Kiara merenung, ini juga baik. Begitu Nathan mengetahui dari karyawan perusahaan bahwa dia punya pacar, Nathan pasti akan bosan padanya dan menjauh darinya... Memikirkan ini, Kiara tersenyum dan mengangguk, "Oke, aku akan mentraktir kalian makan." “Jangan makan, kita minum ke bar saja,” Mira menambahkan, “Kami para gadis harus diet. Malam hari tidak boleh makan, minum anggur saja untuk merayakannya!” “Benar, benar. Kali ini manager Elio tidak ada, kami tidak akan sembarangan memesan lagi,” kata seorang rekan kerja pria. "Benar. Waktu itu manager Elio banyak memesan anggur import, tagihannya menjadi mahal. Kami tidak akan seperti itu." Mendengar ini, tatapan Mira menjadi dingin, tapi dengan cepat kembali normal, dia berkata sambil tersenyum, "Aku punya kupon pembelian, bisa dapat diskon banyak." “Oke, kalau begitu kita ke bar saja,” Kiara setuju. Sekelompok orang keluar dari lift, para rekan kerja masih mengerumuni Kiara dan tidak berhenti bicara. Semuanya adalah pujian y
Kiara memperhatikan "gigolo pelunas hutang" di depannya. Dia merasa sedikit aneh, tapi dia tidak tahu apa. Gigolo pelunas hutang benar. Dia yang memintanya berpura-pura menjadi pacarnya. Tentu saja dia harus berakting sedikit. Sekarang "gigolo pelunas hutang" sudah berakting, tapi dia menyalahkannya? Sekarang sudah dapat di pastikan, Nathan bukan "gigolo pelunas hutang"! Kiara baru saja melihat Nathan masuk ke mobil,sekarang "Gigolo Pelunas Hutang" ada di sampingnya. Tidak peduli bagaimanapun rencananya, tidak mungkin dia bisa membelah diri menjadi dua! Tapi meski keduanya berdiri bersama, dia merasa mereka berdua sangat mirip... Tapi itu mungkin cuma mirip, dia terlalu banyak berpikir sebelumnya. “Kenapa bengong!" "Gigolo Pelunas Hutang" mengetuk kening Kiara. Dia membuka pintu mobil, menggunakan tangan melindungi kepala Kiara, "Masuk mobil!" “Pacar Kiara sangat perhatian dan lemah lembut.” Kiara masuk mobil di tengah pujian dari rekan-rekannya. Ponsel gigolo pelunas hutang
“Hari ini menjemputmu, tidak akan mengganggu pekerjaanmu, kan?" Kiara berbisik-bisik, lalu bertanya, "Apa bosmu yang baru saja menelepon?" “Bosku?” “Gigolo pelunas hutang” memutar matanya, lalu mengangguk, “Ya, itu dia.” “Apa dia tahu kamu menyetir mobil menjemputku, jadi dia marah?" Kiara tiba-tiba menjadi gugup, "Kenapa kamu bodoh sekali memberitahu dia? Ini akan mempengaruhi pekerjaanmu." “Kamu tahu siapa orang yang menelponku?” “gigolo pelunas hutang” bertanya dengan bingung. Kiara melirik ke kursi belakang, lalu berbisik ke telinganya, "Bukankah dia wanita kaya yang menghidupimu?" "Pufft...hahaha..." "Gigolo Pelunas Hutang" tertawa seolah-olah dbaru saja mendengar lelucon yang sangat lucu. “Kalian jangan saling menggoda, masih ada orang di belakang!” Rekan kerja di kursi belakang tertawa bercanda. “Maaf maaf!” Kiara segera meminta maaf dan menepuk wajah “gigolo pelunas hutang”, “Berkendara dengan baik, jangan usil.” "Gigolo pelunas hutang" masih tertawa, dia benar-benar
Kiara merasa sangat kepanasan, dia ingin sekali melepas pakaiannya. Dia pikir dia mungkin terlalu banyak minum, jadi dia meletakkan gelas anggurnya dan pergi ke toilet. “Apa kamu baik-baik saja?” Gigolo pelunas hutang ingin mengikutinya, tapi malah di dahului Mira, “Biar aku yang pergi melihatnya.” Pada saat yang sama, beberapa rekan kerja lainnya mulai mengobrol dengan "gigolo pelunas hutang". "Gigolo pelunas hutang" tidak terlalu peduli, lanjut minum anggur bersama mereka. “Kiara, apa kamu baik-baik saja?” Mira masuk ke toilet, dia menatap Kiara yang sedang mencuci wajahnya. "Mungkin aku minum terlalu banyak, panas sekali..." Kiara mencuci wajahnya dengan air dingin, berharap rasa panasnya bisa menghilang. “Aku membawakan air untukmu” Mira mengeluarkan sebotol air mineral, membuka tutup botolnya dengan perhatian, lalu memberikannya pada Kiara, “Minumlah sedikit biar segar!” “Terima kasih!” Kiara merasa tenggorokannya kering, dia mengambilnya dan meminumnya sampai habis dala
Mira berdiri mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, "Halo, semuanya sudah diatur. Masuklah." “Bodoh, tentu saja ruang yang terbengkalai itu.” "Berhenti bicara, cepat kemari!" ...... Pada saat yang sama. "Gigolo Pelunas Hutang" tidak menemukan Kiara di toilet atau di ruang VIP samping, lalu pergi mencarinya di 2 ruang VIP yang berdekatan, tetap tidak menemukan Kiara. Dia menelepon Kiara, tapi teleponnya tidak tersambung. Dia mengecilkan volume musik di ruangan dan bertanya pada rekan kerja lainnya, "Apa kalian melihat Kiara?" "Tidak..." satu persatu menggelengkan kepala, "Apa dia pergi ke toilet?" “Tidak ada, aku sudah mencarinya.” gigolo pelunas hutang mengerutkan kening, “Siapa nama teman Kiara tadi yang memapahnya ke toilet?” "Aku tidak tahu..." para rekan kerja bingung. "Itu Mira." Pada saat ini, Lily keluar dari toilet, "Aku melihatnya memapah Kiara keluar. Kenapa? Apa mereka belum kembali?" “Cepat telepon dia,” gigolo pelunas hutang mendesak, “Cepat!” “Oh.” Lily seg
"Tenang saja, tidak perlu kamu jelaskan pun, kami pasti akan melayani wanita cantik ini dengan baik, hahaha..." Ketiga pria itu meneteskan air liur melihat Kiara terbaring di atas sofa, mereka tidak bisa menahan kegembiraan. Mira keluar dari ruangan, dia mengunci ruangan itu. Dia menatap Kiara dengan dingin, sudut bibirnya terangkat tersenyum sinis... "Kiara, jangan takut. Sekarang aku akan pergi mencari pacarmu, biarkan dia melihat bagaimana tingkahmu. Mungkin, dia akan lebih mencintaimu! Hahaha..." ...... “Cantik, kami datang!” Seorang pria berambut cepak mengulurkan tangan pada Kiara. “Tunggu sebentar.” Pria botak lainnya mengeluarkan ponselnya, “Wanita cantik seperti ini, apa cukup main sekali saja? Kita harus merekamnya, sehingga kedepannya masih bisa kita gunakan.” “Saudaraku, kamu sangat pintar.” Dua pria lainnya memuji. Pria botak itu meletakkan ponselnya dan menyalakan mode rekam. Kemudian mengeluarkan 3 topeng dan dibagikan kepada 2 pria lainnya, "Pakai topeng. Jika
Nathan menggendong Kiara meninggalkan ruangan itu dari pintu belakang. Raul menunggu di mobil dengan cemas. Setelah mengetahui apa yang terjadi, dia meminta maaf dengan rasa bersalah, "Maaf, kakak, aku sungguh tidak menyangka ..." "Boom.." Nathan menendangnya dan berteriak, "Kalau kamu bukan anak bibiku, sekarang juga aku akan mencekikmu sampai mati!" Wajah Raul memucat karena menahan sakit, tapi tidak berani berteriak. Dia hanya meminta maaf, "Ini salahku, aku akan menerima hukuman. Apa dia baik-baik saja?" Nathan memelototinya dengan tajam, lalu menggendong Kiara ke dalam Aston Martin. Kiara sudah merasakan efek obat sepenuhnya, dia seperti rumput laut yang melilit tubuh Nathan. Wajah mungilnya menggosok-gosok leher Nathan serta mencium aroma familiar dari tubuhnya... "Kamu.." gumam Kiara. Kedua tangannya melingkari leher Nathan, lalu memberinya ciuman penuh gairah. “Sialan!” Nathan mengerutkan kening, “Kamu dalam pengaruh obat.” Pantas saja tadi dia terbaring tak bergerak
“Masih belum ingat?” Nathan mengingatkannya, “Itu berarti, kamu juga tidak ingat apa yang terjadi di bar?” "Apa yang terjadi di bar..." kepala Kiara sakit, dia memegangi kepalanya memikirkan kejadian tadi malam, "Aku ingat kamu datang menjemputmu di kantor, rekan kerja memintamu mentraktir mereka, lalu kita minum di bar..." "Mereka bersulang denganku. Setelah aku minum 2 gelas, aku merasa sedikit mabuk. Aku pergi ke toilet mencuci wajahku. Mira memberiku air mineral... setelahnya aku tidak ingat lagi." Setelah mengatakan ini, Kiara tiba-tiba mengingat sesuatu, amarahnya meledak, "Dasar bajingan, kamu memanfaatkan aku saat aku mabuk!" "Lihat ini..." Nathan mengetuk layar kamera dasbor, "Siapa yang memanfaatkan siapa?" Dalam video itu, Kiara sudah merobek pakaian Nathan dan menciumnya... “Jangan putar lagu, cepat matikan.” Kiara menutup matanya dan tidak berani melihat, “Kenapa aku bisa seperti ini? Ini bukan aku…” “Dasar bodoh, kamu telah diberi obat.” Nathan mematikan rekaman