Kendrick membantu Rania dalam menyelesaikan masalahnya terkait Dinar yang telah mencuri ide milik Rania. Untuk melepas penat, Rania memutuskan mengajak Noah berjalan-jalan yang ditemani oleh Kendrick. Sebenarnya Kendrick lah yang memberi saran agar mereka jalan bersama di sore hariNoah tampak bahagia bermain dengan Kendrick di salah satu taman. Bayi kecil yang masih mulai belajar berjalan tersebut terus tertawa kendrik mengajaknya bermain ayunan. Tangannya terus melambai-lambai bahagia dengan mata yang menyipit."Ran, ayo kemari. Noah senang banget main ayunan," ajak Kendrick melambaikan tangan mengajak Rania untuk mendekat ke arah mereka dan duduk di ayunan yang bersebelahan dengan Kendrick.Rania tersenyum dan langsung saja ia menghampiri Kendrick dan juga Noah yang sedang bermain ayunan. "Gimana? Udah enakan?" tanya Kendrick pada Rania yang sudah duduk di ayunan bersebelahan dengan Kendrick."Jauh lebih baik dari sebelumnya apalagi melihat Noah tertawa saat bermain denganmu." Ran
Semenjak kejadian kemaren Farhan dan Dinar masih belum berbicara ataupun ada niat untuk saling berbaikan satu sama lain. Farhan yang tidak suka dengan cara Dinar merebut ide milik Rania sementara Dinar yang merasa Farhan cenderung membela Rania dibanding dirinya yang notabenenya istri sah dari Farhan. Pagi ini Farhan sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Farhan sedikit kesusahan mencari beberapa barang yang sejak tadi tidak ditemukan. Ia ingin bertanya kepada Dinar ataupun meminta tolong kepadanya tetapi urung saat melihat wajah wanita itu baru bangun tidur dan menatap enggan ke arahnya. Dinar nyelonong pergi begitu saja melalui Farhan menuju dapur untuk meminum air putih tanpa menyapa ataupun tersenyum ke arah suaminya tersebut. "Di mana dasi, dari tadi dicariin tidak ada." Ya, barang yang dicari Farhan adalah dasi. Sebenarnya dasi milik Farhan ada banyak tetapi sebagian dasinya berada di laundry dan masih belum diambil dari tempat laundry. Sementara sisanya Farhan tidak tahu
Rania tak hentinya tersenyum melihat kendrik yang menyempatkan diri untuk membantunya mencari ide baru untuk proyeknya, yang di mana idenya sebelumnya sudah dicuri oleh Dinar. Tidak hanya menemani Rania, kendrik juga sesekali memberi saran sebisanya walaupun ini bukanlah bidangnya. "Ken, apakah di rumah sakit nggak ada kerjaan? Aku merasa tidak enak kalau kamu terus-menerus berada di sini." Rania menatap ke arah Kendrick yang sibuk membantu Rania mencari ide baru. Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat kendrick menatap ke arah Rania hingga mereka saling tatap-tatapan untuk sesaat lalu Rania mengalihkan pandangannya ke sembarang arah."Aku ada praktek nanti siang dan masih ada waktu menuju siang, bukan? Lagian saling membantu adalah pekerjaan yang mulia," Keke Kendrick yang membuat Rania membuang nafas berat karena merasa membebani pria tersebut dengan masalahnya."Makasih kamu udah selalu ada di sampingku dan selalu memberi support."Kendrick menggeleng lalu mengelus lembut ramb
Hari ini Dinar mendatangi kantor tetapi ia begitu terwujud mendapati berita bahwa Rania telah memiliki ide baru dan saat ini sedang melakukan presentasi. Bagaimana Dinar melewatkan kabar sepenting ini. Dinar tidak bisa membiarkan Rania menang begitu saja. Tetapi apa boleh buat Dinar tidak bisa melakukan hal banyak karena Rania saat ini sudah melakukan presentasi selama sejam dan mungkin sebentar lagi akan selesai.Ia pun mendatangi salah satu karyawan yang berjaga di lobby. "Apa Rania sejak tadi sudah berada di ruang rapat? Kira-kira kapan dia akan keluar?" "Maaf Bu sebelumnya saya tidak tahu kapan Bu Rania akan menyelesaikan presentasinya tetapi sudah terhitung saya jam lebih setelah mereka masuk ke dalam ruang meeting."Dinar mengajak rambutnya prestasi lalu berjalan menuju ruang rapat di mana Rania mempresentasikan idenya di sana. Sesampainya di sana, ruangan yang beberapa sudut berlapiskan oleh kaca yang dapat dilihat secara langsung oleh Dinar memperlihatkan bagaimana Rania mend
Kendrick baru saja menyelesaikan tugasnya setelah pasien terakhirnya sudah pulang. Badan terasa remuk seharian beraktivitas terlebih lagi hari ini lebih banyak pasien. Diliriknya sekilas arloji yang melingkar di tangannya, ia langsung menyadari bahwa dia pulang lebih larut dibanding sebelumnya.Setelah selesai bertukar pakaian pria tersebut pun ingin langsung pulang karena tubuhnya terasa penat dan juga gatal akibat belum mandi sore. Sebelum dirinya keluar dari ruangan sebuah telepon menghentikan langkahnya. "Rania," gumam Kendrick melihat nama yang terpampang jelas di layar ponselnya.Kendrick langsung menjawab panggilan telepon dari Rania dengan wajah sumringah. "Halo Ra—""Kamu harus tahu apa yang terjadi hari ini."Suara Rania yang terdengar bahagia dan riang membuat Kendrick mengerutkan kening seraya menyunggingkan senyum. Entah mengapa kebahagiaan yang Rania rasakan bisa dirasakan juga oleh Kendrick walaupun dirinya juga tidak tahu apa alasannya. "Apa yang terjadi sampai kamu
Pagi ini Farhan terpaksa ke minimarket untuk membeli roti serta susu yang akan dijadikan sebagai sarapan. Sayangnya minimarket yang berada di dekat rumah Farhan tutup dan membuatnya harus berjalan lebih jauh dari dibanding biasanya hingga ia memasuki minimarket yang letaknya tidak jauh dari rumah Rania. Sesampainya di sana ia malah melihat mobil yang tidak asing serta melihat seorang wanita yang keluar dari mobil terburu-buru masuk ke dalam minimarket. Farhan berjalan melewati mobil dengan melirik sekilas dan melihat seorang pria duduk di kursi kemudi serta seorang anak kecil yang duduk di car seat. Sesaat Farhan terpaku lalu ia langsung mengalihkan pandangannya berjalan terburu-buru memasuki minimarket takut orang yang berada di mobil yang menyadari keberadaannya. Saat masuk ke dalam mobil ia melihat Rania wanita yang dilihatnya berjalan masuk ke dalam minimarket aja sedang mengambil beberapa camilan yang sepertinya untuk Noah. "Sepertinya mereka akan bepergian, apa aku harus men
Kesuksesan Rania dalam memenangkan hati dewan direksi sudah menjadi rahasia umum di perusahaan. Nama Rania di agung-agungkan oleh karyawan karena dapat menemukan ide yang membuat dewan direksi takjub. Walaupun begitu sanjungan dan pujian yang didapatkan oleh Rania tidak membuatnya menjadi sombong. Iya malah menjadikan ini pelajaran untuk lebih baik ke depannya. Rania sudah datang ke perusahaan pagi-pagi sekali, ia sengaja datang pagi untuk melanjutkan proyek yang akan dikerjakan. Sebelumnya, ia pun sudah menyiapkan sebagian pekerjaannya di rumah agar saat sampai di kantor ia tidak terlalu kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan. Saat datang ke kantor Rania menjadi pusat perhatian dan mendapat banyak sekali pujian serta ucapan selamat. "Ran, sorry banget ngucapinnya tapi sekali lagi congrats ya. Kamu memang yang terbaik deh." Ucapan yang datang dari salah satu karyawan kepada Rania membuat kedua sudut bibir wanita tersebut tertarik. "Terima kasih ucapan selamatnya, kamu ucapan selam
Pembicaraan antara dewan direksi tidak sengaja didengar oleh Dinar yang baru saja datang ke kantor. Ia merasa kedudukannya dan juga Farhan terancam bila dewan direksi angkat bicara dan menentang mereka. Ini bukanlah kabar yang baik maka dari itu Dinar langsung buru-buru menghampiri Farhan yang berada di ruangannya untuk membicarakan masalah ini. Mereka tidak boleh lengah sedikit pun di saat krisis seperti ini. Tidak dihiraukannya lagi sapaan yang datang dari karyawan membuat dinner dianggap sombong oleh beberapa karyawan. Persetan dengan tanggapan karyawan, Dinar lebih peduli akan nasibnya ke depan bila masalah seperti ini dibiarkan begitu saja. Setelah berjalan cukup jauh hingga ia sampai di ruangan Farhan di mana pria tersebut tengah berkutat dengan laptop serta beberapa kertas yang tertumpuk."Ada yang harus aku bicarakan padamu, tolong singkirkan laptop dan kertas-kertas itu untuk sesaat," minta Dinar duduk di hadapan Farhan.Farhan menatap ke arah Dinar dengan tetapan tidak suka
Setiap sudut dari ruangan di dekor dengan sedemikian rupa hingga menimbulkan kesan tersendiri di saat mata menatap. Untaian bunga serta ornamen yang menyatu memperindah ruangan yang besar nan megah ini. Beberapa orang berpakaian rapi dan bagus mondar-mandir ataupun bercengkerama di kursi yang telah di sediakan. Tidak ada aura kesedihan ataupun aura buruk lainnya. Semuanya bergembira, tertawa, serta bersenda gurau. Mereka ikut bahagia atas acara bahagia yang sedang berlangsung. Muti yang menjadi salah satu orang yang bertanggung jawab atas pernikahan besar ini terlihat kewalahan melayani tamu serta beberapa masalah kecil yang timbul."Bu, ada masalah." Seorang pria bertubuh tinggi memakai pakaian berwarna putih yang dipadukan dengan rompi hitam datang menghampiri Muti dengan wajah yang berkeringat dan napas ngos-ngosan. Muti mengerutkan kening dan menatap ke arahnya. "Ada masalah apa?" tanya Muti. Pria tersebut terlihat kesusahan untuk mengatur nafasnya. Muti membiarkannya untuk me
Farhan sudah mendekam di balik jeruji besi setelah apa yang sudah dilakukannya. Setelah kehebohan mengenai Farhan yang masuk ke dalam jeruji besi, kini Rania mendapatkan ketenangan yang sudah lama tidak didapatkannya.Rasa takut akan kehilangan Noah setelah ancaman yang diberikan Farhan padanya sudah lenyap. Pengadilan telah memutuskan bahwa Rania memilki hak sepenuhnya atas Noah. Kendrick tidak pernah membiarkan Rania sendirian melewati hari-harinya yang rumit. Dirinya selalu berada di sebelah Rania hingga saat ini. Rania dan Kendrick mendatangi tempat di mana Dinar ditahan. Ada sesuatu yang ingin dijelaskan Rania pada Dinar."Kamu yakin bicara berdua saja dengan Dinar?" tanya Kendrick memegang bahu Rania sambil menatap matanya cemas.Rania tersenyum hangat sambil mengelus lengan Kendrick. "Tidak perlu khawatir, aku sudah siap dengan segala kemungkinan yang ada. Dinar harus tahu kebenarannya jika tidak ia akan terus menyalahkan orang yang salah."Kendrick menganggukan kepala sambil
Rania membaca setiap kata yang tertulis di berkas yang dia cari selama ini. Data manipulasi yang dilakukan Farhan hingga bernilai milyaran rupiah masuk ke dalam rekeningnya pribadi yang terletak di Swiss. Selama beberapa waktu ini, mereka menguras habis dana perusahaan juga membuat project gaib guna mengambil keuntungan dari itu. “Wah, aku enggak menyangka, pria bajingan ini bisa melakukan hal mengejikan seperti ini,” gumam Rania emosi. Lantas, dia beralih kepada layar komputer yang menampilkan tabel-tabel pendapatan dan pengeluaran setahun terakhir yang sangat berbeda. Angka pengeluaran 40% lebih besar daripada jumlah keuntungan yang masuk. Walaupun begitu, perusahaan masih stabil berkat dukungan dari investor juga pemegang saham yang memberikan dukungan penuh terhadap Farhan dan Dinar. Hingga tak ada angin yang bisa menggoyangkan tempat mereka. Tok ... tok ... tok! Rania menormalkan ekspresi wajahnya lalu menutup berkas-berkas tersebut. “Masuk,” teriaknya kemudian. Sang sekreta
Kendrick bertukar posisi dengan Rania dan Muti lalu menyuruh mereka untuk kembali pulang. Kendrick mempunyai kesempatan untuk menyusul Rania dan juga Muti saat Farhan berhenti di rest area. Saat ini mobil Kendrick masih berada di belakang mobil Farhan. Dirinya tidak melewatkan kesempatan sedikit pun untuk mengejar mobil Farhan yang melaju cukup kencang. "Ken, hati-hati. Kamu belum ada istirahat tapi langsung ke luar kota."Ya, sepanjang jalan Rania tidak mematikan panggilan teleponnya sekedar memastikan Kendrick sampai dengan selamat. Dirinya juga tidak berhenti berbicara mengajak Kendrick mengobrol."Kamu tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja dan masih punya kekuatan untuk menyetir ke luar kota.""Tetap aja kamu harus hati-hati kalau capek istirahat sebentar. Kamu masih di tol atau udah keluar tol?" Kendrik melihat ke kanan dan kirinya yang dipenuhi oleh hutan. Bila dirinya mengatakan saat ini Kendrick melewati jalanan yang cukup sepi dan dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun
Muti masih menemani Rania hingga wanita itu mulai berdamai dengan apa yang terjadi. Dirinya pun ikut membantu menjaga Noah dengan mengajaknya bermain atau sesekali menyuapinya walaupun Rania kerap kali menolak tawaran Muti yang ingin menjaga Noah karena tidak mau merepotkan wanita tersebut.Noah saat ini sudah tidur dan inilah saatnya Rania duduk santai bersama Muti di teras rumah sambil memandangi pepohonan kecil yang berada di taman depan rumah Rania. "Ran, Dinar sudah tertangkap apakah kamu akan mencari bukti untuk Farhan juga?" tanya Muti mengawali pembicaraan setelah beberapa saat lalu mereka hanya saling diam. Rania menoleh sekilas ke arah mutih lalu fokus kembali ke depan sambil tersenyum getir. "Dinar dan Farhan adalah sepaket, mereka selalu melakukan sesuatu bersama tidak mungkin hanya Dinar yang akan mendapatkan hukuman sementara Farhan berada di luar sana bebas berkeliaran. Bukankah jika aku biarkan ini terjadi akan termasuk ketidakadilan?"Muti mengangguk-anggukkan kepal
Kabar mengenai Dinar yang sudah ditetapkan sebagai tersangka sudah tersebar ke mana-mana, termasuk di perusahaan semua karyawan sudah mengetahuinya dan sedang membicarakan mengenai Dinar. Farhan yang merasa dirinya tidak aman, memutuskan untuk tidak tampil di depan publik karena ia tahu akan mendapatkan ribuan pertanyaan dan juga tuduhan yang mengarah kepadanya. Sebenarnya Farhan juga terkejut setelah mengetahui bahwa ternyata selama ini tidak hanya memanfaatkannya saja. Ia tidak tahu bahwa yang dilakukan oleh dinas selama ini memiliki motif tersendiri bukan hanya ingin mengejar harta. Farhan yang tidak tahu apa-apa hanya mengikuti apa yang rencanakan oleh Dinar sehingga dirinya mempunyai kemungkinan untuk terseret bersama wanita itu. "Selama ini ternyata Dinar memiliki dendam tersendiri kepada papa Rania dan aku tidak tahu sama sekali. Aku seperti boneka yang sedang dimainkan oleh Dinar untuk melancarkan rencana yang sudah disusunnya." Farhan mengerang kesal sambil menendang barang
Rania terduduk sambil menatap ke arah Dinar yang berhadapan dengannya. Tatapan Dinar seakan ingin mencengkeram Rania dan melahapnya. Mereka berdua sama-sama saling bertatapan tajam. Dinar yang tidak suka melihat Rania karena telah lebih unggul darinya, merenggut kewarasan ibunya walaupun ia menduga papa Rania yang melakukannya di mana tidak ada sangkut pautnya dengan Rania, serta membuat Farhan terus memikirkannya."Sampai kapan kamu menatapku seakan ingin memakanku hidup-hidup. Bukankah di sini akulah yang harus marah kepadamu yang berusaha membunuhku serta kejahatanmu terbukti telah merencanakan kecelakaan papaku?" tanya Rania dengan alis terangkat sebelah. Wanita itu berusaha untuk senang dan tidak tetap provokasi ke dalam keadaan. Tanpa diduga Dinar secara tiba-tiba tertawa lalu matanya menatap Rania horor. "Apakah kamu tidak bosan bersikap seolah kamulah yang paling menderita di sini?" tanya Dinar dengan senyum miringnya. "Aku tidak merasa melakukannya untuk apa bosan? Bukankah
Kendrick berjalan terburu-buru setelah mengetahui apa yang terjadi pada Rania. Saat ini ia berada di kantor polisi setelah mengetahui perbuatan Dinar yang berusaha mencelakakan Rania. Dari kejauhan Kendrick melihat Rania yang duduk bersebelahan dengan Farhan. Farhan terlihat berupaya menghibur Rania yang sejak tadi terdiam sambil menatap lurus ke depan. "Ran, kamu minum dulu." Farhan memberikan sebotol air mineral yang dibelinya tadi. Rania tidak menjawab dan hanya diam karena masih syok akan kejadian yang baru saja menimpanya. Tidak terbayang olehnya bila Rania tidak berlari menjauh dari Dinar. Bayang-bayang dirinya masuk ke dalam rumah sakit bahkan harus meninggalkan dunia ini membuatnya langsung menggigil takut. Bukan kematian yang ditakutkannya, melainkan Noah yang akan kehilangan dirinya. Noah masih membutuhkannya."Aku tidak akan membiarkan Dinar bebas begitu saja setelah—""Orang yang membunuh orang lain demi kekayaan berbicara seakan-akan ingin melindungi orang lain." Kehad
Farhan tanggal sibuk menatap ke layar laptopnya untuk memeriksa beberapa pekerjaan yang sudah diselesaikannya sebagai tahap finishing sebelum melakukan rapat besok. Selain matanya yang sibuk menatap layar laptop telinganya pun terus mendengar sekretaris yang membacakan agenda besok pagi."Apakah meeting untuk besok pagi sudah dipersiapkan, saya tidak mau ada kekurangan dan membuat klien marah." Farhan tanpa menatap menunjuk ke arah sekretaris yang sambil menggoyangkan jari telunjuknya tersebut. "Sudah saya persiapkan semuanya."Farhan mengangguk. "Bagus. Kamu boleh pergi," titah Farhan.Sebelum sekretaris aku keluar dari ruangannya Farhan mampu menghentikannya. "Sebentar ada ingin saya tanyakan," panggil Farhan kepada sekretarisnya yang sudah berada di ambang pintu.Langsung saja sekretaris tersebut berjalan ke arah Farhan dan berdiri di hadapannya. "Apa yang ingin bapak tanyakan kepada saya?" Farhan membasahi bimbingan air liur berpikir dua kali untuk bertanya hingga pada akhirnya