Dicky menatap dingin Elle, ujung bibirnya terangkat.
"1 ... 2 ..."
"3 ...."
BRAK!
Suara yang sangat keras terdengar bersamaan dengan hitungan ke tiga Dicky. Elle berteriak karena terkejut dan ketakutan. Begitu juga dengan Dicky yang juga terlihat terkejut.
"BASTARD!"
"BUGH!"
Galant maju beberapa langkah, memberikan satu pukulan ke wajah Dicky, meraih kerah bajunya dan menarik paksa turun dari tempat tidur kemudian menghempaskannya ke lantai.
"Shit!"
Pandangan Galant beralih ke Elle. Dia meraih selimut kemudian menutupi tubuh Elle. Dia membungkuk berusaha melepaskan satu persatu ikatan di tangan dan kaki Elle.
"It's okey, dont be afraid." (tidak apa-apa, jangan takut). Lima kata sederhana yang terlontar dari bibir Galant tersebut membuat Elle ingin menangis tetapi Elle mencoba menahannya dengan menggigit bibirnya, dia mengangguk. Namu
"D-di mana ini?" suaranya terdengar bergetar karena takut. Setelah mengalami hal mengerikan sebelumnya di tempat asing, wajar jika kini Elle merasa sedikit ketakutan saat kembali berada di tempat yang asing. Sebuah kamar yang besar dengan design minimalis. Meski kamar itu tidak semegah kamar di rumah Dicky, tetapi terasa sangat nyaman. Galant yang melirik Elle tengah mengedarkan pandangannya ke sekeliling dengan raut wajah cemas, berkata dengan lembut, "Kamu tidak perlu takut. Ini rumahku, kamu akan baik-baik saja di sini." "R-rumahmu?" Elle berkata dengan gugup. "Kenapa kamu membawaku ke rumahmu?" "Apakah kamu masih ingin aku memelukmu?" Galant menatap Elle dengan senyuman yang terbit di bibirnya. Bukannya menjawab pertanyaan Elle tersebut, Galant malah melontarkan kata-kata lain yang membuat Elle semakin gugup. Elle yang tidak menyadari jika sedari tadi tangannya masih mengait di leher Galant dengan cepat
"Hal yang aku katakan pagi tadi apakah kamu sudah memikirkannya?" Elle terdiam sejenak, dia kembali teringat kata-kata Galant yang menginginkan dirinya melahirkan anak yang berada di perutnya saat ini. Jika sebelumnya reaksi pertama Elle adalah menolak, sekarang ini dia harus benar-benar memikirkan kembali semuanya, terutama saat kata-kata Dicky 'sebaiknya kamu memenangkan hati Galant' muncul di pikiran Elle. Sebelumnya Elle tidak benar-benar menganggap kata-kata Dicky itu. Waktu itu Elle hanya menganggapnya sebagai sindiran yang terlontar akibat Dicky sakit hati padanya karena perceraian. Jika saat ini Elle masih tetap menolak tawaran Galant, kejadian seperti yang dia alami tadi bisa saja kembali terulang dan Elle tidak menginginkan hal itu. Beruntungnya tadi Galant datang menyelamatkannya, kalau tidak bahkan Elle sendiri tidak tahu akan jadi apa dirinya sekarang. Dia yang begitu lemah hingga melindungi diri sendir
"Jangan berpikir sembarangan!" Galant yang sedari tadi memperhatikan Elle seolah telah bisa menebak apa yang ada di pikiran Elle. 'Eeh, kenapa dia bisa tahu apa yang ada di pikiran aku?' tanya Elle dalam hati. Suasana pun menjadi canggung. "Sekali lagi aku peringatkan, jangan berpikir sembarangan!" kata Galant dengan tegas. Elle mengangguk dengan cepat dengan pipi memerah karena ketahuan telah berpikir sembarangan mengenai Galant. Elle kemudian membaringkan diri di tempat tidur dengan tatapan kosong dia menatap ke Galant. Tok ... tok ... tok. Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar. "Masuk." perintah Galant. Ceklek. Nampak seorang wanita paruh baya memasuki ruangan. "Selamat malam Nona Esmond, saya pelayan di sini. Nona bisa memanggil saya Bibi Anna. Ini saya membawakan pakaian yang telah di siapkan oleh Tuan untuk Nona." "Ter
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh wajah Elle. Perlahan Elle yang tengah tertidur pulas mulai membuka matanya kala merasakan silaunya matahari yang menyentuh wajahnya. Elle mengerjapkan matanya beberapa kali. "Sudah pagi rupanya, aku tertidur sangat lelap semalam hingga tak terasa sudah pagi saja." Elle menggeliat dan menguap. Dia beranjak dari tempat tidurnya dan segera melangkah menuju kamar mandi. Setelah Elle selesai membersihkan diri, tubuhnya kini bersih dan segar. Elle melangkah menuju tempat di mana pakaian telah di siapkan untuknya. Dia memilih memakai dress lengan pendek berwarna mustard, setelah rapi Elle turun untuk sarapan. Di ruang makan, Bibi Anna telah menunggu Elle, dia memberi Elle sebuah amplop cokelat. "Tuan menitipkan ini kepada saya untuk diberikan kepada anda, Nona. Tuan ada pertemuan penting pagi ini jadi dia tidak menunggu anda untuk bangun dan langsung pergi ke perusahaan pagi-pagi sekali. T
Elle, Celine dan Aida—ibu Elle sedang berbincang ringan di ruang perawatan baru. Aida yang sebelumnya berada di ICU kini sudah bisa bergerak dan berbicara meski perlahan. Elle sangat bahagia karena ibunya dapat pulih dengan cepat. BRAK! Terdengar suara pintu didorong dengan kuat. Celine dan Elle terkejut, begitu juga dengan Aida. Saking terkejutnya tubuh Aida menjadi gemetar, nafasnya naik turun dengan cepat. Melihat hal itu Elle segera menenangkan Aida. "Tenang bu, tenang ... jangan emosi." Elle menjadi kembali khawatir akan kondisi Aida. Masih dengan rasa cemas yang melanda, Elle membalikkan badan untuk melihat siapa yang melakukan hal itu, membuka pintu dengan kencang. Ternyata Henry Dirk dan Tania Oda—orang tua Dicky telah memasuki ruangan dengan Valerie yang berdiri di samping mereka. "Kenapa kalian datang kemari?" Elle berkata dengan pelan namun tetap memperhatikan mereka dengan penuh waspada.
"Sampai jumpa di pengadilan." Kalimat itu terus menerus di ucap berulang kali di dalam hati Elle karena dia tahu bahwa keluarga Dirk akan datang maka dia telah mempersiapkannya. Dicky tidak hanya melakukan tindakan penculikan, tetapi dia juga melakukan tindakan pemerkosaan jadi dia akan sulit lolos dari hukuman. Keluarga Dirk mengetahui dengan jelas tentang hal itu, maka dari itu mereka mendatangi Elle. Mereka hanya memiliki Dicky seorang jadi mereka tidak akan semudah itu menyerah. Namun, saat ini nasib Dicky berada di tangan Elle. Hal itu memberikan Elle kebahagian yang luar biasa. "Eleonora, menurutmu sampai kapan kamu bisa mengandalkan Galant? Kamu jangan pernah bermimpi bisa bersama Galant, dia tidak akan mau dengan wanita sepertimu. Kamu wanita tidak tahu diri! Kamu pikir kamu siapa?! sentak Tania, dia menatap tajam Elle yang berada di hadapannya. Elle merasa sakit hati mendengar perkataan Tania tersebut kemudian de
"Siapa yang kau sebut sampah?!" Tania berteriak kepada Aida. "Putri yang kamu besarkan itulah sampah yang sebenarnya! Dia ingin menghancurkan keluarga Dirk! Dia dan Dicky telah bercerai, tetapi dia masih menuntut dan memasukkan Dicky ke penjara dengan bantuan pria menjijikkan itu!" "Hiks ... hiks, apa dosa keluarga Dirk sampai bisa bertemu denganmu ...." Tania mulai menangis. "Semua itu karena kesalahan Dixky!" Wajah Aida memucat, tetapi dia masih sanggup berteriak dengan nyaring hingga suaranya bergetar. Air mata Elle mulai menetes, dia segera menenangkan Aida. "Ibu ... ibu, berbaringlah. Tenanglah ... tenang, Bu." "Kamu membesarkan wanita murahan! Kalian semua murahan! Jika Dicky benar masuk penjara, aku bersumpah kalian tidak akan bisa hidup dengan tenang!" seru Tania. Aida menjadi syok. Dia terjatuh ke tempat tidur. Degh! "Ibuu ...." Jantung Elle tiba-tiba serasa berhenti saat
Pandangan Elle semakin lama semakin menggelap hingga tiba-tiba ... Bruk! Tubuh Elle terjatuh. Namun, beruntungnya Elle terjatuh dalam pelukan seseorang dengan aroma khas yang dia kenali. Aroma tembakau yang samar membuat Elle nyaman karena dia tahu pemilik aroma khas tersebut yang tidak lain adalah Galant. Mata Elle memerah, tangannya memegang erat lengan Galant dengan tatapan cemas Elle berkata, "Tolong ... tolong anakku." "Tenanglah." Satu kata yang Elle dengar sebelum dirinya benar-benar tak sadarkan diri. *** Begitu Elle sadarkan diri, dia sudah berada di ranjang rumah sakit dengan Galant yang duduk di samping ranjang, raut mukanya terlihat tidak begitu bagus. Saat kesadaran Elle telah sepenuhnya pulih, Elle kembali merasakan sakit di perutnya meski rasanya tidak sesakit sebelumnya. Karena rasa sakit itu lah dia langsung teringat sesuatu. Spontan dia memegang perutnya dengan sedikit ketakutan Elle berkata, "An
"Oh iya Archie, apakah kamu ada mendengar sesuatu baru-baru ini? Apakah ... apakah sejak awal Galant sudah mencurigai rencana kita kemarin?" tanya Elle dengan suara yang bergetar. Dia membombardir Archie dengan pertanyaan bertubi-tubi."Galant sangatlah pintar. Pada awalnya ketika aku berpura-pura menggugurkan anak untuk menipunya dengan bantuan Archie, Galant menyakini semua kejadian itu adalah benar. Karena alasan Elle dengan tega menggugurkan anaknya itu Galant pun menjadi marah. Jika Galant sedang marah dan merasa ada yang janggal maka dia tidak akan menunda untuk menyelidikinya.Aku telah mengetahui kemampuannya dalam menyelidiki, aku benar-benar khawatir dia akan menemukan sesuatu."Archie menekan pundak Elle, mencegahnya agar tidak banyak bergerak. Archie menenangkan Elle dengan berkata, "Tidak ... jangan khawatir, dokter yang membantu operasimu sudah tidak berada di kota itu lagi, Galant tidak akan menemukannya.""Kalau begitu maksudmu
Pada awalnya Elle tidak ingin berpikir terlalu banyak. Waktu itu dia hanya berpikir tidak ingin menyikirkan anaknya dan segera pergi dari Galant. Namun, di saat sekarang anak-anak ini akan segera terlahir di dunia, entah kenapa Elle mulai khawatir. Hanya saja saat ini Elle tidak mempunyai banyak waktu untuk berpikir mengenai hal itu. "Akhh ...." Elle menjerit keras, tubuhnya gemetaran. Dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruang bersalin. Mereka mempersiapkan alat-alat medis. Kemudian, sang dokter memeriksa jalan lahir Elle. "Nyonya Eleonora, anda harus mendorong dengan kuat. Kepala bayi sudah terlihat, Nyonya," ucap sang dokter. Elle mengangguk lemah, kemudian dia mendorong sekuat mungkin. Archie mengusup ke samping Elle, dia terus memberikan kekuatan padanya. "Akkhhh-" Elle menjerit keras, dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Archie m
"Archie ... perutku sakitt!" Elle merintih kesakitan dengan wajah yang begitu pucat. Elle menghela nafas, dia tidak tahu apakah akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan. Tiba-tiba Elle merasakan kakinya basah akan cairan yang mengalir sangat cepat. "Cairan ketuban! Seperti sudah pecah." "Kamu sedang di gerbang pintu perusahaan, 'kan? Jangan bergerak, aku akan segera ke sana." Archie berbicara dengan nada yang sangat cemas bahkan dari earphone Elle terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sempat terdengar juga Archie yang memerintahkan seseorang untuk menghubungi ambulans kemudian Elle mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan. "Elle jangan takut ... apakah kamu mengingat tindakan yang telah kamu pelajari di kelas ibu hamil sebelumnya?" Kata-kata Archie yang masuk ke telinga tiba-tiba seperti sebuah petunjuk di kala pikiran Elle sedang panik. "Ingat!" kata Elle dengan yakin. Sebelumnya Archie mem
Elle seperti orang tenggelam yang akan mati, tetapi beruntung menemukan kayu apung untuk dirinya. Kayu apung itu adalah Archie. Archie adalah penyelamatnya. Maka dari itu, Elle hanya bisa menunggu hingga kondisi tubuhnya membaik lalu bekerja keras sebagai imbalan atas upaya Archie selama ini. Beruntung setelah seminggu kondisi Elle perlahan-lahan membaik. Di bawah bimbingan Archie, Elle mulai belajar tentang bisnis ekspor dan impor. Sejak Elle keluar dari tempat Celine hingga beberapa minggu berada di Berlin Elle belum pernah menghubungi Celine. Elle sedikit merasa tidak enak mengenai hal itu karena selama ini jika Elle berada dalam kesulitan, Celine lah yang mendampinginya. Maka hari ini Elle mencoba menghubungi Celine. Celine yang dihubungi oleh Elle merasa kaget sekaligus senang. Dalam pembicaraannya lewat sambungan telepon, Celine mengatakan jika dirinya terkejut ketika Galant memberitahu kalau Elle telah menggugurkan kandungannya.
Semua yang terjadi adalah rencana Archie. Elle tidak benar-benar menggugurkan anak dalam kandungannya. Dia hanya melakukan pembersihan rahim. Dokter yang melakukannya juga telah diatur oleh Archie. Archie juga mempunyai bisnis di kota ini. Relasi Archie juga bisa dikatakan banyak seperti Galant. Jadi dia juga bisa dengan mudah menemukan kenalan yang bisa membantunya. Elle memang diberi obat bius, tetapi dosis obat bius yang diberikan tidak terlalu besar sehingga hanya membuat dirinya terlihat lemah dan tidak membahayakan janin di perutnya. Sedangkan darah yang dilihat oleh Galant tadi adalah milik seorang gadis kecil yang baru saja menjalani operasi. Galant melihatnya sehingga dia berpikir seakan Elle sedang menjalankan operasi. Elle beristirahat sejenak di ruang operasi sedangkan Archie membawa dan akan menguburkan sesuatu yang mereka anggap 'janin' tersebut. 
Tanpa izin dan dengan berani Elle menatap Galant dan Galant pun membalas tatapan Elle. Mereka saling beradu pandang beberapa saat. Waktu terasa berhenti saat itu juga. Galant menggeretakkan giginya, otot-otot di wajahnya bergetar, tatapannya begitu tajam. Elle sedikit takut melihat Galant yang seperti itu. Elle mengepalkan tangan dengan erat. Rasa sakit akibat tancapan kuku di telapak tangan membuat Elle tetap sadar dan mengingatkan bahwa dirinya tidak bisa lagi jika mundur. Tiba-tiba Galant tersenyum, tetapi senyumnya tidak sampai mencapai matanya lebih tepatnya Galant tersenyum devil. "Eleonora, jika sekarang kamu menyingkirkan anak itu, aku ... Galant Devereux mulai hari ini juga tidak akan berhubungan denganmu." "Baik!" Elle berkata menekankan. Dia menelan ludah yang terasa pahit lalu tersenyum kecil pada Galant meskipun hatinya sakit dan tidak berhenti bergetar. Elle yang masih memanda
"Tidak boleh!" Elle berucap tegas dan menatap Archie dengan tatapan peringatan. "Ternyata rencananya adalah dia ingin menggugurkan anakku!" batin Elle. Elle yang sedang menatap Archie seketika menjadi takut. Seolah merasa jika Archie adalah orang yang akan mengambil nyawa anaknya dengan tangannya. Archie tertegun sesaat. Dia tidak menyangka jika Elle akan bereaksi seperti itu, tetapi keterkejutan di sorot matanya seolah hanya bersinar sebentar saja lalu kembali tenang. Hanya saja dari sorot matanya Elle dapat melihat pancaran sedikit rasa kecewa. "Maksudku bukan benar-benar menyuruhmu menggugurkan anak dalam perutmu itu," kata Archie. Elle tertegun dan mengerutkan keningnya, "Jadi maksudmu?" "Elle, aku bisa membantumu." Suara Archie terdengar berat. Matanya terus tertuju kepada Elle. Elle membalas tatapan Archie. Membuat jantungnya berdegup kencang la
Elle berbicara dengan nada yang tidak menyindir sedikit pun. "Kalau kamu tidak percaya kamu bisa pergi mencari tahu. Berdasarkan kemampuanmu, kamu ingin mencari tahu tentang apapun pasti akan mudah bagimu atau bahkan kamu sudah mencari tahu?" Saat kalimat tersebut keluar, Elle semakin yakin bahwa Galant sudah mencari tahu tentang Archie. Galant serba ingin tahu, serba ingin menggenggam segalanya dalam genggamannya. Proses perceraian mereka pun semua dibawah kendalinya. Tentu saja, kapan Elle bertemu dengan Archie, tidak mungkin Galant tidak tahu. "Tuan Kyne, pulanglah terlebih dahulu. Jika kamu pergi ke bandara sekarang kemungkinan masih sempat ...." Sebenarnya Elle juga tidak yakin akan pembicaraannya, tapi yang Elle tahu Archie harus berangkat ke luar negeri. Kalau Elle sampai menghambat pekerjaannya, dia akan merasa sangat tidak enak. Namun, Archie malah tersenyum dan melihat ke arah Galant. "Tuan Devereux, aku ingin ber
Melihat Elle yang histeris, Galant langsung memeluk Elle lalu berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa, tidak akan ada apa-apa. Aku akan mencari dokter terbaik untukmu."Elle memberontak, ingin melepaskan diri dari dekapannya. Kata-kata Galant sedikitpun tidak membuat Elle merasa tenang, tetapi malah sebaliknya. Elle merasa Galant hanya ingin mempertahankan wajahnya.Elle mendengarkan Galant berbicara dengan dokter yang sedang mengobati dirinya agar mencari dokter bedah plastik yang terbaik dan paling hebat juga mendengar Galant yang menyuruhnya agar tidak takut, air mata Elle pun berhenti berlinang. Elle juga sudah tidak menangis.Hanya saja Elle merasa seperti kehilangan seluruh tenaganya. Berada di dalam pelukan Galant, Elle tidak menangis, tidak berisik, juga tidak bergerak meskipun jarum yang menusuk dagingnya memberi rasa sakit yang luar biasa. Namun, Elle lebih dapat merasakan rasa sakit di hatinya yang terasa sangat sakit.Do