Surya mengerutkan kening sambil berkata, "Bisakah kita sampai di tujuan sebelum gelap? Jangan membuang waktu semua orang, oke?"Surya tahu ada yang tidak beres dengan sekelompok orang ini. Dia bahkan menemukan sesuatu seperti peluncur roket di mobil seberang.Surya memang tidak takut, tetapi melindungi Thalia bukanlah hal yang mudah.Jadi, Surya tidak ingin menimbulkan konflik dengan orang-orang itu sekarang.Mendengar ini, Thalia menatap pria itu dan berkata perlahan, "Di depan sudah nggak cocok untuk off-road. Kalian harus putar balik.""Baiklah, Bu," jawab pria itu dengan sungguh-sungguh.Saat ini, Thalia berbalik dan masuk ke dalam mobil. Surya juga masuk ke dalam mobil dan terus melaju ke depan."Mereka dari Geng Sirah," ucap Thalia sambil mengemudi.Surya tertegun, lalu menyahut, "Sepertinya kamu tahu apa yang dilakukan Geng Sirah?""Mereka melakukan perampokan makam, perampokan senjata dan lain-lainnya. Mereka adalah tipikal geng kriminal yang kejam," jelas Thalia.Surya terseny
"Badai gurun yang besar akan mengubah medan dan membuat kita kehilangan arah. Kalau sampai begitu, operasi kita kali ini mungkin harus dihentikan," ujar Thalia.Surya menghela napas. Jika dia tahu lebih awal, lebih baik dia datang sendiri.Namun, sekarang Surya tidak mungkin menyuruh Thalia dan Naka kembali, jadi mereka hanya bisa menunggu.Mereka bertiga berada di dalam mobil, terdiam mendengarkan desiran angin di luar dan suara kerikil yang menghantam mobil.Bagi orang biasa, keadaan ini berakibat fatal dan sewaktu-waktu bisa menimbulkan bencana.Hal ini juga ancaman tertentu terhadap Thalia dan Naka.Namun, bagi Surya, ini bukan masalah.Tingkat suci bisa melayang di udara dalam waktu yang singkat. Surya dapat mengidentifikasi arah dan menemukan jalan kembali kapan saja.Badai gurun bertiup sepanjang malam dan tidak berhenti sampai keesokan paginya.Thalia hendak membuka pintu mobil dengan lelah, tapi menyadari bahwa pintunya tidak dapat dibuka.Setelah mendorong dengan kuat, ternya
Saat pria kuat itu melihat sosok Surya, terdapat sorot ketakutan di matanya.Pria itu menatap Surya dan berkata dengan dingin, "Jangan ikut campur dalam urusan orang lain atau kamu akan mati."Setelah berkata demikian, pria itu melambaikan tangannya. Mereka bertiga pun naik UTV, kemudian melaju di atas pasir kuning."Pistolku!" seru Thalia dengan cemas.Surya mengerutkan kening sambil berkata, "Jangan khawatir, kita akan bertemu dengan mereka lagi.""Apa maksudmu?" tanya Thalia.Surya menghela napas, lalu menjawab, "Bukankah sudah jelas? Mereka datang ke sini untuk mencari reruntuhan. Secara langsung kita akan bertemu dengan mereka saat kita ke sana."Thalia tiba-tiba menjadi murung.Thalia berbalik ke mobil, lalu mengambil telepon satelit. Setelah beberapa saat, dia meletakkan teleponnya dan melihat ke langit.Meski badai gurun telah reda, langit di atas gurun masih diselimuti awan kuning tebal sehingga sinar matahari sulit menembusnya."Telepon satelit nggak bisa terhubung," keluh Th
Surya tahu bahwa pekerjaan ini tidak akan bisa dilakukan kecuali orang-orang itu sudah ditangani.Tempat ini cukup bagus juga, sepi dan terpencil. Mari kita lihat trik apa yang akan mereka mainkan.Kemudian, mereka bertiga berjalan menuju tenda.Tak lama kemudian, mereka tiba di dekat tenda, melihat pria kuat itu sudah menatap mereka dengan dingin.Sementara itu, pria itu sedang bermain-main dengan sebuah perangkat kecil yang mirip dengan radar, sama sekali tidak menghiraukan mereka.Seorang wanita berdiri di samping pria itu, menatap Surya dan yang lainnya sekilas, lalu menundukkan kepala untuk membantu pria itu."Apa yang kalian lakukan? Di mana senjataku?" tanya Thalia dengan suara yang rendah.Pria itu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Gandar, bunuh mereka."Ekspresi Thalia langsung berubah.Pria kuat bernama Gandar melangkah mendekat ke arah Thalia.Saat berjalan, Gandar melepaskan tekanan kekuatan yang menakutkan, membuat angin kencang yang membubung memenuhi langit, lalu pasir
Semua orang melihat ke arah cekungan dengan terkejut.Mereka melihat bahwa pasir di cekungan itu tampak seperti pasir di dalam jam pasir, terus-menerus tumpah ke bawah.Hanya dalam beberapa menit saja, sebuah kota yang hancur muncul di cekungan tersebut.Cekungan tersebut memiliki diameter sekitar lebih dari sepuluh kilometer. Namun, kota ini memiliki ukuran tujuh hingga delapan kilometer.Ada sebuah kastel abu-abu tua di tengah kota.Banyak dari bangunan di sekitar kastel bahkan sudah tidak utuh lagi.Namun, jalan-jalan yang melintang masih bisa menunjukkan sedikit kejayaan tempat ini pada masanya.Di zaman kuno, sebuah kota besar di tempat seperti ini sudah bisa dianggap sangat megah.Namun, sekarang semua itu hanyalah reruntuhan yang sudah dihancurkan oleh waktu tanpa ampun.Hanya saja, yang menakjubkan adalah ada cahaya warna-warni yang terus berkelip di dalam kastel itu.Kastel ini seperti permata yang tersembunyi di padang pasir, sangat menggoda.Pada saat yang sama.Gelombang en
Serangan itu berubah menjadi aliran energi spiritual yang bergejolak, lalu tersebar di mana-mana.Hanya kekuatan naga yang tersisa, berevolusi menjadi satu tinju penuh kekuatan, terus menyerang ke arah Gandar.Namun, Gandar menghancurkan tinju penuh kekuatan itu hanya dengan dua pukulan, sebelum terus menyerang Surya.Surya tampak tercengang. Dia belum pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya.Namun, saat ini Gandar sudah berteriak, lalu bergegas maju ke arah Surya. Dalam sekejap, Gandar hanya berjarak beberapa meter saja dari Surya.Tinju Gandar terangkat tinggi, api energi spiritual yang berkobar melepaskan tekanan yang menakutkan, menyelimuti Surya sepenuhnya.Surya terkejut, tapi segera menyelesaikan Bom Naga Bumi miliknya.Kepala naga yang terbentuk dari pasir muncul di depan Surya. Ketika mulutnya terbuka, ia menyemburkan peluru api seukuran bola basket, melesat ke arah Gandar.Di atas peluru api itu, ada mantra yang mengelilinginya. Kekuatannya sangat mencengangkan.Namu
Serangan pikiran juga gagal tanpa terkecuali.Sama seperti energi spiritual yang menghilang dengan sendirinya ketika mendekati Gandar.Ekspresi Surya berubah menjadi serius.Namun, saat ini pukulan Gandar yang seakan bisa menghancurkan dunia sudah tiba. Lebih dari puluhan tinju penuh kekuatan sudah mengunci semua ruang gerak Surya.Gandar pun tersenyum ganas.Bahkan ahli tingkat suci pun tidak akan bisa menahan pukulan jarak dekatnya, Gandar merasa cukup percaya diri.Namun, kali ini Surya hanya mendengus dingin.Tinjunya langsung tersulut dengan api energi spiritual merah, dipenuhi dengan mantra yang tak terhitung jumlahnya di dalam.Kekuatan penuh tekanan yang menakutkan pun muncul.Suara ledakan keras terdengar. Pasir berhamburan memenuhi langit, menenggelamkan dua sosok itu sepenuhnya.Thalia merasa sangat cemas.Menurut pandangannya, kekuatan bertarung Gandar tampak sangat kuat dan menakutkan.Surya hanya bisa bertahan dengan susah payah di hadapan serangan Gandar yang ganas.Kare
Mendengar itu, Gandar mendengus dingin. Dia berbalik, lalu berjalan menuju pria itu.Wanita itu menatap Surya dengan ekspresi minta maaf di wajahnya sebelum mengikuti Gandar ke sisi pria itu.Pria itu berdiri sambil menatap Surya. Kemudian, dia berkata dengan nada dingin, "Berhentilah mengganggu kami. Tindakanmu hanya akan membuatmu mati dengan cara yang menyedihkan."Surya tetap diam, hanya menatap pria itu dengan dingin.Pria itu mendengus, membawa Gandar dan juga wanita itu untuk bergegas menuju tempat peninggalan.Saat ini, Naka dan Thalia menghampiri Surya."Apa yang harus kita lakukan?" Melihat dua kelompok orang yang memasuki tempat peninggalan, Thalia tampak sedikit cemas.Surya melirik ke arah semua orang Geng Sirah yang masih berjaga di sisi lain, lalu berkata perlahan, "Ayo kita masuk juga.""Lalu bagaimana dengan mereka?" tanya Thalia sambil menatap orang Geng Sirah.Surya berkata, "Kita akan menangani mereka setelah keluar nanti."Thalia dan Naka mengangguk, lalu mereka be