Share

Membuka Tirai Hati

Penulis: Jurnal Sore
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-20 17:59:54

Setelah tiga hari berusaha menghindar, akhirnya Jimi mau duduk berdua dengan Bibi Hani di meja makan. Bibi Hani bersikeras meminta Jimi menceritakan kemana ia menghilang selama beberapa hari terakhir. Awalnya Jimi berniat mengubur rahasia Agora ke bawah nisannya, namun setelah dipertimbangkan kembali, ia juga tidak ingin orang yang membesarkannya kehilangan sosok Jimi.

"Ja, jadi tante mau tanya tentang apa?" tanya Jimi dengan tatapan yang dibuang sembarang karena bibinya terus menatapnya tajam.

"Kemana saja kamu selama ini, kamu baru masuk SMA dan langsung jadi berandalan?! mau..." Bibi Hani benar-benar mengunyak telinga Jimi dengan omelan khas orang tua.

"Tan, saya salah. Tolong maafkan saya." Jimi segera menundukkan kepalanya dalam-dalam, ia tidak terbiasa dimarani tanpa melawan, jadi posisinya sekarang sungguh menyiksa. Bibi Hani sontak terenyuh melihat sikap Jimi.

"Kamu.. ga ngobat kan, Jimi?".

"Ya engga lah tan! kok ke arah sana sih mikir

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Levende Lik

    Dua belas menit penuh, Jimi menahan bola matanya agar tetap berada di atas, setidaknya melihat dahi Lidya. Ia tidak bisa melihat ke bawah karena itu akan berbahaya untuk respon tubuhnya, apalagi selama dipangku, Lidya terus bergerak ke depan dan belakang. Jimi berharap hukuman ini segera berakhir. "Ok! kamu sudah paham kan!? Peringatan yang ditulis Bang Fathan adalah peringatan keras yang harus camkan untuk tidak diulangi!" jelas Lidya tanpa memperdulikan erangan Jimi yang keluar dari mulut yang tertutup. Meski keringat membasahi wajah dan leher Jimi, seakan tidak membuat Lidya peduli. "Hm? kamu ingin tahu kenapa saya tidak terpengaruh asap dari kursi ini?" ucap Lidya. "Enggak Mba! Engga! Tolong pindah! Adik saya sudah tidak bisa menahan lagi!" jeritan Jimi hanya keluar seperti erangan belaka. "Sebagai auditor, kami punya keistimewaan untuk tetap menggunakan shrapnel agar pelanggar seperti kalian dapat kami tanggulani. Seperti yang saya sampaikan sebe

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Mantan Komandan, Umbu

    Beruang hitam tersebut memukul-mukul Jimi dengan brutal. Namun ia masih mampu menahannya. Afif berlutut sambil berlindung di balik punggung Jimi. Tiba-tiba Hanuman kembali dengan nada marah. "Bodoh! apa yang kamu lakukan. Jika terlalu lama bertahan, staminamu untuk menyerang dan melarikan diri akan habis!" hardik Hanuman. Jimi sontak terkejut. "Apa maksudmu melarikan diri!? Saya bisa mengalahkannya!" Jimi seolah tidak peduli dengan ucapan Hanuman. "Saat kamu membawa beban atau melindungi seseorag, opsi pertama yang kamu harus ambil adalah bagaimana kamu dapat mengalokasikan sisa kekuatanmu untuk melarikan diri. Terserahmu akan digunakan untuk apa melarikan diri itu, untuk dirimu sendiri atau orang tersebut!" Jimi tersadar akan kesalahannya. "Afif, lo masih bisa maju tempur!?" seru Jimi sambil menahan serangan beruang itu. "Bisa! gue kayak gini karena terkena serangan pertamanya. Selebihnya gue bisa hindari. Tapi sakit banget, sialan," jawab Af

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Aan Kida Lorem

    "Kamu juga merasakan sensasi yang sama, Kida?" tanya Jimi setengah antusias. "Faksi palung adalah satuan yang bergerak cepat dan siap merespon segala ancaman dengan cepat," jawab Kida dengan wajah puas dan lengan yang bersedakep. "Kaitannya apa dengan Kani?" "Kaitannya saya sudah mengikuti Kani sejak dia memancingmu untuk keluar sekolah tadi siang," jawab Kida. "Menakutkan, memang apa yang kamu lihat selama itu?". "Hmm.. banyak. Kani langsung keluar kelas dan menuju El-Dorado. Dia berdiri di samping pintu masuk bangunan, sepertinya menunggu Jimi. Saat kamu datang, ia segera bersembunyi di ruangan ekskul lain, padahal ia anggota Agora. Saat kamu memasuki ruangan mading, ia menunggu cukup lama hingga Afif lewat dan mengacuhkannya." Jimi terkejut mendengar seluruh info tersebut. "Tunggu! kamu engga sekolah? kok bisa tahu dia keluar lebih dahulu?". "Pertanyaanmu ga penting. Mata Palung itu banyak dan kami mendeteksi pergerakan angg

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Inside The Carousell

    Jimi dan Yongki sudah berjalan selama satu melewati gerbong demi gerbong, namun mereka tidak menemukan apapun. Malam mulai tiba, matahari tinggal sedikit lagi menyinari senja. Beberapa saat kemudian lampu dalam gerbong menyala temaram, namun cukup untuk melihat ke sekeliling. "Sebentar lagi, kekuatannya akan mendekati maksimal, kita hanya membuang-buang waktu untuk mencari manifestasi fisik lain Contus. Paling tidak sampai ia menginginkannya sendiri,"ujar Yongki seraya berhenti berjalan dan melihat sekeliling. "Bagaimana dengan Mba Kida dan Mba Ayu?" tanya Jimi. "Tenang, Ayu sudah mengerti rencanaku. Jika sekarang kita mencari mereka, kita hanya akan tersesat di ruang antar dimensi ini." "Bagaimana Bang Yongki bisa membuntuti Kani?" Yongki tidak menjawab, ia kemudian merogoh saku kemeja sekolahnya dan menunjukkan sebuah tiket kepada Jimi. Dengan seksama Jimi mencari apa ada yang bisa ia gali dari tiket tersebut. "Ini!? jadi Kani sudah melakuka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Duo Brigade's Attack

    "Astaga, kenapa kita terpisah dengan yang lain?". "Jangan tanya saya, Ayu". "Padahal gue sudah membuntuti Yongki sejak kemarin. Sekarang jadi sia-sia, uhuhuhu," rengek Ayu. "Lebih baik tidak ada ikatan romasa antar sesama anggota, untuk menjaga profesiona..". "Jimi tadi siang diperiksa auditor karena memberitahu keluarganya perihal Agora." "Oh ya? Hari ini jadwalnya bang Fathan kan? dia pasti meme.." "Dan Jimi sudah diperiksa oleh Lidya.. 15 Menit," Ayu terus memotong ucapan Kida. Namun ucapan itu seperti sambaran panah ke hati Kida. Begitu mendengarnya, detak jantungnya seakan terlewat sekali. "Non S-T-O-P" tambah Ayu lagi. Kali ini ucapannya sudah mengenai psikis Kida, yang tadi berdiri kemudian jatuh berlutut. "Ka, kamu bercanda kan, Yu? Kan ada Bang Fathan di rua.." belum selesai Kida bicara, lagi-lagi Ayu memotongnya. "Bang Fathan mengejar Afif yang bersama Jimi di saat bersamaan," potong Ayu lagi. Kida jat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Berselimut Jilatan Api

    Di gerbong depan, Jimi bertahan adu kekuatan dengan Zeta. Jimi bertarung menggunakan martil Zeta, sementara Zeta masih menggunakan tang dan kunci inggris yang belum mengeluarkan kekuatan maksimalnya. Namun kekalahan Mustang nampaknya berpengaruh kepad Zeta. "Ugh!" keluh Zeta seraya melepas kunci inggris dan memegangi kepalanya. Jimi tidak mengendorkan kesiagaannya dan tetap menatap Zeta. Namun saat Zeta masih memegangi kepalanya, akhirnya Jimi menyeka wajahnya yang dipenuhi dari dari dan kepalanya. "Kenapa Zeta? siap menyerah?" tanya Jimi meledek. "Kalian ludensia, memang kutukan bagi kami. Tapi apa kamu tahu kemana kereta ini mengarah?" Zeta berusaha memancing Jimi. "Gue ga urus dengan arah kereta. Selama kalian kalah, kereta ini akan berhenti bukan?". "Bocah. Simpan energimu. Saya merasakan ada kekuatan Contus yang berkurang. Sepertinya salah satua antek berhasil dikalahkan teman-temanmu," ujar Hanuman tiba-tiba. "Antek Contus? mungk

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Menuju Jatinegara!

    "Gue ga harus hentikan? tapi cara apa lagi yang bisa gue lakukan?" Jimi diselimuti kebingungan. Zeta menangkap sinyal tersebut dan mulai menggertak Jimi. "Waktumu sudah habis bukan?" Zeta mengeluarkan senyumnya untuk pertama kali. Jimi paham ia keliru dengan menunjukkan raut wajanya yang cemas. "Sebentar, selain jurusan bekasi - kota, ada kereta yang berasal dari Pasar Senen mengarah ke bekasi. Itu jalur yang berbeda, lantas dimana penggantian jalurnya.. ah! jatinegara!" Jimi berpikir cepat dan sudah menemukan harapan baru, namun ia masih tetap harus menghadapi Zeta untuk dapat menuju gerbong masinis. "Hanuman, kekuatanmu besar dan berat sekali, seakan energi gue terkuras lebih cepat!" ucap Jimi. "Ada gerbang lain dari kekuatanku yang kamu buka, akibatnya karena kita belum pernah melatih ini, staminamu belum terbiasa," jawab Hanuman. "...artinya jika bentuk jilatan api ini gue hentikan tiba-tiba, belum tentu bisa gue aktifkan lagi. bukan begit

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Helvetia Whisper

    "Sekilas saya menyangka kekuatanmu jauh melebihi bocah tadi dan dua perempuan yang berada di gerbong depan. Tapi, saya salah menilai," ucap Contus jumawa. Di depannya berdiri dengan kuda-kuda yang goyah. Yongki dan Contus sudah bertarung selama 30 menit dan selama itu Yongki berada di posisi sulit. Kini ia berdiri setengah tertunduk dengan tubuh dan wajah babak belur. Yongki melakukannya bukan tanpa alasan, selain kemampuan turunan Yongki yang kurang cocok dengan lingkungan gerbong tertutup, namun juga Contus memiliki taktik yang unik untuk mengacaukan ritme bertarung Yongki. "Terak sialan ini selalu berhasil membuat gue tertawa, gawat! apa gara-gara kebanyakan nonton ngelaba[1] mungkin," pikir Yongkin. Tongkat ia bawa sedari tadi masih ia genggam hingga sekarang. "Hei terak!.. maaf, maksud gue Contus," panggil Yongki, mendengar nada bicara yang tidak biasa, Contus segera memperhatikan. "Kenapa menghipnotis Kani? kalau ingin membalas dendam,

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05

Bab terbaru

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Sewer Politic I

    [Lapangan Belakang Sekolah]Benso sebenarnya berada di posisi sadar dan tidak sadar, karena bagaimanapun akhir pertarungannya dengan Sriti tidak begitu baik. Namun saat ia bangun kesekian kali dengan menggunakan seluruh kekuatannya, ia melihat situasi yang pelik. Di dekatnya berdiri Glori yang dengan cekatan menggunakan jemarinya mengontrol robot besar dengan remot pengendali."Siapa perempuan ini? Dia lagi bertarung? .. itu Tulus dan Arin.. yang terluka parah?" Kesadarannya semakin pulih. Ia juga menyadari Sriti yang terbaring diam di balik balutan shimurgh miliknya."Jangan mati, jangan mati, jangan mati," ucap Benso berkali-kali saat ia membuka balutan shimurgh tersebut. Sriti mengalami luka bakar dan kulitnya melepuh.Benso kemudian mendekatkan telinya ke hidung dan mulut Sriti, berharap menemukan tanda-tanda kehidupan. Angin yang berhembus dan turunnya hujan hitam sempat menyulitkannya menemukan tanda tersebut. Hingga akhirnya ia per

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Soca Damun Arsa

    Ujang menjerit sejadinya saat sebuah tombak trisula menembus pahanya. Awalnya ia kaget melihat benda bulat raksasa yang dapat dihentikan dengan mudah oleh penjaga sekolah yang mendadak sebagian tubuhnya berubah menjadi robot. Namun ia tidak menyangka jika salah satu temannya malah melesatkan tombak trisula kearahnya. Pegangan tangannya di rambut Indri yang sedang ia jambak lantas mengendur."Upgrade!" ucap indri seraya menggenggam trisula tersebut.Batang besi trisula tersebut berubah warna menjadi keputihan, namun yang mencolok adalah bobotnya yang menjadi lebih berat. Seketika membuat Ujang terjatuh karena tidak kuat menahan sakit dan beban trisula. Mendapati dirinya terbebas dari Ujang, Indri mengusap hidupnya yang sedari tadi mengeluarkan darah karena dihajar Ujang."Bocah brengsek! Lo apain besinya sampai menjadi berat banget! Bangsat!" Umpat Ujang yang masih saja menyerang Indri.Mendengar celotehan itu, Indri bergeming dan menikmati jeritan Ujang.

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Moret & Igar

    [Lapangan depan El-Dorado]Listu sudah berdiri berhadapan dengan terak besar yang terus menyebut dirinya sebagai Moret. Terak berbentuk terenggiling berdiri tersebut cukup banyak bicara namun ia belum juga menyerang Listu, kecuali berdiri mengamankan sesuatu. Sembari mengulur waktu, Listu membaca situasi dan lingkungannya."Sebelum menggunakan shrapnel, gue memang merasa mampu menggunakan kekuatan turunan tanpa shrapnel. Tapi setelah gue pakai, kondisi tubuh gue lebih stabil, telinga gue terlalu pengang.." gumam Listu. Perlahan namun pasti, rasa sakit ditubuhnya menghilang seiring dengan regenerasi."Buff!"Listu berteriak dan mengubah penampilan yang dikelilingi dengan lingkaran, mantra dan cahaya. Moret terkesima dan segera menutup matanya karena awalnya silau melihat perubahan tersebut. Listu menggenggam sebuah tongkat yang ia gunakan sebagai senjatanya, seluruh buff support diarahkan kepada dirinya. konsentrasi daya yang besar pada sa

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Boneless

    [Bangsal Perawatan] "Yunita, hei yunita. Bangun," panggil suara seorang laki-laki ke arah Yunita yang masih terbaring di ranjang lengkap tertutup selimut. Suaranya yang awalnya samar tersebut perlahan terdengar jelas. Kepalanya pengar, matanya begitu berat untuk dibuka, namun Yunita terus berusaha. Pandangannya akhirnya mulai terlihat, ia mendapati Teja dan Herman berdiri di samping ranjang. Sekilas ia melihat Teja yang wajahnya dipenuhi plester dan beberapa bagian tubuhnya dibalut perban. "Gue baru tau, anggota Fraksi bisa bermalas-malasan di atas ranjang," seloroh Teja. ".. Diam, sudah lama gue tidur?" tanya Yunita perlahan, ia berkali-kali mengedipkan mata untuk mengatur cahaya yang masuk ke matanya. "Lumayan mba, kami memindahkan ranjangmu dari ruangan sebelumnya karena si anak baru masih memiliki radiasi," ujar Herman yang masih memegang kruk di lengan sebelahnya. "Jimi? oh.. apa dampaknya?" "Pemulihan lo

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Separuh Sisanya

    [Gudang barang bekas] Seseorang berjalan perlahan sambil sesekali melihat ke arah Soca meninggalkan gudang. Orang itu adalah seorang perempuang yang mengenakan seragam sekolah. Saat mengetahui tempat tumpukan barang bekas yang ia tuju berada di dalam wadah besar berdinding cukup tinggi, ia kemudian melihat sekeliling dan menemukan barang bekas lain yang dapat dijadikan pijakan naik. Tidak lama terdengar suara demtuman dari arah luar gudang. Perempuan tersebut menghentikan sejenak langkahnya, ia yakin ada masalah besar yang timbul dari arah sekolah. Setelah sampai di puncak tumpukan barang bekasi ia lanjutkan dengan berjalan meniti dan mencari pijakan yang kuat. Karena perempuan itu menggunakan rok maka langkahnya cukup panjang mencapai pijakan yang cukup jauh. "Ah! di situ rupanya!" gumam perempuan tersebut saat melihat jejak darah yang mengarah ke satu titik. Di titik itu juga ia melihat kaki yang terjuntai lengkap dengan sepatu kets dan kao

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Separuh lainnya

    Pancuran asap yang membumbung tinggi itu juga mengingatkan ingatan Linda. Sesaat ia berserah pasrah apabila kepalanya lepas tiba-tiba akibat serangan mendadak mangata. Misinya menghancurkan sirkulasi energi mineral yang ditimbun organisasi Agora Beak sudah usai. Namun mendadak ingatan masa lalunya muncul. Ada anak lain selain Soca yang mendapat berkah lebih dan ia berada di sisi yang terang, bukan sisinya."Getanama ceri.. harusnya kamu ikut dihakimi disini.." ucap Linda perlahan, kepalanya yang awalnya dingin mendadak mendidih."Kamu menuruti perintah Papa dan Mama namun setelah terak itu datang mencerahkan.. kamu pergi dan membela kebenaran.. Munafik.. Oportunis.. Apa mungkin tugasku belum selesai disini hingga seluruh penghuni Rumah Basaria memilih sisi yang benar.." renung Linda.Dari semburan itu tiba-tiba tanah seolah sobek dan membuka sebuah portal layaknya portal di malam purnama. Dua sosok berwarna hitam dengan tinggi hampir mencapai 3 meter muncul meng

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Separuh

    [Lapangan Belakang Sekolah] [Benso vs Sriti] Pertarungan Benso dan Sriti terhenti sebentar setelah semburan asap hitam yang menjulang tinggi. Benso segera melirik ke arah Sriti, berharap kemarahannya kepada para pemberontak benar terbukti dengan wajah puas mereka. Namun, Benso tidak menemukan ekspresi itu wajah Sriti. Air mukanya bukan puas, meyeringai atau tersenyum bangga. Apa yang dilihat Benso adalah wajah gadis yang pasrah dan tidak menikmati satu detikpun hidupnya. Sriti memang dikenal pendiam dan memiliki nada bicara yang unik, namun perempuan yang satu angkatan dengan Benso tersebut lebih sering menyendiri dan bergaul dengan Linda atau Glori, sifat umumnya penderita ludens. "Sudah puas!? Kita selesaikan sekarang, Sriti!" seru Benso bengis. Sriti terkejut dan kembali mengendalikan dirinya yang sempat terbawa suasana. "Lo engga mengerti arti usaha Linda," balas Sriti yang kemudian melayang kembali.

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Hitung Mundur Restorasi

    [Lorong penyimpanan Biro Penambang]"Mba, lo merasakan itu juga?" tanya Afif yang bersandar di dinding. Ia merasakan kekuatan di dalam tubunya keluar masuk dengan perlahan sehingga tidak stabil."Ini jauh lebih besar daripada kekuatan kita semalam. Mba Linda sepertinya sudah bergerak," jawab Gina berdiri sambil memandangi langit-langit."Tapi, terima kasih karenanya badan gue perlahan-lahan membaik," ucap Afif yang perlahan merambat berdiri."Kita harus keluar. Labirin milik Bang Cecep harusnya sudah permanen mati, kita bisa langsung menuju lantai atas," ajak Gina yang mencoba melompat berkali-kali."Mba, lo engga perlu berputar saat melompat. Celana dalam berenda hanya pantas digunakan Tari," celetuk Afif yang tidak sengajak memperhatikan gerakan Gina."Lo juga Tari Fans Club!? awalnya gue pikir fans Tari yang cowo itu normal sampai gue tahu kalian memperhatikan detail penampilan dan pakaian Tari.. Menjijikan," balas Gina y

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Memburu Pilar

    [Sebuah Gudang Barang Bekas di Luar Sekolah] [Herna Mischa vs Soca Damun Arsa] "Lo punya kekuatan yang gue engga tahu apa kemampuannya. Engga mau membuat pertarungan ini adil?" tanya Mischa dengan senyum. Ia masih tenang dan menganggap enteng pertarungannya dengan Soca. "Ten folds. Kemampuan yang terlalu berbahaya bahkan bagi seorang Umbu sekalipun," jawab Soca datar. "Hei bocah. jangan membandingkan kemampuan gue dengan Umbu. Tidak adil. Dia terlalu lemah untuk gue". "Maka, jangan jadikan alasan adil sebagai caramu untuk menang, Mishca," Soca kemudian memutar sebuah tutup botol tersebut untuk membuka isinya. Mischa bergerak cepat dengan mencengkram sebuah kipas duduk bebas yang terserak dan melemparnya ke arah Soca. Soca terkejut namun refleksnya menangkis benda tersebut, yang tidak Soca antisipasi adalah saat kipas tersebut adalah debu dan beberapa benda kecil bertebaran menghalangi pandangan Soca. M

DMCA.com Protection Status