"Pak, Tuan muda sudah kembali." ucap jay kepada Hermawan. "Apakah kita perlu memindahkan Keiko ke rumah sakit cabang?" Tanya Jay.
Hermawan tersenyum tipis mendengar ucapan Jay.
"Tidak perlu Jay, aku ingin tahu, apakah Keiko bisa membangkitkan ambisi Jonatan. Biarkan mereka sementara ini." Ucap Hermawan.
"Baik Tuan." Jawab jay singkat tanpa banyak bertanya.
Hermawan sudah tidak muda lagi untuk sibuk mengurusi urusana percintaan Jonata. Bagi Hermawan, Jonatan harus disiapkan untuk menajdi penerus Perusahaannya karena dia adalah satu-satu nya keturunan nya.
"Kamu hanya memiliki sedikit sisi lembut ibu mu Jo, aku yakin kamu lebih dominan dengan sifatku. Aku akan menunggumu untuk memimpin perusahaan ini dengan hebat, karena aku yakin kana kemampuanmu." Hermawan berguman sendiri.
"_"
"Paman, bisa kah kamu menolongku?" Ucap Jonatan kepada dokter Elex yang sedang duduk dan memeriksa berkas.
"Bantuan apa? tumben kamu meminta bantuanku?" Tanya dokter Alex merasa heran.
Jonatan memberikan sebuah kertas yang berisi resume Keiko.
"Pindahkan dia ke devisi bedah." Ucap Jonatan tanpa basa-basi. Dokter Alex melihat resume Keiko dan tersenyum tipis.
"Apa hubunganmu dengan dia?" Tanya dokter Alex. "Apakah dia wanita yang membuatmu menjadi seorang dokter itu?" Tanya dokter Alex sambil menganalisis.
Jonatan menunggingkan senyum sinisnya. "Paman hanya perlu memindahkan dia, tidak perlu terlalu banyak tahu." Ucap Jonatan sedikit memaksa.
"Lalu apa yang akan aku dapatkan?" dokter Alex mencoba bernegosiasi dengan Jonatan.
"Apapun yang kamu minta." Ucap Jonatan.
Ada senyum puas di wajah dokter Alex, karena dia bisa membuat Jonatan menuruti permintaannya.
"Oke, aku pegang janjimu. Akan ku beri tahu permintaanku nanti. kupon ini aku simpan.dan jangan mencoba untuk ingkar." ucap dokter Alex mengingatkan.
"Aku tidak akan melupakan janjiku." Ucap Jontan menegaskan.
Kemudian dokter Alex menelphone bagian HRD, dan meminta Keiko di pindahkan di devisi bedah.
"_"
Pemindahan Keiko sebenarnya sudah menjadi rencana dokter Alex. dokter Alex sudah mendiskusikan Keiko sebelum Jonatan memintanya. Kepintaran dan kecekatan Keiko menjadi sorotan bagi kepala kepala devisi yang ada di rumah sakit. dokter Alex juga sudah meminta pertimbangan dokter bedah lain untuk membuat Keiko berada di devisi ini, namu rencana itu masih tertunda kerena kesibukan dokter Alex.
Kini setelah Jonatan secara langsung yang memintanya, tanpa pikir panjang dokter Alex menyetujui. sekali mendayung dua, tiga pulau terlampaui. Keiko masuk di devisi Bedah sesuai rencana awal, dan Alex mendapatkan kupon permintaan dari Jonatan.
Senyuman kemenangan di pegang dokter Alex saat itu, dan tanpa mengelak Jonatan dengan sukarela memberikan kupon itu.
Keiko berjalan menuju ruangan dokter Alex.
Tok tok tok
Keiko mengetuk pintu ruangan dokter Alex.
"Permisi dok." Sapa Keiko.
Dokter Alex yang sedang mengecek handphone nya, segera membalas sapaan Keiko.
"Keiko." Balas dokter Alex dengan ekspresi gembira.
"Akhirnya kamu masuk kesini juga." Ucap dokter Alex. Keiko merasa senang dengan sambutan dokter Alex.
"Selamat datang di devisi bedah." Ucap dokter Alex sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Keiko membalas uluran tangan dokter Keiko.
"Terima kasih dok." Balas Keiko.
"Aku sangat senang memiliki dokter residen yang pandai dan cekatan seperti mu. Devisi bedah benar-benar membutuhkan dokter seperti mu." Puji dokter Alex.
"Dokter terlalu melebihkan, saya hanya dokter yang baru belajar kok dok." Ucap Keiko.
"Ini sifat yang saya suka. Tidak sombong dan profesional. Sekali lagi selamat bergabung." Ucap dokter Alex.
" Terimakasih dok." Balas Keiko.
"Baiklah, silahkan kamu ke ruangan sebelah untuk menemui dokter pembimbing mu. Dia yang akan menemanimu untuk melalukan operasi, dalam arti kamu sebagai asisten nya." Ucap dokter Alex.
"Baik dok, terima kasih. Saya undur diri." Ucap Keiko sambil membungkukkan badannya dan pergi dari ruangan dokter Alex.
Seorang dokter residen, hanya bisa menjadi asisten di meja operasi. Operasi utama tetap dilakukan oleh dokter senior.
Keiko berjalan menuji ruang sebelah, dan mengetuk pintu.
Tok.. Tok.. Tok...
Keiko masuk kedalam ruang tersebut.
"Permisi dok, saya Keiko dokter residen bimbingan anda yang baru." Ucap Keiko. Keiko penasaran dokter seperti apa yang membimbingnya. Semoga dia tidak mendapatkan dokter yang kolot dan keras kepala.
Hanya mencoba peruntungan. Keiko melihat ke arah dokter di meja kerjanya yang menghadap di arah yang berlawanan.
" Masuk." Ucap dokter itu.
Keiko merasa tidak asing dengan suara tersebut, tapi masih tidak mau mengakui dalam hatinya. Keiko berdiri tepat di depan meja dokter itu. Dokter itu memutar arah duduk nya tepat dihadapan Keiko.
Keiko terdiam cukup lama melihat dokter yang ada dihadapan nya itu.
"Kenapa kamu memandangiku sepetti itu. Apa aku sangat tampan sehingga membuatmu terdiam seperti itu." Ucap dokter itu.
Dokter itu berdiri dari tempat duduknya, dan menghampiri Keiko yang masih terdiam.
"Selamat datang dokter Keiko." Dokter itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Keiko yang masih terdiam, tersadar dan menyambut uluran tangan dokter itu.
"Terimakasih dokter Jo, mohon bimbingan nya." Ucap Keiko sambil menjabat tangan dokter itu yang tidak lain adalah Jonatan.
Mendapati respon jabat tangan Keiko, secara spontan Jonatan menarik tubuh Keiko yang kecil dalam pelukannya.
"Aku sangat merindukanmu Kei." Ucap Jonatan yang memeluk Keiko dengan erat.
Keiko melakukan pemberontakan dengan berusaha melepaskan pelukan Jonatan. Namun semakin dia memberontak, Jonatan semakin erat memeluk nya. Akhirnya Keiko hanya pasrah menerima pelukan Jonatan.
"Aku sudah menjadi dokter ahli spesial bedah seperti yang kamu inginkan dulu. Sekarang aku tidak akan melepaskanmu lagi." Ucap Jonatan.
Jonatan memegang dagu Keiko dan mencium bibir mungil Keiko. Keiko hanya menerima ciuman itu dengan diam. Dia tahu dirinya juga menginginkan itu. Rasa rindunya kepada Jonatan seakan tidak bisa dia tahan lagi. Namun dia tidak berani untuk meluapkannya.
Beberapa saat, akhirnya Jonatan melepaskan ciuman dan pelukanya. Dengan wajah bahagia yang terlihat di wajah Jonatan.
"Berhenti lah bengong, dan ikut aku ke ruang operasi sekarang." Ucap Jonatan sambil mengelus rambut Keiko.
Keiko masih bengong, dan belum fokus.
Menyadari Keiko yang masih terbengung. Jonatan menjitak dahi Keiko.
"Aauuuu sakit." Ucap Keiko sambil memegangi dahi nya.
"Itu hukuman karena tidak mendengarkan ku. Ayukss berangkat, pasien sudah menunggu kita di ruang operasi" Ucap Jonatan.
"Baik dok." Ucap Keiko spontan. Keiko mengikuti langkah kaki Jonatan yang mulai beranjak ke ruang operasi.
1 jam operasi berlanjut. Keiko menatap Jonatan melakukan operasi dengan sangat profesional. Dalam hatinya dia sangat bangga dengan pencapaian Jonatan.
Keiko juga membantu Jonatan untuk memperlancar operasi. Karena ini operasi besar, pengangkatan tumor otak, butuh konsentrasi tajam dan kehati hatian.
Keiko mengusap keringan Jonatan seperti yang dilakukan asisten operasi.
"Terimakasih." Ucap Jonatan.
Kehangatan sikap Jonatan di ruang operasi membuat yang lain kaget. Dokter Jonatan yang terkenal dingin, bersikap hangatvkepada Keiko. Bahkan bersikap sangat lembut.
"Kei, kamu kenal yaa sama dokter Jo." Tanya Andin perawat yang bertugas diruang operasi bersama Keiko. "Emm, dia teman SMA ku." Jawab Keiko mencoba menghilangkan kecurigaan sambil membasuh tangannya dan keluar dari ruang operasi. "Pacar kamu kah?" Tanya Andin memburu Keiko. "Bukan." Keiko menjawab tegas, agar Andin tidak membuat gosip tentang dirinya dan Jonatan. "Syukurah jika bukan pacarmu." ucap Andin lega. "Klo kamu pacarnya, mungkin kamu akan menjadi pusat perhatian di sini. Dokter-dokter wanita yang senior tidak akan segan menunjukkan taringnya kepadamu." Ucap Andin menjelaskan dengan semangat. Keiko yang mendengar itu, merasa merinding dan takut. Dia benar-benar tidak mau menjadi sasaran para dokter senior disini. Dia hanya ingin lulus dari dokter Residen dan bisa membuka praktek sendiri di kota Asia. "Mana mungkin dokter Jo dan aku berpacara. Dia thu pangeran, dan aku thu katak. Kalaupun aku menyukainya, Pangeran dan ka
Keiko berjalan menuju halte bus, dan menunggu bus datang. Pikirannya entah melayang kemana. Dia sampai tidak mengetahui bus yang selalu dia tumpangi sudah berlalu. "Aduh Key, pikiran mu kemana aja sih. Pe bus lewat kamu gak sadar. Sekarang kamu mau pulang naik apa coba." Gerutu Keiko pada dirinya sendiri. Akhirnya Keiko berjalan kaki, sambil menghubungi Rasya. Namun tidak ada respon dari Rasya. "Kamu kemana sih Sya, kenapa gak diangkat telpon ku." Keiko mendesah. Tin.. Tin.. Tin... Sebuah mobil warna merah melaju menghampiri Keiko. "Naiklah." Ucap Jonatan yang berada di mobil itu. Tapi Keiko enggan untuk naik. "Tidak terima kasih." Jawab Keiko. "Tidak akan ada bus lagi malam ini." Ucap Jonatan memaksa. Keiko masih saja ragu untuk masuk mobil itu. Namun jika dia tidak masuk, tifak6akan bus yang lewat lagi. Dia tidak ingin menghabiskan malamnya kembali ke rumah sak
Jonatan melihat kerumunan yang mengelilingi Keiko dari ruangan. Ada seutas senyuman licik di wajah Jonatan. "Kamu berani membagikan coklatku kei, Aku akan memberikan hukuman kepadamu." ucap Jonatan sambil menyeruput kopi di tangannya. Seharian Keiko menghindar dari Jonatan karena takut Jonatan akan menanyakan coklat yang dia berikan. Dia tidak punya uang lebih untuk membeli coklat untuk menutupi kesalahannya. Ketika Jonatan hendak menghampirinya, Keiko langsung menghampiri Desi atau yang lain, sehingga Jonatan tidak memiliki kesempatan untuk menghampirinya. Jonatan menyadari sikap Keiko yang menghindarinya. "Kei, bersiap, kita kan melakukan kunjungan di lantai 6." Ucap Jonatan kepada Keiko yang saat itu sedang bersama dokter yang lain. "Lantai 6?" Ucap Keiko terkejut. Lantai 6 adalah kamar VVIP untuk para pejabat dan orang yang memiliki kedudukan di Kota X. Hanya dokter senior dan perawat senior yang di ijinkan masuk ke lantai 6
"Aku hanya menginginkanmu, dan sampai kapanpun hanya kamu, tidak ada wanita lain selain kamu." Ucap Jonatan yang tiba-tiba mendekatkan wajahnya kepada Keiko. Keiko hanya menatap wajah Jonatan yang semakin dekat dengan ekspresi tegang. Melihat Ekspresi Keiko, Jonatan pun tertawa. "Kamu sangat imut Kei, ketika kebingungan menguasaimu." Ucap Jonatan. Jantung Keiko berdetak dengan cepat karena sikap Jonatan. Sedikit merasa kesal, namun ada sebongkah rasa bahagia di hati nya. Baru baru ini Jonatan begitu agresif mengejarnya, dan melakukan kontak fisik dengan Keiko. Dulu Jonatan mencintainya dengan sikap dingin dan cueknya, namun sekarang Jonatan lebih berinisiatif, dan membuat pergerakan yang Keiko tidak bisa menebaknya. Ting... Lift terbuka, Jonatan pun beranjak keluar dan mengajak Keiko keluar. "Apa kamu akan terus berada di sini." Ucao Jonatan dengan memandang Keiko yang masih mematung. Keiko terkeju
Mentari pagi bersinar terang di musim semi ini, Keiko memandang ke arah jendela dengan pikiran yang entah lari kemana. "Kei, nglamun aja, ayuk berangkat, dah telat tau!" ucap Rasya yang membuyarkan lamunan Keiko. Keiko tersenyum dan merespon sahabatnya itu. berjalan lima menit dari apartemen, Keiko dan Rasya sudah disambut oleh bus yang datang. mereka bergegas masuk bus agar tidak terlambat. Rasya menceritakan beberapa kejadian di ruang UGD beberapa hari ini, dia mengeluhkan ketidak adilan pembagian shift yang di lakukan oleh dokter kepala. "Bisa gak, kamu meminta Jonatan untuk memindahkanku dari UGD dan ikut bersamamu?"tanya Rasya menatap Keiko penuh harap. "Bukannya kamu harusnya memohon kepada Robbi kalau soal itu, Robby kan lebih dekat dan sering bertemu dengan Jonatan dibanding denganku," jawab Keiko. "Hhhhhhhh, percuma cerita denganmu," ucap Rasya jengkel. "Iya ya, nanti coba aku sampaikan ke dokter Jo. Jangan ngambek
Keiko berjalan keluar dari rumah sakit, dengan pikiran yang sedikit kacau. Dia bahkan tidak menyangka pengakit ibu nya akan menurun kepadanya. Keiko tersenyum ketir melihat nasibnya. Dia yang sekarang masih harus melunasi hutangnya kepada Tuan Hermawan, harus menerima kenyataan pahit ini. "Tenang Kei, ini masih gejala awal yang bisa kamu tekan. kamu harus benar-benar memanagenen dirimu setelah ini, agar penyakit ini tidak menjadi parah. Dokter Haffa bilang dia akan baik-baik saja setidaknya setahun ini. Jadi berhentilah khawatir, lunasi hutangmu dan kita jadwal ulang semua rencanamu," ucap Keiko menyemangati dirinya. **** Keiko bergegas masuk apartemen nya untuk mengambil buku tabungannya. setelah menemukannya dia melihat nominal yang ada di buku tabungan yang telah dia kumpulkan selama 5 tahun ini. "Sudah ada 100.000.000, ku rasa ini bisa melunasi hutangku paling tidak sepaturuhnya," ucap Keiko kepada dirinya. Keiko membawa tabungan itu dan men
"Jadi 100.000.000 sudah kamu berikan ke Tuan Hermawan?" tanya Rasya dengan nada penasaran."Emmm," jawab Keiko dengan nada datar."Kenapa? bukannya kamu mau nunggu hingga terkumpul 200.000.000 dulu?" tanya Rasya yang ingin mengorek keterangan dari Keiko."Aku akan bekerja keras lagi untuk mengumpulkan sisa nya Sya, namun setidaknya setengah sudah aku lunasi,""Lalu apa Tuan Hermawan menerimanya begitu saja?" tanya Rasya."Emm dia menerima nya," jawab Keiko."Aku fikir Tuan Hermawan juga tidak begitu jahat, dia hanya menolongmu, bahkan memberi kehidupan yang layak kepadamu selama ini, biarpun alasannya adalah agar kamu meninggalkan Jonatan, namun aku fikir bantuannya juga tidak menghinamu selama ini, bahkan terkesan sembunyi sembunyi. Seandainya waktu itu kamu tidak mendengar ucapan mereka, mungkin sampai sekarang kamu tidak mungkin tahu, apa kamu tidak merasa salah paham dengan Tuan Hermawan Kei?" tanya Rasya yang menarik kesimpulan tentang terjadi anta
“Apa kau sudah begitu merindukanku Kei?” tanya Jonatan dengan senyuman menggoda. Genangan air mata Keiko tiba tiba jatuh. Keiko memeluk Jonatan dengan erat.“Maafkan aku Jo, maafkan aku,” ucap Keiko dengan isak tangis.Jonatan membalas pelukan Keiko, akhirnya setelah sekian tahun, Jonatan berhasil membawa Keiko dalam pelukannya. Dalam hatinya, dia tidak akan melepaskan Keiko seperti dulu.“Bersiaplah tuan putri, setelah ini, aku tidak akan melepaskanmu lagi,” ucap Jonatan. Keiko semakin erat memeluk Jonatan.“Berjanjilah kamu tidak akan menodorongku pergi lagi seperti dulu, apapun situasi kita,” ucap Jonatan.“Emmm, aku janji,” jawab Keiko.Jonatan mengantar Keiko kembali ke ruangannya dan meminta nya untuk beristirahat. Dia tidak mau Keiko kelelahan seperti kemarin.“Istirahatlah, lusa kita aka nada operasi lagi. Aku tidak mau kamu kelelahan seperti kemarin,” uca
18 tahun kemudian "Pagi Ma, apa kamu tidur nyenyak selama ini? hari ini pertama kali nya aku datang menemuimu setelah sekian lama. sudah dari dulu aku meminta papa mengantarkanku kesini, tapi papa selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Kamu tahu Ma, aku kesini tanpa bilang ke Papa. Entah reaksi apa yang akan Papa lakukan saat papa tahu aku tidak ada dikamar pagi ini. ckckc" ucap Viona sambil duduk di samping makam Keiko yang di Jerman. Malam kemarin Keiko menyelinap Keluar dari rumah dan terbang ke Jerman sendirian. sudah satu bulan Keiko mempersiapkan perjalanan ini. selama 18 tahun Viona tidak pernah melihat mama nya sendiri. Setelah Keiko meninggal. Jonatan kembali membawa Viona ke negara X. dan Rasya menjadi ibu angkat nya. merawatnya bersama Daniel seperti anaknya sendiri. Dalam perjalanan ini Viona dibantu oleh Daniel untuk urusan tiket, dan pasport nya. agar tidak diketahui oleh orang tua mereka, mereka mengumpulkan uang saku mereka untuk membeli tiket dan penginapan. Viona
5 minggu kemudian"Kei awas,"teriak Jonatan yang melihat Keiko sedang naik diatas kursi untuk mengambil balon yang terbang dan tersangkut di ujung dinding. Tanpa menyadari kehamilannya, Keiko terjatuh dari kursi dan mengalami pendarahan. Jonatan langsung membawa Keiko ke rumah sakit."Kei bertahanlah, "ucap Jonatan dengan panik.Haffa datang bersama temannya Alice datang dari koridor. teman Haffa memeriksa kondisi Keiko, dan memutuskan untuk melakukan operasi ceacar. Jonatan menyetujui itu dan menunggu di luar ruangan. Hampir dua jam Keiko berada di ruang operasi. akhirnya lampu hijau ruangan operasi menyala. teman Haffa keluar dan memandang Jonatan."Anakmu bertahan dengan sangat baik Jo, dia lahir dengan sehat,"ucap Alice yang menangani operasi itu. Mendengar itu Jonatan merasa sangat lega, namun ekspresi Jonatan berubah saat melihat ekpresi Alice. "Apa yang terjadi kepada Keiko?"tanya Jonatan dengan suara gemetar. Haffa mengetahui situasai yang terjadi dan mencoba menenangkan Jon
Ucapa Keiko seperti petir untuk Jonatan. Keadaan Keiko yang semakin memburuk jika tidak segera diatasi. namun obat ini belum teruji aman untuk ibu hamil. jonatan hanya terdiam dan memikirkan semua solusi yang bisa dia pikirkan. ketika Keiko sudah bertekat, tidak ada yang bisa menghalanginya. apalagi ini tentang anak yang sedang dia kandung. Keiko benar-benar menyiapkan dirinya untuk segala situasi. di menyiapkan semua yang dia perlukan saat dia kehilangan kesadarannya. bahkan ketika dia kehilangan kesadarannya, dia tidak boleh lupa kalau dia sedang hamil, untuk keselamatan janinnya. 6 bulan berlalu begitu cepat, gejala alzaimer Keiko juga semakin parah. fisik Keiko juga semakin lemah. rasa frustasi dan cemas terkadang melanda Keiko. di bulan ke empat, saat gejala alzaimer Keiko muncul, Keiko merendam dirinya di bathtub hampir 2 jam. Jonatan sontak langsung mengangkat Keiko dan menghangatkannya. untungnya janin yang ada dikandungan Keiko tidak apa-apa. saat itu Jonatan merasa sangat
Satu bulan kemudian Jonatan meneliti kembali pengembangan obat alzaimer yang sedang di teliti Haffa dan tim nya. karena keterlibatannya dalam penelitian ini, Jonatan terpaksa meminta perawat menjaga Keiko saat dia di Lab. namun Jonatan lebih banyak melakukan analisis data di rumah, agar dia bisa menjaga Keiko. Kondisi Keiko sedikit lebih stabil dan membaik satu bulan terakhir ini. masa kambuhnya hanya terjadi beberapa saat. dan ketika keiko sedang kambuh, Jonatan tidak meninggalkannya sama sekali. dia selalu menemani dan merawat Keiko dengan sabar nya. Penelian mereka mendapatkan angin segar setelah Jonatan menemukan beberapa variabel yang membuat obat ini tidak cukup bekerja. dengan kecerdasan Jonatan dalam waktu satu bulan bisa membuat analisis yang pas. "Kita berhasil Jo, Obat ini akhirnya bisa selesai,"ucap Haffa memeluk Jonatan dengan bahagia. "Aku sangat yakin, dengan obat ini Keiko akan sembuh."ucap Haffa dengan penuh keyakinan. Jonatan kembali ke rumah dengan perasaan bah
Keiko dan Haffa melihat Jonatan datang dan menghampiri mereka. Keiko berpura-pura tidak mengingat Jonatan seperti sebelumnya. Dalam hati Keiko, emosi nya kini bercampur aduk. ada rasa rindu akan sosok Jonatan yang sangat dia cintai. ingin rasanya dia memeluknya, dan menangis dipelukannya. namun satu sisi, dia tidak mau melihat Jonatan ada disini. dia tidak mau Jonatan melihatnya dalam keadaan seperti ini, karena itu hanya akan menghancurkannya. Haffa memeriksa berkas Keiko dan menyerahkan nya kepada Jonatan. sambil memberikan arahan untuk Jonatan dalam perawatan Keiko. dia akan kembali esok pagi dan mengecek Keiko kembali. Haffa pergi setelah menatap Keiko dengan dalam. Jonatan menangkap tatapan Haffa dan Keiko yang merespon nya seolah mereka berkomunikasi. Jonatan hanya tersenyum tipis melihat itu, namun dia berusaha menyembunyikannya. ada rasa sakit yang tiba-tiba menusuk di hati Jonatan. Jonatan tahu Keiko dalam keadaan sadar saat ini, namun Keiko hanya berpura-pura tidak menging
satu minggu berlalu, rumah selesai di renovafi dengan kilat oleh Jonatan. rumah ini di desain seperti keinginan Keiko dulu. selama seminggu ini Jonatan merawat Keiko dan membuat Keiko bisa nyaman dengan kehadirannya, bairpun dia tidak mengenali nya. Jonatan menemui Haffa dan meminta Haffa meninjau rumah mereka yang baru sehingga rumah itu aman untuk Keiko. Haffa masuk ke rumah Jonatan dan melihat desain rumah itu. untuk membuat rumah dengan desain ini dalam waktu singkat, uang yang di keluarkan Jonatan tidak lah main main. namun dengan desain keselamatan rumah ini sudah cukup aman untuk Keiko tinggali. "Aku benar-benar kagum padamu Jo,"ucap Haffa setelah selesai mengecek seluruh ruangan. Jonatan hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. "Aku akan memindahkan Keiko besok,"ucap Jonatan. "Oke, aku akan mengatur perawat untuk mengecek Keiko setiap hari nya nanti,"ucap Haffa. "Tidak perlu setiap hari, cukup sepekan sekali saja," ucap Jonatan. Haffa mengerutkan keningnya. "Apa k
"Apa kamu punya hubungan khusus dengan Keiko?"tanya Haffa Jonatan masih bergulat dengan pikirannya sendiri dan tidak menghiraukan pertanyaan Haffa. "Apa yang terjadi pada nya Fa?"tanya Jonatan yang terbangun dari pikirannya." Alzaimer,"jawab Haffa singkat."Sejak kapan?" tanya Jonatan"Sekitar 3 tahun yang lalu, Keiko sudah mengalami gejala Alzaimer Jo, aku bertemu dengan nya sebagai pasienku dulu,"jawab Haffa.Jonatan bergulat dalam pikirannya, tiga tahun yang lalu, itu berarti saat dia masih bersama dengan Keiko dulu, apa ini alasan Keiko meninggalkannya dulu. Jonatan merasakan frustasi yang dalam dalam hati nya. selama ini dia berusaha membenci Keiko karena telah meninggalkannya. namun pada kenyataannya dia lah yang tidak pantas untuk Keiko. karena saat bersama nya dulu, dia bahkan tidak mengetahui jika Keiko mengalami gejala alzaimer. "Keiko sudah beberapa kali menunjukkan gejala itu saat bersama ku dulu, tapi aku mengabaikannya tanpa memperhatikannya, suami macam apa aku ini,
Siang malam Haffa mengerjakan penelitian ini tanpa beristirahat sama sekali. satu minggu ini, dia tidak keluar sama sekali dari LAB. Jannifer yang menemani Keiko di asrama menceritakan perjuangan Haffa untuk riset ini. biarpun terkadang Jennifer hanya berbicara sendiri karena Keiko dalam keadaan tidak sadar akan dirinya, Jennifer tetap menceritakan semua dengan detail. satu persatu Haffa mengurai formula dan menganalisis formula yang pas untuk obat ini, Haffa menganalisis data dari hasil sampel obat yang kemarin gagal dan mencari celah menyatukan formula yang dianggapnya berhasil. Satu bulan berlalu, dan akhirnya Haffa berhasil menyatukan sampel ke 4 ini. dia menatap layar PC nya dan menatap dengan jeli setiap molekul yang ada. dia sangat berharap obat ini akan berhasil. ***Jonatan termenung di sudut kamarnya dan terus menatap langit yang gelap dengan hiasan lampu yang menerangi di setiap penjuru. sambil meneguk wine nya, dia terus menunggu dan menunggu kabar keberadaan Keiko.Dr
"Apa kamu harus benar-benar melakukan ini Kei?" tanya Haffa sebelum menyuntikkan sampel obat pertama kepada Keiko. "Lakukan Kak, "ucap Keiko dengan senyum keyakinan.Dengan berat hati Haffa menyuntikkan sampel uji coba obat yang sudah jadi. Keiko tidak menunjukkan ekspresi apapun dalam wajahnya. Dalam tahap awal, obat ini cukup baik reaksinya. Haffa bisa sedikit bernafas lega. dalam 1 minggu Keiko mendapatkan 4 kali suntikan. selama ini tidak ada reaksi signifikan dalam tubuh Keiko. di hari ketujuh, saat hari libur, Keiko tiba tiba merasa tidak mengingat apapun kejadian yang baru saja dia alami. Jeniver mencacat semua yang di alami Keiko saat itu, bahkan Keiko tidak mengingat Jeniver. mendapat kabar dari Jeniver, Haffa langsung datang ke asrama dan melihat kondisi Keiko. Keiko sudah berbaring tertidur saat Haffa datan. Haffa dan Jeniver mencatat semua yang Keiko alami hari ini dengan details untuk melihat variabel yang salah. Keiko terbangun dari tidurnya, dan melihat Haffa dan Jen