Home / Romansa / The Twins / 35. Kepolosan Bela

Share

35. Kepolosan Bela

Author: Suny Edelia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Sekarang jelaskan padaku tentang foto-foto ini.” Elang sudah mengambil langkah preventif yang sangat cemerlang. Karena buktinya saja lelaki itu sudah pura-pura membuka album foto yang tadi Bela sodorkan padanya. Dia memang belum melihat-lihat isi dari album foto itu karena merasa mual jika membukanya.

Pasti isinya tentang kebahagiaan kembarannya. Gambaran memuakkan dari dunia yang dia nilai tidak adil. Akan tetapi jika dia memprotes maka orang-orang akan melemparinya dengan batu.

Bela lebih antusias dari siapa pun. Kini sebuah harapan telah muncul di hatinya. Matanya yang berbinar layaknya lentera di dalam kegelapan yang mencekam. Dia akan membawa sebuah masa depan yang cerah untuknya dan untuk suaminya.

“Jadi ini album foto kita bersama, Mas. Nanti ada sekat di antara album foto ini. Ayo aku jelaskan satu persatu!” Semangat Bela membara. Sesekali dia melirik pada Elang. Setiap kali dia melakukannya maka pipinya akan bersemu merah.

Melihat sosok suaminya yang sangat berbeda seperti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Twins   36. Trauma Masa Lalu

    “Kenapa kau bisa yakin Elang sedang kesepian?” tanya Elang pada Bela, setelah gadis itu sempat menyinggung foto masa kecil Aru dengannya. Apakah selama ini dia mudah dibaca? Padahal dengan sangat keras dia sudah menyembunyikan rasa kesepian yang merongrong di dalam jiwanya. Dia benci dikasihani, dan jangan bilang Bela sedang mengasihaninya saat ini.Sesaat yang lalu dia nyaris gagal ingin memanfaatkan Bela, karena tersentuh. Tapi sekarang justru sebaliknya.Biarlah jawaban Bela yang menjadi hakim penentu nasib gadis itu nantinya.“Dulu Mas selalu bilang semua hal tentang Mas Elang.”“Seperti apa misalnya?” Elang menjadi sangat waspada.Bela terdiam sesaat untuk mengingat-ingat ucapan Aru padanya di masa lalu tentang Elang. “Intinya Mas merasa hidup ini tidak adil.”Kepalan tinju Elang menguat. Bisa-bisanya Aru bicara seperti itu, seharusnya dia yang berkata demikian. Mengingat bagaimana perlakuan lingkungan dan bahkan ibu kandung mereka pada Elang. Lautan yang mengamuk bahkan tidak ak

  • The Twins   37. Membiarkanmu Tinggal Malam Ini

    “Tolong!” Bibir yang bergerak akan tetapi tidak mengeluarkan suara. Lumpuh menjalar di tubuh Elang. Gemetar, keringat dingin, pucat pasi.Dia melihat ayahnya mengejarnya demi memukulnya. Dia mencoba untuk lari. Dia ketakutan, sangat ketakutan. Lalu dia menemukan ibunya. Tangannya mencoba menggapai untuk meminta tolong. Akan tetapi ibunya berpaling dan pergi meninggalkannya. Ada saudara kembarnya yang berlarian, namun dia mengolok-olok lalu pergi meninggalkan Elang. Ada teman-teman yang dia miliki saat berada di Amerika. Namun mereka secara sengaja mengarak Elang untuk berada di depan ayahnya.Siapa sebenarnya mimpi buruk di dalam kehidupan Elang? Ayah? Ibu? Saudra kembar? Teman? Atau semuanya? Mereka telah meninggalkan luka mematikan di hati lelaki itu, sehingga menimbulkan penyakit yang mengenaskan.Tubuhnya ambruk di atas ranjang setelah dia beringsut seperti seorang hewan peliharaan yang ketakutan. Bibirnya bergerak lagi. Matanya basah dengan pandangan nanar. Tangannya mencoba meng

  • The Twins   38. Bu Yasmin Ingin Berkunjung

    Tubuh Bela menggeliat, seiring matanya yang mengerjab berulang kali. Dia tidak terlalu ingat ketika bangun dan membuka mata. Dia kira dia berada di dalam kamar yang ada di lantai bawah. Akan tetapi ketika mengerjab, keningnya mengernyit.Apakah semua itu hanya mimpi? Itu yang ada di dalam pikirannya.‘Jadi Mas Aru tidak kecelakaan dan tidak mengalami amnesia. Jadi mereka masih bisa tidur satu ranjang seperti biasanya.’ Perasaan yang sangat baik, bahkan lebih baik dari yang dia kira. Tubuhnya berguling satu sisi, mengamati sisi di sampingnya kosong dengan selimut yang agak berantakan.“Mas Aru pasti sudah bangun terlebih dahulu.” Saat matanya mengarah pada meja, pada tempat di mana buku-buku miliknya seharusnya berada, kekecewaan menjalar tiba-tiba. Buku-buku di sana tidak ada, tentu saja. Itu berarti semua itu memang bukan mimpi.Oh, dia baru saja ingat sekarang. Tadi malam dia memang harus datang ke kamar itu untuk menenangkan Elang. Lalu sepertinya dia tertidur begitu saja.“Benar,”

  • The Twins   39. Pipi Yang Menempel

    “Bela berkata Aru masih belum bisa dikunjungi,” kata Bu Yasmin pada Pak Anshori setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Bela. Saat ini mereka berada di rumah mereka, baru saja selesai sarapan dan ingin pergi ke kebun bunga yang dikelola oleh wanita itu.Sementara Pak Anshori juga harus pergi ke tambak untuk memeriksa kondisi di sana. Akhir-akhir ini banyak udang yang mati.“Apa alasannya?” tanya lelaki paruh baya itu.“Bela bilang Aru harus pergi check up hari ini. Dia juga bilang bahwa Aru akan dia ajak jalan-jalan agar segera pulih ingatannya,” kata Bu Yasmin. “Bukankah ini agak aneh, Pak?”“Aku tau kekhawatiranmu, Bu. Tapi biarkanlah saja dulu. Jika mereka terus menghindar saat kita ingin berkunjung barulah kita bisa mengambil tindakan.” Pak Anshori menarik napas panjang setelah mengamati ekspresi istrinya. Dia cukup paham apa yang dikhawatirkan oleh istrinya. Tapi bukankah dia sudah bilang bahwa tidak ada yang perlu dipikirkan berlebihan?Lagi pula jika Aru adalah Elang memangn

  • The Twins   40. Hanya Untukku

    Mata mereka bertemu, keju dan salju seolah meleleh mengelilingi mereka. Waktu seperti berhenti, detak jantung yang melambat karena kesadaran yang sempat hilang. Bibit cinta yang bersemi dari kuncup paling dasar, menjawil hati mereka secara pelan-pelan. Sampai kemudian lelehan itu memenuhi seluruh tubuh dengan nuansa hangat.Elang yang pertama kali sadar. Dia lantas memalingkan wajahnya sembari menarik tubuhnya mundur. Sementara Bela terlihat tidak terlalu naïf. Bagaimana pun dia sudah merasa menikah dengan lelaki yang ada di depannya itu. Jadi untuk apa malu-malu?Sebagai gantinya gadis itu justru sibuk memeriksa perban di tubuh Elang, khawatir jika terjadi sobekan yang baru. “Ayo kita periksakan saja ke rumah sakit, sekalian perbannya diganti dengan lebih baik.”Tapi Elang menolaknya. Wajahnya dibuat seolah dia tidak peduli, seolah dia lelaki paling dingin yang tidak pernah merasa gugup dan salah tingkah. Selama ini dia sukses melakukannya tanpa perlu berpura-pura. Tapi sekarang, sia

  • The Twins   41. Aku Akan Menemanimu

    Sore harinya Bela ingin keluar untuk membeli beberapa benang untuk merajut. Elang meminta khusus untuknya agar dibuatkan sebuah baju. Apakah ini mimpi? Apakah ini adalah salah satu tanda bahwa lelaki itu telah mengingat lagi tentang masa lalunya?Rasanya sangat bahagia, hari-hari yang berat akhirnya akan segera berlalu.Ada sebuah pesan dari Dimas.“Bel, jangan lupa besok jadwal check up Aru. Pastikan kau yang mengantarnya ya?”Gadis itu pun segera membalas pesan tersebut. “Iya, Mas, aku yang akan mengantar Mas Aru besok. Jangan khawatir.” Hampir saja dia menambahkan perkembangan terkini Elang, yang baginya, mungkin bisa dikategorikan sebagai tanda-tanda kembalinya ingatannya. Namun gadis itu menggeleng.“Mungkin besok saja aku bicarakan hal ini langsung pada Mas Dimas.” Bibirnya yang penuh dan cantik mengembang lembut. “Cinta memang tidak bisa membohongi siapa pun. Mas Aru bisa kembali mencintaiku karena memang adalah suamiku.”Logika yang agak aneh.Kali ini dia mengenakan setelan p

  • The Twins   42. Lelaki Yang Cemburu

    Sore harinya Bela ingin keluar untuk membeli beberapa benang untuk merajut. Elang meminta khusus untuknya agar dibuatkan sebuah baju. Apakah ini mimpi? Apakah ini adalah salah satu tanda bahwa lelaki itu telah mengingat lagi tentang masa lalunya?Rasanya sangat bahagia, hari-hari yang berat akhirnya akan segera berlalu.Ada sebuah pesan dari Dimas.“Bel, jangan lupa besok jadwal check up Aru. Pastikan kau yang mengantarnya ya?”Gadis itu pun segera membalas pesan tersebut. “Iya, Mas, aku yang akan mengantar Mas Aru besok. Jangan khawatir.” Hampir saja dia menambahkan perkembangan terkini Elang, yang baginya, mungkin bisa dikategorikan sebagai tanda-tanda kembalinya ingatannya. Namun gadis itu menggeleng.“Mungkin besok saja aku bicarakan hal ini langsung pada Mas Dimas.” Bibirnya yang penuh dan cantik mengembang lembut. “Cinta memang tidak bisa membohongi siapa pun. Mas Aru bisa kembali mencintaiku karena memang adalah suamiku.”Logika yang agak aneh.Kali ini dia mengenakan setelan p

  • The Twins   43. Gadis Pintar

    “Kau tidak bisa seenaknya untuk pergi bersama lelaki lain. Apa kau sudah lupa bahwa kau sudah menikah?” omel Elang pada Bela, masih belum mau menurunkan emosinya. Dadanya terlalu panas saat mengetahui Bela pulang bersama Randy, dengan kedekatan yang patut untuk dicurigai. Apalagi gadis itu keluar tidak meminta izin padanya terlebih dahulu.Dia selalu berkilah bahwa, ‘Aku melakukan ini agar Aru tidak menuduhku tidak bertanggung jawab saat bersama istrinya.’Tapi hey, sejak kapan Elang begitu peduli dengan pendapat kembarannya? Itu hanya kecemburuan, yang ditutupi dengan sangat bodoh.Bela mengernyit heran pada Elang. Ada sejuta pertanyaan yang disimpan di dalam pandangan matanya yang jernih. “Aku tadi ingin minta izin pada Mas, tapi ternyata Mas sedang tidur. Aku tidak ingin…”“Kau bisa menghubungiku kan?”Bela menundukkan kepala, seolah sedang diadili karena sebuah kesalahan yang sangat besar. “Nomor Mas yang lama kan sudah tidak aktif. Sementara aku belum tau nomor baru milik Mas.”E

Latest chapter

  • The Twins   48. Kapan Kita Bisa Melakukan Program Bayi?

    Meskipun pikiran Bela dihantui tentang alasan kenapa Elang marah-marah, gadis itu tetap bisa memasak dan menyajikan menu makan siang dengan baik. Bahkan dia sempat membuat beberapa menu tambahan, yang semuanya adalah menu kesukaan Elang.“Aku ragu Mas Aru masih memiliki selera yang sama atau tidak,” gumam Bela saat menata makanan di atas meja. “Tapi semoga saja usahaku membuahkan hasil yang manis. Aku ingin Mas Aru cepat mengingat kembali masa lalunya. Jadi aku akan menuntunnya dengan memberinya apa pun yang bisa membangkitkan kenangannya, termasuk makanan-makanan favoritnya.”Tapi sayangnya harapan Bela tidak serta merta menjadi kenyataan, karena Elang hampir tidak menyentuh makanan yang disajikan oleh Bela. Meskipun lelaki itu masih menyimpan dongkol di hatinya karena perbuatan Bela tadi pagi, tapi ada alasan lebih masuk akal kenapa Elang melakukan bentuk protes yang terlalu kentara. Ya, karena memang dia tidak menyukai makanan-makanan itu.“Semua ini makanan kesukaan Mas lho,” tegu

  • The Twins   47. Kurang Tidur?

    “Mas masih marah padaku ya?” tanya Bela, diam-diam mengawasi Elang dari tadi. Sekarang mereka sedang berada di dalam mobil untuk menuju ke rumah sakit, Elang akan check up hari itu.Sejak sarapan tadi, lelaki itu tidak terlihat bersahabat. Bahkan dia terkesan mengabaikan Bela, enggan memandangnya, dan enggan menjawab pertanyannya. Gadis itu tentu saja kelimpungan, bingung apa yang harus dia lakukan agar bisa menebus kesalahannya.‘Padahal aku hanya ingin memasak sarapan untuk Mas Aru, tapi dia justru marah begini. Apakah dia memang butuh tidur tadi pagi? Tapi biasanya dia tidak begini.’ Punggungnya lemah bersandar di kursi, wajahnya menunduk sedih karena Elang masih belum mau menjawab pertanyaannya. Sepertinya dia tau jawaban itu tanpa perlu mendapatkannya. Elang masih marah padanya.Akhirnya di sepanjang perjalanan mereka tidak bicara sama sekali, membuat sopir sewaan yang mengantarkan mereka menggelengkan kepala.‘Pengantin baru, pasti sering cemburu,’ pikirnya tanpa ragu.Beberapa

  • The Twins   46. Aku Mengantuk

    “Aku akan menciumu sekarang.” Mata Elang memandang kosong ke sekelilingnya, sementara matanya hanya dipenuhi oleh Bela, yang kini berdiri mematung dan bingung di depannya. Lelaki itu tidak peduli, otaknya kacau karena tidak bisa tidur semalaman, hanya karena dia memikirkan tentang ciuman mereka berdua.Sebenarnya ini bukan ciuman pertama milik Elang, mengingat dulu beberapa wanita murahan melompat dan mencium bibirnya tiba-tiba. Akan tetapi ciuman dengan Bela yang paling berkesan, satu-satunya ciuman yang dia ingin untuk diulangi lagi.Wajahnya mendekat, mengamati mata Bela yang menjeratnya tanpa ampun. Haus yang merongrong di dalam jiwanya, seperti mengoyaknya dan menjeratnya. Yang dia inginkan hanyalah Bela, hanya gadis itu.Bibir mereka bertemu, bersentuhan seperti dua buah sutera yang ditumpuk, saling menekan dan mendorong, saling mencicipi dan saling mencintai. Bela menutup matanya, seperti mimpi, mencoba untuk memahami dan menarik kesadarannya lagi.Saat matanya terbuka, tubuhny

  • The Twins   45. Aku Akan Menciumu Sekarang

    Rasa itu menggeliat dari perut Elang, mengular menuju ke dadanya, sehingga membuat jantungnya berdebar-debar. Bibir ranum Bela menyihirnya, memikatnya dengan cara yang sangat mengesankan. Bahkan lelaki itu tidak sadar dia tidak berkedip, bahkan lelaki itu tidak sadar sedang membuka sedikit mulutnya.Tangannya tiba-tiba saja terulur, jatuh di pipi lembut milik Bela, mengusapnya pelan.Gadis itu terlihat mendongak dan terhenyak kaget. Matanya yang lebar mengerjab berulang kali, memandangi kedua mata lelaki yang ada di depannya. Dia tidak terlalu mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. “Mas?” tanyanya, dengan suara yang sangat lirih, serupa sebuah deru napas paling menentramkan.Elang memajukan wajahnya, menghempas udara kosong yang ada di antara mereka, melenyapkan ego yang selama ini bersarang di tubuhnya. Dia benci berdekatan dengan para wanita, akan tetapi saat ini dia justru bergerak untuk mendekati seorang wanita.Kepalanya miring, mencoba untuk menempatkan bibirnya dengan bib

  • The Twins   44. Elang Ingin Menciumnya

    Elang memutuskan untuk memasak makan malam, sama seperti apa yang sudah dia pertimbangkan sejak pagi tadi. Kebaikan Bela yang berkenan menunggunya semalaman di kamar yang sama agak membuatnya tak berdaya, dan kemudian dia menikmati kebersamaan mereka, tanpa mereka sadari.Kini sosoknya sedang sibuk di dapur, di tangannya berada wajan penggorengan. Untuk makan malam dia menyediakan menu ikan bakar, sebagai pengganti salmon bakar. Lalu dia juga membuat jus sebagai hidangan penutup.Bela tidak bisa berhenti menganga. Aru memang pandai memasak, akan tetapi dia tidak pernah ingat bahwa suaminya itu begitu mahir memasak berbagai hidangan, bahkan sampai bercita rasa seperti restoran bintang lima. Ini terlalu mendadak. Bela nyaris tidak percaya bahwa lelaki yang ada di hadapannya saat ini adalah suaminya.Untuk saat yang sangat singkat, dia nyaris mempertanyakan tentang identitas Elang. Namun dia segera mengurungkan niatnya.“Kenapa kau melamun?” tegur Elang, setelah melepas celemek di tubuhn

  • The Twins   43. Gadis Pintar

    “Kau tidak bisa seenaknya untuk pergi bersama lelaki lain. Apa kau sudah lupa bahwa kau sudah menikah?” omel Elang pada Bela, masih belum mau menurunkan emosinya. Dadanya terlalu panas saat mengetahui Bela pulang bersama Randy, dengan kedekatan yang patut untuk dicurigai. Apalagi gadis itu keluar tidak meminta izin padanya terlebih dahulu.Dia selalu berkilah bahwa, ‘Aku melakukan ini agar Aru tidak menuduhku tidak bertanggung jawab saat bersama istrinya.’Tapi hey, sejak kapan Elang begitu peduli dengan pendapat kembarannya? Itu hanya kecemburuan, yang ditutupi dengan sangat bodoh.Bela mengernyit heran pada Elang. Ada sejuta pertanyaan yang disimpan di dalam pandangan matanya yang jernih. “Aku tadi ingin minta izin pada Mas, tapi ternyata Mas sedang tidur. Aku tidak ingin…”“Kau bisa menghubungiku kan?”Bela menundukkan kepala, seolah sedang diadili karena sebuah kesalahan yang sangat besar. “Nomor Mas yang lama kan sudah tidak aktif. Sementara aku belum tau nomor baru milik Mas.”E

  • The Twins   42. Lelaki Yang Cemburu

    Sore harinya Bela ingin keluar untuk membeli beberapa benang untuk merajut. Elang meminta khusus untuknya agar dibuatkan sebuah baju. Apakah ini mimpi? Apakah ini adalah salah satu tanda bahwa lelaki itu telah mengingat lagi tentang masa lalunya?Rasanya sangat bahagia, hari-hari yang berat akhirnya akan segera berlalu.Ada sebuah pesan dari Dimas.“Bel, jangan lupa besok jadwal check up Aru. Pastikan kau yang mengantarnya ya?”Gadis itu pun segera membalas pesan tersebut. “Iya, Mas, aku yang akan mengantar Mas Aru besok. Jangan khawatir.” Hampir saja dia menambahkan perkembangan terkini Elang, yang baginya, mungkin bisa dikategorikan sebagai tanda-tanda kembalinya ingatannya. Namun gadis itu menggeleng.“Mungkin besok saja aku bicarakan hal ini langsung pada Mas Dimas.” Bibirnya yang penuh dan cantik mengembang lembut. “Cinta memang tidak bisa membohongi siapa pun. Mas Aru bisa kembali mencintaiku karena memang adalah suamiku.”Logika yang agak aneh.Kali ini dia mengenakan setelan p

  • The Twins   41. Aku Akan Menemanimu

    Sore harinya Bela ingin keluar untuk membeli beberapa benang untuk merajut. Elang meminta khusus untuknya agar dibuatkan sebuah baju. Apakah ini mimpi? Apakah ini adalah salah satu tanda bahwa lelaki itu telah mengingat lagi tentang masa lalunya?Rasanya sangat bahagia, hari-hari yang berat akhirnya akan segera berlalu.Ada sebuah pesan dari Dimas.“Bel, jangan lupa besok jadwal check up Aru. Pastikan kau yang mengantarnya ya?”Gadis itu pun segera membalas pesan tersebut. “Iya, Mas, aku yang akan mengantar Mas Aru besok. Jangan khawatir.” Hampir saja dia menambahkan perkembangan terkini Elang, yang baginya, mungkin bisa dikategorikan sebagai tanda-tanda kembalinya ingatannya. Namun gadis itu menggeleng.“Mungkin besok saja aku bicarakan hal ini langsung pada Mas Dimas.” Bibirnya yang penuh dan cantik mengembang lembut. “Cinta memang tidak bisa membohongi siapa pun. Mas Aru bisa kembali mencintaiku karena memang adalah suamiku.”Logika yang agak aneh.Kali ini dia mengenakan setelan p

  • The Twins   40. Hanya Untukku

    Mata mereka bertemu, keju dan salju seolah meleleh mengelilingi mereka. Waktu seperti berhenti, detak jantung yang melambat karena kesadaran yang sempat hilang. Bibit cinta yang bersemi dari kuncup paling dasar, menjawil hati mereka secara pelan-pelan. Sampai kemudian lelehan itu memenuhi seluruh tubuh dengan nuansa hangat.Elang yang pertama kali sadar. Dia lantas memalingkan wajahnya sembari menarik tubuhnya mundur. Sementara Bela terlihat tidak terlalu naïf. Bagaimana pun dia sudah merasa menikah dengan lelaki yang ada di depannya itu. Jadi untuk apa malu-malu?Sebagai gantinya gadis itu justru sibuk memeriksa perban di tubuh Elang, khawatir jika terjadi sobekan yang baru. “Ayo kita periksakan saja ke rumah sakit, sekalian perbannya diganti dengan lebih baik.”Tapi Elang menolaknya. Wajahnya dibuat seolah dia tidak peduli, seolah dia lelaki paling dingin yang tidak pernah merasa gugup dan salah tingkah. Selama ini dia sukses melakukannya tanpa perlu berpura-pura. Tapi sekarang, sia

DMCA.com Protection Status