Pangeran Respati tak terlihat santai. Dengan langkah cepat ia berjalan melewati pilar-pilar besar istana menuju kediaman ratu. Para penghuni istana begitu antusias menyambut kedatangan pangeran. Setelah sekian purnama akhirnya pangeran kembali, istana pasti akan lebih berwarna dengan kehadirannya. Mereka berusaha menyapa namun terpaksa pangeran abaikan karena ia sedang sangat terburu-buru saat itu. Pangeran ingin segera menemui ratu untuk menyampaikan hal penting padanya.
Setelah kebohongan Damar soal kejahatan Pangeran Respati terbongkar, ratu akhirnya membebaskan Pangeran Respati dari segala tuduhan. Dengan tulus ratu meminta maaf padanya serta mengembalikan semua gelar dan posisinya di istana. Saat itu pangeran masih sangat kecewa, alih-alih kembali ke istana ia justru memilih untuk mengembara mengikuti kemanapun langkah kakinya pergi. Setelah sekian waktu berlalu, pengembaraannya terhenti di sebuah desa kecil jauh di ujung timur kerajaan. Pangeran memutuskan untuk menetap
Ratu Sekar Ayu berjalan dengan pedang berlumuran darah di tangannya. Di belakang sana, Raja Jatiraja berdiri kaku sambil memegangi luka di tubuhnya. Sang raja tengah sekarat, tak butuh waktu lama ia pun akhirnya ambruk bersama nyawa yang terlepas dari badan. Ratu benar-benar membuktikan ucapannya untuk menghancurkan Jatiraja, sayangnya ia harus membayar mahal kemenangan itu.Ratu Sekar Ayu menjatuhkan dirinya di samping jasad Pangeran Panca yang sudah tak bernyawa. Ia genggam tangan pangeran yang sudah mulai dingin, ia seka darah di wajah pangeran dengan tatapan penuh penyesalan.“Aku …” ratu berusaha mengatakan sesuatu namun sulit. Dadanya sesak menyaksikan ketidakberdayaan pangeran saat itu.“Kita … berhasil melakukannya, Pangeran," ucap ratu berusaha tegar. Ia tahu pangeran pasti tak suka melihatnya menangis begini. Tapi sial, semakin ditahan tangisannya justru semakin tak terbendung. Kepergian pangeran benar-
Ratu Sekar Ayu muncul ke permukaan setelah beberapa saat menenggelamkan dirinya di sebuah mata air suci. Para dayang dengan hati-hati membasuh rambut dan kulit ratu dengan bunga tujuh rupa yang memenuhi kolam. Berbagai ramuan dan wewangian pun mereka pakai untuk membersihkan tubuh ratu dari darah dan kotoran yang ia bawa dari medan perang. Lagi-lagi ratu pulang dengan sebuah kemenangan, membuat namanya semakin dielu-elukan rakyat Welirang. Ia boleh saja menjadi sosok yang sangat menakutkan di medan perang, namun saat berada di istana ia harus tetap menjadi seorang ratu yang cantik. Semua ritual yang ia lakukan saat ini semua itu demi memelihara kecantikannya.Sepeninggal Pangeran Panca dan setelah semua kepahitan yang ia telan, ratu berubah menjadi sosok yang sangat menakutkan. Ia gemar berperang, sebagian besar hidupnya ia habiskan di medan perang. Beberapa tahun bertahta, Ratu Sekar Ayu sudah berhasil menaklukkan hampir setengah dari tanah Jawa, menjadikannya ratu
Iring-iringan rombongan kerajaan mulai memasuki pelataran candi. Di kanan kiri jalan, rakyat tampak begitu antusias menyambut kedatangan ratu yang memang telah ditunggu-tunggu kedatangannya. Hari itu merupakan hari yang sangat bersejarah bagi rakyat Welirang karena sebentar lagi mereka akan mempunyai sebuah monumen besar yang katanya akan menjadi salah satu yang terbaik di tanah Jawa. Terlebih mereka telah menantikannya begitu lama, terhitung sudah tiga generasi mereka menunggu hingga akhirnya mahakarya itu bisa dirampungkan di masa pemerintahan Ratu Sekar Ayu.Candi Lirang merupakan mega proyek yang digagas oleh Raja Aryatunggal, kakek Ratu Sekar Ayu. Bangunan itu digadang-gadang akan menjadi yang terbaik dan termegah di masanya. Bagaimana tidak, jika dilihat dari denahnya, begitu menaiki tangga gerbang utama di sisi barat, pengunjung akan langsung disambut dengan empat buah candi megah di sisi kanan dan kiri jalan. Lalu saat tiba di dalam kompleks candi, mereka dapat menyak
"Mereka datang ... Pasukan Welirang telah datang ..." teriak penjaga dari atas benteng kota Rajapala. Terompet peringatan pun segera mereka bunyikan agar para prajurit bersiap untuk menahan gempuran musuh.Dari kejauhan terlihat Ratu Sekar Ayu dan ribuan pasukannya mulai bergerak maju. Gemuruh tapak kuda memecah keheningan kota yang telah sepi ditinggalkan oleh para penghuninya. Kabar penyerangan kota membuat para penguasa bisnis haram itu menepi. Pasukan Welirang tak bisa dianggap sepele, mereka bukanlah pasukan biasa, melainkan pasukan semut api yang siap membakar habis siapapun lawan mereka. Jadi, lebih baik menyelamatkan diri daripada harus mati sia-sia di tangan mereka. Rupanya rencana penyerangan kota Rajapala telah bocor. Pelakunya sudah tentu para pejabat Welirang yang tak ingin melihat Rajapala hancur. Tak masalah, sekeras apapun mereka berusaha ratu akan tetap menghancurkan tempat terkutuk itu dengan kedua tangannya sendiri.Ratu dan pasukanny
Ratu Sekar Ayu dan pasukannya tiba di istana Welirang. Walau telah meraih kemenangan, raut wajahnya tak menunjukkan rasa bahagia sama sekali. Ia hanya berjalan lurus tanpa mempedulikan sekitarnya, hingga akhirnya langkahnya dihentikan oleh Pangeran Respati. Pangeran meminta sedikit waktu untuk berbicara padanya."Apakah dia tak ada di sana ?" tanya pangeran langsung pada intinya. Ratu tak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya."Aaa, begitu rupanya. Pantas kau terlihat kesal," goda Pangeran Respati."Aku kesal karena kau tak menangkapnya saat itu juga, Pangeran," jawab ratu kesal."Waktu itu ... a-aku menangkapnya, tapi dia berhasil mengelabuhiku," kilah Pangeran Respati. Padahal yang terjadi sebenarnya, saat bertemu Damar, mereka berdua sama-sama mabuk berat. Keduanya lalu sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan sama-sama tertidur pulas di bawah pohon pisang."Belajarlah membuat alas
Dihancurkannya kota Rajapala membuat beberapa kerajaan di sekitarnya murka. Para pejabat yang merasa dirugikan oleh tindakan Ratu Sekar Ayu berusaha menghasut raja-raja mereka untuk menuntut balas. Hal itu pula yang akhirnya dimanfaatkan oleh Pangeran Wiguna yang memang sudah sejak lama ingin menggulingkan tahta Ratu Sekar Ayu. Pangeran Wiguna mengumpulkan kekuatan lawan serta menghasut para raja untuk memberontak. Ia masih sangat yakin bahwa dirinya jauh lebih layak untuk memimpin kerajaan walau sebenarnya ia telah menyaksikan sendiri kehebatan Ratu Sekar Ayu.Raja Widharma yang mengetahui rencana busuk putranya segera bergegas menuju Kadipaten Jagalan tanpa sepengetahuan Ratu Sekar Ayu. Bagaimanapun juga Pageran Wiguna tetaplah putranya, ia tak mau Pangeran Wiguna celaka karena ulahnya sendiri. Terlebih kerajaan yang akan ia serang adalah tanah kelahirannya sendiri. Jika itu benar-benar terjadi, maka perang saudaralah yang akan terjadi. Raja Widharma tak ingin menyaks
Utari menghampiri Pangeran Wiguna di ambang pintu."Apa yang harus kulakukan agar kau bisa melupakan kemarahanmu, Adipati ?" ucap lembut Utari sambil memainkan jemari indahnya di bahu Pangeran Wiguna. Seperti biasa, sentuhan Utari selalu bisa mencairkan semua kepenatan yang sedang pangeran rasakan. Tanpa banyak bicara pangeran langsung menyergap tubuh Utari lalu memainkan beberapa kali permaian panas di atas ranjang. Melepaskan diri dari tubuh Utari bukanlah perkara yang mudah, baginya Utari adalah candu yang bisa membuatnya menginginkan lagi dan lagi. Utari tampak tersenyum puas setelah berhasil membuat pangeran bertekuk lutut di bawah kakinya.Sudah sejak lama Utari menjadi wanita kesayangan Pangeran Wiguna. Pertemuan awal mereka terjadi di Rajapala ketika Utari masih menjadi penari disana. Entah terkena sihir apa, Pangeran Wiguna yang berhati keras langsung terpikat oleh pesona gadis penari itu dari awal mereka bertemu. Setelah beberapa kali berhubungan, akhir
Raja Widharma pulang ke istana dengan beban pikiran yang teramat berat. Hidupnya jadi tak tenang setelah mengetahui rencana pemberontakan yang akan dilakukan oleh Pangeran Wiguna. Kegalauan yang tak berujung akhirnya membuat Raja Widharma jatuh sakit. Sakitnya raja membuat khawatir keluarga kerajaan terutama Ratu Sekar Ayu."Hentikan ... Hentikan ... !!" teriak Raja Widharma dengan wajah pucat pasi terbaring di atas ranjangnya. Ratu Pancawati yang selalu terjaga di sisi raja segera mendekat untuk menenangkan suami yang begitu dicintainya itu.Sepulang dari Kadipaten Jagalan, Raja Widharma tak pernah bisa tidur dengan nyenyak karena terus dihantui mimpi buruk. Mimpi-mimpi itu membuatnya tak bisa beristirahat dengan tenang selama berhari-hari hingga melemahkan raganya dan akhirnya ia pun jatuh sakit. Di dalam mimpinya, ia melihat kobaran api melahap habis Kerajaan Welirang. Diantara kobaran api yang menyala-nyala, dilihatnya seluruh garis keturunan kerajaan saling membun
"Akulah yang kau cari, Utari," kata Ratu berdiri di hadapan Utari sambil memegangi dadanya. Walau telah siuman, namun efek racun di dalam tubuhnya tak bisa secepat itu hilang. Para tabib telah berusaha memintanya untuk pergi menyelamatkan diri, namun ratu justru lebih memilih untuk menyelesaikan masalahnya dengan Utari. "Bedebah !! Baiklah, aku tak akan bermain-main lagi denganmu !!" teriak Utari marah mengetahui kesembuhan ratu. Tanpa banyak basa-basi, ia langsung mengayunkan pedangnya ke arah ratu. Dua wanita itu bertarung, keadaan ratu yang belum pulih sepenuhnya membuatnya kuwalahan menghadapi Utari. Damar berusaha bangkit karena begitu mengkhawatirkan keadaan ratu, namun ia tak berdaya karena luka di tubuhnya dan juga hadangan dari anak buah Utari. Tak butuh waktu lama, Utari pun berhasil mengakhiri perlawanan Ratu Sekar Ayu. Ratu terkulai dengan cucuran darah dari mulut dan hidungnya, ia tak berdaya di bawah ancaman pedang Utari. "Kau suda
Utari berhasil memasuki istana Welirang. Istana yang sedang kosong ditinggal para penghuninya berperang di medan peperangan dengan mudah berhasil diobrak abrik oleh Utari dan pasukannya. Tujuannya sudah jelas, menemukan keberadaan Ratu Sekar Ayu. "Katakan dimana ratu kalian ??" teriak Utari sambil mengancam para dayang di istana. Mereka yang ketakutan pun akhirnya dengan berat hati menunjukkan keberadaan Ratu Sekar Ayu. Saat Utari mendobrak pintu, Ratu Sekar Ayu masih terbujur di atas ranjangnya. Tubuhmya masih membiru dengan aroma busuk yang mulai keluar dari luka di lengannya. Utari tersenyum puas menyaksikan sendiri betapa dahsyatnya upas sewu bekerja pada tubuh ratu. "Lihatlah dirimu sekarang. Apa yang ingin kau sombongkan dariku ?" kata Utari sambil memainkan pedangnya di wajah ratu. "Ini semua tak seberapa. Kau tahu betapa sengsaranya aku selama ini ?? Kematianmu pun tak cukup untuk menghapus luka batinku." Utari menatap ratu dengan penuh kebenc
Pertempuran antara pasukan Welirang dan pasukan Jagalan akhirnya pecah. Pertumpahan darah yang ditakutkan oleh banyak orang pun akhirnya terjadi juga. Saat itu medan perang dipenuhi riuhnya suara pedang, lesatan anak panah dan teriakan para prajurit yang berjuang membela pasukannya masing-masing.Di sela-sela ayunan pedangnya, Raja Widharma tampak mencari-cari keberadaan Pangeran Wiguna. Perang sudah berlalu cukup lama, namun ia tak juga melihat keberadaan putranya itu.Raja Widharma semakin merangsek masuk membelah pasukan lawan, berharap bisa segera menemukan keberadaan Pangeran Wiguna. Ia ingin sekali menghukum putranya itu karena tak mengindahkan larangannya untuk memberontak. Bukannya Pangeran Wiguna, Raja Widharma justru bertemu dengan Utari. Ia sedikit terkejut karena ternyata pasukan itu dipimpin oleh seorang wanita alih-alih Pangeran Wiguna. Raja Widharma ingin beranjak pergi namun Utari memaksanya untuk tetap berada di sana.Utari dan Raja Widharma sal
Keesokan harinya tanpa ada yang tahu peristiwa yang menimpa Pangeran Wiguna,Utari berjalan keluar dari kadipaten dengan baju zirah lengkap dengan senjata di kedua tangannya. Ribuan pasukan Jagalan telah bersiap di depan kadipaten setelah mendapatkan perintah perang dari Utari. Utari berdalih Pangeran Wiguna telah ada di perbatasan menunggu mereka bergabung dengan pasukan sekutu. Para prajurit yang tak tahu apa-apa menurut saja apa kata Utari yang katanya telah ditunjuk untuk memimpin pasukan Jagalan.Utari tak ingin membuang waktu, ia dan ribuan pasukannya segera bergerak menuju Welirang. Hentakan kaki kuda dan sorot tajam matanya sudah cukup menggambarkan betapa siapnya ia untuk bertempur melawan pasukan kerajaan. Ia sangat yakin dapat memporak-porandakan Welirang dengan ribuan prajurit yang telah dilatih dan dipersiapkan oleh ibu suri selama ini menggunakan dana gelap kerajaan Welirang. Sokongan dari pasukan sekutu pun sudah lebih dari cukup dan membuatnya semakin p
Damar dihajar habis-habisan oleh Nyi Gandaruhi. Pertarungan yang tak seimbang itu membuat Damar babak belur. Sementara itu, fajar sudah mulai terlihat di ufuk timur, sinar yang terpancar dari bunga Geniri pun mulai meredup. Satu per satu kelopaknya mulai menutup, bunga itu harus segera dipetik sebelum menutup sepenuhnya. Jika malam itu menjadi malam terakhir ia mekar, maka hilang sudah kesempatan mereka untuk menyelamatkan nyawa Ratu Sekar Ayu. Nyi Gandaruhi nampaknya tahu betul akan hal itu sehingga ia terus berusaha menghalangi Damar agar tak sampai menyentuh bunga itu. Damar tak mau menyerah, dengan sisa kekuatan yang ada, ia kembali bangkit dan berusaha melawan Nyi Gandaruhi. Ratu Sekar Ayu sedang menunggunya, bagaimanapun caranya ia harus bisa mendapatkan bunga itu. Tak apa jika raganya harus hancur di tangan Nyi Gandaruhi, asalkan ia dapat membawa pulang penawar racun itu. Semua orang sedang menggantungkan haparan besar padanya, ia tak mau mematahkan harapan itu.
Utari tersenyum puas saat menerima laporan dari orang suruhannya perihal keadaan Ratu Sekar Ayu. Walau bidikannya tak tepat sasaran, namun ternyata sedikit luka di tubuh ratu sudah cukup untuk menumbangkannya. Untuk beberapa saat ratu masih bisa memperpanjang napas, namun Utari yakin itu tak akan lama karena usaha Damar akan sia-sia belaka, Nyi Gandaruhi tak akan semudah itu dikalahkan. Tak disangka ternyata bidikannya akan mengenai dua mangsa sekaligus, karena pergi ke hutan Larangan sama saja dengan bunuh diri."Damar, sampai saat inipun kau masih memihaknya," gumam Utari sambil melumat habis bunga di tangannya. Tak bisa dipungkiri rasa cemburu itu masih ada. Melihat Damar rela mengorbankan nyawa demi ratu membuat kebencian di dalam dirinya kian bergejolak. Ia semakin berambisi untuk menghancurkan Ratu Sekar Ayu dan kerajaannya.Setelah menerima kabar soal kondisi ratu, Utari segera menemui Pangeran Wiguna untuk membicarakan rencana besar yang akan ia jal
Damar berangkat menuju Hutan Larangan dengan beberapa prajurit bersamanya.Perjalanan panjang melelahkan serta berbagai halangan yang menghadang tak menggoyahkan langkah Damar demi mendapatkan penawar racun itu. Tiga hari perjalanan yang biasanya ditempuh oleh kebanyakan orang, berhasil ia persingkat. Ia mengambil resiko besar mempertaruhkan diri membelah lebatnya hutan yang belum banyak terjamah oleh manusia. Bukan tanpa hambatan, sepanjang perjalanan mereka banyak menemui hal-hal ganjil yang tak masuk di nalar manusia. Mereka sempat melihat manusia berbadan ular, terkadang pasar di tengah hutan, bahkan istana emas dengan dayang-dayang cantik yang hampir saja menyilaukan mata para prajuritnya. Beruntung Damar dapat menyadarkan para prajurit sebelum mereka terjerumus ke dalam dunia mereka.Setelah melalui banyak rintangan, akhirnya Damar dan pasukannya sampai di lereng Hutan Larangan. Mereka segera memeriksa, menyebar ke berbagai arah untuk menemukan Bunga Geniri. Seki
Hari sudah menjelang petang saat Damar tiba di depan gerbang istana Welirang. Ia langsung dihadang oleh para penjaga yang sedang bertugas saat itu. Para penjaga sangat terkejut, setelah bertahun-tahun tak diketahui keberadaannya Damar tiba-tiba berdiri di hadapan mereka. Mereka semakin kaget saat mendapati Ratu Sekar Ayu terkulai lemah di atas kuda yang Damar naiki. Mereka menyangka Damar sedang menyandera ratu untuk tujuan tertentu. Kepala penjaga segera memerintahkan para prajurit untuk segera menyelamatkan ratu."Tunggu !! Ratu sedang membutuhkan pertolongan," teriak Damar, namun tetap tak digubris oleh para prajurit.Damar benar-benar kehilangan kesabaran, ia akhirnya nekat mendobrak gerbang istana lalu menerobos masuk ke dalam istana. Tak ada gunanya berdebat dengan para penjaga, keselamatan ratu jauh lebih penting baginya.Kuda itu terus melaju memasuki istana. Para penjaga pun tak tinggal diam, mereka mengejar Damar sehingga menimbulkan keributan di dalam
Ratu berjalan keluar dari pendopo kadipaten, langkahnya tiba-tiba terhenti, wajahnya sangat terkejut saat ia tanpa sengaja mendapati Utari berdiri di ambang pintu. Setelah bertahun-tahun menghilang tanpa jejak, bagaimana bisa ia bertemu dengannya lagi di Kadipaten Jagalan. Ratu benar-benar membeku melihat Utari berdiri di hadapannya.Tak hanya ratu, Utari pun sempat membeku beberapa saat. Jantungnya bergetar hebat saat berhadapan langsung dengan Ratu Sekar Ayu. Setelah sekian waktu berlalu, ratu masih tetap terlihat sama, wajah itu mengingatkannya kembali pada luka masa lalu, mengingatkan kembali pengkhianatan Damar dan semua penderitaannya. Utari semakin dengki melihat kecantikan Ratu Sekar Ayu, ingin rasanya ia cabik-cabik wajah orang yang sedang berdiri di hadapannya itu.Utari sebenarnya tak berniat menampakkan diri sebelum ambisinya terpenuhi. Ia ingin menjadikan dirinya sebagai kejutan terbesar saat ia berhasil membalas dendam pada ratu, namun karena kebencian ya