Home / Fantasi / To The Moon and Back, Only for You / Chapter 14 - The supreme Gabriel

Share

Chapter 14 - The supreme Gabriel

Author: Jnxdoe
last update Last Updated: 2022-10-08 13:38:29

= Di suatu tempat. Nun jauh di atas sana =

"Dia akan datang?"

"Ya."

"Sudah ke berapa kalinya?"

"Hum... Entahlah. Aku tidak menghitungnya. Yang jelas, sudah lebih dari 600 tahun ini."

"Enam ratus tahun!? Kau yakin?"

"Aku bahkan sudah bosan mengurusnya. Entah kapan ini akan berakhir."

Terdengar kekehan pelan seorang wanita. "Mungkin kita harus memberitahu Tuan Michael."

"Mungkin. Karena sepertinya ini adalah kesempatan terakhir bagi jiwa tersesat itu. Karena kalau tidak, jiwanya akan langsung menghilang begitu saja."

"Kasihan sekali."

"Ya. Sangat jarang kasus seperti ini terjadi."

"Ah. Dia datang."

Tampak di depan mereka berdua, sebuah bola yang melayang-layang dengan ringannya memasuki gerbang yang menjulang megah di depan mereka. Bola yang berwarna emas itu bersinar dengan cemerlangnya. Sinarnya makin lama makin membutakan, membuat keduanya tidak bisa melihat apapun sebelum akhirnya rasa silau itu perlahan menghilang.

Sebagai gantinya, di depan mereka telah berdiri sosok seorang pria
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 15 - A baby boy named Thunder

    Situasi hari itu sangat suram. Cuaca yang mendung sejak pagi sama sekali tidak berubah, sampai akhirnya hari pun berganti malam. Hujan yang turun dari langit semakin menderas, mengancam terjadinya bencana banjir di beberapa lokasi. Suara petir yang menggelegar di angkasa dan membelah kegelapan pun, tampak meredam jeritan seseorang yang saat ini sedang berjuang untuk nyawanya."Oh! Oh, Steve...! Aku tidak kuat lagi!?"Jeritan isterinya membuat Stephen meneteskan air matanya. Setelah tadi pagi kehilangan kakaknya, pria itu harus menghadapi cobaan kalau isterinya pun akan bertaruh nyawa di hari yang sama. Lelaki itu berusaha menyisihkan rasa dukanya dan memberikan kekuatan pada isterinya melalui ciuman yang beberapa kali ia berikan pada wanita yang tengah berjuang itu. "Sedikit lagi, sayang... Sedikit lagi...""Nyonya Hamilton! Berikan dorongan terbaik Anda, Nyonya! Kepala anak Anda sudah mulai terlihat!""Kamu dengar itu, sayang? Berikan dorongan terbaikmu, Sharon! Anak itu sebentar lag

    Last Updated : 2022-10-08
  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 16 - The Hamilton family

    Terrence Gabriel Hamilton adalah nama Gabriel untuk bereinkarnasi yang ke-18 kalinya. Entah bagaimana caranya, tapi Michael telah mengatur agar seniornya itu selalu lahir kembali dalam keluarga Hamilton. Rekannya memilih keluarga Hamilton, karena takdir membawa keluarga ini untuk dapat tetap eksis di dunia sampai akhirnya kiamat menjemput semua mahluk yang ada di dalamnya.Keluarga Hamilton awalnya adalah keluarga petani yang tinggal di Amerika. Mereka memiliki lahan yang kemudian digarap menjadi kebun jagung yang menghasilkan. Hasil tani yang lumayan itu mulai dijual sedikit demi sedikit dan akhirnya membuat derajat keluarga Hamilton yang tadinya hanya petani miskin mulai terangkat, ketika sumber uang mereka mulai mengalir dengan derasnya. Nasib mereka itu sebenarnya mulai berubah karena campur tangan Gabriel yang bereinkarnasi pertama kali sebagai salah satu anak dari keluarga Hamilton. Dan dengan prakarsa dari Gabriel jugalah akhirnya keluarga Hamilton bermigrasi ke Jerman untuk s

    Last Updated : 2022-10-11
  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 17 - The life of Gabriel

    Lelaki yang patah hati itu akhirnya memeluk erat tubuh wanita yang dicintainya dan menangis tersedu-sedu. Berulang kali kata-kata maaf terucap dari bibirnya. Selama beberapa waktu, pria itu hanya memangku dan menimang-nimang tubuh mungil yang sudah tidak bernyawa di pelukannya. Rasa bersalahnya sama sekali tidak terkira pada wanita ini. Hanya karena ingin memberikan hadiah pada gadis yang dicintainya, ia telah menyebabkan gadis itu kehilangan nyawanya. Hanya karena hadiah kecil... Hanya karena sesuatu yang tidak berarti, ia telah menjadi penyebab hilangnya nyawa wanita yang baru pertama kali ini dicintainya...Kesedihannya yang besar tampak terkoneksi dengan cuaca yang sedang menggila saat ini. Dan puncaknya, Terrence pun menengadahkan kepalanya dan berteriak sangat kencang ke arah langit-langit kandang ternak itu. Bersamaan dengan teriakannya, setiap pasang mata yang sedang memandang bangunan tua itu tampak membelalak saat kilatan petir yang sangat terang menghantam kandang itu dan

    Last Updated : 2022-10-11
  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 18 - Gabriel as Thunder

    Dan selama beberapa bulan dalam kehidupan pertamanya, Gabriel merasakan siksaan demi siksaan pada jiwanya. Pria itu akhirnya menyadari peringatan Michael agar ia tidak bermain-main dengan yang namanya ingatan dalam bereinkarnasi.Saat ini, pria itu keluar dari raganya karena tidak tahan dengan aktivitas yang sedang dilakukan oleh sosok bayinya. Terlihat bayi yang tanpa roh itu sedang dis*sui dan ditimang-timang dalam pangkuan ibunya. Dengan muka yang memerah, Gabriel memalingkan wajahnya dan ia memutuskan untuk menunggu di luar ruangan bayi itu. Baru saja melangkah keluar menembus tembok, ia melihat sosok yang sama sekali tidak disangkanya akan pernah dijumpainya di dunia manusia. Tampak kepala yang berambut pirang itu menoleh padanya dan tersenyum riang. "Michael? Apa yang kau lakukan di sini?"Dengan semangat, Michael berjalan menghampiri dirinya. Terlihat pria itu membawa sebuah kantong kecil bersinar di salah satu tangannya. "Ada jiwa yang kabur lagi?"Terkekeh, Michael mengan

    Last Updated : 2022-10-15
  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 19 - 3 years old Gabriel as Thunder

    Beberapa tahun kemudian, akhirnya Gabriel memasuki usia pra-sekolah. Tampak balita itu dipersiapkan oleh orangtuanya untuk ke sekolah bermain yang sudah diikutinya hampir satu tahun ini. Stephen yang melihat Sharon sedang memakaikan kaos kaki ke anaknya, tersenyum dan mencium ubun-ubun isterinya. "Sayang, sepertinya kamu harus mulai mengajarinya untuk mandiri. Aku pernah melihatnya memasang kaos kaki dan sepatunya sendiri."Eh?Kata-kata Stephen membuat raut Gabriel sedikit memucat. Sepertinya ia kurang hati-hati."Oh? Kapan, Steve? Selama ini, Thunder sepertinya senang-senang saja kalau aku membantunya untuk berpakaian." Tampak Sharon memandang anaknya dengan ingin tahu. Wanita itu memegang kedua sepatu anaknya di salah satu tangannya dan mengacungkannya pada anak lelakinya."Kamu bisa memakai sepatu ini sendiri, Thunder?"Memandang ragu-ragu wanita itu, akhirnya Gabriel memutuskan untuk sedikit jujur dengan menganggukkan kepalanya. Meski ia bisa melakukan segala sesuatunya sendiri,

    Last Updated : 2022-10-15
  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 20 - His confusion

    "Kau sudah mengirimnya?""Sudah, Gabriel. Kau telah menanyakannya untuk kesekian kalinya hari ini.""Karena aku belum menemukannya.""Itu karena belum waktunya. Kau akan menemuinya saat memang sudah waktunya. Kau tahu sendiri kalau roda takdir bergerak dengan cara yang aneh. Bahkan kita para malaikat, tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya. Hanya diri-Nya lah yang mengetahui rahasia ini.""Ya. Aku tahu soal itu, Michael. Aku hanya ingin agar periode reinkarnasi-ku ini cepat selesai dan aku bisa segera kembali ke sini. Hidup sebagai seorang manusia di dunia ternyata tidak segampang itu.""Aku sudah memperingatkanmu dari awal bukan? Jangan main-main dengan yang namanya reinkarnasi."Michael memperhatikan rekannya yang menarik nafas dalam. Tampak pria itu berusaha mengulum tawanya yang hampir tersembur keluar saat ini. Ia sedikit berdehem sebelum berbicara kembali."Aku perhatikan, akhir-akhir ini tampaknya emosimu naik-turun, Gabriel. Tidak seperti dirimu yang biasanya

    Last Updated : 2022-10-15
  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 21 - First Encounter

    "Sampai jam berapa kamu kuliah hari ini, Thunder?"Merapihkan isi tasnya, Gabriel menoleh pada orang yang menjadi ibunya. Tampak wanita itu sedang melap kedua tangannya setelah ia mencuci piring."Sekitar jam 13.00, aku sudah selesai. Hanya ada dua mata kuliah hari ini.""Setelah itu, apa rencanamu?""Mungkin akan langsung ke kantor papa. Kemarin, ada beberapa tugas dari Pak Zimmerman yang harus aku selesaikan hari ini."Sharon melipat lap-nya menjadi lipatan yang rapi dan kecil. "Oh? Pak Zimmerman? Kalau tidak salah dia karyawan yang baru mutasi dari Amerika sekitar 2 bulan lalu, bukan?"Kepala Gabriel mengengguk-angguk kecil. "Kalau tidak salah memang seperti itu. Aku juga belum tahu terlalu banyak tentang orang itu."Ia akhirnya mengambil salah satu roti bakar di atas meja dan menyelipkannya asal di mulutnya. Gabriel juga langsung meraup tas ranselnya dan memberikan kecupan cepat di pipi ibunya."Aku sudah terlambat. Aku pergi dulu, mam!"Melambai pada sosok anaknya yang menghilang

    Last Updated : 2022-10-22
  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 22 - The mystery of fate

    Terlihat kedua alis pirang Michael berkerut sangat dalam saat Gabriel selesai bercerita. "Kau yakin, Gabriel? Kau yakin kalau Kat yang menarikmu?"Pandangan Gabriel mengarah pada jiwa-jiwa suci di bawah mereka yang sedang mendapatkan pengarahan dari Ambrosio dan Persephone. Mereka berdua sedang mempersiapkan jiwa-jiwa itu sebelum akhirnya lahir kembali ke dunia. Beberapa dari para jiwa itu tampak mengendap-endap keluar karena bosan, tapi tali api Ambrosio segera menarik kembali jiwa yang menjerit marah itu ke dalam lingkaran suci mereka.Meski sudah tidak memiliki raga tapi tetap saja, yang namanya karakter memang sulit untuk diubah."Aku pun tidak yakin, tapi itulah yang terjadi, Michael. Jelas aku melihat bola silver Kat melayang di depanku dan dia menempelkan dirinya ke mukaku.""Eh?" Seruan kaget Michael akhirnya membuat Gabriel berpaling."Eh...? Kenapa dengan 'eh'?"Mata Michael mengerjap bingung. "Dia menyentuhmu?"Kepala Gabriel mengangguk. "Ya. Dia mendekat dan menyentuh mulu

    Last Updated : 2022-10-22

Latest chapter

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 83 - EPILOG

    = Suatu waktu, di suatu tempat. Nun jauh di sana ="Apa yang sedang kau lakukan di sini?""Tidak ada.""Kau sedang menatap siapa?""Tidak ada."Jawaban menyebalkan itu membuat Hermes kesal, dan ia malah semakin mengintip. Dewa pria itu sedikit mendorong bahu dewa wanita yang ada di sebelahnya, dan langsung bersiul saat berhasil melihat apa yang dari tadi dipandangi oleh rekannya ini."Malaikat...? Kau naksir salah satunya?"Raut Pandora sama sekali tidak berubah. Ia masih menyender santai di pohon dan menatap nun jauh di sana pemandangan yang hanya dapat dilihat oleh mata keduanya. Dalam pandangan mereka, terlihat sosok dua orang malaikat. Satu berambut hitam dan lainnya merah. Keduanya tampak saling berdebat tentang sesuatu, dan tampak si merah kesal dengan si hitam yang terlihat bermuka datar.Memanyunkan bibirnya, Hermes menoleh pada Pandora yang hanya membalasnya dengan muka datar."Mana yang kau suka. Yang hitam atau yang merah?"Wanita itu tidak menjawab, membuat Hermes makin pe

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 82 - His final decision (2)

    "Gabriel, the supreme. Apakah masih ada lagi yang ingin dirimu tanyakan pada-Ku?"Gabriel mengangkat kepalanya dan ia menggeleng pelan. "Tidak Yang Maha Kuasa lagi Maha Pendengar dan Maha Segala Tahu. Aku Gabriel, telah sangat puas dengan jawaban-Mu. Tidak ada lagi keraguan dalam hatiku. Aku telah mengambil keputusan.""Kau memang telah mengambil keputusan, Gabriel. Jauh sebelum kau bertanya pada-Ku. Dan terpujilah semua langkah yang kau ambil, karena jiwa kasih sayangmu membuatmu menjadi seorang yang tidak egois dan sangat memikirkan orang lain. Kau telah menjalankan tugasmu dengan sangat baik. Lakukan semua menurut kehendak hatimu, karena hatimu telah dituntun oleh nuranimu. Ingatlah itu."Dan setelah itu, gaung mistis itu pun menghilang. Langit perlahan berubah menjadi cerah meski awan-awan masih mengelilingi langit, pertanda kalau mendung masih belum akan berakhir. Raphael yang tadinya terbang di angkasa pun pelan turun dan menjejakkan kakinya di permukaan. Tampak kedua matanya ya

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 81 - His final decision (1)

    "Bagaimana dia?""Berhasil. Seharusnya.""Seharusnya?""Azrael yang datang.""Malaikat maut? Dia sendiri yang akan menyerahkannya? Pada Tuan Michael?""Ya. Sepertinya begitu. Sekarang Tuan Michael sedang menunggu kedatangan Tuan Gabriel."Kepala salah satu dari mereka menunduk dalam. "Kalau yang ini tidak berhasil juga..."D*sahan nafas berat terdengar dari sebelahnya. "Jiwa itu hanya akan menghilang. Dan-""Dan apa?"Suara yang sangat berat terdengar di belakang mereka, membuat keduanya langsung menoleh kaget dan menundukkan kepalanya hormat. "Tuan Gabriel.""Ambrosio. Persephone. Kembali kalian berdua yang menyambutku."Masih menunduk, Ambrosio menjawab pelan. "Tuan Michael sudah menunggu Anda, Tuan Gabriel."Tampak kepala Gabriel mengangguk. "Di taman suci? Azrael juga hadir?""Ya, Tuan Gabriel. Mereka sudah menunggu kedatangan Anda di sana."Sejenak suasana hening dan ketika Ambrosio mengangkat kepalanya, ia tertegun melihat seraut senyum lembut terpatri di bibir pria yang dikenal

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 80 - The time is coming (2)

    Under my dreamsI see the other sideI am the space of moonlightUnder your doorAnd you come to meet meSay you knew me beforeAnd when i'm lying by your headYou put your body into mine (Gregorian - Dark Side)***"Kat.""Gabe."Tampak dua sosok yang saling berpandangan dalam ruangan putih itu. Sosok sang wanita terbalut jubah panjang berwarna ungu gelap dan sang pria masih berbalut dengan jubah putihnya. Keduanya berdiri saling berhadapan dengan tangan yang saling bertautan. Senyum tampak terpatri di bibir mereka dan untuk sesaat, dua orang itu saling memandang sosok masing-masing dengan intens. Dua pasang mata itu bergerak-gerak penuh emosi ketika akhirnya pandangan mereka kembali bertemu.Salah satu tangan Kat mengelus pipi Gabriel yang kencang dan bersih tanpa jenggot."Sudah lama sekali aku tidak melihat sosokmu yang seperti ini, Gabe..."Perkataan itu membuat Gabriel terkekeh. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu seperti ini, Kat."Kat mengangguk. "Ya. Terakhir melihatmu saa

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 79 - The time is coming (1)

    Dalam sebuah taman yang indah, tampak sesosok pria yang tinggi dan berbadan tegap sedang mengamati bunga-bunga yang bermekaran di sana. Ia juga mengelus bunga tulip berwarna putih. Bunga kesukaannya. Dan pria berambut hitam itu tampak melamun. Ia melamun tapi bibirnya tersenyum samar. Raut wajahnya terlihat bercahaya dan bahagia. "Kau masih di sini?"Pertanyaan itu membuat kepala Gabriel mengangguk pelan, dan orang di belakangnya mendengus."Di saat aku menginginkan kau untuk segera pergi, kau masih betah berada di sini.""Aku hanya menikmati taman indahmu. Mengaguminya. Apakah kau mau aku untuk mendustakan anugerah yang telah diberikan oleh-Nya?"Kembali dengusan itu terdengar. "Tapi apakah kau harus menikmatinya di sini? Di tamanku ini? Kau bisa langsung pergi ke taman Uriel dan menikmati keindahan taman hijaunya di sana!""Tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan tamanmu ini, Apollyon. Kau diberkahi sepasang tangan dingin untuk menumbuhkan sesuatu yang indah.""Aku tersanjung den

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 78 - Heredity

    "Jadi, kamu sudah serius akan menikahinya, Dec?"Saat ini, Gabriel sedang bersama dengan Declan di dalam ruangan kerja. Tampak keduanya duduk di sofa sambil menikmati teh, juga kue yang disajikan oleh isterinya serta calon menantunya.Meletakkan cangkir tehnya, kepala Declan mengangguk. "Ya, pap. Aku dan Angie sudah bersama sejak dua tahun ini. Aku juga sudah bertemu dengan keluarganya, dan latar belakang mereka cukup baik.""Mereka dari keluarga pebisnis juga?"Tampak Declan menggeleng pelan. "Mereka dari keluarga biasa, pap. Ayahnya Angie bekerja di perusahaan konstruksi sebagai engineer. Ibunya seorang psikolog. Adik Angie sekarang mengambil jurusan arsitektur dan akan lulus tahun depan. Ia juga sudah bekerja di sebuah perusahaan konsultan di Amerika sana sejak masih kuliah. Angie sendiri sekarang bekerja sebagai supervisor HC di HGC sudah sejak lima tahun ini. Mereka memang bukan dari keluarga kaya, tapi terpelajar." "Jadi dia bawahanmu di sana?"Pipi Declan tampak merona dan pri

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 77 - Love you to the moon and back

    "Kamu sudah baikan dengan Evan?""Kapan memangnya aku marahan dengan anak itu?""Gabe..."Sadar nada isterinya yang geram, Gabriel segera memeluk pinggang Kat dan mengusel-usel kepalanya di d*da wanita itu yang empuk dan hangat."Aku sudah bicara dengannya, honey. Semua sudah beres. Sekarang, usap-usap kepalaku."Menurut, Kat pun mengelus lembut kepala suaminya. Ia berhati-hati agar tidak sampai menyentuh bagian yang terluka. Meski seharusnya ia telah pulang, tapi Gabriel bersikeras agar dirinya dapat menginap di rumah sakit. Untungnya ruang rawat VVIP memiliki tempat tidur yang cukup luas, membuat mereka berdua leluasa untuk dapat berbaring tanpa saling mendorong. Seperti sekarang ini.Selama beberapa saat, Kat mengusap-usap kepala suaminya. Tampak pandangannya melamun."Gabe...?""Ya...?""Mengenai masalah Burton. Kamu yakin sudah beres?"Semakin memeluk erat pinggang Kat, pria itu mengangguk."Burton dan Luzt sudah dipenjara, honey. Meski mungkin jaringan pengedarnya masih belum te

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 76 - No matter how old you are...

    "Benar dia tidak apa-apa, dokter?""Tidak ada gumpalan darah dalam kepalanya, Ny. Hamilton. Dan dari pemeriksaan, tidak ada retakan atau kerusakan yang parah karena kecelakaan itu. Tuan Hamilton hanya mengalami luka-luka luar saja. Ia cukup beruntung memiliki reaksi yang baik dan melakukan gerakan yang tepat. Jika tidak, mungkin saja akan ada cedera yang lebih fatal pada dirinya dan juga puteranya.""Tapi kenapa sampai sekarang dia belum sadar, dokter? Ini sudah hampir dua hari.""Kita hanya bisa berdoa saja, Nyonya. Karena meski secara medis tidak ada masalah tapi sebagai manusia, dokter juga punya keterbatasan. Dan yang perlu dingat, meski masih sangat bugar tapi Tuan Hamilton sudah berusia 60 tahun. Tentu fisiknya tidak akan sama dengan kondisinya 20 tahun yang lalu. Akan butuh waktu bagi tubuhnya untuk recovery yang kita juga masih memonitornya sampai dengan hari ini."Kepala Kat menunduk, dan ia kembali bertanya dengan suara pelan. "Apakah-"Belum juga kalimat Kat selesai, dari a

  • To The Moon and Back, Only for You   Chapter 75 - You are still a boy!

    "Aku ingin mengajakmu bertaruh, Apollyon."Saat ini, Apollyon dan Gabriel sedang bermain catur di taman bunga pria berambut merah itu. Melihat dari posisi bidaknya, tampaknya ia yang akan memenangkan pertandingan ini."Bertaruh? Kau yakin?""Ya."Pria berambut merah itu terkekeh arogan. Ia memindahkan salah satu bidak dengan santai di depannya. Setelahnya, ia menyenderkan punggungnya santai di kursi dan mengangkat kedua tangannya sombong."Baiklah. Aku menyukai pertaruhan, karena aku selalu menjadi pemenangnya. Apa yang kau inginkan?"Kepala Gabriel mengangguk dan ia menggerakkan bidaknya di papan catur."Kalau aku memenangkan pertandingan ini, maka aku akan memberikan tepukan sayang di pipimu."Mendengar itu, kedua alis Apollyon berkerut. "Tepukan sayang? Apa itu?""Kau akan mengetahuinya saat aku memenangkan pertandingan ini. Bagaimana? Kau takut?"Tantangan yang menyebalkan itu berhasil menyulut kemarahan Apollyon. "Ayo! Siapa takut! Tapi sebaliknya, kalau aku yang memenangkan pert

DMCA.com Protection Status