Share

Act 1: Dua Dunia

Author: arrinknight
last update Last Updated: 2022-06-19 11:34:55

Ada sebuah kisah, dari sejak jaman dahulu kala: bahwa di dalam Bumi ini, sebenarnya terdiri dari dua dunia. Dunia paling bawah adalah dunia manusia, yang menurut kisah tersebut, adalah dunia yang mortal. Semua orang bisa berumur panjang dan bisa memiliki kematiannya sendiri-sendiri.

Manusia tidak bisa dan tidak mempunyai kekuatan sihir, namun, ada hal yang menarik dari mereka yakni, manusia mempunyai perasaan, emosi, dan jiwa yang mendalam. Terkadang, manusia akan lebih berpikir dengan hati dan perasaan mereka terlebih dahulu, baru selanjutnya mereka akan berpikir dengan logika.

Walaupun manusia tidak mempunyai kekuatan sihir atau magis, mereka tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti menanam padi, bercocok tanam, atau bahkan bekerja sebagai nelayan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tidak dipungkiri bahwa walaupun manusia adalah makhluk yang lemah, tapi nyatanya tidak. Mereka diciptakan lengkap bukan hanya diberikan emosi dan perasaan, namun juga akal budi dan pikiran. Walaupun tidak mempunyai kekuatan magis ataupun sihir, nyatanya manusia bisa membuat sesuatu, seperti sepeda untuk bepergian kemana pun, atau bahkan sebuah gerobak untuk membawa dan mengumpulkan hasil panen mereka.

Ditulis juga dalam kisah tersebut, bahwa manusia adalah makhluk terlemah yang dunianya berada di paling bawah. Kebutuhan hidup manusia, bukan hanya melulu soal makanan, sandang, atau papan, melainkan juga hiburan. Manusia menyukai seni, seperti menggambar, dan juga ada seni tari.

Di sebuah kota kecil yang penduduknya tidak terlalu banyak, ada sebuah gedung pertunjukan teater yang mewah dan luas. Di dalam gedung tersebut, setiap tiga bulan sekali, akan selalu mengadakan pertunjukan besar, yakni pertunjukan tari balet, dengan beragam cerita yang menarik.

Walaupun hanya tarian tanpa dialog, dan walaupun pertunjukan tersebut lebih menunjukan seni tari balet dan musik klasik, namun penonton-penonton yang hadir di setiap pertunjukan, selalu bisa menebak jalan ceritanya.

Beberapa orang tertarik untuk menjadi pemeran dalam pertunjukan tersebut, namun, syaratnya lumayan tidak mudah, yakni harus menguasai tari balet minimal level menengah.

Karena pertunjukan di dalam gedung teater itu selalu menarik perhatian banyak orang, para penyihir yang ada di dalam dunia penyihir juga ikut tertarik menontonnya. Dunia penyihir yang sangat berbeda dari dunia manusia, apa pun yang mereka inginkan, dengan hanya satu jentikan jari saja, sudah langsung muncul di depan mata mereka. Jalan pintas, sebutannya.

Penyihir-penyihir ini sudah sejak lahir memiliki kekuatan sendiri-sendiri, namun, kekuatan tersebut harus terus diasah sejak mereka masih berusia sangat muda.

Saat ini, ada tiga kelas dalam dunia penyihir, yakni penyihir kelas bawah yang memang masih belum begitu mengerti cara mengendalikan kekuatan sihir mereka, serta ada juga penyihir kelas menengah, yang sudah bisa mengendalikan kekuatan sihir mereka namun belum bisa terlalu fokus akan kekuatannya, sehingga terkadang apa yang mereka inginkan dengan kekuatan mereka, hasilnya bukan seperti apa yang mereka mau, mereka masih harus belajar fokus pada kekuatan batin.

Kelas paling tinggi di dalam dunia penyihir adalah kelas penyihir tingkat tinggi. Penyihir-penyihir ini sudah mampu fokus dan berkonsentrasi terhadap keinginan-keinginannya sendiri dan bisa menggunakan kekuatan sihirnya untuk apa pun.

Mereka yang sudah berada di tingkat paling tinggi ini, adalah penyihir-penyihir yang bisa membuka portal untuk masuk ke dunia manusia.

Tidak heran bahwa beberapa penyihir terkadang suka bolak balik dari dunia penyihir ke dunia manusia, terkadang hanya untuk menikmati makanan atau minuman yang ada di dunia manusia, ada juga yang menikmati pemandangan dunia manusia yang indah, ada juga, yang menikmati pertunjukan, seperti pertunjukan di gedung teater utama kota tersebut.

Tidak jarang juga, penyihir-penyihir kelas tinggi ini membawa teman atau saudaranya, atau kekasihnya, yang adalah penyihir kelas bawah dan menengah, masuk ke dalam dunia manusia hanya untuk sekedar mencari hiburan.

Karena para penyihir tidak bisa mati kecuali dibunuh atau sakit keras, maka tidak jarang beberapa penyihir yang usianya ratusan tahun namun wajahnya masih sangat muda.

Namun, ada beberapa aturan ketika mereka hendak membuka portal ke dunia manusia: satu, portal tersebut tidak boleh sampai terlihat oleh manusia, dua, mereka tidak boleh menggunakan kekuatan sihirnya di dalam dunia manusia, karena akan mengakibatkan kekacauan.

Manusia-manusia sangat tidak menyukai penyihir. Mereka akan membunuh dan membakar penyihir tersebut, apabila sampai ditemukan oleh mereka. Karena menurut manusia, penyihir adalah orang-orang jahat yang bisa menggunakan kekuatan sihir untuk memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan mudah, atau melakukan perbuatan jahat kepada manusia lainnya.

Ada juga aturan yang paling kejam, namun harus ditaati para penyihir: TIDAK BOLEH JATUH CINTA KEPADA MANUSIA.

Mencintai manusia adalah hal yang paling terlarang di dalam dunia penyihir. Alasannya tidak diketahui sampai sekarang, namun, ada satu teori yang paling dipercaya para penyihir, bahwa jika mereka sampai jatuh cinta dan mencintai seorang manusia, maka mereka, si penyihir, akan mendapat musibah besar. Maka itu, sampai detik ini, belum ada satu pun penyihir yang terlihat mencintai manusia.

Termasuk, para penyihir tidak boleh melawan takdirnya sendiri, seperti menyembuhkan orang lain atau diri sendiri, bahkan tidak boleh juga bermain-main dengan waktu, kecuali jika hanya ingin melihat ke masa lalu.

Kembali lagi ke gedung teater utama tadi, karena kagum dengan pertunjukan tari balet, beberapa penyihir lalu berpura-pura menjadi manusia, dan mengikuti kelas tari balet yang diadakan di dalam gedung teater kota.

Penyihir-penyihir ini sangat menyukai tari balet yang menurut mereka, sangat elegan di setiap gerakannya.

Karena tidak semua penyihir bisa membuka portal ke dunia manusia, seorang penyihir yang sangat mengagumi tari balet, memutuskan untuk membuka sebuah kelas tari balet di dalam dunia penyihir. Dan tidak disangka, peminatnya sangat banyak.

Penyihir tersebut bernama Rae, seorang penyihir wanita muda berambut putih dan mempunyai bola mata berwarna emas. Ia adalah salah satu dari pemeran di setiap pertunjukan tari balet di gedung teater utama tersebut.

Karena kemampuan tari baletnya sudah sangat bagus, bahkan ia mampu melakukan gerakan en pointè dengan sangat baik, ia lalu memutuskan untuk membawa seni tari balet ke dunia penyihir.

Ketika awal-awal Rae membuka kelas tari balet di dunia penyihir, peminatnya sedikit, namun, karena para penyihir tingkat tinggi yang senang melihat pertunjukan seni tari balet di gedung teater utama dunia manusia, semakin hari, semakin ramai kelas tari baletnya. Promosi dari mulut ke mulut penyihir satu ke penyihir lainnya, mulai menyebar.

Anak kecil hingga yang dewasa, mulai mempelajari tari balet di dalam dunia penyihir. Ketika kelas semakin ramai, Rae lalu memutuskan untuk mempekerjakan beberapa penyihir yang mempunyai kemampuan tari balet yang setara dengan dirinya, untuk mengajar di dalam kelasnya. Kelas tari balet tersebut, tidak terasa sudah bertahun-tahun berada di dalam dunia penyihir.

Semakin banyak penyihir yang mampu menari balet dengan baik dan indah, bahkan ada yang kemampuannya melebihi Rae sendiri. Karena bangga akan prestasi murid-muridnya, Rae memutuskan untuk mengajar anak-anak yang lebih muda yang baru bergabung, sementara mantan muridnya yang sudah lulus, diperbolehkan membuka kelas tari balet sendiri.

Ada seorang anak gadis yang menarik perhatian Rae. Sejak kecil, anak gadis tersebut sudah menunjukan bakat yang luar biasa. Ia mampu melakukan en pointè di usia yang terbilang sangat muda. Lyxia, seorang anak dari penyihir tingkat tinggi yang kedua orang tuanya adalah guru sihir untuk penyihir-penyihir muda. Ia memiliki bola mata berwarna hitam yang indah, serta rambut hitam panjang sepinggang.

Lyxia sendiri adalah penyihir tingkat menengah, yang masih harus belajar mengendalikan kekuatannya. Karena didikan keras dari Rae, Lyxia yang semakin hari semakin bertambah dewasa, sudah terbiasa melakukan gerakan-gerakan yang sulit, dengan sempurna. Rae sangat menyukai seluruh tarian yang dibawakan Lyxia. Sangat indah, bagai angsa putih yang menari dengan penuh jiwa.

Tidak terasa sudah bertahun-tahun Lyxia menari, ia sekarang sudah tumbuh menjadi seorang penyihir remaja yang cantik jelita.

Related chapters

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 2: Pria Manusia

    Suatu hari, Lyxia terlihat sendirian di dalam rumahnya. Ayah dan ibunya sedang pergi keluar untuk mengajar. Karena bosan, Lyxia lalu pergi keluar dari rumahnya dan kebetulan saja dari jauh, ia melihat dua orang penyihir tingkat atas yang sedang lewat agak jauh di depan rumahnya. Mereka berdua terlihat sedang membuka portal menuju ke dunia manusia.Karena yang dapat membuka portal ke dunia manusia hanyalah para penyihir tingkat atas, Lyxia secara diam-diam, mengikuti kedua penyihir tingkat atas tadi, dan begitu mereka masuk ke dalam portal yang baru saja dibuat oleh salah satunya, Lyxia kemudian dengan cepat berjalan untuk masuk juga ke dalam portal itu. Ia lalu masuk ke dalam portal setelah kedua penyihir tadi sudah masuk terlebih dahulu.Karena suara langkah kaki Lyxia sangat pelan, kedua penyihir itu tidak mendengar sama sekali bahwa ada yang mengikuti mereka dari belakang. Portal tersebut langsung menghilang ketika Lyxia dan kedua penyihir itu sudah masuk ke dalamnya.Dunia yang as

    Last Updated : 2022-06-19
  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 3. Menuju ke Tingkat Berikutnya

    Lyxia langsung berlari menuju ke rumahnya. Orang tuanya terlihat baru saja pulang dari tempat mengajar. Mereka bertiga lalu berdiri, dan saling berhadapan di depan pintu rumah.Lyxia langsung menghadap ibunya, dan berkata sambil memohon, "Ibu, aku ingin secepatnya menjadi penyihir tingkat tinggi!"Ibunya terkejut dengan permintaan Lyxia itu, lalu ia tersenyum dan menjawab, "Kau masih harus belajar ilmu sihir lebih baik. Yang kau lakukan justru bukan belajar sihir, namun malah menari, Lyxia! Setiap pagi dan setiap hari, kau akan belajar sihir sambil menari. Apakah kau bisa fokus jika seperti itu terus?"Lyxia lalu tersenyum, dan membalas ibunya, "Aku akan belajar sihir lebih giat lagi, aku bisa fokus, dan aku akan buktikan bahwa menari dan menyihir, keduanya bisa kulakukan!"Ibunya hanya tertawa kecil sambil mengelus kepala Lyxia, lalu masuk ke dalam rumah bersama ayahnya. Lyxia langsung bergegas pergi ke perpustakaan terdekat, hendak bertemu dengan guru sihirnya, seorang wanita tua be

    Last Updated : 2022-06-19
  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 4. Festival Kembang Api

    Portal tersebut tidak begitu lama muncul, dan begitu Lyxia berhasil masuk ke dalam portal serta menginjakkan kakinya di dunia manusia, portal itu langsung menghilang begitu saja. Lyxia lalu melangkah dengan hati yang berbunga-bunga, berjalan melewati hutan yang indah itu menuju ke kota kecil yang letaknya tepat di sebelah hutan.Setelah sampai di pinggir sebuah kota kecil, Ia langsung berlari menuju pasar yang pernah ia kunjungi waktu itu, hanya untuk melihat-lihat dan menebak, apakah Mikhel masih ingat pada dirinya atau tidak. Lyxia langsung berlari menuju sebuah kios sayur yang ia kunjungi ketika pertama bertemu Mikhel.Ketika ia tiba di depan kios sayur, kedua matanya langsung terbuka lebar, melihat seorang pria berbadan kekar yang sedang mengangkut sebuah karung besar berisi hasil panen.Lyxia dengan senyum lebar, seolah menemukan batu permata yang sangat indah, langsung saja berlari menuju pria tersebut sambil berteriak, "Mikhel!"Mikhel terkejut mendengar suara teriakan, lalu me

    Last Updated : 2022-06-19
  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 5. Angsa Putih yang Indah

    Lyxia mengajak Mikhel untuk menemaninya menari bersama, di tengah-tengah taman tersebut, di samping api unggun yang besar itu. Mikhel akhirnya menuruti ajakan Lyxia walaupun ia tidak bisa menari sebenarnya. Sesampainya mereka di tengah-tengah taman itu,Lyxia lalu melakukan fifth position sambil mengayunkan kedua tangannya, lalu mengulurkan tangan kanannya kepada Mikhel. Mikhel kemudian meraih tangan Lyxia, dan Lyxia mulai menari, beberapa gerakan sederhana dari tarian balet yang indah.Semua orang langsung terdiam dan mata-mata mereka langsung menatap ke arah Lyxia yang sedang menari dengan begitu anggun, bahkan ada beberapa orang yang memang terlihat membawa alat musik, mulai memainkan musik untuk Lyxia.Tubuhnya begitu lentur, gerakan-gerakannya begitu indah. Kedua kakinya sangat lincah dan kedua tangannya bergerak mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh beberapa orang tersebut. Mikhel memperhatikan Lyxia yang sedang menari balet dengan begitu anggun, dengan decak kagum.Matanya

    Last Updated : 2022-06-19
  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 6. Burung Hitam Pembawa Perkara

    Lyxia melihat kedua orang tuanya sedang berlari kecil di sudut jalan dan terlihat seperti sedang mencari-cari dirinya, langsung saja ia menarik tangan Mikhel, menggandengnya dan mengajaknya berlari menuju ke sebuah kios yang belum buka pagi itu.Lyxia lalu mengintip kedua orang tuanya itu dari balik kios.Mikhel lalu terheran-heran dengan sikap Lyxia, dan bertanya, "Lyxia, ada apa?"Lyxia menoleh ke arah Mikhel, lalu menjawab dengan pelan, "Kedua orang tuaku sedang berada di sini, ah, Mikhel, aku tidak memberitahukan kedua orang tuaku bahwa aku akan pergi ke festival kembang api kemarin, maafkan aku."Mikhel lalu tertawa mendengar jawaban Lyxia yang polos itu, lalu membalas, "Baiklah kalau begitu, aku sebaiknya pergi terlebih dahulu, kau tahu di mana bisa menemukan diriku. Sampai jumpa nanti, sayang," lalu Mikhel mengecup bibir Lyxia, kemudian ia berjalan dan meninggalkan Lyxia sendirian.Lyxia lalu mengintip lagi kedua orang tuanya itu dari balik kios kecil tadi. Dengan rasa gugup, i

    Last Updated : 2022-09-07
  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 7. Kebangkitan Iblis Hitam

    Setelah Lyxia masuk ke dalam lorong gelap yang minim cahaya, tiba-tiba saja, pintu kecil tadi tertutup rapat dengan sendirinya. Lyxia seolah tidak mendengar sama sekali suara pintu tersebut, dan seolah terhipnotis, ia justru semakin penasaran kemana bulu burung gagak hitam tersebut akan membawanya.Bulu burung gagak hitam tersebut mulai terbang rendah dan semakin menjauhinya, dan Lyxia mulai berlari untuk mengejar bulu burung gagak hitam itu.Setelah berlari untuk beberapa saat, ia akhirnya tiba di sebuah ruangan yang berada di ujung lorong. Bulu burung gagak hitam tersebut masih terus melayang, lalu pintu ruangan tersebut terbuka sendiri, dan bulu burung gagak hitam tersebut kemudian masuk ke dalamnya, diikuti oleh Lyxia.Bulu burung gagak hitam itu akhirnya mendarat di atas sebuah lemari yang terlihat sudah tua usianya. Lyxia lalu membuka lemari tua itu dengan perlahan. Memang ruangan yang gelap, namun, entah bagaimana, Lyxia bisa melihat seberkas cahaya berwarna abu-abu yang memant

    Last Updated : 2022-09-07
  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 8. Hati yang Hancur

    Yvoxy hanya bisa berdiri dengan keringat dingin yang mulai mengalir melewati wajahnya, namun ia berkata, "Lyxia, pulanglah. Kami hanya ingin memastikan bahwa dirimu baik-baik saja, karena kemarin kedua orang tuamu mengunjungiku hanya untuk menanyakan di mana dirimu seharian, tidak pulang ke rumah."Lyxia tersenyum lagi, dan membalas, "Baiklah, aku akan pulang, terima kasih sudah mengkhawatirkan diriku, guru," lalu ia mulai melangkah keluar dari gedung perpustakaan.Yvoxy hanya bisa menatap anak didiknya itu dengan sorot mata yang penuh dengan kecurigaan. Melihat keringat dingin Yvoxy yang mengalir melewati wajahnya dan cara ia memandang Lyxia, Rae langsung menepuk bahu Yvoxy dan berbisik, "Apakah itu barusan adalah Lyxia?"Yvoxy menggelengkan kepalanya dan membalik badannya, lalu menatap ke arah punggung Lyxia yang sedang berjalan keluar dari gedung perpustakaan. Rae juga membalik badannya dan menatap punggung Lyxia, dengan raut wajah yang penuh dengan rasa kebingungan.Setelah bebera

    Last Updated : 2022-09-07
  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 9. Angsa Hitam yang Menipu

    Lyxia kini mengubah dirinya menjadi Mira, menggunakan ilmu sihir hitam yang tiba-tiba saja ia miliki. Padahal, tidak ada satu penyihir pun di dunia penyihir yang bisa menggunakan sihir hitam tersebut kecuali para penyihir hitam dan pemimpinya, Demona, karena sumber energinya berasal dari kegelapan, dari iblis.Entah apa yang merasuki Lyxia, dan entah rencana apa yang ia punya sehingga ia mengubah dirinya sendiri menjadi Mira, wanita yang bersama Mikhel tadi malam.Ia lalu masuk ke dalam rumah Mikhel yang tidak dikunci, dengan perlahan. Mikhel yang terlihat hendak membuang sampah dan membuka pintu depan rumahnya, tiba-tiba terkejut ketika ia menemukan Lyxia yang kini adalah Mira.Mikhel terkejut ketika ia melihat 'Mira' yang kini berdiri tepat di hadapannya, namun ia tersenyum dan bertanya, "Mira, bukankah kau baru saja pulang tadi? Atau adakah sesuatu yang tertinggal di sini?"'Mira' lalu tersenyum mendengar pertanyaan tersebut, dan menjawab, "Tidak, aku hanya ingin bersamamu, walau h

    Last Updated : 2022-09-08

Latest chapter

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 86. Finale

    Mereka berdua kemudian berjalan menuju ke ruang utama yang terlihat sudah banyak penyihir yang berkumpul di sana.Rae dan Naoki terlihat berdiri di barisan paling depan dengan wajah yang sangat bahagia, bahkan Rae sampai menitikkan air mata dan berbisik, "Oh, anak itu sudah besar sekarang!"Yvoxy terlihat berdiri di atas altar pernikahan, karena diminta oleh Ixy untuk menikahkan mereka berdua. Hideki sendiri sudah berdiri di depan Yvoxy dan ketika Syerin dan Ixy masuk ke dalam ruang utama itu, kepalanya langsung menoleh ke arah Ixy, lalu menatap istrinya itu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca."Seekor angsa merah yang cantik," gumamnya dalam hati.Setelah tiba di hadapan Yvoxy, Syerin lalu menyerahkan Ixy kepada Hideki dan ia sendiri langsung berjalan menuju ke barisan di mana Rae dan Naoki berada.Yvoxy langsung saja memulai, "Aku tidak perlu bertanya lagi, kalian berdua pasti akan menjawab iya jika kutanya apakah kalian akan saling mencintai dan apakah kalian akan menerima kek

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 85. Buah dari Harapan

    Di babak ketiga, Ixy yang kali ini berperan sebagai Odile, justru semakin membuat setiap tarian dan adegan yang ia perankan bersama Hideki, semakin terlihat nyata. Seolah dunia adalah milik mereka berdua, dan nyatanya, seluruh mata tertuju hanya pada mereka berdua.Pas de deux yang mereka lakukan bahkan membuat para penonton mulai tegang, karena kuatnya chemistry di antara mereka berdua.Dalam babak keempat, menampilkan akhir yang tragis bagi Odette dan sang pangeran. Tarian yang dibawakan oleh Ixy dan Hideki, membuat beberapa penonton menangis karena akhir ceritanya yang tragis.Setelah pertunjukan The Swan Lake itu selesai dipentaskan dan seluruh pemainnya memberikan hormat kepada para penonton.Seluruh penonton yang hadir langsung saja berdiri dan bertepuk tangan.Pertunjukan yang hebat dengan chemistry yang sungguh menakjubkan di antara Ixy dan Hideki hingga mereka sendiri tenggelam dalam cerita tersebut.Setelah pertunjukan usai dan tirai panggung sudah diturunkan kembali, semua

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 84. Pertunjukan yang Akhirnya Tiba

    Setelah beberapa saat, Yvoxy kemudian mendekati Ixy dan berkata pelan, "Aku sejak awal, selalu mengira bahwa kau adalah penyihir, namun setelah Demona berhasil dikalahkan, ternyata selama ini, Ramona-lah yang telah membantumu, Ixy. Maafkan aku sudah mengira kau adalah penyihir sejak awal, ternyata kau sudah terlahir kembali sebagai manusia, dan bukankah ini adalah akhir yang bahagia untukmu?"Lalu Yvoxy menoleh ke arah Rae dan melanjutkan, "Rae, kau harus membereskan seluruh kekacauan yang kau buat di panti asuhan itu! Secepatnya! Yang kau lakukan hanya menari dan bermain-main saja!"Rae langsung tertawa, lalu membalas, "Apa? Aku sudah berhenti menari karena aku sendiri harus menjaga Ixy, nenek sihir tua!"Mendengar itu, Hideki dengan wajah yang memerah, dengan cepat langsung bertanya, "Jika begitu… Bukankah Ixy tidak memiliki tempat tinggal lain selain di panti asuhan itu? Ehm, Ixy… Boleh saja tinggal di rumahku, dengan senang hati!"Naoki langsung menepuk kepala Hideki dengan lemah

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 83. Semua Misteri yang Terpecahkan

    Rae langsung saja berlari ke arah Naoki yang sudah kembali seperti sedia kala, dan dengan cepat, ia memeluk Naoki yang baru saja tersadar. Naoki sendiri terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi."Naoki! Kau baik-baik saja!" seru Rae sambil memeluk Naoki dengan erat.Naoki, walaupun ia masih kebingungan, namun ia tersenyum, kemudian membalas, "Ah, ternyata kau mengkhawatirkanku. Maafkan aku, Rae," ia lalu membalas pelukan Rae dengan erat juga.Yvoxy sendiri terlihat tersenyum sambil memandang sekelilingnya. Semua penyihir akhirnya kembali lagi kepada keluarganya masing-masing, ada yang menangis terharu dan bahkan ada yang saling berpelukan.Keluarga-keluarga penyihir yang tadinya terpecah akibat salah satu dari mereka menjadi penyihir hitam atau terpisah karena diculik oleh Demona dan beberapa penyihir melarikan diri menuju ke Gedung Axell, akhirnya kini bisa bersatu kembali.Krahe yang tadinya tersungkur di atas tanah, kemudian bangkit perlahan dan melihat ibu kandungnya

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 82. Harapan yang Terwujud

    Ixy menggeram. Ia kali ini memberanikan diri untuk berkata kepada Demona, "Kembalikan Hideki sekarang juga! Bebaskan semua yang ada di sini, dan tebuslah dosamu, Demona!"Mendengar perkataan Ixy barusan, Demona menjadi semakin marah, kemudian berteriak, "Jadi kau ingin kematian yang perlahan? Baiklah. Tangkap gadis itu, dan hancurkan dia!"Para penyihir marionette langsung menyerbu dirinya, namun, tiba-tiba, kabut-kabut hitam mulai mengelilingi tubuh Krahe, dan ia menghilang seketika dari samping Rae.Yvoxy dan Rae tampak terkejut, karena kini, Krahe muncul di hadapan Ixy sambil memasang badan untuknya dari para penyihir marionette yang mulai mencoba untuk mencabik-cabik dirinya.Krahe mulai melakukan perlawanan dengan kekuatan sihir hitamnya, ia mulai menghalau satu per satu para penyihir yang masih di bawah kontrol Demona itu.Sambil melakukan perlawanan, Krahe berkata kepada Ixy, "Maafkan aku sudah membuat kekacauan padamu… Aku akui bahwa aku juga menyukai Hideki, namun, kini aku t

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 81. La Sylphide

    Ixy kemudian melakukan fifth position dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Demona semakin tertawa melihat Ixy yang hendak menari, lalu ia berkata lagi, "Makhluk bodoh mana yang berpikir bahwa tariannya bisa mengalahkanku?""Ixy tidak lagi sendirian, Demona!" seru seseorang dari belakang Ixy.Rae, Yvoxy, Ixy dan Demona langsung mencari-cari asal suara itu, ternyata Hideki yang tiba-tiba muncul dan berdiri agak jauh di belakang Ixy, membuatnya membatalkan niatnya untuk menari. Ia langsung menatap pria itu dengan raut wajah yang sedih."Hideki? Kau adalah manusia, bagaimana caramu masuk ke dalam dunia penyihir?!" tanya Rae."Krahe membawaku ke sini tanpa sengaja," jawab Hideki dengan senyum kecil di wajahnya.Rae langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata Krahe terlihat sedang tersungkur di atas tanah, dan jaraknya agak jauh dari mereka semua. Hideki kemudian berlari mendekati Ixy, dengan menerobos seluruh penyihir yang sedang menari mengelilinginya.Kemudian ia langsung berdiri

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 80. The Swan Lake

    Sementara itu di dunia manusia, Hideki yang sedang berlatih di atas panggung, tiba-tiba menghentikan tariannya karena melihat 'Ixy' yang kini berdiri di samping panggung sambil memperhatikan dirinya.Ia tersenyum, kemudian bertanya, "Ixy, apa yang sedang kau lakukan di sini?"Sambil tersenyum juga, 'Ixy' kemudian menjawab, "Aku ingin menari bersamamu, Hideki."Mendengar permintaan itu, Hideki langsung tersenyum dengan sangat lebar. 'Ixy' lalu melakukan fifth position dan mulai menari, kemudian Hideki sendiri juga ikut menari dengan mengikuti alur gerakan yang dibuat oleh 'Ixy'."Hideki, bukankah kau bilang bahwa kau ingin mengisi hatiku yang kosong ini hingga penuh?" tanya 'Ixy' yang masih menari.Mereka berdua lalu mulai melakukan gerakan pas de deux.Sambil mengangkat tubuh 'Ixy', Hideki menjawab, "Apakah kau sudah menemukan jawaban untuk pertanyaanku? Aku ingin sekali bisa mengisi seluruh ruang di dalam hatimu."Gerakan pas de deux hampir selesai, dan 'Ixy' kemudian bertanya lagi,

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 79. Marionette

    Sementara itu di dalam dunia penyihir, suasana semakin lama semakin mencekam. Retakan pada benteng pelindung magis semakin terlihat panjang dan banyak.Langit di seluruh penjuru dunia penyihir juga semakin menghitam, bahkan sepertinya Demona sudah semakin kuat, ia bahkan kali ini tidak membutuhkan tubuh fisik lagi, namun ia menjadikan langit di dunia penyihir sebagai tubuhnya.Kedua matanya yang muncul di atas langit dunia penyihir itu membuat seluruh penyihir putih dan netral, semakin takut, bahkan walaupun mereka ada di dalam Gedung Axell.Rae sendiri terlihat sedang berlari di dalam Gedung Axell, tampaknya sedang mencari seseorang. Setelah berlari kesana dan kemari untuk beberapa saat, akhirnya ia menemukan orang tersebut.Seorang wanita yang wajahnya mulai terlihat keriput, sedang menyapu di pojokan salah satu bagian dari Gedung Axell.Rae langsung mendekati wanita itu, kemudian berdiri di dekatnya dan berbisik pelan, "Anakmu, kami sudah menemukan anakmu, Syerin, nyonya Rosse."Se

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 78. Romeo dan Juliet

    Para gadis penari balet, termasuk Krea, langsung menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan sinis. Ixy hanya diam tanpa membalas tatapan sinis dari para gadis penari tersebut. Ia lalu berdiri dan berjalan mendekati Hideki tanpa ada sepatah kata terucap dari bibirnya.Ia kemudian berdiri di hadapan pria itu, dan kali ini ia memulai tariannya dengan first position, dan menari sebagai Odette terlebih dahulu. Entah mengapa, Hideki juga ikut menari bersamanya, namun, dengan sepenuh hati.Krea bahkan memperhatikan Hideki yang sangat fokus sekali menatap Ixy, bahkan senyum di wajah pria itu menandakan ada sebuah perasaan yang sedang disembunyikan olehnya.Entah mengapa, menari berdua bersama Ixy, membuat seluruh gerakan Hideki seperti menyatu dengan seluruh gerakan tari yang sedang dibawakan oleh gadis itu. Ketika sampai pada bagian Odile, Ixy sama sekali tidak menampilkan kesalahan satu pun.Namun, ketika ia hendak melakukan gerakan pas de deux, Krea terlihat sedang mengeluarkan kekua

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status