Taman kanak-kanak, kantor kepala sekolah...“Tuan Ali, kali ini anda kemari apakah karena masalah ketiga anak itu?" Kepala Sekolah Wiwin ketakutan melihat orang bersetalan jas hitam, "Aku akan meminta guru untuk membawa mereka ke sini..."“Tidak perlu.” Ali menyela Kepala Sekolah Wiwin, “Anak-anak tidak mengerti, apa yang mereka ketahui? Jika ada masalah, itu adalah masalah orang tuanya.”"Apa maksud anda……"“Berikan aku informasi orang tua dari ketiga anak itu.”“Baik, aku akan pergi mencarinya.”......Grup Blue Sky, Kantor Presdir.Nathan duduk di kursi kulit hitam, dia menatap dingin Kiara yang menundukkan kepala tidak bersuara, "Jujur padaku, aku akan memaafkanmu!"Kepala Kiara tertunduk, dia tidak berani bernapas, jantungnya berdegup begitu kencang, pikirannya terus berputar ...Bagaimana ini?Bagaimana ini?Kopi di antar olehnya. Saat Direktur Adrian tersedak, dialah satu-satunya yang memintanya memuntahkan keluar dan mengorek tenggorokannya...Orang bodoh pun akan berpikir bah
Nathan tidak bersuara, hanya menatapnya dengan dingin.Kiara semakin panik, dia tidak berani menatap Nathan dan juga tidak berani mengucapkan sepatah katapun.Dia sedang memikirkan cerita yang dibuatnya tadi, dia merasa cerita ini sangat sempurna..."Presdir Nathan..." Gerry berkata dengan hati-hati, "Chip itu sebelumnya memang di telan burung beo anak kecil itu. Anak kecil itu juga bilang, dia pernah membawa burung beo itu ke dokter.Mungkin dokter yang di kunjungi Nona Kiara dan anak kecil itu adalah dokter yang sama. Mungkin, burung beo itu mengeluarkan kotoran di tempat dokter dan kebetulan dipungut Nona Kiara."“Apakah ada kebetulan seperti itu?” Nathan balik bertanya.Gerry menundukkan kepala dan mundur ke samoing, dia tidak berani bersuara.Kiara panik, apa yang harus di lakukan? Jika ketiga anak nya sudah ditemukan, apakah Nathan mengira ini semua adalah konspirasinya?“Kiara!” Nathan mencubit dagu Kiara, mengangkat wajah Kiara agar menatap matanya, “Jika kamu berbohong padaku
Chip itu kembali dengan lancar, setelah dilengkapi dengan kebohongan.Beban Kiara akhir lepas. Selanjutnya, dia harus memutuskan niat Nathan, memutuskan hubungan mereka berdua...Dengan begitu, jika identitas anak-anaknya terungkap, tidak ada hubungannya dengan Nathan lagi.Melihat Nathan berjalan membawa anak buahnya kemari, Kiara segera menelpon "Gigolo Pembayar Hutang", dia bersiap pamer kemesraan mereka di depan Nathan...Tapi, begitu telepon tersambung, nada dering itu berasal dari arah Nathan!Kiara tertegun dan menatapnya dengan heran. Apakah ini kebetulan atau...Wajah Nathan tidak ada ekspresi, dia tetap tenang dan menutup telepon di saku celananya diam-diam...Dia berteriak dalam hati. Oh tidak, nomor pribadi yang diberikan kepada Kiara sebagai "Gigolo", kenapa Kiara menelepon di hadapannya?Apakah Kiara sedang mengujinya?“Hei!” Gerry yang mengetahui semua cerita mulai bertindak cerdik, dia mengeluarkan ponsel menjawab telepon, “Ada apa?”"Benar, benar, chipnya telah ditemu
Saat makan siang, Kiara terus berpikir, apakah Nathan adalah "gigolo pelunas hutang"?Jika iya, kenapa dia mau memainkan peran ini? Dia bahkan berjanji menjemputku? Bukankah rahasianya akan terungkap?Jika bukan, kenapa tubuh, punggung dan suara mereka sangat mirip?Saat dia sedang berpikir, sebuah suara lembut terdengar, "Kiara, aku dengar kamu dipindahkan ke lantai 68? Selamat."“Terima kasih.” Kiara mendongakkan kepala, ternyata Mira.Kiara ingat kejadian terakhir kali Elio menusuknya. Meskipun dia tidak menemukan keanehan, dia masih merasa ada yang aneh dengan Mira saat itu...Kejadian itu sudah begitu lama, Kiara sudah lupa detailnya. Tapi begitu melihat Mira, dia masih merasa sedikit waspada.“Waktu itu, aku benar-benar minta maaf.” Mira duduk di depan Kiara. Dia berbicara dengan rasa bersalah, “Saat manager Elio melukaimu, aku benar-benar ingin segera menolongmu, tapi saat itu aku benar-benar takut. Aku benar-benar tidak berguna!"“Jangan bicara begitu, itu tidak ada hubunganny
Kiara merenung, ini juga baik. Begitu Nathan mengetahui dari karyawan perusahaan bahwa dia punya pacar, Nathan pasti akan bosan padanya dan menjauh darinya... Memikirkan ini, Kiara tersenyum dan mengangguk, "Oke, aku akan mentraktir kalian makan." “Jangan makan, kita minum ke bar saja,” Mira menambahkan, “Kami para gadis harus diet. Malam hari tidak boleh makan, minum anggur saja untuk merayakannya!” “Benar, benar. Kali ini manager Elio tidak ada, kami tidak akan sembarangan memesan lagi,” kata seorang rekan kerja pria. "Benar. Waktu itu manager Elio banyak memesan anggur import, tagihannya menjadi mahal. Kami tidak akan seperti itu." Mendengar ini, tatapan Mira menjadi dingin, tapi dengan cepat kembali normal, dia berkata sambil tersenyum, "Aku punya kupon pembelian, bisa dapat diskon banyak." “Oke, kalau begitu kita ke bar saja,” Kiara setuju. Sekelompok orang keluar dari lift, para rekan kerja masih mengerumuni Kiara dan tidak berhenti bicara. Semuanya adalah pujian y
Kiara memperhatikan "gigolo pelunas hutang" di depannya. Dia merasa sedikit aneh, tapi dia tidak tahu apa. Gigolo pelunas hutang benar. Dia yang memintanya berpura-pura menjadi pacarnya. Tentu saja dia harus berakting sedikit. Sekarang "gigolo pelunas hutang" sudah berakting, tapi dia menyalahkannya? Sekarang sudah dapat di pastikan, Nathan bukan "gigolo pelunas hutang"! Kiara baru saja melihat Nathan masuk ke mobil,sekarang "Gigolo Pelunas Hutang" ada di sampingnya. Tidak peduli bagaimanapun rencananya, tidak mungkin dia bisa membelah diri menjadi dua! Tapi meski keduanya berdiri bersama, dia merasa mereka berdua sangat mirip... Tapi itu mungkin cuma mirip, dia terlalu banyak berpikir sebelumnya. “Kenapa bengong!" "Gigolo Pelunas Hutang" mengetuk kening Kiara. Dia membuka pintu mobil, menggunakan tangan melindungi kepala Kiara, "Masuk mobil!" “Pacar Kiara sangat perhatian dan lemah lembut.” Kiara masuk mobil di tengah pujian dari rekan-rekannya. Ponsel gigolo pelunas hutang
“Hari ini menjemputmu, tidak akan mengganggu pekerjaanmu, kan?" Kiara berbisik-bisik, lalu bertanya, "Apa bosmu yang baru saja menelepon?" “Bosku?” “Gigolo pelunas hutang” memutar matanya, lalu mengangguk, “Ya, itu dia.” “Apa dia tahu kamu menyetir mobil menjemputku, jadi dia marah?" Kiara tiba-tiba menjadi gugup, "Kenapa kamu bodoh sekali memberitahu dia? Ini akan mempengaruhi pekerjaanmu." “Kamu tahu siapa orang yang menelponku?” “gigolo pelunas hutang” bertanya dengan bingung. Kiara melirik ke kursi belakang, lalu berbisik ke telinganya, "Bukankah dia wanita kaya yang menghidupimu?" "Pufft...hahaha..." "Gigolo Pelunas Hutang" tertawa seolah-olah dbaru saja mendengar lelucon yang sangat lucu. “Kalian jangan saling menggoda, masih ada orang di belakang!” Rekan kerja di kursi belakang tertawa bercanda. “Maaf maaf!” Kiara segera meminta maaf dan menepuk wajah “gigolo pelunas hutang”, “Berkendara dengan baik, jangan usil.” "Gigolo pelunas hutang" masih tertawa, dia benar-benar
Kiara merasa sangat kepanasan, dia ingin sekali melepas pakaiannya. Dia pikir dia mungkin terlalu banyak minum, jadi dia meletakkan gelas anggurnya dan pergi ke toilet. “Apa kamu baik-baik saja?” Gigolo pelunas hutang ingin mengikutinya, tapi malah di dahului Mira, “Biar aku yang pergi melihatnya.” Pada saat yang sama, beberapa rekan kerja lainnya mulai mengobrol dengan "gigolo pelunas hutang". "Gigolo pelunas hutang" tidak terlalu peduli, lanjut minum anggur bersama mereka. “Kiara, apa kamu baik-baik saja?” Mira masuk ke toilet, dia menatap Kiara yang sedang mencuci wajahnya. "Mungkin aku minum terlalu banyak, panas sekali..." Kiara mencuci wajahnya dengan air dingin, berharap rasa panasnya bisa menghilang. “Aku membawakan air untukmu” Mira mengeluarkan sebotol air mineral, membuka tutup botolnya dengan perhatian, lalu memberikannya pada Kiara, “Minumlah sedikit biar segar!” “Terima kasih!” Kiara merasa tenggorokannya kering, dia mengambilnya dan meminumnya sampai habis dala