Marcella merasa bahwa temperamen Joe telah jauh lebih baik dari sebelumnya. Sehari sebelum Joe keluar dari rumah sakit, Marcella pulang ke rumah untuk mengambil susu formula untuk Olivia. Marcella mengendarai mobil sendirian. Saat mobilnya berhenti di bawah apartemen, sepasang suami istri mengadangnya begitu dia turun dari mobil. Mereka adalah orang tua Yolanda.Marcella tidak pernah berhubungan dengan mereka sebelumnya, jadi dia tidak mengenal mereka. Namun setelah Rosa memperkenalkan diri, Marcella langsung mengerti maksud kedatangan mereka. Marcella berucap dengan nada lembut, "Masalah Yolanda nggak ada hubungannya denganku. Kalian sebaiknya bicarakan dengan jaksa."Orang tua Yolanda sebenarnya paham akan hal itu. Namun, mereka membutuhkan surat perjanjian damai yang ditandatangani oleh Joe.Lantaran keluarga Joe menolak bertemu dengan mereka, mereka akhirnya datang mencari Marcella. Tidak peduli seberapa benci mereka pada Marcella, saat ini mereka tidak punya pilihan lain selain
Marcella menggeleng pelan sambil membalas, "Nggak memikirkan apa-apa!"Joe meraih tangannya dengan lembut, lalu berkata dengan suara serak, "Masih bilang nggak memikirkan apa-apa? Lihatlah susunya, sudah hampir meluap."Marcella menunduk, ternyata memang benar begitu. Joe mematikan aliran air dengan cekatan. Kemudian, dia memeluk pinggang Marcella yang ramping sejenak sebelum berujar pelan, "Aku dengar dari pengawal, orang tua Yolanda pergi mencarimu?"Marcella pun mengangguk pelan. Dia teringat apa yang dikatakan Septi waktu itu. Sebagai sesama orang tua, Marcella seharusnya bisa mengerti perasaan mereka dan memaafkan Yolanda demi kebaikan anaknya sendiri.Meski memahami perasaan mereka, Marcella tahu bahwa kecelakaan itu melibatkan Joe. Jadi, dia merasa tidak berhak untuk memberikan pengampunan, apalagi meleraikan mereka.Joe yang pernah menjadi suaminya, bisa membaca pikiran dan gerak-geriknya dengan mudah. Namun, dia tidak mengungkit hal itu.Mereka berdua saling berpelukan dalam k
Tasya tidak percaya. Benar saja setelah Olivia selesai minum susu, dia mengulurkan tangannya ke arah Tasya dan meminta untuk digendong.Menghadapi bayi kecil yang wangi dan lembut ini, mana mungkin Tasya tega menolak? Setelah menggendongnya, dia tidak bisa melepaskannya lagi.Malam harinya, Tasya harus menempelkan beberapa plester di tubuhnya untuk meredakan rasa pegal.....Keesokan harinya, Satya dan Clara datang untuk menjemput mereka keluar dari rumah sakit. Setelah semua urusan selesai, Joe membawa istri dan anaknya pulang ke apartemen mereka.Olivia yang sudah bangun pagi, kini tertidur lagi di pelukan ibunya. Joe membungkuk untuk menyentuh putrinya, tetapi ucapannya ditujukan pada Marcella. "Aku akan keluar sebentar. Kita akan terbang jam 2 siang."Marcella menduga dia akan menemui Yolanda. Tanpa sadar, dia memanggil, "Joe."Joe memegang gagang pintu, lalu berbalik dan berujar sambil tersenyum padanya, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus dilakukan."Cahaya matahari musim g
Sinar matahari dari luar jendela yang sempit merembes jatuh ke tubuh Yolanda, memberinya setitik kehangatan. Namun, hal ini kian menonjolkan sikap acuh tak acuh Joe padanya.Yolanda tahu bahwa Joe bersedia mengampuninya karena Marcella. Dia tahu mereka hendak kembali ke Kota Brata.Mengampuni Yolanda hanyalah hal kecil bagi Joe. Pria itu masih memiliki masa depan yang cerah bersama Marcella. Ya, mereka akan hidup bahagia.Yolanda melihat tatapan Joe padanya yang tenang dan tanpa emosi, seolah-olah dirinya hanyalah sebuah masalah bisnis yang harus ditangani. Benar juga, tadi Joe juga berkata bahwa hubungan mereka adalah transaksi.Yolanda tertawa kecil, terlihat sedikit lega. Sekarang dia sudah bisa berpikir jernih. Tidak ada artinya dia menyerahkan dan menghancurkan hidupnya sendiri demi pria yang tidak mencintainya.Untungnya, semua belum terlalu terlambat. Meski Yolanda tidak bisa kembali menjadi pengacara, keluarganya masih kaya dan memiliki banyak koneksi.Masih ada masa depan inda
Apa lagi yang bisa Marcella katakan? Satya pun mengalah dan meminta pelayan membawakan empat gelas.Semua orang mengangkat gelas dan bersulang untuk merayakan keluarnya Joe dari rumah sakit sehingga mereka bisa berkumpul bersama sekarang.Sayangnya, Joe tidak boleh minum terlalu banyak. Jika tidak, Satya pasti akan mengajaknya minum hingga teler hari ini. Kebahagiaan putranya benar-benar memuaskan hati Satya.Joe dan Alaia sudah memiliki rumah tangga masing-masing, Ivander seharusnya juga tidak akan menjadi masalah. Kini, satu-satunya yang membuat Satya pusing adalah Vloryne.Vloryne tinggal jauh dari rumah. Gadis itu bahkan tidak tahu bahwa Joe sempat terluka serius. Setelah menghabiskan segelas anggur, Satya merasa lebih tenang. Vlori akan pulang setahun lagi!Gelas Joe juga sudah bersih. Dia mendongak, memperlihatkan wajahnya yang memerah.Tahu Marcella mencemaskannya, Joe pun menggenggam tangan wanita itu dan berbisik, "Aku nggak akan tumbang hanya karena segelas anggur ini."Joe s
Sebelum Marcella sempat menyahut, Satya berseru pada putranya lagi, "Cepatlah, Joe! Pesawat nggak akan menunggu kita!"Ucapan Satya membuyarkan atmosfer romantis di sana. Joe berhenti menggoda Marcella. Sambil memeluk Marcella, dia bertanya dengan serius, "Kita pulang sekarang?"Pulang. Itu benar-benar kata yang indah!Marcella hendak mengatakan sesuatu, tetapi ketika melihat sinar mentari di luar jendela, rasanya tidak ada hal penting yang harus dikatakannya lagi. Mereka hendak pulang bersama sekarang.....Dua jam kemudian, mereka tiba di vila yang pernah mereka tinggali sebelumnya. Setelah setahun pergi, melihat vila itu lagi membuat perasaan Marcella campur aduk.Joe menatap Marcella dan berucap lembut, "Kalau kamu nggak suka tinggal di sini, kita bisa pindah ke tempat lain.""Nggak perlu, di sini juga bagus," balas Marcella.Para pelayan di vila sibuk mengangkut koper dan barang bawaan majikan mereka. Sementara itu, Ratih menggendong Olivia, terlihat begitu menyukai bayi mungil it
Joe sudah rapat selama 3 jam. Takutnya dia akan tumbang jika melanjutkan rapatnya selama 2 jam lagi. Apalagi Joe masih sakit.Setelah berpikir sejenak, Marcella memanggil pelayan untuk menjaga anaknya. Dia menyampirkan jubah di bahunya, lalu meletakkan obat Joe dan segelas air di nampan. Marcella membawa nampan ke ruang kerja untuk mencari Joe.Asap rokok memenuhi ruang kerja di lantai 2. Para petinggi Grup Chandra sedang berdebat. Joe belum menyampaikan pendapatnya.Cara paling bagus untuk menundukkan para bawahan adalah membiarkan mereka saling menekan. Joe tidak akan membela siapa pun karena itu bukan sikap seorang pemimpin yang baik.Saat suasananya makin tegang, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Joe mengira pelayan yang datang, jadi dia merasa tidak senang.Joe mengisyaratkan kepada Tasya untuk membuka pintu, lalu Tasya pun melaksanakan perintah Joe. Siapa sangka, Marcella yang berdiri di depan pintu.Bahkan, Marcella membawa obat. Tasya melihat Joe dan melapor, "Pak Joe, B
Awalnya Joe mengira Marcella akan menghindar, tetapi perkiraannya salah. Marcella malah membelai wajah Joe, lalu berkata dengan lembut, "Bukannya wajar kalau aku memperhatikanmu? Apa kamu nggak butuh perhatianku?""Mana mungkin aku nggak butuh perhatianmu?" tanya Joe dengan suara serak. Kemudian, dia tidak menghabiskan waktu lagi. Joe memegang kepala Marcella dan mencium bibirnya dengan lembut.Joe berciuman dengan Marcella sambil mengobrol dengannya. Dia menanyakan tentang Olivia dan makan malam. Akhirnya, Joe tersenyum semringah.Joe tampak menawan saat tersenyum sehingga banyak wanita yang terpesona kepadanya. Apalagi sekarang Marcella ada di pelukannya.Setelah mencium Marcella, Joe tidak buru-buru berhubungan intim dengannya. Dahi mereka saling menempel dan Joe terus mengajak Marcella berbincang. Dia ingin menikah lagi dengan Marcella.Marcella tidak langsung menolak. Dia bertanya dengan tubuh gemetaran, "Bukannya kita begini sudah cukup baik?""Apanya yang baik? Marcella, aku mer
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se