maka selama ini dia selalu memberikan arahan demi kebaikan Azkia, termasuk melarang Deffin atau siapapun menceritakan tentang masa lalu Azkia.Kini mereka berlima sudah duduk di ruang tengah."Ada hal penting apa yang ingin Anda bicarakan Nona?" Tanya sang dokter."Aku ingin tahu semua tentang masa lalu ku," jawab Azkia tanpa basa-basi.Kompak semua tercengang,
Masih di malam yang sama.Azkia sedang tiduran, lamunannya tentang kejadian tadi yang membuatnya pingsan dibuyarkan dengan suara ponsel yang menandakan ada pesan masuk. Dia tidak segera merespon, pikirannya masih asyik berkelana."Semoga saja apa yang sudah aku pikirkan ini benar, bagaimana pun juga hanya hati yang bisa membedakan mana yang benar dan yang salah."Lalu bunyi pesan kedua membuatnya dengan malas mengambil ponsel yang berada di sampingnya, dia tercengang setelah membuka isi pesan dan foto yang dikirimkan orang yang sudah satu bulan ini tidak pernah menyerah mengajaknya bertemu, walaupun selalu dia abaikan."Maunya apa sih, tapi aku juga ingin tahu tentang masa laluku, baik aku akan menemuimu, tapi aku perlu mengirimkan foto ini kepada orang yang bersangkutan, apa reaksimu tuan menyebalkan," gumamnya.Azkia mengetikkan sesuatu beserta foto itu dengan senyum devil, ini adalah pembalasan karena Deffin tidak menghubunginya sama sekali, isi
Deffin yang langsung mendapat kabar ketika turun dari pesawat pribadi miliknya, langsung menyuruh Roy mengemudi dengan cepat menuju taman kota itu.Rasanya dia ingin sekali memaki Erwin, namun rasa takut jika Arnold melakukan kebodohan hingga membuat Azkia sakit kepala karena dipaksa mengingat kejadian masa lalu membuat rasa marah itu hanya terkumpul di dadanya.Setelah mobil sampai di parkiran, Deffin langsung turun dan berlari, dia sama sekali tidak mempedulikan Erwin yang sedang memberikan sambutan selamat datang kepadanya, fokusnya hanya melihat dua orang yang duduk berdampingan itu.Ingin sekali Deffin menghajar Arnold bahkan mungkin lebih parah dari yang dulu, tapi karena ada Azkia dia sekuat tenaga menahan semua rasa amarah yang bergejolak di dalam hatinya.Namun tetap saja dia tidak bisa menutupi rasa kesalnya hingga dia berkata, "Azkia!!! Apa sekarang kau sedang membalasku dengan berselingkuh," ujar Deffin bersungut-sungut.Sontak kedua or
Biasanya ruang makan ini penuh dengan suasana kehangatan, namun tidak dengan malam ini, Deffin tidak bisa menutupi rasa gelisahnya, wajah Deffin tampak murung, sehingga membuat Azkia tidak nyaman melihatnya."Sepertinya aku harus menyelesaikan masalah ini dengan segera, maaf mungkin aku sedikit keras kepala, tapi ini demi kebaikan kita semua untuk kedepannya," batin Azkia."Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus jujur mengatakan semuanya malam ini? Tapi aku takut melihat Kia nanti pasti kesakitan karena mencoba memaksa mengingat semua yang aku ceritakan nanti," batin Deffin.Setelah makan malam selesai, Deffin yang biasanya melanjutkan pekerjaan kantornya yang belum selesai di ruang kerjanya, namun tidak dengan hari ini, hatinya sedang kacau hingga dia mengikuti Azkia masuk ke dalam kamar.Azkia yang sudah duduk di tepi ranjang membuka suaranya ketika melihat Deffin yang sudah berdiri di hadapannya."Sayang, apa kamu tidak ingin mengatakan sesua
Deffin POV. Aku tersenyum ketika merasakan pelukan Azkia semakin erat, kulihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun aku masih malas untuk bangun, ingin rasanya hari ini cuti lagi dan hanya tidur sambil memeluk Azkia seharian, sampai kapan pun aku tidak akan pernah bosan memeluk istri cantikku ini. Kemarin sepulang dari kampus Reynand, kita tidak jadi pergi ke panti asuhan, karena aku mengurung Azkia di dalam kamar hingga saat ini. Jangan tanyakan bagaimana reaksi Azkia ketika sadar jika aku membodohinya lagi, meski ia kesal setengah mati, namun dia tidak akan pernah bisa marah, karena aku selalu punya cara sendiri untuk menjaga suasana hati Azkia agar selalu bahagia. Rasanya aku tidak akan pernah puas memandangi wajah cantik wanita yang berada di dekapanku saat ini, meski usianya tidak muda lagi, namun aku melihatnya, dia tetap seperti gadis kecil yang pemberani, seperti saat pertama kalinya aku berjumpa dengannya. Aku ingat bagaim
Sesuai kesepakatan kemarin malam, pagi ini Azkia akan mengajak Deffin melihat sosok gadis yang akan menjadi calon menantu mereka. Saat ini pasangan suami istri itu sudah berpakaian rapi dan tengah menikmati sarapan mereka di ruang makan."Pagi, Ayah, Bu," sapa Reynand yang baru saja sampai di ruang makan."Pagi," sahut Azkia dan Deffin kompak."Tumben kamu berangkat pagi sekali?" tanya Azkia yang heran melihat Reynand akan berangkat lebih pagi dari biasanya."Iya, Erlena memintaku untuk menjemputnya, mobilnya sedang diperbaiki," sahut Reynand seraya mengambil piring berisi sandwich yang telah disiapkan Azkia."Kenapa tidak minta diantar sopirnya saja?" gerutu Azkia pelan, namun masih bisa didengar oleh Reynand."Ibu, Erlena meminta tolong, dan tujuan kita satu tempat, mana mungkin aku menolaknya? Lagi pula bukannya Ibu sudah menganggap Erlena putri Ibu sendir
Beberapa tahun kemudian... Memiliki anak dengan wajah tampan yang sama memang sebuah anugerah, namun bagaimana jika dia malah menjadi saingan untuk mendapatkan perhatian dari orang yang kita sayang? Seharusnya memang bukanlah masalah, mengingat dia adalah anaknya sendiri, akan tetapi karena sang suami adalah sang tuan posesif, bahkan kelewat posesif, dia menganggap anaknya adalah saingannya, dan setiap hari hanya akan ada rasa cemburu yang menggerogoti hati Deffin, lalu apa solusinya jika seperti ini? Menikahkan anaknya adalah jalan satu-satunya bagi Deffin untuk menjauhkan anak semata wayangnya dengan Azkia, sudah berapa tahun Deffin harus mengalah mendapatkan kasih sayang Azkia yang harus terbagi dengan anaknya, dan Deffin sekarang sudah tidak sanggup lagi untuk menahan rasa kesalnya lebih lama lagi, apalagi sekarang anaknya sudah bisa mengendarai mobil atau motor sendiri, dan itu malah dijadikan kesempatan anaknya untuk mendominasi Azkia. "Pokoknya setelah
Tiga tahun kemudian...Seorang anak lelaki tampak sedang duduk dengan angkuhnya di sofa kamarnya, sorot matanya yang tajam seolah sedang menguliti seorang pelayan yang sedang membersihkan tumpahan makanan yang tidak sengaja terjatuh sebab kakinya yang tersandung karpet mahal yang saat ini sedang dipijaknya."Kau membuat selera makanku jadi hilang!" protes anak lelaki tampan itu, wajahnya sangat tampan dan menggemaskan layaknya anak seusianya, namun tidak dengan sikapnya. Jika tidak ada ibunya di sampingnya, dia langsung berubah jadi iblis kecil yang arogan."Sekali lagi mohon maafkan saya, Tuan Muda," ujar pelayan itu bersimpuh di hadapannya."Saya akan membawakan Anda makanan yang baru, Tuan Muda," lanjutnya dengan suara bergetar sebab ketakutan. Bukan karena anak kecil itu mempunyai kekuatan super hingga membuatnya ketakutan, namun ayah dari anak itu adalah penguasa negara ini, jelas pelayan itu ketakutan karena sudah membuat anaknya kesal.
Tiga bulan kemudian. Setelah pernikahan Erwin dan Ellena yang digelar secara sederhana, selang beberapa hari kemudian Erwin sudah tidak bekerja lagi pada Deffin. Tidak hanya itu, Erwin juga sudah keluar dari dunia gelapnya, dia secara resmi memberikan Black World untuk dipimpin tangan kanannya, namun meski begitu Black World tetap melindungi anggota Wirata Group, sebagai sumpah setianya kepada mendiang kakek Deffin dahulu. Sekarang Erwin hanya fokus kepada bisnisnya yang bergerak di bidang restoran dan perhotelan. Sedangkan Roy tetap bekerja dengan Deffin, dia memutuskan pensiun jika Wirata Group juga sudah berpindah tangan ke tuan mudanya yaitu Reynand Wirata. Namun Deffin juga tidak membiarkan Roy sibuk seperti saat dia masih lajang, Deffin menyuruh Roy untuk memprioritaskan istrinya terlebih dahulu, karena Elma kini sudah hamil tua. Bukan hanya Elma dan Roy yang sedang menanti kehadiran buah hatinya, pasangan Ar
Tiga bulan sudah Ellena bekerja menjadi pengasuh Reynand, jika ditanya apakah Ellena betah kerja di rumah Deffin?Jawabannya pastilah betah, walaupun awalnya Ellena sangat tidak terbiasa dengan sifat posesif Deffin, bukan kepada Reynand, namun kepada Azkia sang istri tercinta.Deffin selalu menampakkan raut wajah 'tak suka jika Azkia terlihat asyik mengobrol dengan Ellena ketika Deffin sudah pulang bekerja. Deffin merasa kesal sebab Azkia sudah puas bersama Ellena dan Reynand mulai pagi hingga sore, namun Azkia masih mencuri waktu untuk mengobrol dengan Ellena di malam hari, padahal seharusnya malam hari adalah waktu giliran untuk bersama Deffin.Seperti saat ini, Deffin langsung mengerucutkan bibirnya ketika melihat Azkia dan Ellena mengobrol santai di teras samping rumah, sedangkan Reynand tampak tertidur pulas di stroller nya."Kau bahkan sekarang sudah lupa menyambutku pulang," ujar Deffin terdengar sinis.Azkia dan Ellena kompak menoleh, Ellena
Setelah puas melampiaskan rasa kesalnya semalaman, akhirnya di pagi buta Erwin memutuskan kembali ke rumahnya, bayangan beberapa kepala yang terputus dari tubuhnya, mampu membuat Erwin menorehkan senyum tipis di wajah tampannya.Melihat para musuh yang mati secara mengenaskan membuat sensasi rasa menyenangkan tersendiri bagi Erwin, apalagi musuh-musuh itu adalah orang yang merugikan bagi masyarakat, maka Erwin merasa dirinya adalah dewa penolong bagi semua orang.Memang benar bisnis Erwin terbilang kotor, selain mengelola banyaknya tempat perjudian dan prostitusi di berbagai negara, Black World juga sering menjual organ dalam manusia kepada orang yang membutuhkan, begitu pun dengan berbagai jenis senjata. Namun mereka dianggap sebagai Robin hood para rakyat bawah, bantuan finansial per bulan yang mereka gelontorkan tidak bisa dikatakan sedikit untuk menghidupi rakyat bawah, terutama orang tua yang sudah uzur.Di saat Erwin sedang asyik mengemudi, ia menger
Azkia merasa menyesal karena tidak menyetujui ide Deffin dari awal untuk mencari jasa seorang pengasuh, ternyata meski hanyamenyetujuinya dan belum mendapatkan pekerjanya, itu berpengaruh besar terhadap Deffin.Deffin kini telah kembali seperti semula, dia malas membawa pekerjaan kantor untuk dibawa pulang ke rumah, baginya di rumah adalah waktunya bersama keluarga, jadi Deffin berusaha secepat mungkin menyelesaikan pekerjaannya di kantor.Jika dalam waktu sebulan ini, setelah membersihkan diri sepulang kerja, biasanya Deffin akan langsung pergi ke ruang kerjanya, dia hanya keluar untuk makan malam, lalu setelah itu dia kembali masuk ke ruang kerja hingga kantuk menyerang. Bukan tanpa alasan Deffin memilih bekerja daripada bersama keluarganya, melihat Azkia yang hanya sibuk dengan Reynand, lalu ikut tidur ketika Reynand juga tidur, hal itu membuat Deffin merasa kesal, namun ia tidak bisa protes sebab melihat ada gurat kelelahan di wajah istrinya, mana tega Deffin
Ada yang bilang jika kita mempunyai bayi, kita akan tahu ketika jam sedang berputar, meskipun saat kita sedang tidur di malam hari, dan itu sekarang telah dirasakan Azkia dan Deffin. Setiap dua jam sekali Reynand akan menangis, entah itu meminta ASI, ataupun merasa tidak nyaman karena popoknya penuh.Selama satu bulan ini Azkia diam-diam selalu tersenyum geli ketika melihat Deffin bangun di tengah malam dan mengganti popok Reynand. Suami posesifnya itu selalu mengomel di pagi hari, hal itu wajar sebab Deffin merasa di nomor duakan, namun saat mengganti popok Reynand, hanya ada pancaran kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya.Jika di pagi hari, Deffin akan terlihat sangat kesal dengan anaknya, dia tidak akan mau menggendong Reynand meski di waktu dia sudah pulang bekerja, itu Deffin anggap sebagai sikap protesnya. Azkia yang biasanya membantu memasangkan dasi, menyisir rambutnya, dan memasangkan sepatu untuknya, sekarang di pagi hari akan selalu sibuk mengurus Reyna