Share

49. Bersalah

Author: Kerry Pu
last update Last Updated: 2024-09-30 23:24:24

Tiga jam Aksa menahan Dahayu dikantornya. Tapi kini perempuan itu sudah berada di dalam mobil menuju kedai kopi yang Aksa perintahkan.

Tangannya menggenggam berkas yang sempat dilempar Aksa ke lantai yang berisi perjanjian kerjasama antara dua perusahaan yang tidak Dahayu ketahui.

Dahayu sendiri tidak tahu apa maksudnya Aksa memberikan berkas itu kepadanya dan menyuruhnya pergi ke kedai kopi di siang hari.

Kaki Dahayu melangkah santai memasuki kedai kopi. Lantaran tidak tahu harus menemui siapa, Dahayu hanya duduk dan memesan kopi.

Disesapnya kopi tanpa gula yang begitu pahit, sembari menatap ke sekitar.

Seorang pria berpakaian rapi tiba-tiba tersenyum sumringah seperti menemukan seseorang yang dia tunggu.

Dahayu menelusuri arah pandang pria tersebut.

Matanya sedikit melebar kala menemukan Lukas yang berjalan elegan menuju ke arah pria yang tersenyum resmi kepadanya.

"Selamat datang, Tuan Lukas."

"Terima kasih, maaf jika Anda sudah lama menunggu."

"Tidak masalah. Anda orang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   50. Pasang!

    Dahayu kembali duduk tenang di dalam mobil seusai jam kerja.Tangannya memegang kotak kecil berisi dasi yang dia beli siang tadi.Mungkin dengan meminta maaf, akan membuat hati Dahayu tenang.Tapi nyatanya malam ini Aksa tak kunjung menjemput. Seseorang mengatakan bahwa Aksa berangkat ke luar negeri untuk perjalanan bisnis setelah dia pergi ke kedai kopi.Sedikit kecewa, tapi Dahayu sangat mengerti mobilitas Aksa memang sangat padat.Dia tidak bisa mencegah laki-laki itu pergi hanya untuk menerima dasi yang dia beli sebagai permintaan maaf.Dahayu harus sabar menunggu laki-laki itu pulang."Selamat datang, Nyonya." Mina menyambut ketika Dahayu tiba di vila Seroja.Dahayu mengangguk sembari tersenyum samar. Dia segera melangkah menuju kamarnya dengan tenang.Saat dia duduk termenung dengan berbalut piyama, Mina kembali hadir dan bertanya, "Nyonya Anda ingin makan malam apa?"Dahayu tersenyum lembut. "Tanyakan pada nyonya Yesti saja, dia sedang hamil, mungkin dia menginginkan sesuatu."

    Last Updated : 2024-09-30
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   51. Nikmatilah Dengan Cara yang Berbeda

    Dahayu sudah membuang dasi itu ke tempat sampah. Bagaimana ada di tangan Aksa sekarang?"Pasang." Aksa mengulangi kata-katanya pelan.Dahayu menelan saliva dan sedikit malu, tapi juga banyak pertanyaan dalam sorot matanya. "I—itu ....""Kamu tidak dengar apa yang aku katakan? Pasang."Dahayu seperti tak diberi kesempatan untuk memilih. Perlahan dia mengambil dasi di tangan Aksa dan mulai memakaikannya di kerah leher Aksa.Di atas Yesti seperti ingin merobohkan pagar pembatas yang dia pegang.Sembilan tahun menikah dengan Aksa, tak sekalipun Aksa memberi kesempatan untuk memasangkan dasi di lehernya.Tapi Aksa seolah malah memberi kehormatan pada Dahayu untuk menjeratnya."Katakan," titah Aksa pelan setelah Dahayu selesai memasang dasi di lehernya."Maaf, dan terima kasih," ucap Dahayu sembari menunduk.Detik berikutnya mata Dahayu melebar dan pucat, manakala Aksa mengecup keningnya dengan lembut dan penuh kasih.Ada getaran yang tidak biasa mengisi relung hati Dahayu. Sebelumnya Aksa

    Last Updated : 2024-09-30
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   52. Membalas Jasa

    Satya melihat ada sedikit senyum di garis bibir Dahayu kala mengenyam makanan receh tersebut.Benar apa yang dikatakan Satya, hidup Dahayu memang sangat terjamin setelah menikah dengan Aksa.Hanya makanan, pakaian, dan segala fasilitas yang paling baik yang diberikan Aksa.Namun, nyatanya juga tak mampu memicu senyum bahagia di wajah Dahayu kala batinnya terus tersiksa dengan hubungan yang tidak dia inginkan.Berangsur-angsur senyum Dahayu meredup, dia mengunyah mie dengan sangat pelan dan sedikit melamun.Sementara matanya terus menilik riak air dari kejauhan.Satya yang sedari tadi masih memperhatikan Dahayu segera menegakkan punggung, kedua tangannya terpaut manakala sikunya bertumpu pada meja restoran."Aku heran, kamu masih muda berbakat, tapi malah memilih menjadi istri kedua." Dahayu menggerakkan bola matanya sekilas menuju ke arah Satya, dan berkata, "Itu bukan urusanmu."Satya tersenyum. "Oke, tapi jika sudah memutuskan, paling tidak jangan membuat diri sendiri menjadi sedih

    Last Updated : 2024-10-01
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   53. Layani Aku

    Suara gelak ringan masih terdengar nyaring kala Dahayu mulai bisa berbicara dengan nyaman dengan Satya Namun, begitu melihat sosok tinggi mendekat membawa aura yang mengancam, tawa Dahayu pun luruh membuat Satya menoleh ke belakang. Tawa Satya juga mereda diganti senyum tipis yang sangat elegan. "Selamat datang, Tuan Aksa. Suatu kehormatan restoran kami dikunjungi orang luar biasa seperti Anda." Dahayu bisa melihat perubahan sikap Satya yang tadinya begitu santai dan menyenangkan, tiba-tiba berubah menjadi seperti laki-laki yang bermartabat dan sangat sopan. Membuat alis Dahayu sedikit terangkat. 'Bagaimana ada orang yang bisa berkamuflase secepat ini?' batinnya. Sementara Aksa hanya merespon sapaan Satya dengan kilat permusuhan, lantas kembali pada Dahayu. "Jika sudah puas bermain-main, ayo pulang," ucap Aksa datar. Rona suram di wajah Aksa membuat Dahayu tak bisa berdiam diri di tempat, dia takut Aksa akan membuat kekacauan dengan orang-orangnya. Dahayu mengangguk dan segera

    Last Updated : 2024-10-04
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   54. Benci Kata Itu

    Seketika Yesti menahan tawa sembari membekap mulut manakala melihat Aksa memperlakukan Dahayu dengan tidak beradab. Menyuruh duduk di lantai yang dingin tentu saja seperti memperlakukan layaknya pelayan rendahan. Suasana hati Yesti yang sempat memburuk akibat Aksa memaksa Dahayu untuk melayaninya, seketika sirna digantikan dengan binar kepuasan yang tidak terkira. Perasaan Dahayu saat ini sudah tak bisa digambarkan. Tapi dia mencoba bersikap tegar dan mulai berlutut di lantai, berharap Aksa akan menyuruh orang untuk membuka kunci pintu setelah Dahayu melayaninya dengan patuh. "Tuangkan minumannya," titah Aksa lagi. Tangan Dahayu bergerak meraih botol anggur, namun segera dicegah tangan Aksa. "Untuk Yesti," ucap Aksa setelah Dahayu menatapnya dengan binar pertanyaan. Sungguh saat ini Yesti sudah dipenuhi dengan banyak kesenangan melihat bagaimana Aksa memperlakukan Dahayu. 'Entah kesalahan apa yang telah kamu perbuat sampai Aksa memperlakukanmu serendah ini.' 'Tapi terima kasih

    Last Updated : 2024-10-04
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   55. Jahat Dan Tak Termaafkan

    Tadinya Dahayu sudah berusaha mati rasa dengan apa yang terjadi antara Aksa dan Yesti di dalam sana. Tapi nyatanya setiap suara menjijikkan keluar dari mulut yang sepertinya sangat menikmati pertempuran sengit, hati Dahayu pun terasa disayat-sayat serpihan pisau tajam. Dahayu tidak tahu jika rasanya akan sesakit itu. Dipaksa mendengarkan suami dan istri pertamanya bercinta, nyatanya lebih sakit daripada merasakan sekarat kala paru-parunya dipenuhi air ketika dia tenggelam. Dahayu sangat mual dan tersiksa dalam kegelapan. Namun tak bisa meluapkan karena mulutnya dilakban. Hanya derai air mata yang terus bercucuran menyertai rintih kesakitan dalam kegelapan ketika semalaman berlutut mendengar penyiksaan batin yang tidak berperikemanusiaan. *** Sreeettt .... Dahayu kembali mendengar suara pintu sliding di depannya bergeser kala semburat mentari pagi mulai terlihat di atas kanopi ya menutupi kolam hangat. Namun, Dahayu sudah tidak punya kekuatan untuk mendongak guna melihat siapa y

    Last Updated : 2024-10-04
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   56. Anda Yakin Ingin Bekerja Sama?

    Rintik hujan masih membasahi kota Zimo. Tampak redup dan sayu seperti raut wajah Dahayu yang kini tengah duduk tenang bersama Aksa di dalam mobil.Dia memang sudah keluar dari rumah sakit sejak dua hari yang lalu. Namun, tak sedikitpun ada tarikan senyum sejak saat itu.Terlebih ketika Dahayu tahu jika ada orang yang menangkap kebersamaannya dengan Satya dan menyebarluaskan di internet.Rumor yang mengatakan bahwa Dahayu adalah wanita penggoda kembali marak diperbincangkan di dunia maya.Statusnya sebagai istri Aksa tentu saja semakin memperburuk keadaan.Wanita tak tahu diri dan tak cukup dengan satu pria. Menjadi topik paling menjijikkan yang Dahayu baca.[Apa dia benar-benar wanita bodoh? setelah mendapatkan penguasa. Masih saja merayu pengusaha restoran yang jelas-jelas tak ada sepucuk kukunya CEO konsorium Jayanta.]Itu komentar yang paling Dahayu ingat dari sekian banyak hujatan yang mengarah padanya.Dahayu menghela napas samar. Berita miring tentangnya memang sudah lenyap dari

    Last Updated : 2024-10-06
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   57. Sayangnya Tidak Punya

    Rivan terpaku sejenak, tapi kemudian menggelengkan kepala."Ya sudah, tunggu apa lagi? Perusahaan kita tidak akan bisa beroperasi jika tidak ada bahan baku yang bisa diolah. Sementara pesanan yang masih belum terpenuhi masih banyak." Dahayu sungguh tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.Rivan pun akhirnya mengangguk dan bergegas menghubungi nomor yang tertera.Setelah beberapa waktu Rivan kembali ke ruangan Dahayu untuk melapor."Direktur Dahayu. Untuk sementara waktu pimpinan Gardenia parfum tidak akan menerima klien, beliau sedang mempersiapkan acara ulang tahun suaminya nanti malam."Dahayu mendesah. "Lalu bagaimana dengan sisa bahan baku yang kita punya?"Seketika wajah Rivan meredup dan menjawab, "Habis, mungkin bagian produksi mulai besok akan berhenti beroperasi."Dahayu kembali mendesah kesal, kemudian bertitah, "Pesankan aku tiket pesawat ke kota Mada sekarang juga.""Baik, akan segera saya laksanakan."Tidak ada cara lain, Dahayu harus mendapatkan undangan pesta ulang tahu

    Last Updated : 2024-10-06

Latest chapter

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   130. Siapa yang Mandul?

    "Seperti itukah putra kesayanganmu?"Ucapan sarkas Elena membuat wajah Defgan menggelap."Lukas, apa yang kamu tertawaan?"Tawa Lukas mulai mereda, dan berkata, "Memangnya kenapa jika aku tidur dengan Yesti? Aku hanya mencoba menyelamatkan keluarga Jayanta."Semua orang bingung dengan pernyataan Lukas.Tapi Lukas justru menegakkan kepala dengan percaya diri ketika menatap Defgan. Bahkan dia tersenyum."Ayah, aku ingin menjadi putra baik dan berbudi luhur. Tapi keadaan memaksaku melakukan itu, jika tidak maka keturunan keluarga Jayanta akan terputus.""Apa maksudmu?"Lukas tersenyum. "Ayah, Yesti dan Aksa menikah sudah hampir 10 tahun, tapi mereka tidak pernah dikaruniai seorang anak. Tapi Yesti hanya melakukan sekali denganku dan dia langsung hamil. Apa itu artinya?"Lukas kembali tertawa mengejek ketika melihat Aksa, dan berkata, "Aksa mandul!""Omong kosong!" Elena tidak terima."Terserah kamu percaya atau tidak. Putramu itu adalah laki-laki mandul. Meskipun dia sangat kaya dan memp

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   129. Bagaimana Bisa Sesombong Itu?

    Dahayu jelas merasakan ada banyak pasang mata yang tak terhitung jumlahnya sedang tertuju padanya.Dalam sekejap, Dahayu dan Yesti sepertinya menjadi tontonan.Keheningan langsung menyelimuti setelah kegaduhan dari mulut Yesti. Semua orang masih tercengang dan ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.Pada akhirnya Dahayu menyeringai. "Apa kamu kebanyakan nonton drama protagonis yang teraniaya?" cela Dahayu asal asalan."Sudah cukup kamu beromong kosong!"Dahayu menoleh dan melihat yang berbicara barusan adalah Defgan.Dia tersenyum dangkal dan menghela napas tidak berdaya.'Betapa bodohnya orang tua ini dikelabuhi Yesti,' batinnya.Lukas juga terlihat datang dan membantu Yesti berdiri."Aku menyesal mengundangmu ke sini. Kamu memang membawa bencana dimana pun kamu berada!"Lukas juga ikut angkat bicara membuat Dahayu sadar dia telah diserbu."Penjaga! Usir wanita pembawa sial itu dari sini!"Perintah Defgan menghadirkan dua orang keamanan dan langsung mencengkeram dua tangan

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   128. Trik Rendahan

    Di sisi Defgan, Lukas juga tampak tersenyum mencemooh kepada Aksa.Dia menganggap, sekarang Aksa hanya seorang laki-laki tak berguna yang hidup mengandalkan wanitanya.Sudah tidak punya pekerjaan, semua saham juga sudah dikuasai oleh istrinya.'Benar-benar laki-laki bodoh!'Raut ejekan di wajah Lukas terlihat jelas di mata Aksa. Tapi tampaknya dia juga tidak peduli.Perhatian Aksa justru tertuju pada Defgan yang terlihat tegang.Sama sekali tak ada kesan puas di wajah Defgan meski perusahaan Jayanta sudah lolos dari masa kritis.Tentu saja.Lukas baru saja kehilangan 25% saham hanya demi mempertahankan perusahaan Jayanta.Perusahaan Wisesa memang berjanji tidak akan mencekal bisnis perusahaan Jayanta lagi, mereka juga menyumbang begitu banyak dana untuk membantu perusahaan Jayanta.Tapi juga merampas kepemilikan saham sebanyak 25%.Namun, perusahaan Jayanta tidak punya pilihan untuk bisa menolak.Saat ini perusahaan Jayanta sudah terpecah, dan sebagian besar dimiliki oleh Dahayu dan

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   127. Kecemburuan yang Indah

    Konsorsium Jayanta kini hanya seonggok bangunan sepi setelah kehilangan banyak investornya.Hampir semua proyek mangkrak karena kekurangan dana untuk mengoperasikannya.Dan sudah pasti pendapatan menurun drastis dan berakibat pengurangan karyawan secara besar-besaran untuk menghindari defisit dalam jangka panjang.Bahkan bisnis yang ada di luar negeri tiba-tiba mendapat serangan dari perusahaan Wisesa.Defgan dibuat sakit kepala dengan masalah pasca pengangkatan Lukas sebagai CEO konsorsium Jayanta.Dulu saat dipegang Aksa, dia tinggal duduk manis dan menikmati hasilnya.Sekarang dia sudah tidak punya saham, tapi masih saja dipusingkan dengan urusan perusahaan.Dia baru sadar jika putra keduanya ini benar-benar tidak becus mengelola perusahaan.Tapi menyesal saja tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Defgan tetap turun tangan demi menyelamatkan perusahaan peninggalan leluhurnya."Atur janji dengan pemimpin perusahaan Wisesa. Jika masih menolak, paling tidak bisa berbicara melalui sa

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   126. Ini Hanya Sebuah Permulaan

    Lukas tersenyum senang. Ternyata saudaranya ini sangat bodoh dan masih melindunginya seperti dulu.'Apa kamu pikir dengan bersikap baik padaku, ayah akan melunak padamu?''Anak haram tetaplah anak haram. Kamu bukan lagi tuan muda Jayanta.'Tapi semua anggota dewan direksi justru tidak terima dengan pernyataan Aksa.Dahayu sendiri juga tidak menyangka jika Aksa akan menyerah secepat ini."Tuan Aksa. Kami sangat percaya pada Anda, kami tahu Anda lebih baik dari pada Lukas dalam memimpin perusahaan. Kami harap Anda tidak menyerah dan mengecewakan kami. Kami sangat mendukung Anda di perusahaan ini."Seseorang mulai menyampaikan kekhawatirannya dan membuat yang lain juga melontarkan pendapat mereka masing-masing agar Aksa tidak mundur dari jabatannya.Tapi sepertinya Aksa memang sudah tidak berniat memimpin konsorsium Jayanta lagi."Saya tidak ingin menyalahi aturan. Siapa yang mempunyai saham tertinggi maka dialah yang pantas menjadi pemimpin. Karena itu sejak awal saya sudah mempersiapka

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   125. Bagaimana Dia Tidak Keberatan?

    Keriuhan di kota Zimo diabaikan.Aksa masih bekerja seperti biasa, dan pulang ke apartemen Dahayu setelahnya.Vila Seroja sudah menjadi tempat menjijikkan bagi Aksa.Tempat itu hanya mengingatkan akan kebodohan dan penyesalannya saat ini.Duduk termenung menatap gemerlap lampu kota sambil menyesap anggur sudah menjadi kegemaran baru setiap harinya.Apartemen itu sangat nyaman untuk meresapi kerinduannya terhadap Dahayu."Tuan …." Suara Ethan terdengar ringan.Aksa tidak menoleh, juga tidak menyahut.Seakan tidak ingin diganggu.Tapi suara orang lain, tiba-tiba membuat alisnya berkerut dengan sedikit senyuman dingin."Beruntung sekali Kakak ipar mengunjungiku," ucap Aksa santai sambil memutar kursinya."Berhenti memanggilku seperti itu. Kamu membuatku jijik."Aksa terkekeh mendengar umpatan Satya."Ada apa?" tanya Aksa santai."Aku ada urusan di luar negeri, ayah dan ibu juga sangat sibuk. Jika kamu suami yang baik, kamu tidak akan membiarkan dia sendirian."Satya yang tidak ingin berb

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   124. Atur Rapat Relokasi Pemegang Saham

    Keesokan harinya, kota Zimo langsung digegerkan dengan berita bahwa Aksa dicoret dari kartu keluarga Jayanta karena tidak ingin menceraikan Dahayu.Aksa tidak lagi menyandang gelar tuan muda Jayanta karena sudah dibuang oleh ayahnya.Berita bahwa Aksa adalah anak haram juga beredar di mana-mana.Sudah pasti Lukas di balik rumor jahat yang beredar saat ini.Biasanya Aksa akan menebas dan melenyapkan berita miring tentangnya.Tapi kali ini dia membiarkan saja berita tersebut menyala dan membuat kegaduhan semua kalangan di kota Zimo.Dan sampailah pada Dahayu yang saat ini sedang duduk bersandar di kamarnya sambil menonton televisi."Sepertinya dia sangat mencintaimu. Demi mempertahankanmu, dia rela didepak dari keluarga Jayanta," ucap Satya acuh tak acuh sembari memasukan kacang atom ke mulutnya.Saat ini Satya tengah berbaring di samping Dahayu.Dahayu sama sekali tak menanggapi ucapan kakaknya hanya menatap dingin layar televisi saat ini."Kamu tidak ingin memberi tahunya jika dia aka

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   123. Bawa Menantu Ibu Pulang

    Acara pesta berakhir. Melihat Aksa masih berdiri menatapnya, Dahayu sama sekali tak ingin menghindar. Dia pun berjalan dengan anggun menghampiri suaminya. "Tuan Aksa Jayanta, para tamu undangan sudah pulang, kenapa Anda masih di sini?" Wajah tampan aksa bersinar, menyambut kedatangan istrinya. "Aku belum mengucapkan. Selamat ulang tahun pada istriku?" Dahayu tersenyum sengit dan berkata, "Ucapan selamat saja tidak cukup, Anda harus datang dengan membawa hadiah. Tapi sepertinya Anda datang dengan tangan kosong, sebaiknya aku yang menentukan hadiahku." Aksa tahu apa yang akan dilakukan Dahayu saat seseorang mendekat dengan membawa stopmap di tangannya. Dia tersenyum dan menerima berkas tersebut. Namun, bukannya menandatangani, Aksa malah menyobek lembar kertas tersebut menjadi sobekan kecil-kecil dan melemparkan ke udara. Untuk sesaat Dahayu kejatuhan sobekan kertas hingga seperti sedang diguyur confetti. Raut wajahnya menjadi dingin dan kejam kala menatap Aksa. Namun, Aksa ju

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   122. Istri Kecilku Hanya Akan Menjadi Milikku Selamanya

    Suasana pesta menjadi tidak kondusif setelah Dahayu menerima uluran tangan dari Satya. Berbagai asumsi bermunculan di benak para tamu undangan dan juga media yang saat ini menyiarkan secara langsung acara tersebut. Aksa pun tertegun, meski dia sudah mengira ini akan terjadi, tapi tetap mempengaruhi hatinya, meski wajahnya saat ini menunjukkan rona datar dan terlihat tanpa emosi. Apalagi saat melihat Dahayu yang sepertinya tampak acuh tak acuh mengabaikan Aksa yang berdiri menatapnya. Keriuhan semakin menjadi, namun itu sama sekali tak mempengaruhi rona wajah tuan dan nyonya Mantila. Mereka masih menyambut kedatangan Dahayu yang digandeng Satya mendekat ke arah mereka. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tuan Aksa diam saja saat istrinya digandeng pria lain?" "Entahlah, apakah direktur Dahayu memang perempuan seperti itu?" "Kita lihat saja, direktur Dahayu selalu memberikan kita kejutan, mungkin ada cerita dibalik pegangan tangan tuan muda Mantila." "Benar, perempuan muda dan be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status