Beranda / Romansa / Touch Me if You Dare / Part 50, Meloloskan Diri

Share

Part 50, Meloloskan Diri

Penulis: Cathalea
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-21 23:15:29

Lindsay tertawa penuh kemenangan melihat Jane yang hanya bisa berseru kaget dengan kedua tangan dan kaki terikat. 

"Surprise!" serunya kemudian.

Tubuh jangkung itu kembali menegakkan punggung, lalu bersedekap dengan angkuh. Sepasang netranya menatap Jane dengan penuh kebencian.

Jane mendengkus sambil membuang muka, menolak bertatap muka lebih lama dengan wanita itu.

"Tatap mataku, jalang!" Lindsay kembali menundukkan tubuhnya, mencengkram rahang Jane dengan kuat, memaksa tunangan Aaron itu untuk melihat ke arahnya.

"Bukankah sudah aku katakan padamu, Nona. Aku akan buktikan siapa yang lebih pantas mendampingi Aaron. Aku, yang tumbuh bersamanya, atau kau gadis murahan yang telah menghabiskan malam dengan Felipe Calderon?" seringai Lindsay.

Lepas berkata itu, Lindsay mengeluarkan tawa lepas penuh kemenangan. Ia merasa rencananya berjalan lancar.

Tidak lama lagi ia kembali bisa mendekati pria tampan yang telah menjadi impiann

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Touch Me if You Dare   Part 51, Saling Memuji

    "Laporan forensik sudah saya terima, Bos," lapor Chris langsung begitu dirinya bertemu Aaron siang itu. Di sebuah private room restoran mewah, Aaron dan Chris menggelar pertemuan rahasia. Jauh dari pandangan orang-orang yang mengenal mereka. Sebagaimana namanya, private room benar-benar memberikan privasi tinggi bagi tamu VIP mereka. Dinding kedap suara, dan layanan khusus yang bisa diminta via intercom. Jadi, tidak akan ada yang bisa masuk ke ruangan itu tanpa izin, dan juga tidak akan ada telinga yang bisa mencuri dengar pembicaraan penting mereka. Aaron sengaja memilih tempat itu agar dia dan Chris bisa bicara dengan leluasa tanpa diketahui oleh orang lain. Sampai detik ini, tidak ada satu pun orang yang tahu jika Jane menghilang secara misterius. "Bagaimana hasilnya?" tanya Aaron tak sabar. "Sesuai harapan kita, Bos. Kamar hotel itu bersih dari sidik jari Jane ataupun Calderon. Begitu juga seprai dan benda-benda lainnya di atas ranja

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • Touch Me if You Dare   Part 52, Gosip Panas

    Jane telah selesai memberikan kesaksiannya, begitu juga Felipe yang ternyata lebih dahulu selesai sejak sepuluh menit yang lalu. "Anda pulang sekarang, Nona Ariest?" tanya Felipe ketika ia melihat Jane dan Aaron melintas di lobby. Serentak Jane dan Aaron menghentikan langkah, menoleh ke arah Felipe yang terlihat datang mendekat. "Ya, Tuan. Saya sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan tempat tidur yang nyaman," kelakar Jane disertai tawa yang renyah. Felipe turut tertawa, ia mengerti apa yang Jane rasakan karena dirinya juga menginginkan hal yang sama. "Ya, kita memang sangat membutuhkan itu saat ini," sahut Felipe. "Maaf jika saya menahan Anda lebih lama. Saya hanya ingin menyampaikan rasa terimakasih saya pada Anda, Nona Ariest. Saya berhutang budi kepada Anda, jadi kapanpun Anda membutuhkan bantuan jangan sungkan untuk menghubungi saya. Dengan senang hati saya akan meluangkan waktu untuk Anda," ujar Felipe, menawarkan niat baik

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Touch Me if You Dare   Part 53, Persekongkolan para Musuh

    Aaron menghempaskan tasnya dengan kasar, lalu berjalan mondar mandir dengan sebelah tangan berada di pinggang. Sementara tangan satunya lagi memegang ponsel di telinga kiri. "Ya, tolong ke ruanganku sekarang," titahnya. Selang beberapa menit, sosok yang ditunggu muncul di ruangan berdinding kaca itu. Dia adalah Joshua, sang Manajer HRD, salah satu orang terdekat Aaron. Deru napasnya memburu, terlihat jelas kalau ia segera berlari begitu mendengar titah dari Aaron. "Bagaimana? Kau sudah mendapatkan hasil yang aku minta?" tanya Aaron langsung tanpa basa-basi. "Saya masih mengumpulkan datanya, Bos. Janjinya siang ini paling lambat," jawabnya. "Menurutmu ... apakah sesuai dugaan kita?" tanya Aaron lagi. "Saya tidak ingin berandai-andai, Bos. Namun, dari bukti yang terkumpul sejauh ini sepertinya dugaan Anda memang tidak salah." "Baiklah. Kabari aku secepatnya jika kau sudah terima file-file itu semua." Joshua mengangguk, la

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Touch Me if You Dare   Part 54, Ikan Kecil yang Mencari Perhatian

    Apakah yang paling mengecewakan selain patah hati karena cinta? Mungkin pengkhianatan seorang teman adalah salah satu jawabannya. Teman adalah seseorang yang paling berarti, bahkan terkadang melebihi keberadaan keluarga sendiri. Dengan teman seseorang bisa berbagi banyak hal, sampai hal-hal paling rahasia sekalipun. Teman mungkin bukan orang pertama yang ikut tertawa saat dirimu bahagia, tapi teman selalu jadi orang pertama yang menangis saat dirimu sedang berduka. Teman sejati akan saling peduli dan melindungi satu sama lain. Kali ini Aaron harus menghadapi kekecewaan itu untuk yang ke dua kalinya. Dikhianati dengan begitu keji oleh teman sendiri. Daniel, teman Aaron sejak sama-sama berjuang meraih gelar sarjana, juga teman yang selalu ia andalkan saat membangun TCC di awal-awal dirinya menjadi CEO. Jika dihitung, usia pertemanan mereka mungkin sudah lebih dari dua puluh tahun. Begitu banyak kepercayaan yang telah Aaron curahkan padanya. Begi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Touch Me if You Dare   Part 55, Penyesalan Terbesar

    Aaron masih berdiri tegak, nyaris tak bergerak di depan makam Kevin Williams. Dia sungguh tidak menyangka jika pria yang selalu ia panggil paman itu mengambil jalan pintas yang begitu tragis untuk mengakhiri hidupnya. "Paman, haruskah berbuat sejauh ini?" bisik Aaron lirih. Ia menyusut sudut matanya yang terasa basah. Ia berlutut, sebelah tangannya mengusap batu nisan itu dengan perasaan bersalah. "Aku tidak bermaksud untuk menghancurkanmu, Paman. Aku hanya ingin memberi peringatan kecil karena kau sudah mengusik ketenanganku. Tapi ... aku juga tidak menyangka jika dampaknya akan sebesar ini. Maafkan aku, Paman." Aaron masih tergugu di depan nisan itu. Beribu rasa sesal memenuhi hatinya, membuat dadanya terasa sesak. "Untuk apa kau berada di sini?!" Tiba-tiba sebuah bentakan terdengar dari belakang Aaron. Aaron kaget, spontan menoleh untuk melihat si pemilik suara. Tepat di belakangnya, Lindsay berdiri mengenakan pakaian serba hita

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Touch Me if You Dare   Part 56, Malam Pertama

    Alis Aaron spontan bertaut mendengar pertanyaan ayahnya. Jane juga tidak kalah terperanjat, dia menatap Aaron dengan tatapan penuh selidik. "Terlibat dalam kematian Kevin? Apa maksud Papa?" tanya Aaron heran. Benyamin menghela napas panjang, mencoba menenangkan jantungnya yang mendadak berdebar lebih cepat. Membicarakan hal yang krusial begini sebenarnya bukan hal yang mudah bagi Benyamin. Apa lagi dirinya dan Aaron jarang melakukan pembicaraan berat. Sejak Aaron menggantikan posisinya sebagai CEO, seolah ada jurang tak kasat mata di antara mereka berdua. Mereka tidak saling membenci, tapi untuk menunjukkan saling cinta juga tak mudah. "Apakah kau yang berada di balik bangkrutnya Williams Foods?" tanya Benyamin lagi. Kali ini pertanyaannya langsung pada pokok permasalahannya. Aaron terdiam, rahangnya bergerak-gerak, sementara sepasang netranya menatap lurus ke arah Benyamin. Namun, ekspresi itu tidak bertaha

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Touch Me if You Dare   Part 57, Terbakar Cemburu

    Jam di dinding sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, tapi Jane masih belum bisa memejamkan matanya. Tubuhnya terasa remuk hingga ke tulang. Pangkal pahanya terasa nyeri, organ intimnya lecet dan terasa pedih hingga ke dalam. Sementara kulit di sekitar dada Jane penuh oleh bekas gigitan Aaron. Jane bangkit lalu duduk bersandar di atas ranjang, melirik Aaron yang tertidur pulas di sampingnya. Hati Jane terasa perih mengingat perlakuan Aaron semalam. Dia mendadak menjadi beringas dan kasar. Sedikitpun tidak ada bisikan kasih sayang dari pria itu selama menggaulinya. Sorot mata Aaron hanya menyiratkan dominasi kepemilikan. Lewat aksinya seolah-olah Aaron berkata, Jane adalah miliknya, terserah dirinya akan berbuat apa. Jane meluncur dari ranjang empuk itu, lalu beringsut ke kamar mandi. Semua persendiannya terasa nyeri. Jane tidak bisa menahan laju air matanya saat menatap bayangan dirinya di cermin. Meskipun Aaron adalah calon suaminya, tapi Jane sulit m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Touch Me if You Dare   Part 58, Peristiwa Genting

    Aaron melangkah gontai meninggalkan atelier Jane. Pikirannya terasa kosong, tidak tahu harus berbuat apa. Namun, telinganya terus terngiang kata-kata Jane. Matanya pun terus terbayang ekspresi Jane yang dingin dan penuh luka. Laki-laki bertubuh tinggi besar itu menghela napas panjang, mendongakkan kepala menghadap langit untuk beberapa saat, lalu masuk ke mobil kesayangannya. Wajahnya kuyu, lemas tak bercahaya. "Hari ini aku tidak masuk. Jangan hubungi aku jika tidak terlalu penting," titahnya via sambungan telepon. Dengan tatapan lurus, Aaron menginjak pedal gas, lalu meluncur meninggalkan atelier yang telah memberikan kesan pahit atas sikap dingin Jane. Untuk jangka lama, memori Aaron akan merekam tempat itu sebagai tempat yang memberikan kenangan tidak menyenangkan. Namun, ingatannya melayang pada peristiwa malam tadi di kediaman Jane. Jika dengan sikap dingin Jane, dirinya sudah mendapatkan pengalaman buruk, lantas bagaimana dengan perasaan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31

Bab terbaru

  • Touch Me if You Dare   Extra Part 5 - Malam Panas (The End)

    Dua box bayi terlihat bergoyang pelan di samping ranjang berukuran besar, diiringi lagu pengantar tidur yang terdengar lembut lewat pengeras suara. Di dalam box bayi itu, Reagan dan Riley tidur pulas. Reagan bermakna seorang raja atau pemimpin, sedangkan Riley bermakna pendamping dan kebebasan. Digabungkan dengan nama keluarga Caldwell yang memiliki makna kebaikan dan harapan, Aaron dan Jane berharap putra putri mereka tumbuh menjadi manusia pemimpin yang berjiwa bebas tapi tetap penuh dengan kebaikan. Yah, nama adalah doa, kan. Nama yang baik adalah doa dari orang tua untuk anak-anaknya yang tercinta. Di ranjang besar itu, Aaron dan Jane duduk bersisian sambil mengamati buah hati mereka dengan tatapan haru. "Tidak terasa, mereka sudah enam bulan sekarang," ujar Jane. Dirinya bahagia sekali karena setelah melewati masa kritis saat persalinan akhirnya bisa berkumpul dengan suami dan anak-anaknya. "Kamu luar biasa, Sayang. Bisa mengurus

  • Touch Me if You Dare   Extra Part 4 - Time Fliest so Fast

    Suasana malam itu begitu tenang. Angin bertiup pelan, suhu pun tidak terlalu menusuk tulang. Orang-orang terlelap dalam kungkungan selimut hangat di musim gugur yang sejuk. Namun, tidak sama dengan yang Jane rasakan. Jarum pendek di jam dinding sudah beranjak dari angka dua, tapi Jane terlihat gelisah dalam tidurnya. Sebentar miring ke kiri, beberapa saat kemudian miring ke kanan sambil meringis menahan sakit, sementara tangannya memegang bagian bawah perutnya yang besar. Di sebelah Jane, tanpa mengetahui kondisi yang Jane alami, Aaron tidur pulas bagaikan bayi. Jane tidak membangunkan Aaron karena ia pikir rasa sakitnya akan segera hilang seperti yang sudah-sudah. Namun, rasa sakit yang Jane rasakan kali ini berbeda. Bukannya mereda, taoi justru semakin intens membuat Jane sulit untuk tidak mengerang. Jane berusaha untuk duduk, bangkit dari pembaringan, tapi sesuatu yang hangat dan basah tiba-tiba terasa mengalir di sela-sela pahanya.Jane panik, spontan

  • Touch Me if You Dare   Extra Part 3 - Pesta Bertabur Cinta

    Ballroom mansion keluarga Caldwell tampak gemerlap oleh hiasan pesta. Wajah sumringah penuh bahagia tampak menghiasi seluruh anggota keluarga Caldwell yang berdiri menyambut para tamu undangan yang datang. Mereka tampak memesona dalam balutan dress warna silver yang dirancang oleh Jane. Sementara itu Aaron dan Jane duduk bersanding di kursi yang memang disediakan untuk sepasang pengantin yang berbahagia itu. Jane tampak memukau dengan gaun pengantin rancangannya berwarna putih berhiaskan kristal swarovski. Di sampingnya Aaron tampak gagah dengan tuxedo berwarna senada. Mereka tidak hentinya saling melempar senyum bahagia. Sesekali terlihat Aaron melayangkan kecupan kecil di tangan dan kening Jane. Terkadang terlihat Jane mengatakan sesuatu, Aaron tertawa lalu mencubit hidung istrinya itu. Di lain kesempatan, balas Aaron yang membisikkan sesuatu yang langsung disambut Jane dengan tawa. "Mereka mesra sekali," ucap Claire dengan tatapan iri. "Aku t

  • Touch Me if You Dare   Extra Part 2 - Kado Spesial

    "Kau juga mau, kan, Lindsay?" tanya Jane tanpa melepaskan pandangan dari pintu. Mendengar namanya disebut, Lindsay menjulurkan kepala lewat pintu, melihat ke arah Jane yang memberi tanda agar ia masuk. Lindsay pun memberanikan diri untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar. Ia melangkah canggung, melambaikan tangan dengan kikuk ke arah Jane. "Hai," sapanya gugup. "Lama tak bertemu ..., Jane," lanjutnya. Dari suara Lindsay, Jane tahu jika wanita cantik yang berada di depannya itu sedang merasa gugup dan tidak begitu nyaman mengingat hubungan buruk mereka di masa lalu. Jane melebarkan senyum, berusaha memberikan kesan hangat pada pertemuan mereka kali ini. "Kau semakin cantik saja, Zizi," sambut Jane ramah. Lindsay terperangah, mendengar Jane menyebut nama panggilan masa kecilnya itu. Sudah lama ia tidak mendengar orang memanggilnya begitu, bahkan papanya sendiri, hingga akhir hayatnya pun tak lagi ingat jika Lindsay punya pan

  • Touch Me if You Dare   Extra Part-1-Reuni Keluarga

    Daun-daun berwarna coklat jatuh satu persatu dari tangkainya, dihembus angin musim gugur yang terasa dingin menyentuh kulit. Tanah dan jalanan dipenuhi dedaunan yang berwarna kuning kecoklatan, kontras dengan langit yang berwarna abu-abu polos tanpa awan yang menutupi. Di tengah cuaca musim gugur yang sejuk, kendaraan yang membawa Aaron dan Jane melaju dalam kecepatan sedang dari bandara menuju mansion keluarga Caldwell. Setelah melalui penerbangan panjang selama 24 jam lebih, akhirnya pesawat yang mereka tumpangi mendarat dengan mulus di Kennedy. Mengingat kehamilan Jane yang mulai berat, memasuki trimester ke tiga, Aaron menyarankan Jane untuk istirahat dulu di hotel yang tidak jauh dari bandara. Namun, Jane menolak. Ia ingin secepatnya sampai di mansion, agar bisa menikmati istirahat sepuasnya. Tepat pukul empat sore, mereka akhirnya sampai di mansion keluarga Caldwell. Di depan pintu South Wing, Jane melihat Ny. Elaine dan Benyamin berdiri bersisian salin

  • Touch Me if You Dare   Part 70, Terimakasih Cinta

    "Anda sudah mendengar siapa saya kan, Tuan Aaron. Saya Bima Anggara, pria yang saat ini diakui Jane sebagai calon suaminya." Udara terasa membeku. Aaron terpaku, tak mampu bereaksi banyak mendengar kata-kata pria di depannya itu. Ia tidak bisa membantah, karena apa yang pria itu katakan sudah dikonfirmasi langsung oleh Jane. Jika ada yang menanyakan, apakah dirinya baik-baik saja saat ini? Jawabannya sudah pasti tidak. Aaron terpukul, harga dirinya terbanting keras. Aaron merasa seperti pecundang di antara mereka. "Sayangnya ... itu semua tidak benar," cicit pria itu lagi. Kali ini suaranya terdengar sumbang, menyuarakan sebuah ironi. "Jangan khawatir, Tuan Aaron. Saya dan Jane tidak memiliki hubungan apa-apa selain partner bisnis. Namun, jika saja Anda tidak datang hari ini, status itu bisa saja berubah," ujar Bima dengan senyum mengembang di wajahnya. "Bima, pleaase," rengek Jane. Kecewa karena pria itu menolak berkerjasama dengan ke

  • Touch Me if You Dare   Part 69, Cinta Segitiga

    Mengabaikan rasa lelah karena penerbangan yang panjang, dari bandara Aaron langsung menuju RS. Sentosa Bandung menggunakan taxi. Ia bahkan tidak peduli saat itu jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat. Dalam pikirannya hanya satu, segera menemui Jane secepat yang ia bisa. Setelah berjibaku melawat kemacetan selama dua jam lebih, akhirnya Aaron sampai di RS. Sentosa sekitar pukul satu dini hari. Suasana lobi lengang, hanya satu-dua orang terlihat berjalan tergesa dengan wajah cemas. Melihat ekspresi orang-orang yang berpapasan dengannya, perasaan cemas langsung menyergap hati dan pikiran Aaron. Ia pun mempercepat langkah menuju ruang perawatan Jane. Perasaannya berkecamuk saat mendapat kabar Jane dirawat di ruang perawatan kebidanan. Hati kecilnya berdetak, sesuatu pasti terjadi setelah tragedi di malam itu. Jane hamil. Itulah satu-satu asumsi yang tertanam di pikiran Aaron selama di perjalanan tadi. Langkah Aaron semakin dekat de

  • Touch Me if You Dare   Part 68, Aroma Percintaan

    Jane belum sadar, ia masih terbaring lemas diranjang IGD dengan infus di tangan kiri, dan selang oksigen terpasang di hidung. Wajah dan bibirnya terlihat pucat sekali. Di kaki ranjang, Bima berdiri mematung menatap Jane dengan sedih. Sebelah tangannya terulur merapikan selimut di kaki wanita yang ia kagumi itu. "Mengapa tidak cerita kalau kamu sedang hamil, Jane?" bisik Bima lirih. Ia tahu beban yang Jane rasakan, karena beberapa tahun yang lalu ia sudah melihat bagaimana beratnya perjuangan Caroline, almarhum istrinya saat mengandung Celine, putri tunggalnya. Beberapa saat yang lalu, setelah melakukan pemeriksaan, dokter IGD itu langsung menjelaskan kondisi Jane pada Bima. "Hasil pemeriksaan darah Ibu Jane kurang bagus, Pak. Hemoglobin dan hematokritnya rendah. Anemia pada wanita hamil tidak hanya membahayakan si ibu, tapi juga berdampak buruk pada perkembangan janinnya," jelas dokter berwajah oriental itu pada Bima. Bima yang t

  • Touch Me if You Dare   Part 67, Akhirnya Kumenemukanmu

    "Jangan membawa kabar yang tidak pasti, Chris," kata Aaron datar ketika ia mengabarkan tentang Jane dan butik barunya. Selama dua bulan mereka mencari keberadaan Jane saat berada di Indonesia, tapi selalu tidak mendapatkan hasil. Aaron bahkan sudah membayar beberapa orang untuk menelusuri keberadaan Jane, tapi sampai hari ini tidak ada satu pun kabar baik yang ia dengar. Itu sebabnya, Aaron kehilangan semangat dan bersikap skeptis mendengar kata-kata Chris. Namun, Chris pun bukanlah orang yang pantang menyerah. Ia tahu persis bagaimana cara meyakinkan sahabatnya itu. Kemarin, setelah mendapatkan informasi dari Leon, Chris langsung memerintahkan orang bayarannya untuk mendatangi butik Miss A, dan mendapatkan foto Jane sebanyak-banyaknya. Pagi tadi Chris sudah menerima 100 file lebih, foto Jane dan butik Miss A beserta orang-orang terdekatnya. "Saya yakin, informasi ini sangat valid, Bos," jawab Chris sabar. "Oh, ya? Yakinkan aku

DMCA.com Protection Status