Home / Fiksi Remaja / The Reason Why / 19. Laporan Sang Informan

Share

19. Laporan Sang Informan

Author: atriaskhaer
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Xavier merapikan ruang tamunya yang berantakan setelah Ares dan Fredi pulang ke rumah masing-masing 5 menit yang lalu. Ternyata mereka menghabiskan waktu selama 4 jam untuk bernostalgia dan tidak lupa bermain billiard sebagai permainan yang wajib dilakukan tiap pertemuan mereka. Billiard seperti menjadi salah satu permainan kebangsaan mereka. Selain billiard yang menjadi permainan kebangsaan, ada juga lagu yang selalu mereka putar untuk dinyanyikan bersama, yaitu When You’re Looking Like That dari Westlife. Lagu yang dikeluarkan pada September tahun 2000 itu memiliki makna seorang pria yang menyesal telah meninggalkan seorang gadis, ingin kembali merebutnya namun tidak bisa. Lagu itu seperti penggambaran dari kisah Ares, Xavier, dan Fredi.

Mereka bertiga pernah mengalami putus cinta dan sempat ingin kembali namun tidak bisa. Alasannya berbeda-beda, Ares tidak bisa karena memang dia tidak benar-benar cinta; Xavier karena ditinggalkan k

atriaskhaer

Hai Hai Hai! Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca The Reason Why. Jangan lupa berikan kesan dan pesan di kolom komentar, ya!

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Reason Why   20. Ancaman dan Permintaan

    “NANAAAAA!”Athena yang sedang merapikan kamarnya, terlonjak kaget ketika mendengar suara teriakan dari dua orang yang menerobos masuk ke kamarnya. Alvin dan Alfred masuk dengan wajah yang terkejut sekaligus penuh dengan keingintahuan.“Apaan sih? Teriak-teriak gitu kayak di hutan aja.”“Na, kemarin sore Nana dianter balik sama Kak Ares?” Alfred bertanya setelah mendudukan diri di tepi kasur Athena.“Tahu dari mana?”“Mama nanya sama kita, katanya gini ‘Kalian pernah lihat ada cowok yang antar Kakak kalian pulang, nggak? Kalau lihat kabari Mama.’ Gitu kata Mama.” lanjut Alfred.“Tandanya, Mama udah pernah pergokin Nana sama Kak Ares, kan?” sambung Alvin.“Hmm.” karena malas, Athena hanya menjawab sekenanya.“Lebih baik kita kasih tahu Mama aja nggak sih, Al?” tanya Alvin kepada Alfred.“Iya nih. Kayaknya juga

  • The Reason Why   21. Siapa Gadis Itu?

    Athena berangkat sekolah dengan pikiran yang bercabang. Karena mendapat telepon tiba-tiba dari seseorang bernama Malik, ia jadi tidak bisa fokus untuk mengulas kembali materi yang akan dijadikan bahan ulangan harian. Iya, hari ini ia akan menghadapi ulangan harian di dua pelajaran, yaitu Sejarah dan Sosiologi. Gadis berusia 17 tahun itu sudah menghela napas sebanyak lima kali sejak dirinya mendudukan diri di kursi kelas. Sidney yang sudah ada di sebelahnya pun akhirnya merasa terusik dengan helaan napas berat dari sahabatnya. “Na, lo kenapa sih?” “Pikiran gue nggak bisa fokus, Sid.” “Bukanya lo udah belajar dari tiga hari lalu, Na? Lagian Sejarah sama Sosiologi materi kesukaan lo, kan?” Sidney yang menganggap Athena dibuat pusing karena akan menghadapi ulangan harian pun menjawab demikian. “Yah… lo bener. Harusnya gue nggak usah hilang fokus, toh belum tentu bokapnya mau ngancem gue, kan? Tapi kalau nanti gue disogok pake duit, gimana ya?” Ath

  • The Reason Why   22. Atmosfer Yang Berbeda

    Selama perjalanan menuju rumah Ares, Athena terus memikirkan perkataan Sela. Tentang dirinya yang perlahan mengubah Ares. Bagian mana dari diri Ares yang berubah? Dan apakah perubahan itu ke arah yang positif atau negatif?Sekarang ia yang sedang berada di dalam mobil Van berwarna hitam, berusaha untuk tetap tenang. Perjalanan selama 30 menit itu akhirnya membawa ia pada halaman besar rumah bak villa mewah dikelilingi kebun bunga. Athena keluar dari mobil Van, kemudian berjalan mengikuti Sela dan Malik menyusuri halaman rumah Ares sampai ke depan pintu rumah yang menjulang tinggi. Pintu terbuka lebar di hadapannya, menampakkan ruangan luas dengan rak-rak mewah di tepi berisi guci-guci antik dan juga barang mewah seperti batu-batuan yang sangat mahal. Selain itu, Athena bisa melihat beberapa frame berukuran sedang yang di dalamnya terdapat foto masa kecil Ares. Hanya foto masa kecil, tidak ada foto keluarga saat dirinya sudah dewasa atau sekadar foto kelulusannya.Malik

  • The Reason Why   23. Koordinasi Situasi

    Ares hampir sampai di depan rumah Athena. Namun ponselnya berdering menandakan telepon masuk. Ares melihat nama sang penelepon, tertulis ‘Istri Zeus’ di sana. Itu adalah Hera, Mamanya. Ares dengan cepat mengenakan earphone wearless dan mengangkat telepon tersebut. Mamanya jarang menelepon, dan hanya akan menelepon di saat keadaan sedang darurat atau genting.“Halo, Ma? Ada apa?”“Res? Kamu di mana? Mama butuh bantuan kamu.”“Aku di jalan, Ma. Lagi nyetir.”“Tolong jemput Mama di RS dong, Res. Mama harus cepet-cepet ke Resto nih.”“Pak Usep nggak nganter Mama?”Usep adalah sopir pribadi Hera.“Pak Usep izin cuti hari ini. Dan kamu tahu sendiri Mama paling nggak bisa naik taksi online atau ojek. Jemput, ya?”Ares terdiam sejenak. Memang benar Mamanya tidak bisa naik taksi atau ojek online karena Mamanya tidak mu

  • The Reason Why   24. Hati Yang Terisi

    Ares merebahkan tubuhnya pada kasur empuk berukuran king size. Ia membuka ponselnya saat mendapatkan notifikasi episode baru pada podcast Athena dengan judul ‘Dari Sang Penanya: Alasan Dia Apa?’ Langsung saja Ares menekan tombol play dan mendengarkan Athena yang mulai berbicara. “Hai. Hari ini aku akan bacain salah satu cerita yang masuk ke email ku. Tentang hubungan di akhir masa SMA. Pengirimnya seorang perempuan, dia ingin disamarkan menjadi Disa. Aku langsung bacain aja, ya.” “Halo, aku pendengar baru podcast Dengan Sang Kebijakan. Terima kasih sudah pilih cerita aku untuk dibacakan. Aku nggak tahu harus mulai dari mana, ini tentang dia yang menyerah atas hubungan kita. Memang, nggak pernah ada yang dimulai, jadi aku juga nggak bisa bilang ini akhirnya. Tapi aku inget banget, saat itu aku baru putus dari pacarku yang punya sifat sedikit toxic. Hubunganku dengan pacarku itu kukira akan bertahan lama, karena keluarga

  • The Reason Why   25. Awal Mula Kedustaan

    Athena menatap kedua adik kembarnya yang sedang bersiap diri untuk pergi ke rumah Ares. Semalam, lelaki yang sering disebut Athena sebagai Iblis itu benar-benar menelepon AL kembar dan mengajak mereka datang ke rumahnya dengan memberikan alamat. Athena tidak mengerti kenapa kedua adiknya tidak tahu malu seperti itu? Alfred dan Alvin juga mengajak Athena ikut, dan berkata mereka akan mengacau atau bertanya macam-macam pada Ares jika kakak sulungnya itu tidak ikut. Bagaimana bisa Athena balik lagi ke rumah itu? Suasana canggung yang pernah tercipta di antara dirinya dan Adikara belum sirna, lalu jika ia harus bersitatap lagi, apa yang terjadi? Malu setengah mati, pastinya. Walau Adikara dengan terang-terangan memintanya untuk menjaga Ares, tetap saja jika harus sampai datang lagi ke rumah itu, sedikit membuatnya tidak nyaman. Tapi apa mau dikata? Ia juga merasa tidak tenang membiarkan kedua adiknya mengacau di rumah orang. Jadi Athena ikut mempersiapkan diri, bahkan ia

  • The Reason Why   26. Cerita Lama

    Athena terdiam di tempatnya. Mengagumi wajah cantik Hera di usianya yang tidak lagi muda. Ia bisa langsung mengetahui dari mana asalnya gen rupawan milik Ares Adiwangsa. Wanita paruh baya itu tersenyum menatap mereka satu persatu, sambil berjalan mendekat. “Kok kamu nggak bilang bawa temen main ke rumah? Kalau tahu, Mama bisa buat makanan lebih banyak.” ucap Hera pada Ares. “Ah, ini juga mendadak sih, Ma.” Ares melirik ke arah Athena dan AL kembar, “Mama kok nggak ke rumah sakit? Nggak ada jadwal operasi?” “Mama ambil libur satu hari. Mama juga harus sisihkan waktu untuk kamu, karena Mama pikir kamu bakal kesepian di rumah setiap hari libur. Bagaimanapun, Xavier dan Fredi sudah punya kesibukan sendiri, jadi nggak bisa ngajak kamu keluar.” jawab Hera, ia melirik ke arah Athena sekali lagi, menyelisiknya saksama kemudian melanjutkan, “Tapi ternyata kamu sudah undang teman datang ke sini.” Alfred mendekat pada Alvin, kemudian berbisik sangat pelan, “Kaya

  • The Reason Why   27. Kacau Balau

    Athena mengikuti langkah kaki Hera. Ia sedikit cemas karena tidak tahu harus bagaimana. Perlukah ia bertanya sekadar basa-basi? Atau bercerita tentang Ares di sekolah? Ah, itu terlalu berlebihan. Untuk saat ini, diam lebih baik. Hanya jika Hera bertanya, maka Athena akan menjawab. “Saya tahu kamu sudah dua kali datang ke sini.” Kalimat yang keluar pertama kali dari Hera membuat Athena sedikit terkejut. Padahal ia tidak ingin membahas hal itu, tapi jika arah pembicaraan mereka ke sana, mau bagaimana? “Ah, i-iya tante.” Hera masih memunggungi Athena. Mereka sampai di dapur. Hera langsung membuka kotak bolu, kemudian memotongnya dan meletakkan di piring. Athena berinisiatif membantu memotong sementara Hera sekarang menyiapkan minuman dingin. Tidak ada ART yang terlihat, mungkin mereka juga diliburkan, pikir Athena. Hera berbalik, menatap ke arah Athena seraya tersenyum hangat, “Nggak usah gugup di depan tante. Santai aja.” katanya. “Iya t

Latest chapter

  • The Reason Why   Ucapan Terima Kasih

    Halo para pembaca "The Reason Why" di manapun kamu berada!Akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang, buku ini selesai dituliskan. Sejak Juni 2021 sampai Mei 2022, saya mengalami banyak hal selama penulisan buku ini; lika-liku-luka, susah-senang-sakit, dan masih banyak lagi. Tapi itu semua berhasil saya lewati berkat kalian yang selalu mendorong saya untuk terus menulis. Terima kasih saya ucapkan dengan setulus hati.Buku ini memang selesai dituliskan. Tapi sebenarnya, kisah semua karakter yang ada di buku ini akan selalu berlanjut serta berkelana di hati dan benak para pembaca sekalian! Bagaimana kisah selanjutnya, hanya kalian yang bisa menentukan di dalam imajinasi masing-masing. Selamat berpetualang!Oh ya, saya juga menulis buku baru dengan judul "Terbelenggu Takdir". Buku baru saya ini bisa dikatakan masih satu kaitan dengan "The Reason Why". Sedikit spoiler: beberapa karakter TRW akan muncul di buku saya yang baru! Karena itu, kalau kalian penasaran juga, silakan baca!Sekian

  • The Reason Why   Extra Chapter III: Kembali Pulang (END)

    Ares's Point of ViewLo tahu kenapa sekarang gue senyum kayak orang gila? Karena di sebelah gue ada perempuan lagi tidur sambil mangku buku tebel yang judulnya pake bahasa Inggris. Dia Athena Amerta.Konyol, kan? Dulu gue benci banget sama cewek ini. Tapi lebih konyol lagi, gue lupa kenapa gue bisa sampai sebenci itu sama cewek yang bahkan enggak pernah muncul di hidup gue. Tapi tiga tahun setelah hari pertama gue ketemu sama cewek ini di Cafe bareng tante gue, Dita, sekarang gue dan dia lagi duduk di pesawat menuju bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, dari Boston.Kita sama-sama nyeselasiin program pertukaran mahasiswa dari kampus tepat satu tahun. Setahun lalu, bokapnya minta gue ikut program magang dari kantornya yang kerja sama bareng cabang perusahaan rekannya di Amerika. Alasannya sih supaya anak cewek satu-satunya ini ada yang ngawasin dan jagain selama jauh dari pantauannya. Dulu gue mikir, 'Apa enggak salah nitipin anak perempuannya ke lelaki yang notabenenya adalah sang pacar,

  • The Reason Why   Extra Chapter II: Momen Mendebarkan

    Athena’s point of view Di dalam sebuah ruang tunggu klinik terapis, aku menantikan Ares muncul dari balik pintu yang bertuliskan “ruang konsultasi”. Sudah genap dua tahun aku dan Ares menjalin hubungan. Walau satu tahun kami habiskan dengan LDR—karena aku harus kuliah di Jakarta, sementara dia menyelesaikan SMA-nya—tapi satu tahun berikutnya Ares menyusul ke kampus yang sama dengan jurusan Manajemen, satu fakultas dengan Sidney. Sekarang, kami sedang sama-sama menikmati liburan semester dan pulang ke Bogor untuk menghadiri acara keluarga. Oh ya, omong-omong aku dan Ares sudah mendapatkan restu dari kedua orang tua kami untuk terus menjalin hubungan—meski pada awalnya mamaku masih setengah hati menerima Ares—dan kedua adikku menggunakan kesempatan itu untuk seenaknya datang dan pergi ke apartemen Ares di Jakarta. Saat aku sibuk dengan pikiranku sendiri, Ares muncul dari balik pintu dengan senyuman manis khasnya, yang dulu sempat aku sebut sebagai senyum iblis. Hey, pada awalnya senyu

  • The Reason Why   Extra Chapter I: Roller Coaster

    Satu tahun kemudian …Athena sedang merapikan meja di dalam studio siaran kampusnya. Kertas-kertas script yang berisi poin-poin penting isi siarannya berserakan hingga ke bawah meja. Itu semua terjadi karena Sidney yang tiba-tiba datang ke dalam studio siaran sambil berteriak—padahal dirinya jelas-jelas sedang on-air—dan hal itu menyebabkan dirinya diberikan hukuman untuk merapikan studio sementara rekan satu club nya sudah pergi lebih dulu.“Lama banget sih, Na!”“Ini semua karena lo yang teriak di dalem ruang siaran! Suara lo masuk dan akhirnya ngebocorin siaran live gue!”Sudah satu tahun Athena menjalani kehidupan kampus—yang sialnya harus dilewati juga bersama Sidney—dan selama itu pula Athena tidak bisa menjalani hari yang normal sebab ulah Sidney yang sering seperti hari ini; tiba-tiba datang ke studio saat Athena sedang siaran, atau masuk ke kelas Athena di tengah presentasi dosen.“Salah siapa lo ngotot beda fakultas sama gue. Jadi gue harus selalu nyariin lo ke sini!” Sidney

  • The Reason Why   Epilog

    “Menurut kalian arti kehidupan itu apa?”Athena membuka episode podcastnya dengan sebuah pertanyaan.“Apa kalian pernah bertanya-tanya kenapa kalian hidup selama ini? Apa kalian pernah mencari tahu alasan kenapa Tuhan menciptakan kehidupan untuk kita? Mungkin saja selama ini Tuhan membiarkan kita hidup untuk merasa. Kehidupan yang kita jalani ini dilewati dengan tawa, tangis, cinta, luka, tantangan, cobaan, dan hikmah di balik itu semua.”“Dalam pencarian jati diri, aku menemukan hal-hal baru tentang sebuah rasa yang sebelumnya tidak pernah ada. Sebuah rasa benci yang muncul tiba-tiba bisa membawa hidupku sampai di titik ini. Kenapa bisa begitu? Ya, mungkin saja karena emosi itu bisa berkembang—entah ke arah yang lebih baik, atau lebih buruk.”“Banyak di antara kita pasti punya rasa yang mengganjal di hati, entah karena apa sebabnya, yang jelas kita tidak pernah ingin perasaan itu ada di hati kita. Perasaan itu bisa berkembang dan terus berkembang menciptakan jati diri kita. Pada dasar

  • The Reason Why   86. Bersiap untuk Awal yang Baru

    Tiga hari kemudian Athena sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Luka jahitannya sudah mengering dan hanya perlu datang untuk check-up beberapa kali. Sementara Roy sudah mendapat jadwal operasi yang akan dilaksanakan dua hari berikutnya. “Na, lo yakin enggak mau balik sama gue?” Sidney yang datang untuk menjemput Athena keluar dari rumah sakit, kini sedang memberikan ekspresi cemberut sambil menopang dagunya. “Sori ma fren, gue udah janjian balik sama Ares.” Athena menjawab tanpa nada sesal sama sekali. Tangannya fokus memasukkan baju-bajunya ke dalam tas. “Oh jadi gitu ya? Karena sekarang lo udah nemuin true love, sampe sahabat sendiri lo lupain.” Bukannya merasa bersalah mendengar nada kesal Sidney, Athena justru tertawa. “True love? Istilah lebay apa lagi, tuh?” Sidney yang semula meletakkan kepala pada ranjang rumah sakit yang telah dirapikan, kini bangkit berdiri dan mendekat ke arah Athena dengan wajah tidak percaya. “Apa? Lo bilang lebay? Coba sini gue cek dulu.” Sidn

  • The Reason Why   85. Akhir dari Sebuah Alasan

    Dua puluh menit telah berlalu. Athena dan Ares keluar dari ruang rawat Roy usai menemui pria paruh baya itu. Raut wajah Athena menggambarkan perasaan yang lebih lega dari sebelumnya, namun garis-garis khawatir masih kentara di sana. “Kamu lebih lega sekarang?” Ares bertanya sambil mengusap pelan punggung gadis yang lebih pendek darinya itu. Athena mengangguk pelan. “Iya. Walaupun cuma bisa sebentar ketemu, karena ternyata Papa harus banyak istirahat sebelum operasi. Aku lega udah bisa nunjukin kalau aku baik-baik aja ke Papa, dan Papa juga dengan bijak ngerti situasinya meskipun aku tahu ini semua enggak mudah diterima sama Papa, terlebih Papa sama sekali enggak ngelarang aku buat ketemu sama kamu.” Athena dan Ares duduk di kursi tunggu depan ruang rawat Roy. Tangan Ares tidak pernah melepas rangkulannya pada bahu Athena. “Aku ikut lega kalau kamu lega.” Ares mengusap puncak kepala Athena. “Aku masih enggak nyangka akhirnya Papa punya kesempatan untuk sembuh kayak dulu lagi, Res.

  • The Reason Why   Pengumuman

    Haloo para pembacaku sekalian di manapun kalian berada.Ini pertama kalinya saya menulis catatan penulis untuk para pembaca. Dan untuk yang pertama kalinya ini, saya ingin memberikan informasi sekaligus meminta maaf kepada para pembaca sekalian.Dalam beberapa hari ke belakang, saya tidak update bab terbaru The Reason Why dikarenakan kondisi kesehatan saya yang naik turun. Saya tidak bermaksud memberi alasan apapun karena keterlambatan update ini. Namun, selain kondisi kesehatan saya, masalah lainnya adalah sibuknya jam perkulian saya yang padat. Jujur saja, perkuliahan yang padat dan hari libur saya gunakan untuk mengerjakan tugas yang sangat banyak (meskipun sudah saya cicil), ditambah rapat organisasi kampus. Mungkin karena terlalu banyak kegiatan itulah, tubuh saya mengalami drop, kurang tidur, dan juga panas dalam.Karena itu saya meminta maaf jika para pembaca sekalian menunggu bab terbaru The Reason Why. Saya hanya bisa menulis sedikit demi sedikit di waktu yang

  • The Reason Why   84. Keteguhan Hati

    Beberapa saat sebelumnya. Ares yang sedang duduk di depan ruang rawat Athena mendapat telepon dari Malik. Asisten Papanya itu memberikan kabar yang cukup mengejutkan, yaitu fakta bahwa Roy harus dibawa ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung. Saat Ares menerima telepon, kebetulan Alfred keluar dari ruang rawat Athena, dan lelaki yang lebih muda 3 tahun dari Ares itu juga sedang menerima telepon dari seseorang. Ketika pandangan mereka bertemu, baik Ares maupun Alfred seperti bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran masing-masing. “Jangan kasih tahu Nana soal ini.” begitu kata Alfred setelah menutup teleponnya. “Nggak bisa. Ana harus tahu. Lagipula om Roy pasti dapet perawatan terbaik setelah pindah ke rumah sakit tempat nyokap gue kerja. Di sana juga udah ada donor untuk beliau.” “Lo lupa sama kondisi Nana sekarang? Lo mau bikin dia tambah drop?” Alfred sudah bersiap melayangkan tinju seandainya Ares kembali membantah. “Alfr

DMCA.com Protection Status