Ayu merasa tubuhnya sudah kepayahan dari tadi mengikuti kedua kakak beradik tersebut keliling mall. Walaupun mereka laki-laki ternyata senang sekali berbelanja dan harga belajaannya melebihi penghasilan Ayu selama satu tahun. Walau begitu Ayu juga merasa bahagia, ia juga ditraktir makan steak yang besarnya dua kali lipat yang biasanya ada di cafe steak lengganan teman-temannya. Diego beranggapan ia harus makan berat karena mall ini sangat luas dan jelas Ayu memerlukan banyak tenaga untuk mengitari semuanya.
"Tommy sudah ya belanjanya? Paka
Kian kembali menggenggam tangan Ayu erat-erat, sebagai bukti bahwa dirinya tidak menyukai dengan kata 'saya' yang ucapkan oleh Ayu. Ayu kembali pada sikap formalnya.Ayu sendiri memang merasa harus kembali bersikap begitu terhadap Kian. Ia tidak ingin disebut sebagai orang yang suka memanfaatkan keadaan. Dan yang pasti dirinya tidak ingin disebut sebagai wanita penggoda.
Tommy mengulurkan tangannya menggenggam sebelah tangan Ayu lembut, meyakinkan Ayu jika dirinya pun senang akan bersekolah bersama Ayu.Hal itu tak luput juga dari perhatian Kian. Hatinya semakin jengkel dibuatnya. Kian mendengus.
Jaylen menatap keluar jendela restoran yang merangkap tempat menginap bernama Dunford yang berada tepat diperbatasan kota Holy Spring. Beberapa kali dirinya mendesah karena udara malam semakin dingin akhir-akhir ini ditambah lagi dengan intensitas hujan yang sering kali disertai angin kencang. Ia tidak sendiri sebetulnya dirinya sedang menunggu kedatangan sepupunya Mario Riccardo.Tepukan di bahunya dan suara bas sepupunya segera saja menyapa pendengarannya. "Bagaimana dengan usahamu mendekati Kian?" t
Stefany berdiri di dasar tangga dengan menatap sang putra sulung yang baru saja menutup pintu depan.
Ayu segera bergegas kembali ke rumah setelah perbincangan singkat dengan Diego tadi. Dirinya sangat bersyukur anak Fransesco nomor dua itu sangat baik dan sungguh berbeda perangainya dengan si sulung. Dirinya juga sungguh bersyukur saat bertemu dengan Diego dua hari yang lalu dan pemuda itu menawarinya apartemen.Ayu bertemu dengan Diego tepat berada di swalayan seberang gedung flat tempat Ayu tinggal. Kebetulan Diego baru saja kembali dari rumah temannya Mike.
Keesokan harinya setelah pulang dari kampus, Ayu segera kembali ke apartemen. Saat ia mengantri menunggu lift, dari lift sebelah muncul Angel Diaz yang mengenali dirinya."Hai, kamu Ayu bukan? Pelayan di Glory ranch?" sapa Angel.Ayu yang terpana karena tidak meny
Kian mendengkus kesal, satu hal paling ia benci dari wanita adalah sikap mereka yang suka merajuk dan ngomel tidak jelas. Kian meremas gagang stir mobilnya dengan gemas. Ia tak habis pikir dengan perubahan sikap Brenda akhir-akhir ini dan puncaknya adalah apa yang baru saja terjadi.Wanita itu menelepon seraya mengomel seperti istri yang komplain karena sang suami tidak kunjung pulang ke rumah. Lalu punya hak apa Brenda melakukan itu padanya? Tidak ada! Brenda tidak memiliki hak apapun untuk mengatur hidup s
"Mau sampai kapan kamu mengelap meja itu Ayu, bisa-bisa mejaku lecet karena terus kamu gosok," teguran penuh candaan yang kemudian disusul suara orang berusaha menahan tertawa seketika menghentikan kegiatan Ayu.Gadis cantik sesuai dengan namanya itu berbal
Seorang pria gagah berdiri bersisian dengan seorang wanita anggun, menatap gedung perkantoran milik Edgar Berto sang putra. Ia kemudian bergandengan tangan dengan sang wanita masuk ke dalam gedung tersebut dan segera menaiki lift ke lantai tempat ruang kerja Edgar berada.Dave asisten Edgar sedang berada bersamanya di dalam ruangan. Mereka sedang membahas kasus yang menimpa orangtua Ayu.
"Jadi Aslye kapan kamu akan meresmikan hubunganmu dengan sang pujaan hati?" tanya Fransesco dengan mimik jahil kepada putri semata wayangnya.Saat ini keluarga Prawira dan Dario sedang makan siang bersama di taman belakang rumah utama.Aslye berdecak dengan sekilas pandang melirik kearah Dion yang tetap fokus dengan piring makanannya. Hari ini mereka makan siang dengan menu ayam cabe hijau, tumis bayam, balado telur dan kentang.
Evan mondar mandir di kamar apartemennya gelisah menunggu kabar dari Guteres. Ia tak menyangka jika nasib baik bersamanya. Ada Guteres yang bisa mengawasi Ayu di sana. Kebetulan bukan? Guteres adalah kenalannya saat berlibur ke Amerika Selatan beberapa tahun yang lalu dan pada akhirnya mereka menjalin persahabatan. Lalu Evan enceritakan masalahnya dan ternyata Guteres berada di tempat yang sama dan mengenal Ayu. Evan tidak perlu jauh-jauh pergi ke benua seberang untuk memata-matai Ayu. Ia terpaksa memutuskan Ayu dulu karena desakan orangtuanya. Sungguh bajin*** ia dengan sengaja memeluk perempuan lain di depan Ayu.
"Apa yang kau pikirkan Sayang?" tanya Kian sembari berjongkok di depan Ayu. Kedua tangannya terulur merengkuh pinggang Ayu.Ayu menghela nafas dan menatap Kian.
Guteres mendengar derap langkah kuda dan deru kendaraan roda empat ia segera memacu kendaraannya menuju perbatasan.Sudah tak dihiraukannya keberadaan Ayu, yang terpenting baginya sekarang para Sherif tak bisa menangkapnya. Penyamarannya bisa berantakan, dengan geram dia memukul-mukul setir dengan kedua kepalan tangannya. Bagaimana bisa urusannya dengan keluarga Dario bisa bersamaan dengan kepentingan Evan.
Jaylen kembali ke motel tempat tinggalnya, sekali lagi dirinya menolak untuk tinggal di rumah sepupunya Mario. Jaylen kecewa dengan kenyataan bahwa Mario ternyata ikut ambil bagian dalam mengkhianati Kian, sahabatnya sendiri. Memang cinta kadang bisa membutakan. Terlebih jika sampai mengindahkan larangan hati nurani dan menceburkan diri dalam api asmara terlarang. Jaylen sejujurnya tidak ingin berkata kasar terhadap Mario tetapi perbuatan pria itu sungguh membuatnya kecewa.
Setelah keluarganya kembali ke rumah sebelah, Ayu membersihkan diri. Saat ia keluar dari kamar mandi, ia terkejut mendapati Kian sudah bertelanjang bulat sedang mengurut naik turun bukti gairahnya dengan kaki lurus sedikit mengangkang dengan setengah tubuh bagian atasnya bersandar di kepala ranjang."Apa yang kau lakukan?!" tanya Ayu dengan mulut ternganga.
Kian membimbing Ayu yang tampak kelelahan dan kembali berbaring ditemani oleh Budi dan Fitri. Kelegaan meliputi mereka setelah mendapatkan berita terkini dari Jonas. Mereka kemudian memutuskan untuk menunggu kedatangan Dion di dalam kamar.Dion membuka pintu kamar Ayu setelah berpelukan dengan Aslye dan menenangkan gadis cantik itu. Ia melangkah ke dalam kamar dan ikut memeluk keluarga kecilnya. Adik kecilnya sudah kembali, hatinya y
Stefany terpaku menatap pintu depan dan mendapati sang putri semata wayangnya berlinang air mata.“Ada Apa?” tanya Stefany seraya mengerutkan dahinya khawatir.Aslye menggigit bibir bawahnya, meragu mengungkapkan kekhawatirannya. Ia masih ingin menyimpan rahasia ini sampai acara pernikahan sang kakak sulung selesai diadakan.