Damar tersenyum tipis. Kemudian, dia berjabat tangan satu per satu dengan para pejabat tinggi dan bangsawan yang berebutan untuk maju lebih dahulu.Orang-orang yang hadir di sini, entah itu para pejabat tinggi di wilayah perbatasan atau pejabat pemerintah tingkat menengah dan tinggi, apa pun status orang itu, jika berada di luar, mereka tetap akan menjadi sosok yang dihormati, bahkan di Negara Baruma itu sendiri.Akan tetapi, di hadapan Damar, mereka semua bersikap rendah hati, layaknya siswa sekolah dasar yang bertemu dengan gurunya.Damar adalah orang kepercayaan presiden yang memegang kendali atas pasukan besar dan sekarang juga akan dipromosikan menjadi Menteri Pertahanan. Tentu saja, mereka semua harus menundukkan kepala di hadapan Damar.Terlebih lagi, Damar baru berusia sekitar 30 tahun, tetapi sudah mencapai posisi setingkat itu. Masa depannya benar-benar cerah. Dia tengah berada di puncak kariernya.Jadi, mereka merasa bahwa mereka harus memiliki hubungan yang baik dengan Dama
Insiden Eidam membuat kancah politik Negara Baruma mengalami perombakan besar-besaran, sehingga meninggalkan banyak posisi kosong di sana.Ezhar memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan diri. Dia cukup beruntung bisa menghadiri acara perjamuan makan di Gedung Kantor Kepresidenan.Akan tetapi, Ezhar sendiri juga menyadari jika dirinya tidak punya dukungan kuat di belakangnya. Hal tersebut membuatnya sulit menjalin koneksi.Oleh karena itu, Ezhar berusaha keras untuk menyenangkan dan menjilat Damar. Dia ingin menjadi orang kepercayaan Damar. Setelah itu, dia secara alami bisa hidup dengan nyaman tanpa kekhawatiran.Sementara itu, Surya ....Jika dilihat sekilas, Surya bukan berasal dari Negara Baruma. Paling-paling dia hanya wartawan yang diundang untuk menjadi pelengkap dan menyaksikan perhelatan akbar tersebut.Oleh karena itu, Ezhar benar-benar memandang sebelah mata kepada Surya.Mendengar kata-kata Ezhar, Damar pun melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak perlu. Aku benar-bena
Surya melirik ajudan wanita itu.Dengan sedikit mengerutkan keningnya, Surya berkata, "Jangan arahkan benda sialan itu padaku atau kamu bisa melukai dirimu sendiri nanti.""Cari mati," kata ajudan wanita itu sambil memasukkan peluru ke dalam pistolnya, kemudian langsung menempelkannya ke pelipis Surya.Gesang berdiri tegak.Tepat pada saat itu, ada seseorang yang berteriak, "Pak Mirza datang!"Damar mengerutkan kening, melambaikan tangannya, lalu berkata, "Singkirkan pistolnya."Ajudan cantik itu mendengus dingin, tapi tetap menyingkirkan senjatanya dengan tidak sudi.Saat itu, ada seseorang yang berkata, "Anak muda, kami akan membiarkanmu hidup lebih lama lagi."Damar juga berkata, "Setelah perjamuan makan, kita bicarakan masalah ini baik-baik.""Kurasa, aku nggak perlu menunggu sampai perjamuan ini selesai," kata Surya dengan acuh tak acuh.Damar mendengus dingin. Dia tidak mau lagi berdebat dengan Surya dan berbalik menuju ke tengah aula.Pada saat ini, tampak Mirza dan Duta Besar A
Sejujurnya, Surya tidak menyangka bisa mengalahkan Eidam dan semua murid Eidam sekaligus. Prestasi ini membuatnya sangat senang dan gembira.Dibandingkan dengan Eidam, masalah di Baruma utara tidaklah sebanding.Baruma utara selalu menjadi wilayah yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah. Jadi, ada atau tidaknya pemerintah, tidak ada banyak bedanya juga.Akan tetapi, Eidam ini adalah ancaman besar bagi pemerintah.Kekuatan Eidam telah menyusup ke berbagai aspek negara. Jika Eidam memberontak, kemungkinan besar dia akan menggulingkan pemerintahan.Bagaimanapun, kekuatan Eidam itu sendiri memang nyata.Apalagi, Eidam memiliki popularitas yang sangat tinggi di kalangan rakyat.Mampu menyingkirkan Eidam sekaligus adalah hal yang berharga, tidak peduli seberapa besar pengorbanan yang dibutuhkan.Bagi Mirza, posisi pangeran sudah bisa menarik seorang kultivator seperti itu untuk mendukungnya, merupakan kesepakatan yang sangat menguntungkan.Saat ini, Surya perlahan berdiri, lalu berjala
Wajah Mirza langsung berubah. Dia buru-buru berkata, "Pangeran Aksha, tenangkan amarahmu. Mungkin ada kesalahpahaman. Tolong jangan bertindak gegabah."Ketika semua orang melihat Mirza turun tangan untuk melerai, mereka pun langsung merasa lega. Bagaimanapun, tidak mungkin Aksha membunuh Damar di depan Mirza.Damar sendiri juga menghela napas lega di dalam hati. Meskipun dia juga seorang kultivator Alam Energi Sejati, di depan kultivator super kuat seperti Aksha, Damar tidak ubahnya seperti seekor ayam.Damar benar-benar merasa takut.Akan tetapi, pada saat itu, tanpa aba-aba, tombak perang di tangan Surya langsung menembus dada Damar dan mengangkatnya ke udara.Darah berceceran. Damar menatap dengan tidak percaya pada senjata perang yang menembus tubuhnya tersebut.Para pejabat tinggi lainnya lebih ketakutan lagi. Tak disangka, Surya masih berani bertindak langsung untuk membunuh Damar meski Mirza sudah melerai mereka.Apakah Surya tidak mempertimbangkan konsekuensinya? Bagaimanapun,
Bahkan, mungkin Ezhar akan berakhir lebih tragis dibanding Damar.Setelah memikirkannya, Ezhar merasa bahwa hanya dengan meminta maaf terlebih dahulu, dia baru bisa memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.Bagaimanapun, Damar saja sudah mati, apalagi dia yang bukan siapa-siapa.Namun, saat ini, Mirza menatap Ezhar dan membentaknya, "Apa yang terjadi?"Mana berani Ezhar menyembunyikannya lagi? Sambil menangis tersedu-sedu, Ezhar menceritakan apa yang terjadi dengan jujur, tanpa berusaha membela diri sedikit pun.Mendengar semua itu, amarah Mirza pun meledak. Dia berteriak dengan marah, "Penjaga, tangkap dia! Copot semua jabatannya dan hukum dia seberat-beratnya!"Petugas Layanan Khusus datang, lalu langsung membawa pergi Ezhar yang menderita tersebut.Para pejabat tinggi lainnya, satu per satu merasa ketakutan. Mereka maju ke depan untuk meminta maaf kepada Surya dan memuji kontribusi Surya dengan penuh semangat. Sikap mereka sekarang sangat berbeda dari sebelumnya.Surya mendengus din
Setelah berpikir sebentar, Surya pun masih mencoba untuk membujuknya baik-baik, "Bapak-bapak, ibu-ibu, tempat ini benar-benar wilayah pribadi. Kalau ingin berdansa, kalian bisa melakukannya di luar Pulau Aora. Di luar sana terbuka untuk para pengunjung.""Omong kosong. Apa lingkungan di luar sama bagusnya dengan di dalam? Memangnya kamu bisa membodohi kami?""Minggir. Kami ingin berdansa di dalam.""Anak muda, kalian juga akan menjadi tua nanti. Perbuatanmu ini nggak bermoral."Surya menjadi sangat marah.Mereka bahkan menggunakan moralitas untuk menyerang dan menghina Surya.Surya tidak tahu apakah orang-orang ini benar-benar jahat atau hanya memanfaatkan usia mereka untuk bertindak seenaknya.Akan tetapi, yang pasti mereka ini orang-orang yang tidak masuk akal.Puluhan pria dan wanita paruh baya yang mengecam Surya dengan kasar ini benar-benar memiliki sifat dan karakter yang sama."Minggir. Kalau berani menerobos lagi, jangan salahkan aku kalau aku nggak sopan."Kata-kata Surya memb
Mendengar itu, Yenny dan Raka mendengus dingin, lalu berhenti berkelahi.Saat ini, ponsel Surya berdering. Dia melirik panggilan itu, mengangkatnya, lalu mendengar suara cemas Putra."Pak, kami nggak bisa menghentikan mereka lagi. Mereka memukuli orang.""Benar-benar nggak masuk akal."Surya pun langsung berdiri, lalu berjalan keluar.Semua orang tertegun sejenak, lalu mengikuti Surya sambil bertanya-tanya, "Apa yang terjadi?""Sekelompok Bibi yang menari di alun-alun, mencoba masuk dan ingin menari di dalam," jawab Surya.Setelah mendengar ini, Raka menyahut, "Sial, hebat sekali. Kamu nggak bisa membiarkan orang masuk ke sini begitu saja."Aura spiritual di sini melimpah, begitu ada orang luar yang menerobos masuk, rahasia mereka akan langsung terbongkar dan akan menimbulkan banyak masalah. Memang lebih baik bagi Surya untuk tidak membiarkan orang lain masuk begitu saja.Semua orang juga merasa sedikit khawatir. Mereka pun mengikuti Surya menuju jembatan tertutup.Terlihat ada puluhan
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di