Beranda / Fantasi / The Tales of Deer's Princess / Bab 19: Hans, Peri Kura-Kura

Share

Bab 19: Hans, Peri Kura-Kura

Penulis: Faver
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-14 19:55:54

Penginapan peri gajah tidak terlalu besar. Bahkan bisa dibilang tak semewah gedung pencakar langit di Kerajaan Theligonia. Gedung dengan tiga lantai itu memiliki sekitar sepuluh kamar di tiap lantainya. Iya, memang dari depan penginapan ini lebih nampak seperti rumah susun. Namun, pada saat Hans tiba di kamarnya, lantai tiga, kamar nomor 21. Ornamen mewah menjamu matanya. Ini lebih dari sekedar rumah susun, melainkan apartemen mewah.

Kedua bola matanya menyapu habis setiap ruang. Di sisi kanan ruangan terdapat ruang tamu kecil dengan sofa empuk serta TV berukuran sedang. Di belakangnya terdapat partisi yang memisahkan ruang tamu dan dapur. Dapurnya kecil namun sangat lengkap. Tidak seperti di Kerajaan Theligonia yang dimana perabotan rumah tangga terbuat dari emas. Disini, di penginapan ini menggunakan seperti gabungan dari ranting pohon dengan daun yang ditempa menjadi satu. Hampir semua perabotannya terbuat dengan bahan yang sama, kecuali busa untuk tempat tidur dan sofa. S

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 20. Rhea dan Philip

    “Ini tak bisa dibenarkan. Raja harus tahu akan ini.” Philip bangkit dari tempat tidurnya. Namun sebelum itu ia pergi ke bilik kecil samping tempat tidurnya. Tersambung ke taman belakang. Saat Philip masuk ke dalam bilik tersebut, biliknya memanjang lalu melingkari sebuah pohon. Saat dirinya mendekat, gelembung-gelembung air keluar dari pohon tersebut. Terbang mengelilingi badannya. Pecah saat terkena badan Philip. Gelembung itu bukan sembarang gelembung. Gelembung tersebut dihasilkan oleh pohon sabun dengan setiap kandungan airnya mengandung senyawa alkali dengan dicampur lemak nabati, serta wewangian yang dihasilkan untuk membersihkan tubuh. Saat dirasa dirinya sudah bersih dan wangi, ia keluar dari bilik tersebut. Lantas, lima menit kemudian ia telah rapi. Philip melangkah ke luar, membuka pintunya. Pukul 06.20 Namun suasana istana sudah mulai hidup. Para penjaga malam sudah tidak nampak batang hidungnya, mungkin mereka telah terbuai dalam dunia mimpi. Seka

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 21: Senam Muka

    Pukul 06.00. Penginapan Nyonya Gajah.Kegiatan sarapan telah selesai. Tak ada lagi suara berbincang ataupun tertawa di atas meja. Sekarang hanya terdengar suara dentingan piring dan sendok–garpu, saling beradu­–dikelompokkan. Hans mengikuti setiap langkah para tamu. Bangkit berdiri, merapikan piring serta alat makan yang digunakan secara pribadi, dibawa ke dapur. Lantas kembali ke meja, ada yang mengangkat sisa lauk untuk kemudian ditaruh di dalam kulkas, ada juga yang menarik kain meja untuk digulung dan ditaruh ke dalam baskom besar. Hans bingung apa yang harus dilakukannya. Jadi dirinya memutuskan untuk mengikuti gerakan seorang tamu. Ia merapikan kursi untuk dirapatkan dengan meja.“Semuanya terima kasih telah hadir sarapan dengan baik hari ini. Nanti sore pukul enam berkumpul kembali untuk makan malam!” teriak Nyonya Gajah. Lalu kemudian mengambil sebuah tas jinjing, keluar dari gerbang penginapan.“H

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-20
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 22: Waktunya Hampir Tiba

    “Paman, aku sudah hampir mual! Sampai kapan kita akan berada di atas udara seperti ini!” Hans menggerutu. Mukanya sudah hampir pucat. Sepuluh menit mereka mengangkasa di atas langit.Namun, tak banyak bicara setelah lima belas menit mengangkasa, Cakra menurunkan Hans. Hans mengerjap-ngerjap matanya. Satu dua kali kerjapan ia masih belum bisa melihat dengan jelas. Kepalanya cukup pusing.“Hei, untuk seorang yang sudah bisa terbang sendiri tidak mungkin begini saja akan mual!” Cakra tertawa.“Paman! Bagaimana tidak mual? Paman membawaku memutar kesana-kemari. Lalu kadang naik dan turun tiba-tiba. Paman itu bukannya balon udara yang bisa mengalami turbulensi.” Hans menunduk, kedua tangannya memegang perut. Menahan gejolak isi perut yang mungkin akan terlontar sebentar lagi.“Jangan pura-pura untuk tidak menggunakannya. Aku tahu kamu bisa menghilangkan rasa mual itu! Disini, Kerajaan Peri, semua Peri boleh menggunakan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-12
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 23: Pembukaan Pertama

    Pukul 08.00. Kerajaan Aphrodite.Rhea dan Marsha tiba berdiri di sebuah kediaman. Masih di lingkungan istana. Berada di sebelah utara dari istana. Di atas daun pintu terdapat sebuah papan nama kayu, terukir dengan tulisan “Memorial Putri Harmonie”. Inilah tempat yang sering dikunjungi Rhea dimulai dari ia berusia enam tahun.“Ayo, kita masuk!” Rhea mengatakannya pelan. Mereka melepaskan alas kaki mereka secara bersamaan. Menggeser pintu dengan pelan.Sunyi dan dingin menyambut mereka. Ruangan itu rapi dan bersih. Selalu terjaga dan memang akan selalu dijaga. Tak boleh ada yang berani mengusiknya atau seseorang itu akan mati.Rhea langsung menuju ke sudut ruangan. Dimana terdapat rak-rak buku. Ia mulai mencari dengan menggeser jarinya ke setiap buku disana. Cahaya mentari masuk dari balik celah-celah jendela. Gemerisik pohon pun bergoyang dengan sangat pelan. Wangi semerbak bunga tercium, bertebangan mengisi seisi ruang.&ldq

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 24: Malam Purnama

    Malam purnama menghiasi hari ke-27 bulan pertama. Saatnya bulan semi. Dimulai sejak tadi pagi. Saat padang bunga Reveihan bermekaran. Aroma musim semi menjadi hal yang ditunggu-tunggu klan Peri Kerajaan Aphrodite. Karena itu berarti buah-buah legendaris akan tumbuh. Hanya akan tumbuh setahun sekali. Dari buah obat, buah kecantikan, buah panjang umur, sampai dengan buah aroma akan sangat tumbuh banyak.Itulah yang menjadi salah satu kelebihan Kerajaan Aphrodite yang sekaligus menjadi bumerang, bagi klan peri sendiri. Tak ada satupun Kerajaan yang bekerja sama tulus dengan mereka. Dulunya memang ada, tetapi semuanya menjadi pengkhianat. Termasuk tetangga Kerajaan, tetangga terdekat, Kerajaan Theligonia.Malam ini saat musim semi di istana, semuanya bergembira. Raja dan Ratu berdua mengeliling ladang bunga Reveihan. Marsha senang bukan kepalang saat ia tahu bahwa dirinya diberi kebebasan untuk merancang gaunnya sendiri. Tentunya dengan kain sutra serta kain dari yang diha

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 25: Selamat Datang di Kerajaan Theligonia

    Mari kita biarkan Rhea istirahat sebentar. Ia memerlukan istirahat untuk kepulihan badannya. Kita beralih ke Kerajaan klan manusia. Tempat lahir seorang Hans Dharma Panenta. Seorang Pangeran tampan yang memiliki ayah yang super cuek.Pukul 23.00. Kerajaan Theligonia.Para prajurit berkumpul di halaman istana. Mereka sambil berbisik-bisik, apa gerangan yang terjadi? Menurut mereka tidak terjadi kerusuhan apapun. Bahkan kalau untuk preman pasar yang baru-baru ini meresahkan warga sudah diselesaikan oleh dewan keadilan. Mereka telah dihukum untuk bekerja secara sukarela di daerah pertambangan.Menurut para prajurit, Raja sebenarnya baik. Namun, ia membungkusnya dengan rapi seakan ia tidak nampak baik sama sekali. Bahkan orang bilang, Raja tak ada hati. Ada bagusnya, kata Raja suatu hari. Dengan begitu mereka tidak akan ada yang berani melawan perintah Raja. Biarlah anakku kelak yang menjadi Raja yang baik untuk mereka.Penasihat istana beri

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 26: Kendalikan Emosimu

    “Akhirnya aku bisa istirahat juga!” Marsha merebahkan punggungnya ke atas tempat tidur di kamarnya. Namun, kali ini dia belum bisa langsung tidur karena masih ada dua pria yang terus-terusan bertatap-tatapan sengit di meja bundar, tepatnya di dalam kamarnya. Kamar tamu yang disediakan untuknya memiliki ukuran yang cukup besar. Sebenarnya bahkan tampilannya kamarnya tidak jauh berbeda dengan kamarnya di Kerajaan Aphrodite. Hanya yang berbeda adalah dekorasi dan interior. Jika Kerajaannya menggunakan bahan alam dan tentunya dibentuk dengan kekuatan magis, berbeda dengan disini yang semuanya dibuat dan dirancang oleh tangan para manusia pekerja, yang lagi-lagi menggunakan ornamen kayu, tembaga, dan emas. Kamarnya terdiri dari tiga bagian. Di tengah-tengah ruangan terdapat sebuah meja mundar coklat yang dikelilingi dengan empat kursi. Di sebelah kanan ruangan, itulah tempat Marsha sedang merebahkan punggungnya. Sedangkan di sebelah kiri ruangan, terdapat tempat duduk panjang yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 27: Mereka Semua Kemana?

    Kembali ke Kerajaan Aphrodite. Kerajaan Peri nan asri dengan komoditi utama adalah memproduksi parfum dan rempah-rempah.Saat mentari keluar dari tempat peraduannya, para peri mulai sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Gemericik suara air dari aliran Sungai Timur mulai terdengar melewati pipa-pipa bambu. Aliran sungai juga terdengar begitu syahdu. Para peri kecil berlarian kesana-kemari. Taman bunga Reveihan lagi-lagi sedang panen. Para peri bergembira. Gesekan-gesekan pohon bambu terkena angin lembut berpadu dengan bunyi suling dari Peri Burung terdengar lembut dan menenangkan. Semua bergembira menyambut panen bunga Reveihan.Para prajurit juga turut bergembira, mereka berpatroli sembari mencium wangi semerbak dari olahan-olahan parfum yang sedang diolah. Tentu saja dari bunga Reveihan. Setiap kali mereka lewat, aroma parfum tercium. Sedang di sisi barat aroma rempah-rempah juga menggiurkan. Sepanjang perjalanan keluar masuk istana, para prajurit tidak menemui

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25

Bab terbaru

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 55. Kita harus Terus Berlari

    Pukul 11.35.25 menit sebelum waktu menunjukkan tengah malam. Tanda Putri Rhea sudah meninggalkan Kerajaan selama satu malam.Bulan purnama bercahaya penuh di langit. Nampak jelas dari gedung pencakar langit Kerajaan Aphrodite.Raja Perseus berjalan perlahan di bawah sinar rembulan. Ia berhenti dan memandang ke langit."Bahkan awan saja tak berani menghalangi cahaya rembulan ini. Iya kan, Pangeran Philip?"Philip yang sedari tadi mengikuti dan sesekali bersembunyi, akhirnya ketahuan."Ayahanda, maafkan jika saya telah lancang mengikuti Anda!" Philip mengatupkan kedua tangannya. Berlutut dengan lutut kanannya.Raja tertawa terbahak-bahak."Ternyata saya masih pintar dan masih peka,""Ayah, bisa kah menanggapi dengan serius?""Pangeran, seharusnya kamu harus lebih santai. Jangan terus mengerutkan wajahmu. Coba lihat ayahmu ini. Masih awet muda karena tidak menekuk wajah terus-menerus,""Ayah, kita tidak lah sama. Ayo, kita segera temui Putri Harmonie,""Siapa bilang kamu boleh ikut?""Ke

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 54. Putri Harmonie & Pangeran Hans Bertemu

    "Putra Mahkota datang menghadap Raja," Hans membungkuk ke depan sembari mengatupkan kedua tangannya.Ia menemui Raja di kediaman Raja, yang berarti apapun yang akan dibicarakan Raja pastilah bersifat pribadi yang menyangkut dirinya."Aku memanggilmu kesini untuk segera enyahkan Putri Helen," Tanpa berbasa-basi dan tanpa melihat raut wajah Hans yang kaget Raja mengeluarkan perintah dengan santai."Maaf, Yang Mulia. Kenapa Putri Helena harus dilenyapkan?""Semakin lama dia disini, semakin cinta kalian akan lebih dalam padanya,""Kalian? Apa maksud Ayahanda,""Janganlah pura-pura bodoh dan polos. Selain kau, Pangeran Bladwin juga mencintainya. Apalagi Ratu malah mendukung. Pokoknya saya tidak mau tahu, enyahkanlah dia,""Yang Mulia, maaf jika lancang. Jika Yang Mulia bermaksud enyahkan Putri, enyahkan lah saya terlebih dahulu,""Kau?"***"Dasar brengsek! Apa-apaan Raja ini. Bahkan meminta seluruh

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 53. Pengemis Tua Sombong, Namun Sebenarnya?

    "Enak sekali dia ngomong aku dengan sebutan bodoh." gerutu Rhea.Rhea terus mengikuti mereka sampai ke luar pasar. Orang-orang semakin sedikit yang berlalu lalang.Mentari sudah ada di atas kepala. Peluh mulai mengucuri wajah Rhea."Dunia manusia panas sekali. Gersang." Ia mengusap peluh yang menetes dengan lengan bajunya. Sesekali ia mengibas-ngibaskan telapak tangannya untuk menghasilkan embusan angin.Rhea terus berlari. Sesekali berjalan. Berhenti. Bersembunyi."Orang-orang ini apa tidak tahu aku sedang mengikuti? Mengapa mereka tidak berhenti ataupun balik memaki?"Dari arah belakang tanpa Rhea sadar, seorang gadis melemparnya dengan batu kecil. Batu itu mengenai betis kirinya.Rhea memutar wajahnya ke belakang."Hei, kau. Nona bodoh! Kenapa kau mengikuti kami? Apa maumu?"Anak ini, apa nggak diajari sopan santun oleh orang tuanya? Kenapa bicara dengan yang lebih tua dengan nada seperti itu. Apalag

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 52. Sekantong Koin dari Nona Bodoh

    "Jangan lah memandang wajahku seperti itu. Aku tahu jika aku ganteng. Malahan gosipnya ada belasan wanita cantik yang setiap harinya membicarakan ketampananku," Hans menyombongkan diri walaupun sedikit canggung.Bagaimana tidak? Sudah sekitar 5 menit, Rhea hanya memandanginya tanpa berkata satu kata pun. Bahkan yang lebih menakutkan, Rhea tidak mengedipkan kelopak matanya.Berbeda dengan Rhea. Sejak 5 menit yang lalu, jiwanya berinteraksi dengan Philip lewat telepati."Kamu harus pulang sekarang atau kami yang akan menyusulmu kesana!" ancam Philip."Kak Philip, kenapa kamu terus mengancamku? Apa kamu marah karena aku menolakmu?" Rhea geram. Bukannya menanyakan keadaannya atau pun memberikan informasi. Malah langsung marah tak jelas seperti ini."Tidak sama sekali. Hal itu sudah aku lupakan sejak lama. Aku hanya khawatir jika manusia-manusia itu berbuat sesuatu padamu,""Diamlah Kak Philip. Kakak tidak perlu membuang energi terlal

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 51. Pesona Hans Bertambah, Begitulah Pendapatnya

    Kerajaan Aphrodite.Raja mengikuti saran Pangeran Philip. Mereka berdua sekarang duduk saling berhadapan di kediaman Raja."Apa info yang ingin Pangeran sampaikan?""Ternyata benar sesuai dugaan Ayahanda. Kerajaan Theligonia merencanakan perang dengan Kerajaan Aphrodite,""Hmm, lalu?""Kenapa malah lalu Ayahanda? Yah, kita harus siap-siap untuk berperang,""Perang mengakibatkan kerusuhan, perpecahan, dan kehilangan. Semuanya hanya tentang duka. Mengapa bangsa manusia tidak pernah puas?""Dari dulu manusia sudah seperti itu dan saya tidak mau Rhea terjebak juga,""Perkataan bisa menjadi doa Pangeran. Lebih baik mengatakan hal baik saja. Dan perihal hal ini, sebelum perang itu terjadi, kita harus meminta petunjuk Dewa,""Red Stone kita hanyalah serpihan, ukurannya tak lebih dari sekepal tangan pria dewasa. Sedangkan manusia-manusia itu seenaknya mengambil, membagi, dan memecah-mecahkannya,""Yah,

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 50. Rombongan Putri Helena aka Putri Rhea

    Rhea sudah berada dalam kereta kuda. Namun, kudanya terasa lebih stabil dan cepat."Ini bukan kuda seperti tadi pagi. Apakah kuda ini juga menyerap kekuatan Red Stone?""Iya, Putri. Benar sekali," jawab Hans lewat telepati."Hei, kamu menguping?""Tidak. Aku tidak sengaja mendengarnya karena ternyata pemancar sinyalku masih dalam keadaan nyala. Maaf. Aku lancang sekali,""Kamu memang lancang sekali dan tidak beradab Pangeran. Bahkan kamu mengolok-olok aku,""Ngolok? Kapan?""Sudahlah. Aku malas menjelaskannya padamu. Energiku habis karena aku terlalu lama ada di Kerajaan Manusia""Tenang saja. Setelah kau percaya sama aku, kau boleh pulang. Dan aku harap, kau bisa menjelaskan maksudmu tentang mengolok-olok,""Persetan!""Putri, apa kau lebih mempercayai Pangeran Bladwin daripada aku?""Kenapa malah bawa-bawa Pangeran Bladwin?""Jawab saja!""Jika kamu mau tahu, iya. A

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 49. Sebelum Dapur Mengepulkan Asap

    Kerajaan Aphrodite."Yang Mulia Raja, Pangeran Philip datang menghadap!" seorang kasim memasuki Aula Kekaisaran.Raja Heros menurunkan buku hologram yang ia baca. Layar hologram otomatis padam saat Raja menaruhnya kembali ke rak buku kecil di sampingnya.Buku hologram itu sangat efisien. Peri hanya perlu memegang sebuah stik kecil dengan ukiran yang menuliskan tema bacaan yang berbeda-beda.Buku-buku hologram itu merupakan inovasi terbaru dari hasil penelitian Raja Heros dan Pangeran Philip.Selamat tinggal untuk buku Ensiklopedi super tebal, sebentar lagi Para Peri bisa menyimpan ratusan buku hanya dalam ukuran satu tempayan."Biarkan ia masuk," jawab Raja.Kasim tersebut mundur sekitar dua langkah kemudian berbalik dan berjalan keluar."Pangeran, silakan masuk!" Kasim merentangkan tangannya."Terima kasih, Kasim!""Yang Mulia Raja, saya datang menghadap," Philip memberi hormat dengan telapak

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 48. Jangan Ikut Campur!

    "Pearl, aku akan ikut bermeditasi disini. Aku akan menjemput Putri dari alam kekal," Shera melepaskan tangannya dari punggung Rhea.Ia duduk memunggungi Rhea. Duduk bersila."Hei, apa kamu yakin dengan cara ini? Kita hanyalah peri kecil tanpa kekuatan yang berarti. Jika kamu masuk ke alam sana, bukannya kamu yang menyelamatkan Putri, malah sebaliknya,"Benar juga kata Pearl. Mereka hanyalah peri biasa. Peri yang biasa diakui sebagai peri tingkat terendah. Walaupun Rhea tidak masalah dengan kekurangan mereka, namun tidak ada yang bisa menutupi fakta bahwa hanya pelayan Putri Rhea yang kekuatannya hanya sebesar biji wijen.Shera mengurungkan niatnya. Ia turun dari batu. Kembali membantu Pearl menahan berat tubuh Rhea."Jadi, hanya Putri yang bisa menyelamatkan diri sendiri,""Dan jika ada mukjizat,"***Hans cepat-cepat turun dari langit kira-kira jaraknya 5 meter jauh dari Istana. Ia tak mau jika ia terkena masal

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 47. Segera Tarik Jiwa Putri Rhea

    Rhea terkulai lemah saat Hans membaringkannya di atas batu besar di dalam gua. Napasnya tersengal kadang sesak. Kekuatannya seperti lenyap seketika.Jantungnya terasa seolah-olah bisa berhenti kapan pun jantungnya mau. Terasa jantungnya akan copot saat ini juga.Rhea berusaha membuka kedua kelopak matanya setelah ia sadar dari jatuh pingsan. Ia mengerjap-ngerjap matanya. Gua yang tidak terlalu terang membuat penglihatannya pulih lebih cepat."Aku ada di gua Red Stone?" Rhea tanya memastikan."Iya Putri. Saat Putri jatuh pingsan, Pangeran Hans juga yang menggendong Putri masuk ke dalam gua," jawab Shera. Ia telah kembali ke ukuran normal. Begitu juga dengan Pearl.Shera berdiri tak jauh dari tempat Rhea terbaring, sedangkan Pearl lebih memilih mengitari gua. Sesekali berjongkok karena kakinya terasa pegal."Apa pecahan Red Stone ini bisa membantuku pulih?""Sedari tadi kami mencoba untuk mempelajari Red Stone ini Putri. R

DMCA.com Protection Status