Share

16. Ada Yang Mencurigakan

Author: Pramesti GC
last update Last Updated: 2025-02-05 22:58:52

Rani menatap ke arah Zelinda saat mendengar pertanyaannya, namun ia kembali sibuk mengoleskan salep pada luka yang ada di tubuh Zelin.

"Auuww.." Zelinda tersentak saat tanpa sengaja Rani menyentuh punggung nya yang juga terluka.

"Apa ada luka yang lain nyonya?" Rani memberanikan diri membuka punggung Zelinda dan terkejut saat melihat luka lainnya di sana.

"Bagaimana bisa dia melakukan ini semua pada wanita yang bahkan sudah menjadi istrinya? Apa yang sebenarnya ada di dalam kepala Tuhan Saka!" Rani berdecak kesal, baru saja dia memberikan salep pada luka di paha Zelinda, ternyata ada luka lain yang lebih besar tersembunyi di balik baju nya.

"Apa aku bisa bertahan sampai akhir Rani? Bagaimana aku harus menjalani hari-hari esok." Zelinda begitu khawatir dirinya tak dapat melewati hari demi hari setelah ini.

"Nyonya harus bertahan, nyonya harus bilang pada keluarga nyonya, mereka pasti akan melakukan sesuatu." Rani memberikan saran, saran yang tiba-tiba saja terlintas dalam benaknya.

Zel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   17. pertemuan Takdir

    Melewati jalanan yang gelap dan terjal, Zelinda tiba di ujung jalan dan menemukan ada jalanan yang lebih besar."Saya hanya bisa antarkan sampai di sini saja." Rani berhenti di kegelapan, dia tak mau ada yang melihatnya di sini bersama Zelinda."Aku harus jalan kemana Rani" Zelin bertanya dengan binggung, dia tak paham jalan di sini."Ke sana, nanti di sana nyonya akan melihat rumah lain, mereka menyewakan kendaraan.""Tapi aku tak bawa apapun Rani, bagamana aku bisa menyewa kendaraan?"Rani menyentuh tangan Zelinda dan memasukkannya ke dalam saku mantel yang di berikan Rani padanya."Apa ini?" Zelinda nb terkejut saat merasakan ada sesuatu di dalam saku jaketnya."Ini hanya sesuatu yang mungkin bisa membantu nyonya. Saya harus pergi nyonya, maaf!" Rani bergegas meninggalkan Zelinda di tempat kerja berhenti tadi."Rani, tapi...."Belum sempat Zelinda bicara lagi, Rani sudah berlari masuk ke dalam gelap nya hutan dan menembus malam.Bimbang dalam kesendirian, Zelinda memutuskan untuk

    Last Updated : 2025-02-06
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   18. Dia berbeda

    Pov. Zelinda.Aku masuk ke dalam rumah besar itu, sejujurnya aku merasa ragu sekaligus takut sekarang, terlebih lelaki itu langsung berdiri dan menatapku dengan dingin."Jadi siapa yang memintamu datang kemari?" Pertanyaan nya membuat aku sedikit tak paham. Aku kemari karena keinginanku sendiri, kenapa dia berfikir aku di minta seseorang datang kemari?"Aku tak di minta siapapun""Jangan bohong, tempat ini berada jauh di atas bukit, tak mungkin tiba-tiba kamu datang kemari." Ucapannya langsung membuat aku menelan ludah dengan sulit."Em, seseorang memberitahuku untuk datang ke sini jika....."Duduklah, aku akan buatkan minum hangat." Dia tiba-tiba saja bicara, tangannya memperhatikan jemariku yang gemetar.Ya, aku merasa sangat kedinginan sekarang, terlebih di luar, entahlah berapa suhu udara saat ini."Tidak usah, aku hanya ingin segera bisa menyewa mobil di depan."Aku menolak dengan halus, sebab tak mau membuatnya repot atau merasa aku menyusahkannya.Namun lelaki itu tetap berjal

    Last Updated : 2025-02-09
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   19. Dia siapa?

    Zelinda bmasih bimbang dengan tawaran lelaki itu, mereka tak saling kenal namun lelaki yabg belum menyebutjan namanya itu berubah jadi baik dengan tiba-tiba. "Aku akan antar kau kerumahmu besok pagi, percayalah." Ucapnya dengan nada lembut, berbeda dengan caranya bicara saat pertama bertemu tadi. Zelinda terdiam sebentar, di luar hujan badai begitu kencang, dia juga tak akan bisa menyetir mobil sendirian menuruni bukit yang jelas jalannya berkelok dan terjal. Lelaki itu dengan cepat berjalan ke sisi kanan rumah itu, membuka satu pintu yang ada di dekat ruang tamu dan kini sebuah tangga ke atas terlihat dengan jelas. "Kau bisa pakai kamar di lantai atas, aku akan tidur di lantai bawah malam ini." Ucapnya menjelaskan. Ia bahkan memasang kunci pintu pada bagian dalam agar Zelinda merasa percaya padanya. "Aku letakkan kunci pintu di sini, kau bisa menguncinya jika mau, di kamar atas juga ada pintu lain dan kau juga bisa kunci lagi." Ucapannya dengan yakin, berusaha membuat Zelind

    Last Updated : 2025-02-10
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   20. Malam Saka yang kacau

    _'Sial, wanita itu pergi dari rumah. Bagaama jika dia melapor pada mama, atau bagaimana iika keluarganya sampai tahu kejadian malam ini?Tidak, aku tak hokeh membiarkan dia menceritakan pada siapapun apa yang sudal terjadi di antara kami.'_Kalimat itu terus berputar di kepala Saka, sudah berapa kali ia memutari jalan yang sama menuju rumahnya, tapi Zelinda belum juga terlihat. Dirinya terus bertanya kemana wanita itu pergi semalam ini, bakan rumah ini cukup jauh dari pusat kota dan rumah keluarganya berada di ujung lain kota ini, cukup jauh untuk membawanya kesana dengan jalan kaki semalam ini."Apa sebaiknya aku menghubungi keluarga Arden? Ah tidak, mereka bisa saja curiga padaku dajmn bertanya apa yang terjadi."Saka sungguh merasa sangat frustasi, ia menghentikan mobilnya di tengah jalan menuju rumahnya lagi, melihat ke sekitar dengan seksama lantas teringat satu rumah yang terletak di bukit atas rumahnya, rumah gadia yang bekerja di rumahnya juga."Benar, bisa saja dia di sana.

    Last Updated : 2025-02-12
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   21. Pagi penuh tanya

    Zelinda tidur dengan nyenyak, ia terbangun saat matahari bahkan sudah menampakan wujudnya di balik jendela, kicau burung seolah terus mendendangkan senandung keabadiannya. Ia tak pernah merasa tidur senyama ini, bahkan tak sekalipun dirinya bangun sekedar untuk pergi ke toilet, ada perasaan damai yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.Zelinda beranjak dari tempat tidur, berjalan pelan membuka jendela yang tepat menuju ke jalan setapak di depan rumah. Ia bisa melihat kabut tipis masih turun ke bawah dan dari kejauhan sebuah mobil jib putih berbelok di persimpangan bawah dan menggarah tepat ke rumah tepat nya berada.Zelinda memicingkan mata, seakan menggenali mobil itu dengan baik."Tidak! Bukankah itu mobil Aska?"Zelinda menunduk dengan cepat, dia terduduk di bawah jendela saat mobil putih itu memasuki pelataran rumah, jantungnya tiba-tuba saja berpacu dengan hebat."Apa yang dia lakukan di sini?" Ucap Zelinda takut, tangannya tak berhenti mecengkeram dadanya yang berdetak dengan

    Last Updated : 2025-02-14
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   22. Dengarkan Zelinda

    Erlando kembali ke dalam rumahnya, baru saja dia melangka ke ruang tengah, pintu tangga terbuka, Zelinda sudah berdiri di sana dengan wajah yang binggung dan sedih."Dia sudah pergi, tenanglah." Erlando menjelaskan pada Zelinda.Zelinda keluar begitu saja dari ruangan, mencoba berlari dari rumah itu, tapi Erlando segera menangkap tubub wanita itu dan memintanya untuk tenang."Aku tak akan menyakitimu, tenanglah." Ucapnya mencoba menjelaskan."Bagaiman aku bisa percaya padamu? Kau sudah berbohong sejak semalam." Zelinda bicara dengan suara serak, ia merasa dunia selalu tak berpihak padanya. Bahkan keberuntungan yang baru saja dia pikir di miliki ternyata semu."Aku tidak berbohong, aku tak tau siapa dirimu sampai kau bilang rumah di bawah itu milik suamimu. Aku baru tau kau adalah Zelinda." Erlando menjelaskan dengan jujur."Lepaskan aku, aku harus pergi!" Ucap Zelinda gigih."Kau akan pergi dengan berjalan kaki? Sejauh puluhan kilo?" Tanya Erlando dengan kesal, dirinya tak tau bagaima

    Last Updated : 2025-02-15
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   23. Perjalanan

    Zelinda menemukan banyak baju wanita di lemari paling ujung kamar itu, sebuah kemeja satin putih dan rok putih plisket dia pilih untuk di pakai. Zelinda tak tau baju siapa ini, tapi Erlando bilang dia boleh paka baju apapun yang ada di lemari.Zelinda berjalan turun dari tangga dan saat membuka pintu, dia melihat Erlsndo sudah menunggu di ruang tengah. Lelaki itu terkejut melihat Zelinda memakai baju yang ia ingat dengan jelas siapa pemilik sebelumnya."Apa aku salah abil baju? Kau yang bilang aku boleh pakai baju manapun yang aku mau."Erlando sempat merasa tak nyaman, namun setelah memperhatikan lagi, Zelinda pantas memakai baju istimewa itu."Ya, pakai saja, aku tak keberatan.""Dan apa aku boleh memakai ini?" Zelinda memperlihatkan sandal kulit berwarna coklat tua, sandal itu tersimpan rapi di lemari kaca yang tepat berada di sisi lemari baju."Pakai saja, aku harap pemilik nya akan senang sebab barang-barangnya pantas saat kamu pakai." Ucapnya lagi lalu berjalan keluar rumah.Er

    Last Updated : 2025-02-15
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   24. Rumah Es

    Erlando menyetir mobilnya dalam diam, bahkan tak bertanya di mana alamat rumah Zelinda, lelaki itu sudah megarahkan mobilnya ke tempat tujuan."Apa kau tau di mana rumah kakekku?""Ya, aku tau."Zelinda mengerutkan kedua alisnya, menatap tak percaya pada Erlando." Bagaumana bisa kau tau di mana rumah kakekku?"Erlando hanya tersenyum dan menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah kakek Zelinda."Masuklah, aku akan menunggu di luar " ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Zelinda.Zelinda melepaskan sabuk pengaman nya dan menatap Erlando dengan perasaan penuh tanya."Masuklah." Ucap Erlando dengan lembut."Aku akan masuk. Terimakasih tumpangannya. Sebaiknya kau pulang, aku mungkin tidak akan keluar." Ucap Zelinda dengan wajah tenang, ia bahkan menghela napas panjang untuk menggumpulkan kembali keberaniannya dan memastikan dirinya baik-baik saja.Zelinda keluar dari dalam mobil Erlando, wanita itu berjalan mendekati gerbang dan menekan bel yang ada di dekat pintu, dia melirik sebent

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   30. Pertemuan dengan Erlando

    Pov Zelinda"Kau bisa pulang sendiri?" Saka bertanya padaku setelah acara kantor selesai.Tentu saja aku masih terpaku menatapnya dengan tajam. Kami pergi bersama hari ini, tapi Saka tak bisa mengantarkanku pulang?"Ada apa?" Tanyaku akhirnya, aku jelas terus melihatnya selalu menatap ke arah jam di tangan."Aku ada janji bertemu dengan orang, jadi kau bisa pulang sendiri?"Dia memintaku pulang sendiri? Yang benar saja."Jika kau sibuk biar aku yang antar Zelinda pulang."Tiba-tiba saja Erlando mendekat dan mengatakan akan mengantarkan aku pulang."Kau tak keberatan?" Saka bertanya pada Erlando."Tidak, aku tak keberatan. Tapi tanya dulu pada Zelinda, apakah dia mau ikut bersamaku." Mereka berdua menatapku dengan tatapan menanti jawaban."Bagaimana, kau mau ikut Erlando?"Sejujurnya, aku tak keberatan. Erlando dan aku cukup dekat belakangan ini, meski aku memang masih menjaga jarak, takut jika ada berita yang tak menyenangkan di luar."Apa kau akan pulang juga?" Tanyaku memastikan ba

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   29. Tahun berganti.

    Pov Zelinda1 tahun setelah hari itu.Sejak hari di mana aku kembali di antarkan ke rumah keluarga Gunawan, maka hari itu hatiku sudah mati.Aku hanya tau bahwa menurut sebagai seorang istri adalah cara terbaikku untuk tetap hidup. Tak ada lagi kabar yang ingin ku dengar dari rumah Wijaya, bahkan aku tak pernah mau menerima panggilan masuk dari kakek yang entah sudah berapa puluh kali ku tolak.Hari ini adalah pesta peresmian perusahaan baru Saka, aku menyerahkan segala aset yang di berikan mama Sintia padanya, salah satu hal yang meyelamatkan hidupku hingga sekarang. Amukannya masih sering ku terima, tapi menggadu juga tak akan membuat posisiku berubah lebih baik, jadi aku menerima segalanya sebagai takdirku sendiri."Apa kau tak bisa lebih cepat!" Saka datang dengan wajah tak senang, aku belum selesai bersiap saat dia membuka pintu kamar."Aku akan segera siap." Ucapku bergegas menyelesaikan makeup ku.Saa berdiri di belakangku dengan tatapan ambisius, berulang kali dia membetulkan

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   28. Bergabung di perusahaan

    "Apa tidurmu nyenyak?" Saka bertanya pada Zelinda dan wanita itu mengangguk dengan pelan.Empay bulan sudah mereka laui setelah hari itu, tak ada lagi drama pertengkaran terdengar. Zelinda menjadi istri yang sangat patuh pada suaminya. Setidaknya itu yang mereka semua pikirkan sekarang."Baguslah, jadi kau bisa ikut aku ke kantor hari ini." Ucapan Saka terdengar datar tapi membuat ke dua manik mata Zelinda membulat dengan sempurna."Aku? Ke kantormu? Kenapa, ah maksudnya untuk apa aku ke sana?.""Mama memintamu datang. Lagi pula ada baiknya juga kau bekerja kan, jadi pikiranmu bisa terbebas dari hal-hal buruk.".Zelinda mengerutkan alisnya."Hal buruk apa yang kau maksud?""Ya apa lagi, seperti kabur dari rumah misalnya."Zelin membuang wajahnya dengan malas. Dia tak pernah melakukan itu lagi kan, tapi Saka masih suka membahasnya tanpa alasan."Mama memberikanmu posisi di kantor, kau bisa belajar banyak hal di sana bukan?"Zelinda masih terdiam. Dia memang lulusan terbaik di kampusnya

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   27. pilihan

    "Mama dan papa ingin bicara dengan mu Saka!"Setelah kepulangan Tuan Hans, Jodi mengajak putranya bicara serius. Kali ini wajahnya tak menunjukkan sebuah keramahan."Pergilah ke depan dulu, aku akan menyusul." Sintia meminta anak dan suaminya ke depan lebih dulu, sementra dia memastikan Zelinda tenang."Istirahat lah di kamar sayang. Mama pastikan ini tak akan terjadi lagi." Ucap Sintia dengan lebut."Apa kita perlu ke dokter?" "Tidak ma, ini sudah lebih baik." "Baiklah, jika begitu istirahalah di atas." Wanita itu mengantarkan Zelinda naik menuju ke kamar atas, tapi belum sampai Zelinda naik, ia lantas berbalik dan menatap mertuanya."Ada apa sayang?""Em_ Bisakah Zelin meminta bantuan mama.""Tentu, apa yang bia mama bantu?""Bisakah mama bawa kembali Rani ke rumah ini?"Kedua alis Sintai terangkat. "Rani? Ada apa dengannya? Apa dia tida bekerja lagi di sini?"Zelinda menggelengkan kepalanya perlahan."Benarkah? Siapa yang memintanya berhenti? Saka?""Iya, aku dengar begitu. Ma,

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   26. kedatangan

    Mobil kakek Zelinda masuk ke pekarangan rumah Saka, lelaki itu sudah berdiri di depan rumah saat kakek datang bersama Zelinda. Zelin yakin, ada yang sudah memberi tahu saka bahwa dirinya akan datang bersama Zelinda.Hans melihat tubuh cucunya gemetar, dia lantas mrngengam tangan Zelinda dengan erat sembari menatap manik mata cucunya dengan hangat."Tenanglah Zelin, kakek tak akan membiarkan kamu mati di sini. Percayalah pada kekekmu ini." Ucapnya seperti menjamin bahwa apa yang di lakukan Saka tak akan terulang lagi.Zelinda hanya terdiam dengan mata yang lekat menatap sang kekek. Meski terlihat kasar dan begitu keras akan pilihannya, jauh di lubuk hati Hans dia begitu menyayangi Zelinda."Keluarlah dengan nama besar keluargamu Zelin, pastikan hal itu tak terjadi lagi." Ucap kakek Hans lalu keluar dari dalam mobilnya."Kakek." Saka menyambut dengan hagat. Penuh semangat, Saka bahka membukakan pintu untuk Kakek dan Zelinda.Kakek Hans tersenyum menyambut pelukan hangat cucu menantunya,

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   25. Takdir Kejam

    Zelinda ikut masuk ke dalam ruang kerja kakenya, wanita itu masih berdiri di sisi pintu hingga kakeknya berbalik dan memintanya menutup ruangan.Zelinda mendekat dengan perasaan tak menentu, berharap keinginannya kali ini bisa di dengar kakek Hans."Katakan apa yang ingin kamu katakan." Suara kakek Hans terdengar begitu dingin, Zelinda tau dia tak punya banyak waktu sekarang."Aku ingin berpisah dari Saka Gunawan kakek." Ucap Zelinda dengan suara sedikit gemetar.Mendengar hal itu, suasana mejadi hening seketika, kakek Hans tak melihat ke arah Zelinda, namun lelaki itu mengarahkan kursi rodanya ke dekat meja kerja dan....Prak!Vas bunga peony putih terbanting, pecah dengan tangkai2 bunga peony berhambur di lantai ruangan.Zelinda tak lagi punya nyali untuk menatap sang kakek, dia bahkan berlutut tanpa sadar, merasakan kakinya seperti tak lagi punya tenaga untuk menopang tubuh."Kamu kira pernikahan ini sebuah mainan?" Suara tegas sang kakek membuat Zelinda menelan ludah dengan pahit.

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   24. Rumah Es

    Erlando menyetir mobilnya dalam diam, bahkan tak bertanya di mana alamat rumah Zelinda, lelaki itu sudah megarahkan mobilnya ke tempat tujuan."Apa kau tau di mana rumah kakekku?""Ya, aku tau."Zelinda mengerutkan kedua alisnya, menatap tak percaya pada Erlando." Bagaumana bisa kau tau di mana rumah kakekku?"Erlando hanya tersenyum dan menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah kakek Zelinda."Masuklah, aku akan menunggu di luar " ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Zelinda.Zelinda melepaskan sabuk pengaman nya dan menatap Erlando dengan perasaan penuh tanya."Masuklah." Ucap Erlando dengan lembut."Aku akan masuk. Terimakasih tumpangannya. Sebaiknya kau pulang, aku mungkin tidak akan keluar." Ucap Zelinda dengan wajah tenang, ia bahkan menghela napas panjang untuk menggumpulkan kembali keberaniannya dan memastikan dirinya baik-baik saja.Zelinda keluar dari dalam mobil Erlando, wanita itu berjalan mendekati gerbang dan menekan bel yang ada di dekat pintu, dia melirik sebent

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   23. Perjalanan

    Zelinda menemukan banyak baju wanita di lemari paling ujung kamar itu, sebuah kemeja satin putih dan rok putih plisket dia pilih untuk di pakai. Zelinda tak tau baju siapa ini, tapi Erlando bilang dia boleh paka baju apapun yang ada di lemari.Zelinda berjalan turun dari tangga dan saat membuka pintu, dia melihat Erlsndo sudah menunggu di ruang tengah. Lelaki itu terkejut melihat Zelinda memakai baju yang ia ingat dengan jelas siapa pemilik sebelumnya."Apa aku salah abil baju? Kau yang bilang aku boleh pakai baju manapun yang aku mau."Erlando sempat merasa tak nyaman, namun setelah memperhatikan lagi, Zelinda pantas memakai baju istimewa itu."Ya, pakai saja, aku tak keberatan.""Dan apa aku boleh memakai ini?" Zelinda memperlihatkan sandal kulit berwarna coklat tua, sandal itu tersimpan rapi di lemari kaca yang tepat berada di sisi lemari baju."Pakai saja, aku harap pemilik nya akan senang sebab barang-barangnya pantas saat kamu pakai." Ucapnya lagi lalu berjalan keluar rumah.Er

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   22. Dengarkan Zelinda

    Erlando kembali ke dalam rumahnya, baru saja dia melangka ke ruang tengah, pintu tangga terbuka, Zelinda sudah berdiri di sana dengan wajah yang binggung dan sedih."Dia sudah pergi, tenanglah." Erlando menjelaskan pada Zelinda.Zelinda keluar begitu saja dari ruangan, mencoba berlari dari rumah itu, tapi Erlando segera menangkap tubub wanita itu dan memintanya untuk tenang."Aku tak akan menyakitimu, tenanglah." Ucapnya mencoba menjelaskan."Bagaiman aku bisa percaya padamu? Kau sudah berbohong sejak semalam." Zelinda bicara dengan suara serak, ia merasa dunia selalu tak berpihak padanya. Bahkan keberuntungan yang baru saja dia pikir di miliki ternyata semu."Aku tidak berbohong, aku tak tau siapa dirimu sampai kau bilang rumah di bawah itu milik suamimu. Aku baru tau kau adalah Zelinda." Erlando menjelaskan dengan jujur."Lepaskan aku, aku harus pergi!" Ucap Zelinda gigih."Kau akan pergi dengan berjalan kaki? Sejauh puluhan kilo?" Tanya Erlando dengan kesal, dirinya tak tau bagaima

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status