"Pak Detri.""Pak Jones.""Lebih baik kita menghindari orang yang diburu oleh Mandela itu. Di depan orang itu, aku bahkan nggak berani untuk mati. Dia terlalu kuat.""Aku punya firasat dua gadis yang diculik Rubick, mungkin akan menyebabkan Keluarga Mandela mengalami kehancuran.""Kalian berdua harus percaya padaku. Ini bukan omong kosong yang kubuat-buat, melainkan kesimpulan yang kuperoleh setelah mempertimbangkannya yang matang.""Selain itu, kurasa krisis kali ini bukan hanya sebuah ancaman, tapi juga bisa menjadi sebuah peluang, dengan catatan kita bisa mengambil langkah yang tepat."Di kediaman Detri, hal pertama yang dilakukan Palmer setelah kembali adalah melaporkan kesimpulan akhir dari penyelidikannya terhadap Surya kepada Detri dan Jones.Mendengar laporan Palmer, Detri dan Jones tidak meragukan sedikit pun kebenarannya. Mereka tahu Palmer adalah penasihat dan kepala pelayan senior yang telah dilatih oleh keluarga Detri dan tidak mungkin membesar-besarkan cerita."Palmer, ak
Surya melihat ke bagian depan mobil. Ada pemuda yang gerobak buahnya tertabrak, tengah memunguti buah-buahan di jalanan dengan panik. Surya pun merasa ada yang aneh dengan kecelakaan mobil tersebut.Surya meminta Melianti untuk memarkir mobilnya di pinggir jalan. Kemudian, dia mengajak mereka berdua untuk turun dari mobil dan membantu pemuda itu memunguti buah-buahan yang berserakan di tanah.Omong-omong, Surya juga ingin mengetahui siapa sebenarnya dalang di balik semua ini, yang tega menggunakan cara sepicik ini untuk menghentikan mobil van miliknya."Apa kamu baik-baik saja?"Surya menghampiri pemuda itu dan bertanya dengan ramah. Setelah itu, Surya menyerahkan buah yang dipungutnya kepada pemuda tersebut.Menghadapi sikap ramah Surya, pemuda tersebut menerima buah itu. Kemudian, dia melirik Surya dan berkata, "Pak, seseorang menyuruhku untuk menyampaikan pesan kepadamu. Selama kamu bisa menyingkirkan Detri dan Jones, aku akan memberikan petunjuk mengenai dua gadis itu.""Tentu saja
"Aku akan tinggal di Ferrier selama satu hari. Kalau orang yang menyuruhmu berubah pikiran, kamu bisa datang menemuiku kapan saja."Setelah membantu pemuda itu menata gerobak buahnya, Surya mengatakan sesuatu kepada pemuda itu. Kemudian, dia mengajak Monica dan Melianti mencari hotel untuk menginap semalam.Setelah menemukan hotel untuk menginap, Monica dan Melianti menemui Surya untuk membicarakan apakah pemuda yang barusan mereka temui itu bisa dipercaya atau tidak."Pak Surya.""Apa kamu benar-benar percaya dengan apa yang dikatakan pemuda itu?""Vivian dan Ariana diculik, tapi bagaimana mungkin orang yang diculik terlihat begitu santai dan tenang? Mungkin saja foto yang diberikan pemuda itu palsu.""Mungkin mereka hanya ingin memanfaatkanmu untuk membunuh orang."Di kamar hotel, Monica duduk dengan santainya di atas tempat tidur Surya dengan pakaian tidurnya. Tubuhnya yang seksi terpampang dengan sempurna. Namun, dia dengan serius menganalisis pemuda yang mengalami kecelakaan siang
Setelah berkata seperti itu, Yinov menutup teleponnya. Kemudian, dia menggunakan ponselnya untuk menghubungi tuannya."Pak, ada kejadian yang nggak terduga.""Yang Bapak katakan, sepertinya nggak semudah itu untuk dikendalikan."Yinov menceritakan kembali semua yang terjadi. Orang di ujung telepon terdiam selama beberapa saat. Kemudian, orang itu menjawab dengan suaranya yang sensual."Nggak usah khawatir, Yinov.""Karena teman kita nggak menyukai cara ini, kita ubah saja sesuai dengan keinginannya.""Pergi dan temui dia besok. Cari tahu apa maunya. Juga, kamu selidiki apa lagi yang dia minati selain dua gadis tersebut.""Aku nggak takut kalau dia menuntut banyak. Aku malah takut kalau dia nggak minta apa-apa.""Mengenai Detri si bajingan ini, biarkan saja dia hidup untuk beberapa hari lagi."Mendengar perintah dalang di balik layar, Yinov pun menanggapinya dengan hormat. Kemudian, memanfaatkan waktu senja, Yinov kembali ke vila taman bunga di rumah kaca.Keesokan harinya.Surya bangun
Di sudut restoran hotel, Surya pun akhirnya mengerti di tangan siapa Vivian dan Ariana berada, setelah mengobrol singkat dengan pria paruh baya itu.Namun, Surya juga tahu. Mereka yang menculik Vivian dan Ariana ini pasti tidak akan membiarkan dirinya membawa pergi mereka berdua begitu saja.Oleh karena itu, Surya pun langsung bertanya, "Kalau aku nggak setuju untuk bekerja sama dengan kalian, apa kedua gadis itu nggak akan punya peluang untuk hidup?"Mendengar pertanyaan tersebut, pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Pak, kami nggak pernah membunuh orang yang nggak bersalah. Kalau kamu nggak berniat bekerja sama, paling-paling kami akan mengembalikan mereka ke tangan Mandela.""Bagaimanapun, bukan kami yang menculik mereka dari rumahmu. Selama kami nggak membunuh mereka dengan tangan kami sendiri, baik secara hukum ataupun moral, kamu nggak berhak untuk menyalahkan kami, 'kan?"Mengembalikan Vivian dan Ariana ke tangan Mandela?Mendengar jawaban yang tidak terduga
"Kamu bisa datang untuk membawa mereka kapan saja, tapi sebelum itu, sebagai tanda keseriusanmu, aku perlu melihat kepala orang-orang Detri.""Karena itu adalah janjiku pada orang-orang yang nggak bersalah itu, juga penghargaanku atas pengabdian mereka yang tanpa pamrih.""Meski kamu berpikir aku mengambil keuntungan darimu, aku akan tetap memegang prinsip ini. Walau kamu membalas dendam padaku setelahnya, aku akan menerimanya."Mendengarkan suara percaya diri yang penuh emosi dari ujung sambungan, Surya merenung sejenak sebelum mengangguk, lalu berkata, "Oke, aku akan memercayaimu untuk saat ini.""Tapi aku harus memiliki bukti untuk melakukan pembunuhan. Kalau hanya berdasarkan kata-katamu saja, bagaimana bisa aku yakin kalau Detri adalah iblis yang sudah melakukan segala macam kejahatan?""Aku butuh bukti, bukti yang membuat Detri layak untuk mati."Setelah mendengar perkataan Surya, wanita di ujung lain telepon langsung berujar, "Pak Surya, ada terlalu banyak bukti yang bisa mengir
Di kamar tidur sederhana di rumah Reya, Surya melihat ibu Reya yang terbaring di atas tempat tidur. Dia mau tidak mau melihat ke arah Yinov yang ada di sampingnya, lalu bertanya, "Kondisinya mirip dengan pemuda yang kamu suruh untuk menyampaikan pesan padaku sebelumnya. Mungkinkah ...."Mendengar perkataan Surya, Yinov mengangguk sambil menjawab, "Pak, tebakanmu benar. Mereka sebenarnya adalah orang-orang yang pernah menjadi korban Detri.""Lebih dari dua puluh tahun yang lalu ....""Detri hanyalah seorang preman yang bekerja pada orang kaya. Karena dia kejam, dia pun segera dipromosikan.""Detri dipromosikan menjadi kepala pelayan oleh si kaya itu, tapi ambisinya menjadi makin besar. Dia bukan hanya membunuh keluarga orang kaya itu, tapi juga merampas seluruh kekayaan orang itu.""Kemudian, entah dari mana Detri menemukan cara untuk mempraktikkan ilmu hitam dari suatu tempat. Jadi, dia berencana mencapai tujuan jahatnya dengan mengorbankan para pekerja.""Pada akhirnya, semua orang ya
Tampaknya terpengaruh oleh ekspresi merendahkan Surya, Watson menatap Surya dengan marah sambil berkata dengan kasar."Menguburku?"Mendengar kata-kata penuh niat membunuh Watson, Surya tidak bisa menahan senyumannya. Dia berjalan ke arah Watson, menunjuk ke arah pria itu sembari berujar, "Sebelumnya, aku nggak begitu percaya dengan apa yang dikatakan Yinov dan yang lainnya.""Tapi setelah melihat anjing gila sepertimu, aku akhirnya mengerti kenapa seseorang ingin memanfaatkanku untuk mengurus keluarga kalian tanpa peduli akibatnya.""Untungnya aku adalah orang yang bersikap adil pada semua orang.""Sekarang aku akan memberimu kesempatan untuk membunuhku. Kalau kamu nggak bisa membunuhku, jangan salahkan aku karena nggak memberimu kesempatan!"Menghadapi orang asing yang searogan dirinya, Watson tampak makin marah. Setelah mengeluarkan pistol dari pinggangnya, dia langsung menempelkannya ke dada Surya sambil berkata dengan penuh amarah."Kamu, sampah yang menjijikkan ini, sudah berhasi
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di