Share

Delapan

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-21 08:09:28

  Hujan semakin deras di luar, banyak orang yang berteduh di pos-pos dan halte, sementara Xavier dan Nadia malah menikmati hujan sore ini yang deras dengan kegembiraan. Mereka seperti merasakan kembali suasana masa kecil.

   Xavier dan Nadia berlarian, saling menyiram dan tertawa di bawah langit hitam dan hujan sore ini, semua pakaian mereka basah tak ada sedikit pun yang tertinggal kering, sungguh mereka sangat menikmatinya.

"Xavier.... kejar aku kalau bisa!" teriak Nadia dengan gembira dan ia berlari.

"Tungguin...." teriak kembali Xavier dan ia berlari mengejar Nadia.

"Ayo cepetan kalau bisa hahaha..." Nadia tertawa.

   Xavier mempercepat larinya hingga ia sampai mendekati Nadia.

"Ah... capek" Xavier berhenti di hadapan Nadia dengan lelah.

"Gitu aja kok capek..." Nadia tersenyum.

"Tapi kalo ngejar cinta gak capek kok" Xavier tersenyum dan menatap tajam Nadia.

"Ih.. apaansih bucin hahah" ujar Nadia tertawa.

"Hahah kok jadi bucin sih.." tawa Xavier.

"Eh kita kesana yuk!" ajak Nadia menunjuk keberadaan anak-anak yang juga sedang menikmati hujan.

"Ngapain? Itu anak-anak semua" Xavier heran.

"Udah.. ayo.."

   Nadia dan Xavier bergabung dengan anak-anak yang sedang menikmati hujan sama hal nya seperti mereka. Mereka seperti berlari dan saling mengejar satu sama lain, Nadia dan Xavier terlihat bahagia begitu juga dengan anak-anak itu.

   Nadia dan Xavier beserta anak-anak itu saling kejar-kejaran di tengah-tengah hujan yang deras, sungguh keadaan yang sangat nikmat.

"Kalian pacaran ya kak?" tanya seorang anak ketika mereka berhenti kejar-kejaran.

"Kami tem..."

"Iya ini pacar kakak!" Xavier memotong perkataan Nadia yang belum selesai dan tersenyum menatap anak yang bertanya demikian.

"Gak kok dek... kami temenan!" ujar Nadia.

Anak tersebut terlihat heran.

"Yang benar mana kak?" tanya anak  tersebut.

"Teman!" ujar Nadia.

"Pacar!" ujar Xavier.

   Xavier dan Nadia menjawab pertanyaan anak tersebut bersamaan dengan jawaban yang berbeda.

   Anak tersebut memasang raut wajah yang sangat heran dengan jawaban Xavier dan Nadia, anak tersebut tersenyum lebar dan berlari kembali bersama teman-temannya meninggalkan Xavier dan Nadia.

"Maksud kamu pacar tadi gimana Vier?" tanya Nadia membalikan pandangannya ke Xavier setelah melihat anak-anak tadi berlari meninggalkan mereka.

"Mmm gimana ya..." Xavier tersenyum kepada Nadia.

"Ih apaan sih.." ujar Nadia. "Serius dong Vier... maksud kamu tadi bilang kita pacaran kenapa?" Nadia semakin penasaran.

"Gak ada apa-apa kok.. ya cuma cari hiburan aja"

"Gak jelas..." raut wajah Nadia terlihat kesal.

"Hahah jangan ngambek gitu..." tawa Xavier.

Nadia tidak menjawab, ia hanya diam merasa kesal dengan Xavier.

"Jangan ngambekan gitu dong... aku tadi cuma bercanda aja elah.." Xavier memegang tangan Nadia dan menatap dekat Nadia dengan senyuman lebar.

Deg! Nadia merasakan sesutau yang belum pernah ia rasakan, wajahnya terlihat memerah, Nadia langsung melepas tangannya dari genggaman Xavier dan mengalihkan pandangan.

"Iya.. aku gak ngambek kok, tapi lain kali jangan bercanda dengan perasaan.." ujar Nadia.

"Bercanda dengan perasaan?" tanya Xavier.

Nadia lagi-lagi tidak menjawab pertanyaan Xavier, mulutnya terasa kaku untuk menjawab pertanyaan itu, ia sangat merasa canggung.

"Nadia? Kamu baik-baika aja kan?" tanya Xavier lagi.

"Eh... kita kesana yuk!" ajak Nadia sembari mengalihkan pembicaraan dan berlari menuju halte yang di penuhi orang-orang yang singgah berteduh dari hujan.

"Tungguin... woy..." teriak Xavier.

    Setelah sampai di halte tersebut, semua orang melihat Nadia dan Xavier yang basah kuyup. Nadia tak memperdulikan pandangan orang-orang tersebut, ia langsung duduk di halte itu. Sementara Xavier merasa malu dengan keberadaannya yang basah kuyup yang dilihat oleh seluruh orang-orang yang berada di halte tersebut.

"Kamu gak malu?" bisik Xavier kepada Nadia yang duduk santai.

"Malu? Kenapa? Emang kita pencuri?" tanya Nadia.

"Bukan itu... maksudnya... kita basah kuyup gini jadi tontonan orang-orang... kamu gak malu gitu?"

"Buat apa malu? Emang ini halte mereka? Ini kan halte milik negara... jadi bebas siapa saja yang duduk disini..." ujar Nadia.

"Huufft.. ya udah" ujar Xavier. "Eh tunggu... Emang kamu duduk disini mau ngapain?" tanya balik Xavier.

"Nungguin hujan reda..." jawab Nadia.

Xavier melihat langit, dan langit masih terlihat memiliki segerombolan awan hitam.

"Reda? Kayaknya sore ini hujannya awet" ujar Xavier dan masih menatap langit.

"Kalo hujannya awet.. kita gak akan pulang.." tanya Nadia.

"Tapi kamu yakin hujan akan reda?" tanya balik Xavier.

"Yakin.." ujar Nadia tersenyum.

   Selama berada di halte, orang-orang yang singgah berteduh tersebut tidak menimbulkan percakapan diantara mereka kecuali percakapan Nadia dan Xavier yang dapat terdengar oleh semua orang.  Dan Tak sadar orang-orang yang berada di halte pun mendengar percakapan Nadia dan Xavier yang membuat semua penghuni halte menatap mereka berdua, namun mereka membalasnya dengan senyuman.

"Kenapa mereka tidak bicara?" bisik Xavier.

"Mmm.. mungkin mereka belum saling mengenal" Nadia membalas bisikan Xavier.

Xavier mengangguk.

***

  Setelah beberapa jam kemudian akhirnya hujan sedikit mulai reda, orang-orang yang singgah untuk berteduh mulai memakai mantel dan jaket mereka bersiap melanjutkan perjalanan.

  Satu per satu orang-orang yang berada di halte tersebut mulai menyalakan kendaraan mereka dan menorobos hujan yang telah reda. Xavier dan Nadia masih duduk di halte tersebut, sedangkan semua orang telah pergi.

   Cahaya matahari sore berubah menguning mulai nampak di celah-celah, awan-awan hitam sedikit demi sedikit menghilang dan digantikan oleh awan putih begitu juga dengan langit biru yang mulai terlihat.

"Pulang yuk!" ajak Xavier dan ia berdiri.

"Mmm.." gumam Nadia.

"Kenapa? Gak mau pulang?" tanya Xavier.

"Kalau kamu mau pulang silahkan, aku masih betah disini" ujar Nadia.

"Betah? Tapi liat badan kamu tuh masih basah!"

"Biar aja.. ya udah sana kamu pulang aja.."

"Aku pulang dulu..." Xavier membalikan badan.

"Hati-hati ya.."

Tiba-tiba Xavier kembali duduk di samping Nadia.

"Gak jadi pulang? Atau gak tau jalan pulang?" tanya Nadia melihat Xavier yang kembali duduk disampingnya.

"Aku gak tega ninggalin kamu sendiri..."

"Ya elah... aku bisa jaga diri kok"

"Sejak kapan?"

"Sejak dulu kala..."

   Mereka berdua masih berada di halte tersebut sambil menikmati reda nya hujan, sementara badan mereka masih basah sebab hujan yang mereka nikmati tadi.

   Xavier dan Nadia masih duduk di halte tersebut, sepoy angin berhembusan membuat mereka kedinginan. Nadia terlihat menggigil.

"Mulai dingin kan? Ayo.. kita pulang!" ajak Xavier.

"Gak mau.." ujar Nadia sedikit menggigil.

"Beneran?"

"Iya.. beneran!"

"Kamu gak kedinginan?"

"Dikit"

"Butuh pelukan?"

"Ih apaan sih... gak mau"

"Hahah bercanda.. kok.." tawa Xavier.

"Xavier..." ujar Nadia

"Ada apa?" tanya Xavier.

"Apakah kau pernah merasakan jatuh cinta dengan orang yang baru kau kenal?"

"Kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu?"

"Gak kenapa-kenapa kok... jawab aja"

"Mmm kayaknya belum pernah!"

"Ooh gitu..."

"Kalau kamu?" tanya Xavier pada Nadia.

"Belum pernah.. tapi sekarang aku sedikit merasa bahagia dengan orang yang baru ku kenal"

"Kita sama.... sekarang aku juga bahagia dengan orang yang baru ku kenal beberapa hari yang lalu!"

"Siapa orang itu?" tanya Nadia.

"Kalau kamu siapa?" tanya balik Xavier.

"Kamu dulu yang jawab... pertanyaanku!"

"Kamu dulu... kamu kan cewek!"

"Apa hubungannya?"

"Mmm gak ada. Ya udah jawab aja! Siapa orang itu?" tanya Xavier makin penasaran

"Rahasia... hahah" tawa Nadia.

"Hmm... gak asik main rahasia-rahasiaan gitu,"

"Rahasia tetap rahasia Vier.. gak boleh diganggu gugat!" ujar Nadia sarkas.

"Terserah..." ujar Xavier

"Kalau orang yang baru kamu kenal dan bisa buat kamu bahagia siapa?" tanya Nadia.

"Mau tau?"

"Iya..."

"Yakin?"

"Iya Xavier... yakin.."

"Kamu!"

"Hah?"

"Orang yang baru aku kenal dan bisa membuatku bahagia adalah kamu... Nadia.." ujar Xavier menatap Nadia.

Bab terkait

  • The Sky Of Asia   Sembilan

    "Xavier..." ujar Nadia"Ada apa?" tanya Xavier."Apakah kau pernah merasakan jatuh cinta dengan orang yang baru kau kenal?" "Kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu?""Gak kenapa-kenapa kok... jawab aja""Mmm kayaknya belum pernah!""Ooh gitu...""Kalau kamu?" tanya Xavier pada Nadia."Belum pernah.. tapi sekarang aku sedikit merasa bahagia dengan orang yang baru ku kenal"

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • The Sky Of Asia   Sepuluh

    Tanpa memperdulikan keadaan badan yang kedinginan, ia terus melajukan kendaraannya dan menyalip satu per satu kendaraan yang ada di depan hingga salah satu kendaraan tersebut membunyikan klakson. Ia sangat panik dengan keadaan Fidyah, karena ia telah melupakan sebuah janji.Dalam perjalan ia terus memikirkan janji kepada Fidyah yang ia lupakan, rasa bersalah semakin menyebar di dalam batinnya. 'Ah gue pecundang!' pikirnya.Langit mulai gelap setelah kemerahan senja menghilang sedikit demi sedikit, lampu pinggiran jalan raya mulai menerangkan seisi kota. Dengan lajunya kendaraan, Xavier akhirnya sampai di rumahnya dalam keadaan yang sedikit menggigil akibat kedinginan. Ia memarkirkan kendaraannya dan masuk kedalam rumah."Assalamualaikum..." Xavier membuka pintu rumahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • The Sky Of Asia   Sebelas

    Xavier masih berada di kamar Fidyah, ia menunggu jawaban dari Fidyah atas pertanyaan sebelumnya. Namun Fidyah memilih untuk tidak menjawab, Xavier terus bertanya."Fidyah... apa aku pernah menyakiti perasaanmu? Tolong jawab Fid.." ujar Xavier.Fidyah tersenyum."Aku bahkan tidak mengerti mengapa kau bertanya seperti itu" ujar Fidyah menatap Xavier. Gadis itu seakan menyembunyikan sesuatu di dalam hatinya yang membuat Xavier semakin penasaran."Baiklah... aku juga tidak memaksakanmu untuk menjawabnya. Aku hanya ingin minta maaf Fid, jika pernah menyakiti perasaanmu! Aku tidak ingin persahabatan kita rusak" ujar Xavier."Rusak? Kenapa harus rusak?" tanya Fidyah."Maksudku.. aku tidak ingin persahabatan kita rusak hanya karena perasaan yang berlebihan" ujar Xavier berhati-hati. Mendengar kal

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • The Sky Of Asia   Dua Belas

    Satu minggu kemudian, Fidyah telah sehat dan masuk kuliah hari ini juga. Pagi ini sangat sejuk di temani hembusan bayu, dengan tamparan cahaya matahari menghangatkan bumi dan seisi nya. Xavier berangkat ke kampus sendirian, sebenarnya ia ingin mengajak Fidyah ke kampus bersama, namun Fidyah telah di antar oleh ayahnya. Setelah sampai dikampus, Xavier berjalan menelusuri koridor kampus, menaiki tangga hingga ia sampai di depan kelasnya. Xavier memasuki kelasnya dan langsung mengahampiri Reza."Dari mana aja lo? Kok gue baru liat!" ujar Xavier saat duduk disamping Reza."Kemarin gue ke rumah nenek!" ujar Reza."Tumben! Nenek lo kenapa?""Nenek gue masuk rumah sakit""Sakit apaan?""Demam, Flu, Batuk-batuk...""Jadi udah siuman?""Alhamdulillah udah..."

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • The Sky Of Asia   Tiga Belas

    Kantin Kampus- Reza berjalan keluar kelas dan menuju ke kantin kampus setelah mata kuliah selesai. Setelah Reza sampai di kantin, ia melihat Fidyah dan Disa sedang berada disana, Reza berjalan mengahampiri mereka."Hai... gue boleh gabung duduk disini gak?" sapa Reza berdiri di hadapan mereka."Eh Reza... boleh kok!" ujar Fidyah. Reza duduk bersama mereka."Sendiri Za?" tanya Disa sahabat Fidyah."Iya""Xavier kemana?" tanya Fidyah."Katanya tadi ke toko buku" ujar Reza."Ooh..""Kalian berdua udah makan?" tanya Reza."Belum, kami barusan datang dan langsung duduk di sini!" ujar Fidyah."Pesan makanan juga belum kok!" sambung Disa."Oh kalau gitu sini gue aja yang pesan makanan, kalian mau makan apa?" ujar Reza menawarkan diri."Eh

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • The Sky Of Asia   Empat Belas

    Xavier dan Nadia masih duduk menikmati pemandangan ciptaan tuhan yang sangat indah."Jadi adik kamu masih di pesantren?" tanya Xavier memulai percakapan."Iya.." jawab Nadia."Berapa lama?" tanya Xavier."3 tahun, tapi kalau ada waktu libur ia pasti pulang""Aku nyesel Nad!""Nyesel? Kenapa?" tanya Nadia."Aku nyesel gak masuk pesantren!" ujar Xavier terlihat murung."Jangan gitu dong, mungkin tuhan punya rencana yang lebih baik! Kan kita gak tau" Nadia menyemangati."Aku juga nyesel!""Nyesel kenapa lagi?" Nadia menaikan sebelah alisnya."Nyesel kenapa baru ketemu kamu sekarang, kenapa gak dari dulu coba!" ujar Xavier tersenyum."Apaan sih Vier gak lucu!" Nadia tersenyum balik."Kalau gak lucu, terus kenapa senyum?""Senyum kan sedekah, e

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • The Sky Of Asia   Lima Belas

    Xavier lagi-lagi mengajak Nadia ke suatu tempat, Nadia hanya mengikutinya dari belakang. Xavier mendongak ke langit, matahari sedikit demi sedikit mulai menampakan cahaya kemerahannya, Xavier mempercepat langkahnya. Xavier terus menggenggam dan menarik tangan Nadia, jarak tempat yang dituju Xavier dari lapangan sepak bola tadi tidaklah jauh. Hitungan beberapa menit akhirnya mereka sampai di suatu tempat yang sangat indah. Tempat yang pernah mereka berdua kunjungi sebelumnya."Ini kan.." Nadia terkejut."Gimana? Rindu tempat ini?" Xavier berhenti melangkah dan melepas tangan Nadia dari genggaman nya."Rindu banget" Nadia tersenyum. Xavier dan Nadia tepat berada di Pantai yang pernah mereka kunjungi sebelumnya, Xavier dan Nadia duduk di bawah pohon rindang sambil menunggu langit membakar dirinya."Xavier..." ujar Nadia."Mmm" gumam Xavier.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • The Sky Of Asia   Enam Belas

    Fidyah bersiap berangkat ke kampus hari ini, seperti biasa ia akan menumpang dengan sahabatnya Xavier. Setelah memakai pakian dan sarapan, Fidyah keluar rumah menunggu Xavier untuk menjemputnya."Aku pergi dulu bu!" Fidyah berpamitan kepada ibunya dan berjalan keluar rumah."Iya hati-hati nak..." ujar Ibu Fidyah yang sementara menyetrika pakaian. Fidyah telah berada di luar rumah, ia berdiri di depan gerbang rumahnya menunggu Xavier. Tiba-tiba sebuah mobil audi hitam berhenti di hadapannya. Fidyah terlihat heran, dan kaca mobil tersebut diturunkan, terlihat seorang lelaki yang Fidyah kenal."Masuk!" perintah lelaki tersebut dari dalam mobil sambil memegang stir."Kevin?" Fidyah melototkan matanya terkejut."Iya... ayo masuk!" ujar Kevin."Gue lagi nunggu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29

Bab terbaru

  • The Sky Of Asia   Dua Puluh

    Malam yang sangat dingin. Setelah menikmati sore, Xavier kembali pulang kerumahnya. Ia merasa lebih tenang dari sebelumnya."Xavier..." seseorang memanggil namanya. Saat Xavier membuka pintu untuk masuk kerumah, ia terkejut melihat ayah dan ibunya yang duduk bersama di ruang tamu. Dan memanggilnya."Ada apa?" batin Xavier. Xavier berjalan mendekati ayah dan ibunya, kemudian duduk bersama mereka di sofa ruang tamu."Ada apa?" tanya Xavier setelah ia duduk."Kamu sibuk?" tanya ayahnya."Tidak" jawab Xavier seadanya."Rini, buatkan minuman!" perintah ayah Xavier. Rini dan Andi adalah nama orang tua Xavier. Ibu Xavier mengangguk setuju, kemudian berjalan ke arah dapur. Sedangkan Xavier masih terlihat heran, ada hal apa ayah dan ibunya memanggilnya dan duduk bersama di ruang tamu.

  • The Sky Of Asia   Sembilan Belas

    "Gimana? Film nya bagus kan?" tanya Fidyah pada Kevin, saat mereka selesai menonton film."Bagus sih, tapi konfilknya terlalu banyak!" jawab Kevin."Justru bagus, konflik di film itu penambah bumbu menarik!" ujar Fidyah semangat."Betul juga sih" Kevin tersenyum. Kevin dan Fidyah berjalan keluar studio film dan bioskop yang ada di mall tersebut, mereka kini berjalan ke play ground."Main yuk!" ajak Kevin."Ayo!" Fidyah menangguk setuju. "Kita mau main apa?" tanya Fidyah melihat sekelilingnya, banyak sekali orang-orang yang sedang sibuk dengan permainan."Itu!" Kevin menunujuk salah satu permainan yang tidak asing."Pencabit boneka itu?" Fidyah mengangkat alisnya sebelah."Iya, ayo!" Kevin menarik tangan Fidyah. "Gimana sih cara mainnya?" Kevin melihat seluruh bacaan petunjuk di permainan tersebut.

  • The Sky Of Asia   Delapan Belas

    Setelah mata kuliah selesai, Xavier ingin bertemu dengan Fidyah di bangku taman kampus. Xavier telah menghubungi Fidyah waktu ia berjalan keluar kelas. Saat ini ia sedang mencari es krim kesukaan Fidyah, Xavier membeli es krim tersebut di sebuah toko yang jaraknya dari kampus cukup jauh. Bahkan Xavier berjalan kaki untuk pergi membeli es krim tersebut.Saat ia telah sampai ke toko, langsung saja Xavier membeli es krim choclate caramel chese. Ia membeli dua buah es krim, untuknya dan Fidyah. Begitu es krim sudah ada ditangannya, ia berlari kecil dan mempercepat langkahnya kembali ke kampus untuk menemui Fidyah yang mungkin sudah bosan menunggunya."Semoga aja, Fidyah masih ada disana!" batin Xavier.Xavier semakin mempercepat langkahnya saat ia benar-benar telah berada di kampus dan menuju ke belakang taman kampus. Xavier telah berada di taman

  • The Sky Of Asia   Tujuh Belas

    "Hai Fid!" panggil Xavier dari belakang Fidyah yang sedang berjalan menelusuri koridor kampus."Eh Xavier... hufft... ngagetin aja!" Fidyah menghela nafas sedikit terkejut."Heheh maaf-maaf!" Xavier terkekeh pelan.Xavier dan Nadia berjalan di koridor kampus."Ada apa Vier?" tanya Fidyah saat mereka berjalan bersama."Gak ada apa-apa" jawab Xavier."Ooh.." Fidyah mengangguk pelan."Tadi pagi kamu gak ada di depan gerbang, ama siapa ke kampus?" tanya Xavier."Pagi tadi, aku ke kampus ama temen" jawab Fidyah."Temen? Disa?""Bukan!""Siapa?" tanya Xavier lagi."Dia senior, namanya Kevin. Pagi tadi dia jemput""Berarti kamu pergi ke kampus barengan ama dia?""Iya.. sebenernya aku udah bilang, kalo pagi ini kamu mau jemput, tapi dia bilang unt

  • The Sky Of Asia   Enam Belas

    Fidyah bersiap berangkat ke kampus hari ini, seperti biasa ia akan menumpang dengan sahabatnya Xavier. Setelah memakai pakian dan sarapan, Fidyah keluar rumah menunggu Xavier untuk menjemputnya."Aku pergi dulu bu!" Fidyah berpamitan kepada ibunya dan berjalan keluar rumah."Iya hati-hati nak..." ujar Ibu Fidyah yang sementara menyetrika pakaian. Fidyah telah berada di luar rumah, ia berdiri di depan gerbang rumahnya menunggu Xavier. Tiba-tiba sebuah mobil audi hitam berhenti di hadapannya. Fidyah terlihat heran, dan kaca mobil tersebut diturunkan, terlihat seorang lelaki yang Fidyah kenal."Masuk!" perintah lelaki tersebut dari dalam mobil sambil memegang stir."Kevin?" Fidyah melototkan matanya terkejut."Iya... ayo masuk!" ujar Kevin."Gue lagi nunggu

  • The Sky Of Asia   Lima Belas

    Xavier lagi-lagi mengajak Nadia ke suatu tempat, Nadia hanya mengikutinya dari belakang. Xavier mendongak ke langit, matahari sedikit demi sedikit mulai menampakan cahaya kemerahannya, Xavier mempercepat langkahnya. Xavier terus menggenggam dan menarik tangan Nadia, jarak tempat yang dituju Xavier dari lapangan sepak bola tadi tidaklah jauh. Hitungan beberapa menit akhirnya mereka sampai di suatu tempat yang sangat indah. Tempat yang pernah mereka berdua kunjungi sebelumnya."Ini kan.." Nadia terkejut."Gimana? Rindu tempat ini?" Xavier berhenti melangkah dan melepas tangan Nadia dari genggaman nya."Rindu banget" Nadia tersenyum. Xavier dan Nadia tepat berada di Pantai yang pernah mereka kunjungi sebelumnya, Xavier dan Nadia duduk di bawah pohon rindang sambil menunggu langit membakar dirinya."Xavier..." ujar Nadia."Mmm" gumam Xavier.

  • The Sky Of Asia   Empat Belas

    Xavier dan Nadia masih duduk menikmati pemandangan ciptaan tuhan yang sangat indah."Jadi adik kamu masih di pesantren?" tanya Xavier memulai percakapan."Iya.." jawab Nadia."Berapa lama?" tanya Xavier."3 tahun, tapi kalau ada waktu libur ia pasti pulang""Aku nyesel Nad!""Nyesel? Kenapa?" tanya Nadia."Aku nyesel gak masuk pesantren!" ujar Xavier terlihat murung."Jangan gitu dong, mungkin tuhan punya rencana yang lebih baik! Kan kita gak tau" Nadia menyemangati."Aku juga nyesel!""Nyesel kenapa lagi?" Nadia menaikan sebelah alisnya."Nyesel kenapa baru ketemu kamu sekarang, kenapa gak dari dulu coba!" ujar Xavier tersenyum."Apaan sih Vier gak lucu!" Nadia tersenyum balik."Kalau gak lucu, terus kenapa senyum?""Senyum kan sedekah, e

  • The Sky Of Asia   Tiga Belas

    Kantin Kampus- Reza berjalan keluar kelas dan menuju ke kantin kampus setelah mata kuliah selesai. Setelah Reza sampai di kantin, ia melihat Fidyah dan Disa sedang berada disana, Reza berjalan mengahampiri mereka."Hai... gue boleh gabung duduk disini gak?" sapa Reza berdiri di hadapan mereka."Eh Reza... boleh kok!" ujar Fidyah. Reza duduk bersama mereka."Sendiri Za?" tanya Disa sahabat Fidyah."Iya""Xavier kemana?" tanya Fidyah."Katanya tadi ke toko buku" ujar Reza."Ooh..""Kalian berdua udah makan?" tanya Reza."Belum, kami barusan datang dan langsung duduk di sini!" ujar Fidyah."Pesan makanan juga belum kok!" sambung Disa."Oh kalau gitu sini gue aja yang pesan makanan, kalian mau makan apa?" ujar Reza menawarkan diri."Eh

  • The Sky Of Asia   Dua Belas

    Satu minggu kemudian, Fidyah telah sehat dan masuk kuliah hari ini juga. Pagi ini sangat sejuk di temani hembusan bayu, dengan tamparan cahaya matahari menghangatkan bumi dan seisi nya. Xavier berangkat ke kampus sendirian, sebenarnya ia ingin mengajak Fidyah ke kampus bersama, namun Fidyah telah di antar oleh ayahnya. Setelah sampai dikampus, Xavier berjalan menelusuri koridor kampus, menaiki tangga hingga ia sampai di depan kelasnya. Xavier memasuki kelasnya dan langsung mengahampiri Reza."Dari mana aja lo? Kok gue baru liat!" ujar Xavier saat duduk disamping Reza."Kemarin gue ke rumah nenek!" ujar Reza."Tumben! Nenek lo kenapa?""Nenek gue masuk rumah sakit""Sakit apaan?""Demam, Flu, Batuk-batuk...""Jadi udah siuman?""Alhamdulillah udah..."

DMCA.com Protection Status