Share

Meminta ijin

Penulis: Fitria Sulaeman
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa yang kau katakan El? Aku baik-baik saja, aku tidak kenapa-kenapa. Aku sehat-sehat saja. Aku hanya lelah, dan butuh istirahat, karena semalam aku tidak cukup tidur!" jawab Zoya panjang lebar, sama seperti pertanyaan El yang panjang lebar, "kenapa kau tiba-tiba saja bertanya seperti itu El? Apa kau mengkhawatirkan aku?" lanjut Zoya seraya bertanya dan mengedipkan sebelah matanya dengan senyum yang terukir di bibirnya.

"Hah! Sudahlah, lupakan saja!" kata El yang terlihat salah tingkah. Ia pun berjalan menyusul Dareen menuju ruang makan. Dan di susul oleh Zoya dengan perasaan yang sedikit lebih lega. Karena ia merasa, masih ada orang yang memperhatikannya.

***

"Kak?" panggil Delina.

"Hmm...," 

"Apa..., Emh...," ucap Delina ragu-ragu.

"Katakan!" ujar Dareen menghentikan sejenak sarapannya. Menatap Delina dengan mata menyelidik. Lalu mengalihkan pandangan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Masuk!

    "Zoya!" gumam El dengan bingung. Bagaimana bisa Zoya berada di sini, di samping mobil Dareen. Bukankah tadi Zoya meminta ijin untuk pergi ke kamar mandi. Kenapa sekarang dia sudah berada di sini. Pikir El kemudian."Kau!" ucap Dareen sambil menoyor kepala Zoya hingga membuat Zoya membuka matanya dengan terpaksa, "sedang apa kau berada di samping mobilku?" tanya Dareen kemudian."Sa-saya. Apa yang saya lakukan?" balas Zoya dengan membalikkan pertanyaan pada Dareen. Ternyata Zoya masih belum sadar sepenuhnya."Aku yang bertanya padamu! Kenapa kau membalikkan pertanyaan kepadaku?" heran Dareen dengan gadis yang satu ini."Maafkan saya Tuan!" balas Zoya saat kesadarannya mulai pulih.

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Sepenggal masa lalu

    "Tidak ada Tuan! Saya hanya memberitahu anda soal anak laki-laki yang merangkul bahu Zoya!" ujar El dengan memperhatikan wajah Dareen dari depan kaca spion."Jalan!" suruh Dareen dengan nada sedikit ketus. Dareen memikirkan saat bahu Zoya di rangkul oleh seorang anak laki-laki dengan begitu akrabnya. Bagaimana bisa? Pikir Dareen."Baik tuan!" sahut El dengan terus memperhatikan wajah Dareen sampai El menjalankan laju mobilnya."Hah!" terdengar hembusan napas kasar dari mulut Dareen. Apakah Dareen sedang memikirkan Zoya? "tidak! Memangnya apa urusan gadis bodoh itu denganku? Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh gadis bodoh itu di luar jam kerjanya bersamaku!" batin Dareen, bergumam tidak jelas, memikirkan tentang Zoya yang akhir-akhir ini mengusik pikirannya."Apakah anda sedang memikirkan Zoya tuan! Aku harap begitu. Semoga saja tuan bisa melupakan kisah masa lalu tuan bersama

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Tuan Dareen dan sekretarisnya

    "Ayolah Zoya! Aku ini kan sahabat mu yang paling baik, tampan dan juga mempesona," ucap Gio dengan memuji-muji dirinya sendiri, "selain itu, aku ini juga adalah orang yang dapat di percaya. Aku bisa menyimpan semua rahasia apapun yang keluar dari mulutmu!" lanjut Gio dengan lebih meyakinkan Zoya."Kau ini bicara apa sih! Aku benar-benar tidak mengerti tahu!" balas Zoya yang masih terus mengelak. Namun bukan Gio namanya, jika ia tidak bisa memaksa Zoya untuk berkata jujur dan mengakui segalanya."Cepat katakan Zoya! Kalau tidak, aku tidak akan mentraktir mu makan siang lagi," ujar Gio dengan ancamannya."Apa-apaan itu, kau mengancam ku. Ini tida adil, " balas Zoya dengan membelalakkan mata, bisa-bisanya Gio mengancamnya dengan ancaman seperti itu."Semuanya adil dalam kasus tanya jawab Zoya. Aku bertanya padamu dengan cara mengancam, karena kau tidak mau memberitahu ku. Dan kau menjawab karena mendapa

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Penghianat

    Plak! Plak! Plak! El menampar wajah dua orang pria muda dan pria paruh baya secara bergiliran. Tanpa ampun dan tanpa kasihan. Plak! Plak! Dua orang pria berbeda generasi itu hanya terdiam, tidak melakukan perlindungan apalagi memberikan perlawanan. Keduanya berdiri terdiam membisu, hanya menerima setiap tamparan yang El berikan kepada mereka secara bergantian. "Berani-beraninya kalian berdua menjadi kucing pencuri di perusahaan Atmaja Group! Kalian mau mati hah!" ujar El dengan nada bicara yang berapi-api, merasa sangat kesal dan geram kepada kedua orang pria di hadapannya. Berani-beraninya mereka berdua melakukan penggelapan uang di perusahaan Dareen. Plak! "Ampuni kami sekretaris El!" ujar seorang pria paruh baya yang duduk bersimpuh di hadapan El. "Lepas! Aku tidak sudi kau memegang kakiku seperti ini," balas El dengan menggerakkan kakinya ke sa

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Dia sedikit mirip denganmu!

    Saat pertama Zoya berangkat hingga pulang dari sekolah. Suasana terasa ada yang berbeda dan terasa sangat ganjal untuk Zoya, dimana biasanya sang adik yaitu Mayra, selalu mengganggunya dengan berbagai macam cara agar Zoya merasa tersakiti dan terhina. Kini, hari Zoya terasa lebih berbeda. Lebih tenang tentunya.Zoya tidak melihat sosok Mayra muncul di hadapannya. Bahkan, batang hidung Mayra pun tak terlihat sama sekali. Padahal jelas-jelas Zoya melihat, jika Mayra tadi pagi sudah memakai seragam sekolah. Tapi Zoya tak melihat keberadaan Mayra di sekolah sama sekali, setelah dari rumah."Kenapa Zoya?" tanya Gio saat Zoya hendak keluar dari gerbang sekolah, "kau rindu dengan kejahilan dari adik tersayangmu itu?" tanya Gio kembali, dengan tangan yang seperti biasanya. Merangkul sang kawan bicara yang sedang ia tanya."Huh! Lepaskan tanganmu!" kesal Zoya, karena gio selalu saja merangkul bahunya. Walaupun Gio sudah terbiasa

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kondisi utuh atau tidak

    "Cupu!" kata El dengan wajah mencibir ke arah wajah Gio. Membuat Gio membelalakkan mata serta rasa percaya diri yang luntur dalam waktu sekejap mata."Hah!" kaget Gio, "menyesal aku tadi memujinya!" lanjut Gio dalam hati. Ia sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan secara langsung kepada El."Cepat masuk!" kata El dengan nada memerintah kepada Zoya. Namun pandangannya masih tertuju pada sosok pria berkacamata bernama Gio, hingga menimbulkan kesalahpahaman."Sa-saya sekretaris El?" tanya Gio dengan nada bicara yang gugup. Ia benar-benar menyangka, jika El menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil."Bukan!" jawab El membuat hati Gio kembali hancur berkeping. Ia yang sudah percaya diri dengan ajakan El barusan. Harus menelan lagi rasa percaya dirinya itu untuk diri sendiri."Lalu! Anda menyuruh siapa sekretaris El?" tanya Gio ragu-ragu."

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Tampan

    "Kenapa kau menjemputku? Apa tuan akan menghukum ku karena kejadian tadi pagi?" tanya Zoya dalam hati. Ia sedikit takut untuk bertanya kepada El, karena sesuatu yang dia sendiri tidak mengetahui apa alasan di balik ketakutannya itu.Hening!Tidak ada yang membuka suara sampai mobil berhenti di sebuah gedung mewah yang menjual berbagai pakaian dan barang mewah lainnya, yang hanya bisa di beli oleh orang-orang yang mempunyai banyak uang."Butik!" heran Zoya. Ia bertanya-tanya dalam hati. kenapa dirinya di bawa ke sebuah butik? Apakah El akan membelikannya sebuah baju? Zoya rasa itu tidak mungkin. Atau mungkin, El akan menyuruh Zoya untuk bekerja di butik ini? Sepertinya itu sedikit masuk akal. Pikir Zoya lagi. Terus menerus memikirkan hal yang sama sekali tidak akan El lakukan pada Zoya."Keluar!" kata El dengan nada memerintah. Dan Zoya langsung keluar dari dalam mobil, mengikuti langkah El yang sudah berjala

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Sangat jelek

    "Apa? Apa yang akan kalian rencanakan padaku? Apa kalian akan menjualku untuk dipekerjakan di butik ini?" tanya Zoya dalam hati. Ia sangat ketakutan dengan apa yang baru saja di obrolkan oleh Dareen dan juga El. "Bagusnya dia kita apakan Tuan?" tanya El lagi, sepertinya ia belum kapok dengan jawaban dari Dareen yang mengatainya bodoh. "Mau di apakan juga dia tetap saja jelek. Tidak menarik sama sekali!" ujar Dareen dengan mata yang tertutup rapat, dan kepala yang ia sandarkan pada dinding sofa, dengan tangan yang menjadi sandarannya. "Aku memang jelek! Tapi kau tidak usah memperdalam kejelekan ku itu dengan kata-kata mu yang pedas itu Tuan! Aku sudah merasa sadar diri, dengan tampangku yang seadanya ini. Dan kau membuatku merasa sangat jelek dengan ucapanmu itu. Itu sangat jahat sekali!" Zoya berteriak-teriak dalam hati, membenarkan semua yang Dareen katakan. Namun juga merasa sangat kesal kepada

Bab terbaru

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kau harus membayarnya!

    Harapan dan doa yang buruk dari orang yang buruk pula hatinya, tak mampu membuat doa yang ia panjatkan menjadi kenyataan. Setelah Daren berhasil menemukan sumber air yang membuat lelah dan dahaganya seketika hilang, Daren memberikan Zoya sebuah air yang ia bawa dengan tangannya sendiri.Sedikit demi sedikit. Walau berceceran dan selalu sedikit yang tersisa untuk di berikan kepada Zoya. Namun, Daren telah berhasil membuat Zoya sadar dari pingsannya yang cukup lama.'Uhuk! Uhuk!'Suara yang keluar dari tenggorokan Zoya, membuat Daren senang bukan main. "Kau sadar, Zoya?!" tanya Daren saat Zoya terbatuk. Matanya masih belum terbuka. Namun Daren sudah tak sabar untuk mengeluarkan suara dan bertanya bagaimana keadaannya.'Uhuk! Uhuk!'Zoya masih terbatuk.Daren menepuk-nepuk punggung Zoya sambil mengelusnya perlahan. "Kau tidak apa?" tanya Daren. "Ayolah, jawab aku. Aku begitu mengkhawatirkan dirimu!" lanjutnya berucap.Perlahan-lahan, kesadaran Zoya mulai kembali. Matanya pun mulai ter

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Membuat janji

    Jatuh dan tergelincir, sudah tidak Daren rasakan lagi betapa kaget dan sakitnya seluruh badan. Demi bisa sampai ke tempat tujuan, Daren memaksakan diri menyusuri jalanan menurun yang akan membawanya ke tepian sungai."Jika bukan karena dahagaku, aku tidak akan mau berjalan sambil menggendong gadis ini. Walau dia tidak berat, tapi dia cukup menyusahkan langkahku," gerutunya setelah ia terjatuh dan bangkit lagi dengan tangannya sendiri.Daren mengeluh, ia menggerutu. Namun, hanya di mulut saja. Hatinya benar-benar ikhlas melakukan itu semua, demi dahaganya yang harus segera di aliri air, juga demi kesadaran Zoya. Tanah dan lumpur mengotori hampir seluruh tubuh Daren. Seakan tak ingin tertinggal, wajahnya pun ikut merasakan bagaimana rasanya terkena lumpur saat Daren mengusap keringat yang bercucuran dari kening hingga ke pipinya.Daren tak peduli, setelah ketemu sungai nanti, ia sudah berjanji akan membersihkan diri. "Hei, apa kau tidak kasihan padaku? Lihat aku, aku kelelahan. Aku k

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kerongkongan yang kering

    "El! El! Dimana kau? Cepat bantu aku!" teriak Daren saat ia dengan susah payah sudah berhasil melewati jurang curam yang membuat Zoya terjatuh dan tak sadarkan diri, dengan melewati dan mencari jalan lain.Tidak ada tanggapan dan jawaban dari sosok yang Daren panggil. Matahari sudah mulai meninggi, Daren mulai dehidrasi, apalagi dengan gadis yang ada di pangkuannya saat ini, sudah pasti, kondisi gadis itu jauh lebih buruk dari kondisi Daren yang masih bisa mengangkat beban tubuh Zoya. "Bertahanlah! Kau pasti bisa!" ucap Daren menyemangati Zoya yang masih tak sadarkan diri. Perjalanan cukup jauh, hingga saat ini, Daren baru menemukan jalan di mana ia dan El berpisah subuh tadi."El...." teriak Daren kembali. Kali ini, teriakannya begitu nyaring, hingga tenggorokan Daren terasa kering. "El...." Jika kali ini El tidak mendengar teriakan Daren. Maka sudahlah, jangan harapkan Daren bisa berteriak kembali, karena kerongkongannya setelah berteriak, kini terasa benar-benar kering."Ah, ten

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Dipertemukan

    "Uh..., Kalajengking sialan!" umpat Daren saat dirinya sudah berhasil menuruni tanah yang terjal tersebut. Dilihatnya tangannya sendiri yang terasa sangat perih dan gatal. Dan ternyata, tangannya membengkak dan memerah. Mungkin, itu adalah efek dari gigitan kalajengking tadi.Kembali Daren memfokuskan dirinya pada pencariannya pada Zoya yang sampai saat ini masih belum ia temukan."Zoya..." Teriak Daren begitu kencang dan menggelegar. Hingga para hewan kecil keluar dari persembunyiannya."Hei Zoya! Dimana kau gadis bodoh?" Teriaknya lagi dan masih belum mendapatkan jawaban. Lalu, pandangannya tertuju pada sesosok tubuh yang tergeletak tak berdaya dengan tubuh penuh tanah dan luka.Zoya, gadis itu terkapar diantara pohon beringin besar dan daun daun yang sudah mengering."Zoya!" Secepat kilat Daren menghampiri Zoya yang tengah terkapar tak sadarkan diri.

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Titik terang

    Doa kembali Zoya panjatkan pada Tuhan, sang pencipta alam dan segala isinya. Ia berdoa agar siapapun bisa menemukannya dengan segera. Kakinya sudah tak mampu lagi menopang tubuh, di tambah dengan tangannya yang ternyata masih mengeluarkan sisa-sisa darah dari injakan kaki Mayra tadi. "Ya Tuhan, aku mohon... Siapapun tolong aku. Aku akan menikahinya jika dia adalah seorang laki-laki. Tapi, setelah aku lulus sekolah. Dan akan aku jadikan dia saudara, jika dia adalah seorang perempuan," ujar Zoya pasrah. Gadis itu membuat janji dengan Tuhan sesuka hatinya, tanpa memikirkan bagaimana nasib kedepannya. Tentang masa depannya, tentang bagaimana menjalaninya. Akankah ada yang akan datang membantunya atau bahkan tidak. Mengingat ini adalah hutan, dan Zoya hanya sendirian di sana. "Tapi, apakah yang menolongku itu akan mau, jika yang akan dinikahinya atau di jadikan saudaranya adalah seorang gadis miskin yang waj

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Mengabulkan Doa

    "Apa kubilang El! Kau memang bodoh! Kenapa kau melarang ku menyusul mereka tadi hah!" Daren geram. Di cengkeramnya kerah baju El dengan sangat kuat, hingga buku-buku tangan Daren terlihat memutih, saking geramnya. "Maafkan saya Tuan!" tunduk El. El sama sekali tidak berani menegakkan kepalanya, apalagi menatap mata Daren, atas apa yang El katakan padanya. "Maaf kau bilang? Beraninya kau meminta maaf setelah mengabaikan perasaanku tadi," dihempaskan pula dengan kencang baju El. Pria tampan berambut hitam pekat itu seketika terbatuk, saat Daren melepaskan cengkraman tangannya. "Apa dengan meminta maaf, semua akan kembali?" Sedangkan Delia dan Delina, serta Gio dan teman sekelompoknya. Mereka semua berdiam mematung setelah menceritakan jika Zoya menghilang dan terpisah dari rombongan. Apalagi saat melihat reaksi Daren yang ternyata di luar dugaan. Sangat marah saat mengetahuinya. Mereka semua tidak ada yang bera

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Baru menyadari

    "Eh, apa ada yang melihat kak Zoya?" tanya Delia yang baru saja menyadari jika Zoya sedari tadi tidak bersamanya. Semua orang memandang ke arah Delia. Lalu saling pandang satu sama lain. "Bukankah Zoya selalu bersama Anda, Nona?" ujar Gio membalikkan pertanyaan pada Delia. Delia menggeleng, "memang! Tapi setelah teriakan itu, aku langsung berlari mengikuti kalian, dan melepaskan peganganku dari tangan kak Zoya," jawab Delia sedikit gemetar. Lalu ia alihkan pandangannya pada Delina yang nampak acuh tak acuh dengan ketidakadaannya Zoya di dalam rombongan mereka. "Kenapa kau melihatku?" tanya Delina sinis, "aku memang tidak menyukainya. Tapi aku tidak melakukan apa-apa. Aku juga tidak tahu kalau dia tidak bersama kita!" sambungnya dengan penuh penekanan. Dan Delina berkata jujur apa adanya. Tanpa ada yang dia sembunyikan. "Bagaimana ini kak Gio, kak Andi?" reng

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Keberhasilan Mayra

    Zoya berjalan mundur beberapa langkah, "jangan kau pikir aku ini bodoh Mayra! Apa yang kau rencanakan padaku hah?" tanya Zoya tanpa basa-basi. Mayra tertawa, sedang Zoya mengerutkan keningnya. "Kenapa kak? Apa kau takut kakak!" tanya Mayra dengan menekankan perkataannya. Membuat Zoya yakni jika Mayra memang sedang merencanakan sesuatu yang buruk padanya. "Ma-mau apa kau Mayra?" tanya Zoya bergetar. Mayra terus berjalan perlahan mendekatinya. Semakin dekat, dan terus mendekat. Sedangkan Zoya, gadis itu juga terus berjalan mundur menjauhi Mayra. Nyali Zoya semakin menciut kala melihat wajah Mayra yang terlihat seperti seorang pembunuh kala mengeluarkan tawanya. Walaupun Zoya tau, jika Mayra adalah adiknya sendiri. Tapi kenapa? Kenapa Mayra ingin berbuat jahat padanya? Pikir Zoya. "Ak-aku mohon Mayra! Apa yang akan kau lakukan padaku? Aku ini kakakmu, kau adikku. Kita ini bersaudara Mayra!" ujar

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Janggal

    "Kau gila El! Kenapa aku tidak boleh ikut bersama mereka hah?" ungkap Daren setelah kepergian para anggota perkemahan. "Karena mereka akan merasa tidak nyaman saat bersama Anda Tuan!" jawab El tanpa basa-basi. Tuannya itu sedari tadi terus mengomelinya karena El tidak menyarankannya untuk mengikuti mereka. "Ah!" Daren frustasi. Pria tampan penuh kharismatik itu menjambak rambutnya sendiri karena kesal dengan jawaban El. *** "Kak Zoya? Aku takut!" rengek Delia sambil menggandeng lengan Zoya erat. "Tenanglah Nona. Tidak akan ada apa-apa di sini!" ujar Zoya menenangkan. Gadis itupun akhirnya sedikit lebih tenang. Walaupun tangannya masih enggan untuk melepaskan lengan Zoya. Menempel terus seperti lem. "Delia, kenapa kau terus menempel padanya?" tanya Delina dengan nada kesal. Namun, yang di tanya terlihat enggan untuk menjawab

DMCA.com Protection Status