Share

Bab 36: Kepercayaan yang Runtuh

Author: Geanna Kim
last update Last Updated: 2025-01-05 00:52:36

“Aku menemukan Profesor Agasa.”

Kalimat pembuka dari Nick Rayson melesatkan harapan Teo. Ia baru saja mengunci pintu kamar setelah memeriksa seluruh area rumahnya. Kejadian yang rumit akhir-akhir ini membuat harapan dan kepercayaannya kepada orang-orang seketika goyah.

“Apa yang kau temukan di sana, Nick?” tanya Teo yang kini mengintip dari balik tirai jendela di kamarnya, ia khawatir ada orang asing yang mengikutinya.

“Profesor Agasa benar-benar ada di Fidoria,” kata Nick melanjutkan. “Aku sempat melihatnya di kantor polisi pusat Fidoria. Namun, ia tampak begitu sibuk. Setelah aku mengamati cukup lama dari luar gedung, aku curiga kalau ia sedang menangani sebuah kasus. Profesor Agasa ditemani oleh beberapa polisi dan aku tidak menemukan celah untuk menemuinya.”

Kabar berikutnya bukan hal yang baik. Waktu terus berputar dan situasi mereka sangat sulit. Teo merasa Nick harus mengambil langkah yang lebih berani.

“Kita sudah hampir kehabisan waktu.” Teo menimpali ucapan Nick dengan seriu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 37: Jadwal yang Berantakan

    Kemunculan Samuel di ambang pintu tidak masuk dalam rencana Teo. Ia tidak menyangka pria itu akan terus mengusiknya sampai ke area privasi. Dengan agak gugup, Teo mengambil foto-foto barang bukti dan memasukkannya ke laci. Seraya mengendurkan otot wajah, ia berbalik dan mulai memasang senyum canggungnya untuk Samuel.“Oh, soal ini? Tentu saja aku ingin tahu perkembangan kasus Julia,” kata Teo membuka alibinya.“Memangnya kau paham?” Samuel bertanya lagi dan Teo mulai jengkel.“Paham atau tidak, aku pikir seorang suami harus bertindak semampunya.” Teo membeberkan apa alasannya kepada Samuel dengan cukup tenang. “Aku sudah menjalani jadwalku dengan baik dan sesuai keinginanmu. Mengapa masih terus menggangguku?”“Ah, maaf kalau kau terganggu,” balas Samuel agak kikuk. “Aku hanya ingin memberikan daftar jadwal untuk pekan ini. Kau harus membacanya agar semua kegiatan berjalan dengan baik. Aku tidak ingin kita mendapat komplain dari klien.”Samuel yang dalam pandangan Teo sudah tidak menaru

    Last Updated : 2025-01-05
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 38: Rumor yang Akhirnya Menjadi Viral

    Misi yang Nick jalani di Fidoria berjalan mulus sesuai perkiraannya. Nick Rayson memang orang yang tepat untuk misi pencarian Profesor Agasa. Teo tidak lagi terjebak dalam kecemasan sejak mendengar kabar terbaru dari Nick kemarin. Di sisi lain, Samuel yang terus menekannya pun mulai bermurah hati. Ini jelas situasi yang baik sampai Kinan datang dan mengubahnya menjadi badai.“Tuan sudah menonton tayangan berita di televisi?” tanya Kinan yang tanpa mengetuk pintu studio langsung menerobos masuk.Teo yang melihat tingkah Kinan merasa ada yang janggal. Wanita itu biasanya selalu menghormati privasinya. Namun, kali ini Kinan terlihat seperti dikejar pemburu dan tergesa-gesa menanyainya tentang siaran berita.“Apa yang terjadi?” Teo yang bingung hanya bisa mengajukan pertanyaan itu.Kinan berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Ruangan studio di kantor label rekaman sangat hening karena hanya ada Teo di sana. Ia seharusnya tengah menyiapkan naskah untuk hadir di sebuah acara. Sam

    Last Updated : 2025-01-05
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 39: Keputusan Terberat Jake Arthur

    Kejadian di kantor label rekaman membawa Jake jatuh dalam lembah kegagalan. Serangan mutlak dari Teo meruntuhkan harga dirinya. Jika Jake berani jujur pada dirinya, ia memang menginginkan harta Teo yang lebih banyak dari miliknya. Namun, penculikan Julia didasari kegilaan Teo yang ingin menyimpang dari rencananya di klub Solar Eclipse. Jake harus mendapatkan jawaban dari Julia agar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Teo.Akan tetapi, segalanya berubah rumit karena Teo terlibat terlalu dalam. Pria gila itu melakukan hal di luar nalar yang sangat merugikan Jake, bahkan menyerang Jake sebagai pria rakus yang ingin mengeruk harta sahabatnya.Jake merasa ia akan mati di tangan Teo jika kegilaan ini terus berlanjut. Kemarin saja ia melarikan diri tanpa berkata apa-apa setelah Teo menyerangnya. Sekarang ketika Jake berdiri memandang gedung klub Solar Eclipse, ia merasa Teo sengaja mengubahnya menjadi pengecut dan menginjak harga dirinya.“Sialan. Teo Andersen benar-benar pengacau.”

    Last Updated : 2025-01-06
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 40: Bayang-Bayang Ancaman

    Pertengkaran dengan Lylia membawa Jake pada keputusan terberat dalam hidupnya. Jake yang tidak pernah tunduk pada siapa pun kini harus mengalah demi rencananya. Ia tidak boleh kalah dan menjadi pecundang di hadapan Teo. Mau tak mau, Jake mengikuti usulan Julia.Esoknya, Jake sudah merapikan naskah sandiwaranya. Setelah percakapan di telepon dengan anak buahnya selesai, skenario terakhir pun disiapkan dengan sangat matang. Jake tidak ingin ada kesalahan lagi hari ini. Rencananya sudah begitu runyam bagaikan kertas yang jatuh dalam genangan air.“Ini semua gara-gara Teo. Sejak kapan pria itu begitu cerdik?” Jake mempertanyakan hal itu dalam hati saat bergegas menuju lokasi penyekapan Julia. “Dia tidak seperti dirinya yang asli.”Jake tiba di lokasi yang tersembunyi itu. Di ruangan yang hanya diketahui oleh dirinya, Julia duduk di sudut ruangan yang gelap. Kedua tangannya terikat dengan tali tambang yang kasar hingga meninggalkan bekas kemerahan di kulitnya. Jake berdiri di depannya, mat

    Last Updated : 2025-01-16
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 41: Antara Ketakutan dan Kepercayaan

    Di ruang tamu yang mulai sunyi setelah keramaian tadi, Teo memilih berdiri tegak, menatap Jake dengan pandangan tajam. Raut wajahnya tidak menyembunyikan rasa tidak setuju yang berkecamuk dalam pikirannya."Pelaku harus tetap diproses hukum," katanya dengan nada tegas. "Aku tidak akan berhenti sampai tahu siapa yang benar-benar melakukan ini."Jake menghela napas, berusaha menunjukkan sikap santai meski sorot matanya menyiratkan ketegangan."Teo, untuk apa kau sbuang-buang waktu? Julia sudah kembali dengan selamat,” bantah Jake yang justru menimbulkan kesan aneh bagi semua orang di sana.”Itu yang penting, ‘kan?""Justru karena Julia sudah balik, aku harus lebih serius. Aku tidak bisa membiarkan pelaku bebas begitu saja," balas Teo, suaranya semakin mengeras.Perkataan Teo seperti duri tajam yang menusuk ego Jake, membuat pria itu tampak sedikit gelisah meski berusaha menutupinya."Tapi..." Jake mencoba menyela, tetapi kata-katanya tergantung di udara.Tidak ada argumen yang cukup kuat

    Last Updated : 2025-01-18
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 42: Awal dari Pencarian Kebenaran

    Selagi Teo menunggu dokter kepercayaannya datang ke rumah, ia pergi ke meja kerjanya untuk mengambil berkas-berkas penyelidikan. Teo harus mengamati beberapa hal untuk menangkap Jake dengan bukti yang akurat.Ketika dirinya tenggelam dalam kesibukan meneliti dokumen, Kinan menelepon.“Tuan, kurasa kita harus mengambil tindakan yang ekstrem. Jake Arthur dan komplotannya akan mengelak dari tuduhan dengan berbagai cara.”“Kau benar, Kinan,” sahut Teo dengan suara lemah. “Aku akan meluangkan lebih banyak waktu untuk menyelidiki bukti agar kita bisa menangkap Jake. Aku masih yakin bahwa Jake pelakunya.”“Aku juga yakin, Tuan. Namun, bisakah kita melakukannya?” Suara Kinan terdengar ragu dan Teo paham hal itu. “Jake punya latar belakang yang kuat. Selain itu, apakah manajer Tuan akan memperbolehkan Tuan menyelidiki kasus ini.”Pertanyaan Kinan membuat Teo terperanjat. Ia baru ingat harus menghadapi Samuel agar dapat menyelidiki kasus ini dengan lebih dalam. Samuel, manajernya yang ketat dan

    Last Updated : 2025-01-18
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 43: Bukti Kuat untuk Menangkap Jake

    Teo terpaksa meninggalkan Julia bersama Dokter Riza, ia sudah membuat janji dengan Kinan dan Detektif Aarav untuk menyelidiki bukti di TKP palsu. Jika benar sidik jari yang ia ambil di TKP itu adalah milik Jake, Teo punya alasan kuat untuk menggeledah rumah Jake.“Aku yakin itu sidik jari Jake Arthur. Aku sudah membobol pangkalan data polisi,” kata Nick yang meneleponnya untuk memberi konfirmasi.“Aku harus memberi tahu Detektif Aarav dan memulai penyelidikan resmi,” sahut Teo yang kini bergegas menuju kantor polisi.Teo tiba di kantor polisi dengan langkah tergesa, membawa bukti yang telah dikemas rapi dalam tas hitam. Kinan dan Aarav sudah menunggunya di ruang pertemuan kecil di lantai dua, bersama seorang petugas forensik yang Aarav rekomendasikan untuk mendukung analisis lanjutan.“Apa kita sudah punya sesuatu yang konkret?” tanya Aarav tanpa basa-basi, memandangi Teo dengan tatapan tajamnya yang khas.“Nick sudah mengonfirmasi. Sidik jari yang aku ambil dari TKP palsu cocok denga

    Last Updated : 2025-01-18
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 44: Jejak di Bandara dan Penangkapan Jake

    Malam itu, bandara Eldorisia penuh dengan kesibukan khasnya. Aarav, Teo, dan tim polisi berpakaian hitam menyebar di sekitar terminal keberangkatan, menyisir area untuk mencari Jake dan Lylia. Informasi dari daftar penerbangan yang ditemukan di rumah Jake membawa mereka ke sini, dan mereka tahu ini mungkin kesempatan terakhir untuk menangkap Jake sebelum ia menghilang.“Target terlihat,” ujar salah satu polisi lewat earphone. “Perempuan, mengenakan gaun merah. Di dekat pintu keberangkatan internasional.”Teo dan Aarav bergerak cepat ke arah yang dimaksud. Di sana, mereka melihat Lylia yang tampak gelisah, memegang tiket penerbangan. Namun, Jake tidak ada di sekitarnya.“Dia hanya umpan,” Aarav berbisik sambil memberi isyarat kepada tim untuk bergerak.Lylia mencoba melarikan diri saat menyadari keberadaan mereka, tetapi dengan cepat polisi menangkapnya. Ia berteriak histeris, memprotes bahwa ia tidak tahu apa-apa, namun Aarav tetap tenang.“Bawa dia ke ruang interogasi,” perintah Aara

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 87: Teo Akhirnya Pulih

    Di ruang interogasi yang sunyi, Samuel duduk terdiam, tangan diborgol ke meja besi yang dingin. Ia merasa seluruh tubuhnya berat, seolah dunia ini sudah jatuh padanya. Wajahnya penuh kecemasan, pikirannya kacau. Tidak ada lagi Jake yang bisa diandalkan, tidak ada lagi jalan keluar yang jelas.Pintu ruang interogasi terbuka, dan Aarav masuk dengan wajah serius. Tanpa berkata apa-apa, ia duduk di seberang Samuel, memandangnya tajam. Samuel menatapnya, mencoba membaca ekspresi di wajah pria itu. Tapi Aarav hanya diam, menyusun kata-kata."Aku tahu kau merasa terjebak, Samuel," akhirnya Aarav berkata, suara tenang namun penuh penekanan. "Tapi ini adalah kesempatan terakhirmu untuk menghindari hukuman yang lebih berat."Samuel menggigit bibir bawahnya, tak tahu harus berkata apa. Selama ini, ia selalu berusaha untuk bisa mengontrol segalanya, tapi kini ia berada dalam situasi yang benar-benar di luar kendalinya.Aarav melanjutkan, "Kau tahu bahwa Jake bukan orang yang bisa kau percayai. Ka

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 86: Penyelamatan Tak Terduga

    Samuel merasakan udara dingin yang menusuk tulang ketika mobil yang membawanya berhenti di depan sebuah vila mewah di tengah hutan. Kepalanya masih pening setelah melarikan diri dari kantor polisi, dan pikirannya dipenuhi tanda tanya. Bagaimana mungkin ia berhasil kabur secepat ini? Siapa yang mengatur semua ini?Pintu mobil terbuka, dan seorang pria bertubuh kekar menariknya keluar. "Masuk," perintah pria itu dengan suara berat.Samuel mengatur napasnya dan melangkah ke dalam vila. Interiornya mewah, dengan dinding kayu berukir dan lampu gantung kristal yang menerangi ruangan dengan cahaya keemasan. Namun, semua kemewahan itu tak mengalihkan perhatiannya dari sosok pria yang duduk dengan santai di kursi kulit berwarna hitam di tengah ruangan.Jake Arthur.Samuel terbelalak. "Jake?!"Jake tersenyum kecil. "Senang melihatmu lagi, Sam. Sudah lama sekali, ya?"Samuel tetap berdiri kaku, matanya tak lepas dari pria yang seharusnya masih berada di balik jeruji besi. "Bagaimana... bagaimana

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 85: Melarikan Diri

    Samuel duduk di kursi interogasi dengan tangan terborgol di depan meja baja dingin. Wajahnya tegang, keringat mulai mengalir di pelipisnya. Aarav dan Nick berdiri di hadapannya, menatapnya tajam. Pengacara Samuel duduk di sampingnya, sesekali berbisik dan menyuruhnya diam."Samuel, kita tahu semua permainanmu," Aarav memulai, suaranya penuh tekanan. "Kami sudah melacak rekeningmu, melihat transaksi mencurigakan, dan menghubungkan semua titik. Uang yang kamu dapatkan dari eksploitasi artis itu? Kami akan mengembalikannya ke pemiliknya."Samuel menggertakkan giginya, jelas tidak senang dengan kenyataan itu. "Kamu tidak bisa begitu saja menyita uangku! Aku bekerja keras untuk itu!"Nick tertawa sinis. "Kerja keras? Maksudmu, memanfaatkan orang lain, memperlakukan mereka seperti barang dagangan, dan meraup keuntungan dari penderitaan mereka? Itu bukan kerja keras, itu kejahatan."Samuel menatap Nick dengan penuh kebencian. "Kau pikir kau lebih baik dariku, Rayson? Aku tahu siapa kau. Mant

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 84: Interogasi yang Rumit

    Aarav duduk di seberang Samuel di ruang interogasi yang remang-remang. Tangannya bertaut di atas meja, ekspresi wajahnya dingin namun penuh kewaspadaan. Di sampingnya, seorang petugas mencatat setiap kata yang diucapkan. Sementara itu, Samuel duduk dengan santai, menyandarkan tubuhnya ke kursi, seolah-olah ia tidak merasa terancam sama sekali."Samuel," Aarav memulai dengan suara tenang namun penuh tekanan, "Kami sudah punya cukup bukti yang mengarah kepadamu dalam kasus percobaan pembunuhan Teo. Mobil yang digunakan dalam tabrakan itu ditemukan di rumahmu. Jejak lumpur di mobilmu sama persis dengan lumpur di lokasi kecelakaan. Apa kau masih mau menyangkal?"Samuel mengangkat bahunya dengan santai. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Mobil itu memang ada di rumahku, tapi siapa pun bisa menggunakannya. Bisa saja ada orang lain yang mengambilnya tanpa sepengetahuanku."Aarav terkekeh sinis. "Itu alasan yang buruk. Kami juga menemukan rekaman CCTV di kafe tempat kau mampir sebelum ke

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 83: Bantuan dari Julia

    Julia duduk di tepi tempat tidur rumah sakit Teo, tangannya masih gemetar setelah mendengar kabar buruk itu. Nick berdiri di dekat jendela, matanya mengamati langit yang mulai gelap. Aarav, yang baru kembali dari penyelidikannya, melangkah masuk dengan ekspresi serius.“Samuel bukan orang baik, Aarav,” kata Julia tiba-tiba, suaranya nyaris berbisik.Aarav mengalihkan perhatiannya kepadanya. “Apa maksudmu?”Julia menghela napas, menatap Teo yang masih terbaring lemah di tempat tidur. “Dia terlibat dalam eksploitasi artis. Aku tahu karena aku hampir menjadi korbannya.”Nick dan Aarav saling bertukar pandang. Nick akhirnya mendekat dan bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi, Julia?”Julia menelan ludah, mengingat kembali pengalaman buruk itu. “Dulu, sebelum aku mencapai puncak karierku, ada satu masa ketika aku diajak menghadiri acara eksklusif yang diselenggarakan oleh orang-orang berpengaruh di industri hiburan. Aku diberi tahu bahwa acara itu bisa membantuku mendapatkan lebih banyak p

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 82: Tersangka Utama

    Julia bergegas memasuki rumah sakit dengan wajah panik. Napasnya tersengal-sengal setelah berlari dari tempat parkir. Ia hampir tidak bisa percaya ketika Nick menelepon dan memberitahunya bahwa Teo mengalami kecelakaan parah dan harus menjalani operasi akibat pendarahan di otak. Julia menggenggam erat ponselnya, tangannya gemetar saat mencoba mencari tahu di mana Teo dirawat.Nick yang sudah menunggunya di lobi segera menghampiri Julia."Julia... akhirnya kamu datang," kata Nick dengan suara lembut, berusaha menenangkan.Julia menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Teo... bagaimana kondisinya? Apa dia baik-baik saja?"Nick menghela napas panjang. "Dokter bilang operasinya berjalan lancar, tapi dia masih belum sadar. Kita hanya bisa menunggu."Julia merasa jantungnya mencelos. Ia menutup mulutnya dengan tangan, berusaha menahan tangis. Ia kemudian berjalan menuju ruang ICU di mana Teo dirawat. Melihat Teo terbaring dengan wajah pucat, selang infus menancap di lengannya, dan alat bantu m

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 81: Penahanan Samuel

    Aarav berdiri di tengah jalan yang sepi, tatapannya tajam menyapu setiap detail yang ada di sekitar TKP. Udara malam terasa dingin, tetapi otaknya terus bekerja dengan panas, menyusun potongan-potongan teka-teki yang baru saja ia temukan. Lampu-lampu jalan remang-remang, memberikan penerangan yang nyaris tidak berguna. Senter di tangannya menjadi satu-satunya alat yang bisa membantunya menemukan jejak lebih lanjut.Ia berjongkok dan kembali mengamati bekas ban di aspal. Hanya ada satu jejak pengereman, jelas berasal dari mobil Teo yang berusaha menghindari tabrakan. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa mobil pelaku mencoba mengerem sebelum benturan terjadi. Ini semakin menguatkan dugaannya bahwa kejadian ini bukan kecelakaan biasa.Aarav berdiri dan mengamati lebih jauh. Tidak ada kamera CCTV di sekitar, yang berarti pelaku sudah memperhitungkan lokasi ini sebagai tempat yang aman untuk melakukan aksinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Tarwin.“Tarwin, aku di TKP sekarang. In

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 80: Penyelidikan Detektif Aarav

    Aarav berdiri di tengah jalan yang sepi, tatapannya tajam menyapu setiap detail yang ada di sekitar TKP. Udara malam terasa dingin, tetapi otaknya terus bekerja dengan panas, menyusun potongan-potongan teka-teki yang baru saja ia temukan. Lampu-lampu jalan remang-remang, memberikan penerangan yang nyaris tidak berguna. Senter di tangannya menjadi satu-satunya alat yang bisa membantunya menemukan jejak lebih lanjut.Ia berjongkok dan kembali mengamati bekas ban di aspal. Hanya ada satu jejak pengereman, jelas berasal dari mobil Teo yang berusaha menghindari tabrakan. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa mobil pelaku mencoba mengerem sebelum benturan terjadi. Ini semakin menguatkan dugaannya bahwa kejadian ini bukan kecelakaan biasa.Aarav berdiri dan mengamati lebih jauh. Tidak ada kamera CCTV di sekitar, yang berarti pelaku sudah memperhitungkan lokasi ini sebagai tempat yang aman untuk melakukan aksinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Tarwin.“Tarwin, aku di TKP sekarang. In

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 79: Kecelakaan yang Mengubah Segalanya

    Mobil Teo melaju dengan kecepatan stabil di jalanan Eldorisia yang masih basah oleh hujan semalam. Di kursi belakang, Nick duduk diam, wajahnya muram memandangi layar ponselnya yang dipenuhi notifikasi dari berbagai media yang memberitakan tentang dirinya. Di sampingnya, Aarav memeriksa beberapa dokumen yang akan mereka diskusikan dengan tim hukum dari Firma Hukum Eden. Situasi semakin rumit, dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Nick adalah dengan strategi hukum yang tepat.Namun, di tengah perjalanan menuju kantor polisi, tiba-tiba sebuah mobil hitam melaju kencang dari arah berlawanan dan berhenti mendadak di depan mobil Teo. Pengemudi mobil Teo menginjak rem dengan keras, membuat mobil berhenti mendadak. Belum sempat mereka menyadari apa yang terjadi, pintu mobil bagian Teo terbuka dengan kasar, dan seseorang menariknya keluar."Teo!" seru Nick dan Aarav hampir bersamaan.Teo tersentak ketika melihat siapa yang menyerangnya—Samuel. Manajernya berdiri di depannya dengan wajah m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status