Saat pria itu berhadapan dengan kematian, dia seakan kehilangan akal sehatnya.Pria itu menyuruh Gandar bertarung sembari memapah wanita itu berdiri dan menggerak-gerakkan tubuh Tesa.Wanita yang bernama Tesa Sabyan itu saat ini dalam keadaan lemah, dia bahkan tak bisa berdiri dengan stabil, apalagi mengeluarkan kekuatan misteriusnya itu.Pada saat ini, raut wajah Surya akhirnya mulai terlihat serius.Auman Siluman Alisya merupakan teknik sihir tingkat tinggi, itu merupakan serangan yang menggunakan kekuatan pikiran.Orang yang mendengar Auman Siluman jiwanya akan hancur berkeping-keping, bahkan dapat meledak dan akan menyebabkan kematian.Untung saja Surya menggunakan kekuatan pikirannya tepat waktu untuk melindungi mereka sehingga Naka dan Thalia juga selamat dari kematian.Dengan kekuatan pikiran Naka dan Thalia sekalipun, keduanya tak akan sanggup menahan serangan Auman Siluman yang merupakan teknik sihir tingkat tinggi.Pada saat ini, Alisya masih melayang di udara dan kemungkinan
Setelah pria itu tertegun selama beberapa saat, dia mendadak tertawa seperti seseorang yang telah kehilangan akal sehatnya."Semuanya sudah mati, hahaha! Tongkat Kematian sekarang akan menjadi milikku!"Saat bicara, pria itu berlari ke arah singgasana raja, dia mengangkat Tongkat Kematian dengan wajah gembira.Akan tetapi, dia segera melempar Tongkat Kematian itu kepada Tesa dan berkata dengan dingin, "Bawa tongkat ini dengan baik."Aura kematian yang keluar dari Tongkat Kematian sangat pekat, bila memegangnya, aura kematian itu akan terus menyerang jiwa sang pemegang tongkat, sehingga pria itu tidak mampu memegangnya lama-lama.Hanya Tesa yang memiliki keistimewaan pada tubuhnya yang mampu mengabaikan dampak yang diberikan aura kematian tersebut.Tesa mengambil Tongkat Kematian sesuai dengan perintah pria itu, dia berdiri dengan lemah. Wajah Tesa yang sedang menatap Surya yang tengah tergeletak di atas tanah terlihat simpatik.Sementara pada saat ini, pria itu melihat ke arah Thalia d
Thalia berdiri di depan Surya.Thalia menggenggam pisau dengan erat, kemudian menggunakan seluruh energi sejati yang dia miliki. Meski energi sejati yang tersisa tinggal sedikit dan hampir tidak ada apa-apanya ketika menghadapi kekuatan Gandar yang luar biasa, Thalia tetap berdiri di depan Surya untuk melindunginya.Gandar mengerutkan keningnya, baginya, kultivator Alam Energi Sejati bukanlah apa-apa.Sebagai seseorang yang telah mencapai tingkat suci, menghadapi Alam Energi Sejati tahap awal apalagi lawannya adalah seorang perempuan, Gandar tak kuasa merasa sedikit ragu-ragu.Pria yang sekelompok dengan Gandar segera mendengus, "Tunggu apa lagi? Cepat bunuh dia!"Gandar yang masih ragu-ragu melangkahkan kakinya.Tekanan kekuatan yang luar biasa itu membuat kedua lutut Thalia lemas, dia bahkan hampir terjatuh.Akan tetapi, Thalia berusaha sekuat tenaga untuk bertahan.Sebenarnya, Thalia sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk melawan.Sebenarnya Thalia sudah mengerahkan seluruh kek
Akan tetapi, mereka berdua sepertinya sama sekali tak berniat untuk menyerah.Gandar menghela napas di dalam hatinya, dia tidak ragu-ragu lagi dan bersiap menghabisi Naka serta Thalia secepat mungkin.Terlihat senyuman pada raut wajah pria itu.Dia sangat menyukai pertunjukan ini, perasaan mengendalikan situasi seperti ini sangatlah memuaskan baginya.Hanya saja, tak ada satu orang pun yang memohon kepadanya, ini membuat pria itu merasa sedikit menyesal.Namun, itu tidak apa-apa, Tongkat Kematian sudah cukup untuk membuatnya bahagia.Tepat pada saat ini, tiba-tiba ada suara dingin seseorang, "Aku nggak akan membiarkan kalian membunuh temanku!"Semua orang terkejut.Pria itu langsung memelototi Surya yang tengah terbaring.Surya bangkit berdiri secara perlahan, dia menghela napas panjang seakan baru saja terbangun dari tidurnya."Ini nggak mungkin! Kenapa kamu masih bisa hidup?" ujar pria itu terkejut.Seorang kultivator tingkat suci sekalipun tidak akan mungkin sanggup menerima seranga
Pada saat itu, Surya merasa kalau dia benar-benar akan meninggal.Kekuatan pikiran Surya sudah hampir terkuras sampai habis, sementara jiwa kuat yang Surya pikirkan sebelumnya juga tak menahan serangan mematikan dari kekuatan kematian.Jiwa Surya mulai terkikis dan kesadarannya juga mulai menghilang.Akan tetapi, pada detik-detik nyawanya dalam kondisi paling berbahaya, dia mendengar suara di dalam jiwanya."Jiwa sedang diserang, mengaktifkan kemampuan Kesayangan Dewa."Sebuah kobaran api keemasan segera menyala pada Pohon Jiwa Surya.Kekuatan kematian segera terbakar oleh kobaran api keemasan itu hingga tak tersisa.Pohon Jiwa Surya kembali menyala kobaran api dan suara misterius itu kembali terdengar."Kemampuan Kesayangan Dewa telah selesai digunakan, gelar segera lenyap,"Surya baru teringat apa yang baru saja terjadi dalam jiwanya setelah kesadarannya kembali.Surya teringat suatu kali saat dia sedang memberikan persembahan, Surya mendapatkan gelar Kesayangan Dewa.Saat itu, Surya
Tesa berbicara dengan suara pelan, "Devon sangat galak, kalau dia nggak senang sedikit saja, dia pasti langsung pukul aku. Aku benar-benar takut sama dia."Surya terdiam. Padahal, kalau kemampuan Tesa diasah dengan baik, dia pasti akan menjadi sosok yang mengerikan dan tak akan ada orang yang berani menindasnya.Mungkin saja ini disebabkan karena karakter Tesa yang penakut sedari kecil atau lingkungan hidupnya.Bagaimanapun juga, Tesa kehilangan keluarganya sejak dia kecil dan dibesarkan oleh orang lain, sedikit banyak pasti mentalnya terpengaruh oleh hal tersebut.Surya merenung sejenak, lalu berkata, "Apa kamu mau ikut bersamaku?""Mau," jawab Tesa segera.Surya tersenyum, kemudian dia menjulurkan tangannya kepada Tesa.Tesa menatap Surya dengan takut-takut, dia berjalan selangkah demi selangkah hingga ke sisi Surya, lalu meletakkan tangannya pada tangan Surya dengan pelan.Surya menggandeng Tesa hingga ke hadapan Thalia dan juga Naka, lalu berkata, "Semua sudah selesai, ayo kita pul
Surya masih ragu-ragu untuk waktu yang cukup lama.Kalau dia bisa menganalisis kekuatan seperti ini dan bisa melatihnya dengan cara yang aman. Surya merasa kalau lebih baik menggunakannya daripada mempersembahkan tongkat ini. Begitu Surya memahami peraturan dari kekuatan ini dan menguasainya, kekuatan ini seharusnya juga sama dengan energi spiritual lainnya. Kekuatan ini akan semakin meningkat seiring berkembangnya kultivasi seseorang dan energi spiritual ini merupakan energi spiritual yang dapat berkembang tanpa batas, potensinya sangatlah luar biasa.Tungku energi spiritual Surya juga bisa menyelesaikan masalah di mana energi spiritual akan saling bertentangan.Tiba-tiba, Surya teringat akan kesadaran kedua miliknya.Surya langsung mendapatkan informasi begitu kesadaran kedua miliknya selesai menganalisis peningkatan dirinya secara mandiri.Surya segera mendapatkan informasi yang begitu banyak dari kesadaran kedua.Surya tertegun cukup lama, kemudian dia tertawa.Setelah analisis yan
Surya mengendarai mobil hingga ke luar, lalu bersiap mencari makan siang.Di sekitar sini ada sebuah restoran yang membuat mi bernama Bakmi Kencana yang sangat enak, minya lembut dan bumbunya gurih, rasa minya sangat cocok di lidah Surya.Sekarang sudah hampir tengah hari, orang yang makan juga cukup banyak sehingga cukup sulit untuk mencari tempat parkir.Akhirnya Surya menemukan tempat kosong, dia hendak memarkirkan mobilnya.Tiba-tiba terdengar suara dentuman, sebuah mobil menabrak bagian belakang Surya.Surya sontak terlihat pasrah.Apa tidak bisa menikmati makan siang dengan damai?Surya turun dari mobil sembari mengerutkan keningnya, mobil yang berada di belakang mobilnya adalah mobil BMW seri lima, mobil itu menabrak pintu belakang bagasi mobil Surya sampai penyok ke dalam.Bumper mobil BMW itu juga rusak, setengah bagiannya telah terjatuh ke tanah.Kecelakan ini sebenarnya tidak terlalu parah.Namun, seorang wanita gemuk berusia empat puluh tahunan turun dari mobil BMW tersebut