Beberapa hari setelah acara pernikahan Ah Nian dengan Hwang Jun. Tidak hanya pertemuan penting malam itu yang mereka hadiri. Mereka lebih sering keluar dari kediaman untuk memenuhi jadwal yang tertunda selama pernikahan berlangsung beberapa hari yang lalu.Di hari-hari selanjutnya Hwang Jun kembali sibuk dengan pekerjaan di rumah sakit dan menghadiri pertemuan penting untuk mewakili perusahaan keluarga Hong. Dia juga sering membawa Ah Nian untuk ikut serta pergi bersama dengannya dalam memenuhi jadwal hatiannya. Pikirnya Ah Nian tidak akan bisa tinggal berlama-lama di kediaman sementara dirinya sendiri sedang sibuk di luar.Hwang Jun berencana kembali tinggal di kediaman pribadi miliknya untuk memiliki momen bebas dan belajar bertanggungjawab serta menyesuaikan diri sebagai pasangan baru. Dia ingin menikmati waktu bersama dengan Ah Nian dan tidak berada di kediaman keluarga Hong lagi. Sebelum Hwang Jun membawa Ah Nian pulang ke kediaman pribadinya. Nyonya Hong dan kerabat lainnya be
"Tidak masalah, Papa hanya ingin mengatakan bahwa Papa sangat menyayangi kita berdua, setelah memiliki anak nanti akan lebih mudah bagimu untuk merawat mereka, apakah kamu tidak ingin melihat seperti apa wajah-wajah mereka? Seperti apa ketika mereka tersenyum? Kita akan berdebat dan berebut dari banyak dan sedikit. Siapa di antara kita berdua yang lebih banyak memiliki kemiripan dengan mereka. Apa anak-anak begitu mirip dengan wajah tampanku atau lebih mirip dengan wajah cantikmu." Tutur Hwang Jun dengan air mata berlinang lantaran merasa sangat sedih karena kondisi Ah Nian yang buta. Lebih sedih lagi ketika anak-anak mereka nanti terlahir dan tumbuh dewasa lalu mengetahui bahwa ibunya tidak bisa melihat. "Berhentilah menangis, aku baik-baik saja, sungguh," tutur Ah Nian seraya menyentuh kedua pipi Hwang Jun untuk menyeka air mata dari pipi pria tersebut. Nyonya Hong hanya mampu menyeka air mata dari kedua pipinya sendiri melihat Ah Nian dan Hwang Jun begitu tulus saling mencintai
"Seperti biasa, kamu selalu terlihat begitu tenang, apa pendengaranmu sudah menurun drastis karena terlalu sering dimanjakan? Jangan-jangan setelah menikah di keluarga Hong kamu tidak hanya buta tapi juga menjadi tuli?" Ejek Lian er seraya melipat kedua tangannya di depan Ah Nian.Ah Nian merasakan kemarahan besar dan aura penuh dendam kesumat dari adik tirinya tersebut. Ah Nian memilih bersikap tenang dan tidak melakukan tindakan seperti yang dia lakukan saat masih tinggal di kediaman keluarga Hua."Aku tidak ingin berdebat denganmu, katakan saja apa yang membawamu datang jauh-jauh ke sini?" Tanyanya.Lian er berjalan mendekat lalu membungkuk di depan Ah Nian untuk mengatakan apa yang dia inginkan."Kenapa begitu terburu-buru? Melihat Kakak tiriku yang cacat begitu tenang hari ini sepertinya kakak masih tidak tahu kalau beberapa hari ini aku sering pergi ke rumah sakit untuk menemui suami tercintamu itu secara pribadi!" Ucapnya dengan menekankan kalimat terakhirnya.Wajah Ah Nian ter
Setelah masuk ke dalam rumah, Ah Nian masih menunjukkan wajah kusutnya lantaran perkataan yang dikatakan Lian er pada siang tadi.Ah Nian duduk di ruang tengah dengan pikiran tak tentu. Jika dia menelepon dan menanyakan kebenarannya pada Hwang Jun dengan terang-terangan menurutnya akan mempermalukan dirinya sendiri. Menunggu seperti sekarang juga membuat perasaan Ah Nian tidak tenang.Sampai sore hari, Hwang Jun pulang ke rumah. Ah Nian yang sedari tadi menunggu dirinya di ruang tengah sudah tidak ada. Hwang Jun melayangkan pandangan matanya ke arah ruang makan, menu makan malam terlihat masih utuh tidak tersentuh."Ke mana Ah Nian? Dia melewatkan makan malam? Apa dia mengeluhkan kondisi tubuhnya?" Tanya Hwang Jun pada pelayan di rumahnya."Pagi ini Nyonya meminta bubur dengan air obat untuk merebusnya, selain itu Nyonya juga minta segelas sari buah rasberi setelah itu beliau tidak meminta dibuatkan makanan lagi, setiap saya menawarkan padanya Nyonya bilang perutnya masih terasa penuh
Sekitar satu jam lamanya, Ah Nian mulai terdengar merengek padanya. "Ayo selesaikan, aku oohh, tidak bisa menahannya, ampuni aku," bisik Ah Nian seraya meremas punggung Hwang Jun. "Katakan kamu memaafkanku jika aku sudah salah bicara padamu, katakan juga kamu tidak akan memperlakukan diriku dengan dingin seperti sore ini, kamu juga harus melayaniku dengan penuh gairah seperti ini, jika kamu menunjukkan sikap seperti sore ini lagi aku akan membuatmu tinggal di atas ranjang sampai tiga hari berturut-turut aku ingin melihat liangmu yang sangat aku sukai ini menjadi semakin basah lagi hingga memerah!" Ancamnya pada Ah Nian. Ah Nian menganggukkan kepalanya lalu membalas lumatan bibir Hwang Jun dan mereka memulai permainan kembali hingga malam larut. Pada permainan terakhir Hwang Jun mendorongnya dengan perlahan dari sisi belakang punggung Ah Nian yang sedang menungging menghadap ke cermin meja riasnya. "Oh, ooh, ohh, sayang, aku sungguh tidak tahan lagi, oouhh, ini membuatku ingin
Ah Nian segera meninggalkan sisi pintu ruangan utama di mana dia berdiri tadi. Ah Nian menyadari keberadaan bibi pelayan di ruang tengah yang sedang berdiri mengamatinya dengan begitu cermat dan hati-hati. Ah Nian mengabaikannya dan berpura-pura bersikap wajar seperti orang buta pada umumnya. Dia tidak ingin menegur atau menunjukkan kelebihan yang dia miliki untuk membuat pelayan itu menjadi lebih waspada. "Untuk apa Bibi Mengmeng memperhatikanku diam-diam? Akan lebih baik kalau aku tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa, biarkan dia menunjukkan sisi aslinya di depanku," bisik Ah Nian dalam hati. Ah Nian berjalan menuju ke kamarnya lalu duduk di tepi tempat tidur sana sambil memasang earphone di kedua telinganya. Ada beberapa tombol pada benda elektronik kecil dalam genggaman tangannya untuk mendengarkan lagu. Hwang Jun memberikan benda itu untuk menghibur Ah Nian agar tidak merasa bosan saat sedang sendiri di kediaman. Tapi Ah Nian tidak menyalakan lagu, dan hanya memasang peralata
An terlihat sangat kebingungan, dia menggaruk keningnya lalu mengatakan apa yang terjadi ketika Lian er datang. "Sebelumnya aku pun berpikir demikian, aku tidak berniat membukakan pintu untuknya, tapi dia terus berteriak padaku dan dia bilang secara terang-terangan bahwa Nyonya Muda tidak akan lama tinggal di kediaman ini karena Tuan Muda Hwang akan segera menceraikannya. Nona Lian mengatakan bahwa dia akan menghukum ku ketika dia sudah menggantikan posisi Nyonya muda di kediaman ini. Aku ragu dan tetap tidak membukakan pintu untuknya, akan tetapi dia terus berteriak-teriak sambil menekan klakson mobil. Tak lama kemudian Bibi Mengmeng datang dan mengatakan kalau Nyonya muda yang sudah mengundangnya untuk datang pagi-pagi, katanya ada beberapa hal penting yang ingin mereka bahas berdua di sini," jelas petugas An pada Feng shui. Feng shui menggelengkan kepalanya lalu segera berjalan pergi meninggalkan pos penjaga untuk kembali merawat tanaman. *** Lian er berdiri beberapa meter tak
Di sisi lain ....Hwang Jun sedang menyelesaikan urusannya di perusahaan keluarga Hua. Hwang Jun memiliki rencana bagus untuk mengambil alih satu-persatu saham dari perusahaan Hua, dengan begitu pada akhirnya perusahaan mereka akan kembali pada Hwang Jun. Hwang Jun sedang duduk di ruangan kerja Juan Lin. Mereka bertemu hari ini lantaran Wei Zhang tidak sabar untuk segera melaksanakan proyek kerjasama apalagi dia sudah melihat keuntungan yang akan diperoleh bernilai cukup besar. Wei Zhang cemas Hwang Jun akan berubah pikiran lantaran tindakan yang dilakukan oleh Lian er dan Juan Lin dalam pesta pernikahan Hwang Jun dan Ah Nian waktu itu. Ketika Hwang Jun tiba di perusahaan Hua dan pergi ke ruangan khusus yang mereka gunakan untuk pertemuan penting, ternyata di dalam ruangan tersebut hanya ada tiga orang. Hua Mei, Wei Zhang, dan Juan Lin.Hwang Jun menatap wajah mereka satu-persatu kemudian mengeluarkan berkas proyek yang akan segera dia luncurkan. minggu depan."Ini proyek yang kalian
***Keluarga Hong panik sekali saat mengetahui bahwa Ah Nian ternyata adalah dalang dari semua kejadian, bahkan Ah Nian mengaku sudah membunuh Juan Lin. Mereka tentu saja tidak akan membiarkan menantu yang selama ini mereka unggulkan berada di balik jeruji besi. Apapun akan dilakukan untuk membebaskan Ah Nian.Hanya dengan proses persidangan beberapa kali Ah Nian pun kembali dibebaskan.Hwang Jun merasa sangat bahagia. Ah Nian tidak mendapat hukuman berat karena sedang hamil, dan juga karena melakukan semua tindakan itu lantaran perbuatan Juan Lin yang terus menindas dan mengancam Ah Nian untuk terus mengambil kesempatan menyetubuhinya. Hwang Jun memeluk Ah Nian dengan erat sekali, dia sangat bahagia mendengar kabar bahwa Ah Nian sedang hamil."Kamu harus mengatakan semuanya padaku! Apa kamu pikir aku akan diam saja? Kenapa malah melakukan semuanya seorang diri?" Tanya Hwang Jun.Ah Nian menyandarkan kepalanya di dada bidang Hwang Jun."Karena aku tidak ingin Tuan Muda Yelan yang ter
***Hari demi hari telah berganti, bulan demi bulan begitu cepat berlalu.Ah Nian merasakan jarak begitu besar antara dirinya dengan Hwang Jun. Hampir tidak ada kemesraan lagi yang dia rasakan. Rumah tangga yang awalnya terasa begitu manis dan penuh cinta kini terasa sangat tawar.Meski sudah menghabiskan banyak waktu dengan duduk di perusahaan Yelan, Ah Nian tidak mampu menanggungnya lagi. "Maafkan aku, sepertinya aku memang harus menunjukkannya padamu, dan pada semua orang, tentang semua yang ingin kamu ketahui, alasannya hanya satu, karena aku mencintaimu Tuan Muda Hwang," bisik Ah Nian pada dirinya sendiri.Tanpa sepengetahuan Hwang Jun Ah Nian memutuskan untuk pergi seorang diri ke kantor polisi.Mendengar kabar dari kantor polisi bahwa Ah Nian berada di sana membuat Hwang Jun panik. "Sebenarnya apa yang dia simpan di dalam benaknya? Kenapa Ah Nian malah berada di kantor polisi?!" Keluhnya seraya bergegas pergi untuk menemuinya.Sampai di kantor polisi Hwang Jun menemui Ah Nian
"Siapa itu? Apakah putriku Lian er?" Tanyanya dengan kedua mata berbinar."Bukan, tamu Anda adalah Tuan Muda Hwang dari keluarga Hong," jawabnya.Hua Mei yang biasanya tidak pernah memiliki tamu berkunjung, dia merasa cemas karena Hwang Jun yang datang untuk menemuinya hari ini.Hua Mei dengan tangan diborgol berjalan menuju ke ruangan khusus untuk bertemu dengan Hwang Jun. Begitu Hua Mei duduk di kursi, Hwang Jun segera menunjukkan foto-foto di atas meja."Apa kamu mengenal pria ini?" Tanya Hwang Jun.Hua Mei menggelengkan kepalanya lalu membuang muka ke arah lain. Sekilas saat dia menatap foto tersebut memang ada kemiripan dengan Juan Lin putranya, tapi sebagai seorang ibu kandungnya, Hua Mei tahu pria di foto itu sama sekali bukan Juan Lin."Kamu yakin tidak mengenalnya?" Ulang Hwang Jun.Hua Mei menyipitkan matanya. Dia menatap Hwang Jun dengan tatapan mata meremehkan."Apa Tuan Muda Hwang pikir putraku sudah bangkit dari kuburnya untuk membalas dendam? Jika demikian maka ini adal
***Pada keesokan harinya. Ah Nian dan Hwang Jun menikmati sarapan bersama di sebuah restoran. Ah Nian mengenakan dress tanpa lengan berwarna merah dengan hiasan bunga-bunga kecil melingkar pada lingkar lehernya. Di bagian ujung gaunnya memiliki renda bermodel kelopak bunga mawar. Usai sarapan Ah Nian tampak termenung seperti sedang memikirkan sesuatu. Hwang Jun segera menyentuh jemari tangannya."Apa yang membuat kamu termenung?""Kira-kira siapa wanita yang menyamar sebagai aku? Tuan Muda Hwang, mungkinkah itu ...." Perkataan Ah Nian terhenti. Dia merasa ada seseorang yang sengaja mengambil bajunya di kediaman untuk mengelabui semua orang."Kamu tidak perlu memikirkannya lagi, jangan khawatir tentang masalah itu, aku sudah meminta seseorang untuk menyelidiki semuanya sampai tuntas," ujar Hwang Jun pada Ah Nian."Tuan Muda Hwang, aku hanya tidak ingin kamu meragukan ku, aku tidak ingin ada perselisihan antara kita berdua, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika Tuan Muda Hwan
"Kenapa kamu meminta orang datang untuk menyelamatkannya dan menggantinya dengan orang lain? Pria mabuk itu sama sekali bukan Juan Lin, memang dia mengenakan baju yang sama, tapi kenapa? Aku tidak mengerti ternyata kamu sendiri yang menyelamatkan sehingga Juan Lin bisa kabur, kamu mengurus identitas baru untuknya. Aku baru tahu ternyata kamu begitu berusaha dengan sekuat tenaga untuk membantu pria itu! Katakan apa alasannya padaku? Tidak perlu berpura-pura lagi! Apa jangan-jangan aku sudah salah mengenalimu?" Tanya Hwang Jun tiba-tiba.Spontan Ah Nian langsung mengangkat wajahnya. Ah Nian tidak mengerti dengan semua perkataan Hwang Jun."Aku????! Aku? Tuan Muda Hwang? Apa maksudnya?" Tanya Ah Nian dengan wajah kebingungan.Semua yang dikatakan Hwang Jun sama sekali tidak benar. Ah Nian bahkan tidak tahu apa-apa tentang Juan Lin yang masih hidup di luar sana.Hwang Jun sangat marah dia segera menghimpit tubuh telanjang Ah Nian kembali."Katakan dengan jujur atau aku buat kakimu tidak b
"Nian, keluarga Hong sama sekali tidak memiliki niat untuk memisahkan antara ibu dan anak, memang sejak dahulu secara turun-temurun sebagai wanita yang akan menjadi calon Nyonya besar di keluarga besar kami harus mengikuti peraturan tersebut. Ibu muda yang baru saja melahirkan tidak diizinkan untuk merawat bayi-bayi mereka, mereka harus fokus merawat diri, dan ...." Hwang Jun tidak melanjutkan perkataannya.Ah Nian mengernyitkan keningnya, dia segera mengguncang lengan Hwang Jun di sebelahnya."Dan apa?" "Dan memiliki waktu lebih banyak untuk calon Tuan besar," tutur Hwang Jun seraya menaikkan kedua alisnya lalu melirik ke arah ayahnya.Ah Nian masih tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Hwang Jun."Jadi kalian harus memiliki lebih banyak waktu, setelah proses persalinan tentunya Ah Nian lelah, jadi tubuhnya yang lelah harus dipulihkan seperti sedia kala, milikilah waktu sebanyak mungkin untuk bersama bila perlu perjalanan bulan madu ke dua harus dilakukan," ujar Tuan Hong dengan san
Hwang Jun tertawa renyah, hal itu membuat Ah Nian merasa lega sekali. Sinar mata Hwang Jun dengan kilat tajam bagai pedang semalam, Ah Nian sangat berharap dia tidak akan pernah melihatnya kembali!"Orangku memang berhasil menangkapnya, tapi dia kabur pukul dua dini hari," Hwang Jun tidak berbicara omong kosong, dia juga menunjukkan pesan dari orang-orang yang dia tugaskan untuk menjaga Juan Lin."Ya, tentu saja, dia pasti sangat ketakutan setengah mati, siapa yang tidak tahu tentang Tuan Muda Yelan? Pasti Juan Lin sangat takut lantaran ulah keluarganya di masa lalu, dia pasti cemas dan berpikir akan mengalami nasib yang sama." Ah Nian meremas tangannya sendiri, jelas sekali kegelisahan tengah singgah di dalam hatinya saat ini."Tenanglah, masalah Juan Lin, aku yang akan mengurusnya, ini tidak ada kaitannya denganmu, Nian. Kamu hanya korban di sini," tuturnya untuk meyakinkan Ah Nian.Ah Nian menganggukkan kepalanya."Jangan sampai Tuan Muda Hwang kenapa-kenapa, aku tidak akan pernah
Ah Nian hanya menelan ludahnya sendiri ketika melihat sorot mata tajam yang sempat dia lihat sekilas pada kedua mata suaminya tatkala bertemu tatap dengannya satu menit yang lalu. Ah Nian langsung meremas baju tidur yang menutupi tubuhnya.Baru beberapa menit Hwang Jun pergi ke kamar mandi ponsel Hwang Jun di atas meja berdering nyaring.Ah Nian kaget sekali, dia langsung mengambilnya dan menjawab telepon. Biasanya Ah Nian juga menerima panggilan di ponsel Hwang Jun semenjak mereka menikah. Dan pikirnya itu telepon dari rekan kerja Hwang Jun seperti biasanya.Begitu mendengar suara di seberang sana, Ah Nian langsung memutuskan panggilan dan menaruh benda pipih tersebut kembali ke atas meja di sebelah ranjang.Ah Nian segera berpura-pura tidur seolah-olah tidak ada yang terjadi.Hwang Jun sudah selesai mandi, dia melihat Ah Nian meremas selimutnya.Hwang Jun pikir Ah Nian kedinginan hingga menggigil."Apa ac-nya terlalu dingin?" Tanya Hwang Jun seraya duduk di sebelah Ah Nian. Hwang Ju
Melihat rekaman kamera dalam ruangan pertemuan tersebut sontak Hwang Jun terduduk lemas di kursi. "Jadi ini yang ingin kamu sembunyikan dariku? Apakah sikapmu berubah belakangan ini juga karena Juan Lin?" Tanya Hwang Jun pada dirinya sendiri. Hwang Jun mengusap wajahnya dengan perasaan gelisah. Dia segera menghapus semua data rekaman di ruangan pertemuan serta detik-detik ketika Ah Nian tiba-tiba ditarik paksa oleh Juan Lin.***Tiga jam kemudian, Hwang Jun tiba di rumahnya. Saat mencari istri tercintanya Hwang Jun melihat Ah Nian sedang duduk melamun di kursi teras samping.Hwang Jun berjalan lesu mendekatinya lalu duduk di sebelahnya dan langsung meletakkan kepalanya di atas pangkuan Ah Nian.Ini tidak seperti biasanya, setiap Hwang Jun bersikap berbeda selalu ada alasan kenapa pria itu melakukannya.Ah Nian merasa cemas dan takut, kedua telapak tangannya mengepal kuat dan dia tidak berani menyentuh tubuh atau kepala Hwang Jun yang biasanya dia belai dengan penuh kasih sayang.Hany