Bandero tidak kembali ke bar, melainkan pergi ke sebuah kediaman kecil yang tidak mencolok di pusat kota.Di halaman, ada seorang wanita cantik sedang berjemur di bawah sinar matahari dengan santai.Begitu Bandero masuk, dia berteriak, "Sayang, apakah kamu merindukanku?"Wanita cantik itu mendongak, lalu berkata dengan marah, "Sialan, apa kamu masih ingat ada aku di sini?""Mana mungkin aku bisa melupakanmu, Leslie sayangku."Sambil berkata demikian, Bandero mulai merobek-robek pakaian Leslie dengan kasar.Leslie memohon dengan keras. Namun, dalam sekejap dia sudah telanjang bulat, menampilkan tubuhnya yang menawan dan dadanya yang menakjubkan.Bandero memekik marah, langsung mengangkat Leslie untuk melakukan hubungan badan dengan kasar.Leslie berteriak kaget. Dia memeluk erat leher Bandero, tapi tubuhnya merespons dengan penuh semangat.Dalam sejenak, suasana di halaman itu tampak sangat menggairahkan....Tak lama kemudian, Dominic dan dua orang lainnya keluar dari kediaman Hans den
Pria itu menghela napas dua kali, lalu berkata dengan lemah, "Jangan kira aku nggak tahu kalau kamu akan membunuhku segera setelah kamu mendapatkan uangnya. Aku nggak sebodoh itu.""Oh, sepertinya kamu ingin tinggal di sini untuk berteman dengan tikus selama sisa hidupmu, ya?" tanya Hans."Memang kenapa? Itu jauh lebih baik daripada membiarkanmu mengambil semua uangku secara cuma-cuma, lalu membunuhku."Hans tersenyum simpul sembari berujar, "Jangan marah. Apakah menurutmu kita bisa mencapai kesepakatan yang memuaskan untuk kita semua?""Kecuali kamu melepaskan aku dulu," balas pria itu."Kalau begitu, sepertinya kamu perlu tinggal lebih lama lagi di sini."Hans langsung berjalan keluar. Dia berkata pada penjaga di pintu, "Lemparkan beberapa tikus lagi, kalau nggak dia bisa mati kelaparan.""Baik."Hans tersenyum simpul, lalu berjalan keluar dari ruang bawah tanah. Begitu dia sampai di aula, dia melihat ayahnya sedang berjalan keluar."Ayah, kamu mau pergi ke mana?" Hans segera membung
Bandero menelan sepotong daging sambil berkata, "Tenang saja, aku akan mentransfernya tepat waktu setiap bulan.""Sejujurnya, kamu benar-benar sudah harus memikirkan putrimu. Lakukanlah pekerjaanmu yang baik," jawab Leslie.Bandero menyahut, "Bukankah bar juga bisnis yang baik?""Jangan kira aku nggak tahu. Barmu itu cuma kedok. Di dalamnya, semua ada. Kalau sampai terjadi apa-apa padamu, bagaimana dengan kami berdua?" tanya Leslie.Bandero tersenyum sambil menyahut, "Jangan khawatir, aku adalah Bandero yang masih bisa dianggap sebagai tokoh terkenal di Marburi. Siapa yang berani berbuat sesuatu padaku?"Saat Bandero selesai berbicara, pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka. Seorang pria tua berjas masuk tanpa suara.Leslie yang terkejut tanpa sadar langsung memeluk putrinya, lalu bersembunyi di belakang Bandero.Ekspresi Bandero juga berubah, tetapi dia menenangkan diri dengan cepat, lalu berdiri dan berkata dengan hormat, "Pak Alfred yang terhormat, kenapa Bapak ada di sini? Apa Pak Han
"Kamu bisa memanggilku Surya," balas Surya sambil menatap Alfred dengan senyuman.Alfred menyahut perlahan, "Apa pun yang ingin kamu lakukan, lebih baik segera pergi.""Bagaimana kalau aku nggak mau?" tantang Surya dengan tenang.Alfred menatap Surya sambil berkata, "Tuanku adalah seseorang yang nggak akan bisa kamu provokasi. Sebaiknya kamu nggak membuat masalah untuk dirimu sendiri."Namun, sebelum Alfred selesai berbicara, dia mengangkat tangannya dan menghantamkan bola api ke arah Surya. Pada saat yang sama, dia juga mulai membentuk segel.Alfred berbicara untuk menarik perhatian, melemparkan bola api secara langsung dan mengulur waktu untuk menyelesaikan teknik sihir berikutnya. Rencana Alfred bisa dikatakan berjalan dengan lancar.Namun, Alfred menghadapi lawan yang salah.Surya hanya menjentikkan jarinya, sebuah panah es langsung memusnahkan bola api tersebut. Surya hanya menepukkan kedua tangannya, lalu Penjara Enam Pilar langsung muncul.Penjara Enam Pilar muncul di samping Al
Alfred mengangguk dengan sungguh-sungguh.Surya menjentikkan jarinya, Penjara Enam Pilar pun menghilang dan Alfred mendapatkan kebebasannya kembali.Alfred tidak berkata apa-apa, hanya membungkuk samar pada Surya, lalu segera pergi."Pak Surya, kenapa kamu melepaskannya?" tanya Bandero yang tampak sedikit bingung.Entah itu membunuh Alfred secara langsung atau menyanderanya, semua lebih baik daripada membiarkan pria itu pergi begitu saja.Namun, Surya hanya tersenyum sambil menjawab, "Setiap manusia adalah orang yang memiliki status. Kita harus sopan sebelum melakukan sesuatu. Kami, rakyat Negara Aerovia adalah orang-orang yang memiliki etika."Bandero terdiam sesaat, tetapi tetap tampak khawatir.Surya tersenyum tipis sambil berkata, "Sekarang target mereka adalah aku, kamu sudah nggak penting lagi. Jangan khawatir, kamu akan baik-baik saja."Sambil berbicara, Surya mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu Bandero, tetapi karena tubuh Bandero tinggi dan kuat, jadi agak sulit bagi Sury
Surya berbalik, melihat dua pria paruh baya bersama dua pengawal yang sedang menatapnya dengan marah.Salah satu pria yang agak mirip dengan Delvi, bergegas maju dan merebut Delvi dari pelukan Surya."Siapa kalian?" tanya Surya seraya mengerutkan kening.Dominic menjawab dengan nada dingin, "Aku ayahnya. Siapa kamu? Siapa namamu dan kenapa kamu membuat Delvi mabuk?"Serangkaian pertanyaan itu membuat Surya berpikir sejenak, lalu dia menjelaskan perlahan, "Namaku Surya Pratama. Aku sudah kenal dengan Delvi sebelumnya. Malam ini, aku kebetulan bertemu dengannya di kedai pinggir jalan. Dia kelihatan nggak senang dan memintaku untuk minum bersamanya. Karena dia mabuk, jadi aku berencana menyewakan kamar untuknya di sini dan membiarkannya istirahat dulu. Itu saja.""Huh, pandai sekali bicaramu. Aku lihat, kamu sedang merencanakan sesuatu yang jahat, 'kan?" sela Radeva sambil melambaikan tangannya. Dua pengawal itu pun segera mengepung Surya.Surya mengerutkan kening sambil berkata, "Semua y
Alfred segera pergi untuk melakukan panggilan, sedangkan Hans meminum kopi dengan santai.Seiring berjalannya waktu, Weiner yang pertama datang dan duduk di sebelah Hans.Tak lama kemudian, Moris juga datang. Mereka bertiga duduk berhadapan. Alfred menyajikan kopi berkualitas tinggi untuk mereka.Hans mempersilakan semua orang untuk minum, kemudian berkata, "Pak Moris, Bapak pernah menyuruhku untuk memperhatikan seorang pria dari Aerovia yang bernama Surya.""Benar sekali," sahut Moris yang duduk tegak sambil mengangguk perlahan.Hans tersenyum, kemudian menambahkan, "Sekarang ada informasi kalau dia akan datang mengunjungiku besok, tapi aku akan memberitahumu, dia adalah kultivator di tingkat suci."Hans menekankan kata "mengunjungi" dengan sangat kuat. Sekali dengar, orang-orang juga tahu bahwa ada maksud lain di balik itu.Ketika Moris mendengar kata-kata "kultivator tingkat suci", wajahnya yang acuh tak acuh menunjukkan sedikit perubahan."Pak Weiner," panggil Hans. Dia melanjutkan
Surya tertawa samar, kemudian masuk sambil menggelengkan kepalanya.Saat ini, penjaga di pintu menghentikan Surya sambil berkata, "Maaf, Pak Hans nggak menerima tamu hari ini."Radeva menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Berani sekali bocah itu mencoba masuk ke dalam.Adipati Hans bukanlah orang yang bisa ditemui sembarangan.Namun, Surya hanya berkata dengan tenang, "Namaku Surya Pratama. Aku sudah membuat janji dengan Hans untuk mengunjunginya hari ini."Setelah berkata demikian, Surya berjalan dengan angkuh ke dalam. Penjaga pintu itu juga tidak berani menghentikannya.Dominic dan Radeva tercengang, mereka saling menatap dengan tidak percaya.Kenapa bocah itu bisa langsung masuk? Apa yang dia lakukan?Radeva mencoba melangkah maju, lalu berdebat dengan penjaga pintu, tetapi Dominic menghentikannya sambil berkata dengan suara rendah, "Tunggu saja, jangan bertindak gegabah."Ketika Radeva mendengar ini, dia hanya bisa menyerah.Sementara Delvi, dia mabuk dan masih belum bangun, j
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di