Share

BAB 88

Author: Blezzia
last update Last Updated: 2021-07-01 00:01:32

Vero yang hendak menyelesaikan shiftnya dikejutkan dengan kedatangan Mia ke De La Crush. Seingatnya, tadi wanita itu pergi bersama Jaxon sekitar empat jam yang lalu.

“Di mana minion Jaxon yang lain?” tanya Vero begitu Mia duduk di salah satu bangku.

Melihat kedatangan temannya, Mia pun menyuruh Vero untuk ikut bergabung di meja yang sama.

“Aku menyuruh mereka untuk berjaga di luar, dan melarang masuk ke sini bila tidak ada kepentingan,” jawab wanita itu sembari menatap sekitar.

“Apa Jaxon mengizinkanmu kali ini?”

Mia meringis mendengar pertanyaan tersebut, karena tadi, dia mengancam Jaxon untuk tidak menyentuhnya lagi selama satu minggu bila tidak diizinkan keluar seperti kesepakatan.

Bisa-bisanya pria itu memberi Mia waktu hanya dua jam bertemu Slaine sebelum menyusul ke De La Crush.

“Aku tidak butuh izin darinya,” sungut wanita itu sembari mencari-cari buku menu.

“Kau tida

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 89

    Suasana dalam rumah persembunyian terasa sangat berbeda ketika Jaxon memasukinya.Untuk beberapa saat dia terdiam ketika tidak ada tanda-tanda Mia berada di sana, namun berdasarkan laporan Alex yang mengatakan ada sesuatu yang urgen, membuat Jaxon pun pulang terburu-buru dari Red Cage.“Di mana istriku saat ini?” tanya Jaxon pada Emily yang kebetulan berada di ruang tengah.Mendapati wajah Jaxon yang dingin, wanita itu pun menundukan pandangan mata.“Dia ada di dekat kolam renang,” jawab Emily sembari memberi Jaxon jalan menuju koridor penghubung ke halaman belakang.Pria itu mempercepat langkah dan tiba di tempat tujuan dalam sekejap saja.Seketika dia pun berhenti saat menemukan Mia tengah duduk di tepi kolam dengan kaki menggantung ke dalam air. Dengan sangat hati-hati Jaxon mendekati. Tetapi wanita itu tetap bisa mendengar kedatangannya dari suara tumit sepatu pantofel yang beradu lantai.Ketika dia baru sa

    Last Updated : 2021-07-03
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 90

    Terdengar suara langkah beberapa pria yang berlari ke arah kamar Jaxon dan Mia.Tidak lama setelahnya pintu kamar itu pun terbuka diikuti sejumlah laki-laki yang menghambur ke dalam, namun langkah mereka langsung terhenti saat mendapati Jaxon yang berdiri di kaki ranjang sedangkan Mia tampak tertidur di hadapan pria itu.Seketika beberapa pasang mata menatap ke arah pria yang fokus pandangannya ke tubuh feminim di atas ranjang.“Kami mendengar suara jeritan,” ucap Alex yang tidak berani masuk lebih jauh lagi.Beberapa pria yang berada di belakangnya hanya diam menunggu instruksi.Jaxon mengangguk satu kali, sebelum akhirnya dia mengalihkan tatapan dari tubuh sang istri yang tidak sadarkan diri.“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata pria itu sembari menatap bawahannya yang berkumpul di ambang pintu. “Kembalilah berjaga. Aku bisa mengurus semua dari sini.”Pria-pria itu tampak ragu-ragu untuk per

    Last Updated : 2021-07-05
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 91

    Remang-remang cahaya dari jendela yang terbuka, membuat Jaxon pun terjaga. Dia mengangkat sedikit kepala yang seketika membuatnya pusing tiba-tiba, sehingga suara ringisan lolos dari bibir maskulinnya.“Shit,” gumamnya pelan sembari memejamkan mata kembali dan meraba sisi ranjang di sebelah.Bukannya tubuh hangat yang dia dapatkan seperti kebiasaan selama ini, malah sebuah bantal yang dia rasakan di sana.Seketika matanya terbuka kembali, dan dengan cepat kepalanya menoleh ke sisi kasur di mana biasanya Mia tertidur.Kepala Jaxon mencari ke segala arah, dan dengan suara serak sesudah bangun, dia pun memanggil nyaring nama kesayangan Mia.“Dolcezza,” panggilnya beberapa kali, namun tidak ada sahutan kembali.Dia memilih untuk diam beberapa saat, sebelum akhirnya ingatan pertengkaran yang kemarin hadir di kepala, sehingga Jaxon pun segera bangkit dengan gerakan tiba-tiba yang membuat seluruh ruangan terasa berputar-puta

    Last Updated : 2021-07-08
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 92

    Kepala Mia menunduk selama perjalanan. Dia bahkan tidak mau melihat ke arah pria yang menyetir di depan. Bahkan, beberapa kali wanita itu membuang pandangan ke luar jendela, duduk diam membisu.Alunan lagu yang terdengar dari radio tidak lagi dia pedulikan, seakan kepalanya sudah penuh akan keributan dari perang pikiran serta hati yang saling berseberangan.Di saat kepalanya meminta untuk terus melanjutkan perjalanan, hati kecilnya seperti menolak dan berbisik untuk berbalik saja. Karena ada pria yang pastinya sedang mencari dan menunggu Mia kembali ke rumah.Dapat dia bayangkan bagaimana kondisi Jaxon setelah ditinggal pergi, sehingga Mia bertanya-tanya sendiri apakah ini keputusan yang tepat.Di tengah kebimbangan, perhatiannya teralihkan oleh perkataan seseorang yang berada di depan. Perlahan-lahan Mia menatap ke arah Rey Fredrick yang sejak tadi menyetir dengan tenang.Tadinya dia hendak pergi sendiri ke Blueberry, tetapi Rey Fredrick hadir tib

    Last Updated : 2021-07-13
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 93

    Tangan Jaxon masih mengeluarkan darah saat melintasi jalanan di depannya. Dia bahkan menyetir dalam keadaan terluka dan tidak sedikit pun merasakan sakit dari luka yang menganga. Darah berceceran di sekitar kaki, kursi, serta stir kemudi. Tidak hanya itu, beberapa orang sampai bergidik ngeri ketika melihat mobilnya melintas dengan bercak darah di jendela dan pintu.Dane Loren yang baru saja kembali dari patroli berpapasan jalan dengan mobil Jaxon, dan untuk sesaat dia terdiam ketika melihat mobil yang Jaxon bawa sedikit berdarah-darah di bagian body.“Apa dia menyimpan mayat di dalam mobilnya?” tanya Noel yang tampak antusias hendak mengejar, namun Dane menahan polisi muda itu.“Jangan melakukan sesuatu yang hanya membuatmu kehilangan nyawa,” ucap Dane Loren penuh peringatan.Namun, Noel tidak mau mendengarkan dan segera menekan pedal gas, mengabaikan nasihat dari seniornya tersebut.“Jangan ikuti pria itu, Kendrick!&r

    Last Updated : 2021-07-16
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 94

    Nicko berlari di sepanjang lorong rumah sakit. Dia bahkan tidak mempedulikan tatapan penasaran orang-orang di sekitar, ditambah lagi dia datang tidak sendiri. Ada sepasukan pria berjas hitam mengikuti dari belakang sehingga semua yang berada di jalannya pun menyingkir seketika.Saat berbelok ke sebuah koridor yang akan mengantarkannya ke sebuah kamar perawatan, Nicko berpapasan jalan dengan Dane Loren dan Noel Kendrick, polisi yang tadi berpatroli di Denver.Langkah ketiga pria itu nyaris berhenti, namun mereka meneruskan jalan dan hanya saling bertukar sapa dengan satu anggukan kepala. Namun, saat teringat akan sesuatu, Nicko berhenti dan memanggil kedua polisi itu.“Orang-orangku melihat seorang pria berseragam kepolisian mencoba untuk mengendus area Red Cage.”Mendengar nada suara Nicko yang dalam, tiba-tiba saja suasana di sekitar menjadi tegang.Para pria yang tadi mengikuti Nicko dari belakang tampak siaga dengan tangan berada di

    Last Updated : 2021-07-19
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 95

    Mia menatap datar ke luar jendela. Sejak pagi dia melakukan hal yang sama, membuat beberapa orang yang mengenalnya pun enggan mendekat. Bahkan, wajah sendunya menjadikan semua orang di sekitar bersikap sangat hati-hati ketika menghampiri.Saat Mia menarik napas untuk yang ke sekian kali, tiba-tiba saja dia dekati oleh pria paruh baya bersama dengan dessert dan minuman dalam nampan. Seketika itu juga pria tersebut duduk di bangku, tepat di hadapannya.“Kau terlihat sangat lelah, beristirahatlah di atas,” kata Matt, mantan bos Mia sebelum meninggalkan Blueberry. “Aku sudah menyiapkan kamar untukmu di lantai dua.”Mia hanya memberikan senyum lemah.Pada akhirnya, dia pun kembali ke kota kecil itu. Satu-satunya orang yang bisa Mia mintai tolong hanyalah pria di hadapannya.Sebelum ke Deli, Rey hendak mengantar Mia ke sebuah hotel yang secara halus dia tolak. Bahkan, wanita itu memiliki pemikiran hendak menyewa apartemen lamanya,

    Last Updated : 2021-07-21
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 96

    Mia keluar dari toilet dalam keadaan kening penuh cucuran keringat, sementara itu langkahnya tampak tidak stabil sehingga Rey yang sejak tadi menunggu di depan pintu berusaha untuk membantu.“Aku akan membawamu ke rumah sakit,” kata pria itu sembari memapah Mia yang matanya mulai berkunang-kunang, membuat kekhawatiran Rey semakin bertambah.Tapi wanita itu menggeleng lemah dan menolak usulan tersebut,“Tidur sebentar akan membuatkan merasa lebih baik,” gumamnya lemah sembari menyandarkan berat tubuh pada pria yang kini menuntunnya ke hall.Matt yang berada di balik konter tampak terkejut dan mendatangi keduanya. Tapi, tatapan yang Rey beri menghentikan langkah pria itu seketika.“Aku bisa mengurus ini,” ucap Rey yang dengan sabar membawa Mia ke luar restaurant.Beberapa kali Matt tampak ingin menyusul, tapi kemudian dia hanya berdiam di tempat dengan tatapan sedikit tidak senang.Beberapa kepala mel

    Last Updated : 2021-07-24

Latest chapter

  • The King Of Denver (INDONESIA)   Terima Kasih

    Halo, Blezzia mengucapkan terima kasih kepada pembaca setia The King Of Denver :) Dan ya, seperti yang kalian baca, kisah ini baru saja berakhir SEASON PERTAMA-nya dan itu artinya akan ada SEASON KE-DUA yang akan Blezzia lanjutkan. Sesuai permintaan beberapa pembaca, yang tidak ingin novel ini berakhir dengan cepat, maka Blezzia mempertimbangkan akan membuat Season KE-DUA kisah Jaxon dan Mia (Bukan Nicko dan Disya) setelah menyelesaikan kisah Danny dan Hilda di Novel Wanita Rahasia CEO, oleh karena itu, Blezzia minta maaf untuk Delay yang terjadi. Karena ini novel kesayangan Blezzia, jadi kisah mereka akan sangat panjang. (Kalau perlu sampai anak cucu) Do'ain saja semoga diberikan izin oleh pihak GN ya ~ Biar nanti Blezzia lebih fokus ke Denver dan bisa update tiap hari nantinya <3Jika tidak ada halangan, maka diperkirakan Juni/Juli 2022 seluruh novel on-going yang sedang Blezzia tulis akan tamat. Lalu, bagaimana dengan kisah Nicko dan Disya? M

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BERAKHIR

    Mia terlihat sibuk berbincang dan tertawa bersama Disya di gazebo, saat tiba-tiba keduanya mendengar suara langkah kaki dari arah kanan taman. Serentak, wanita-wanita itupun menoleh bersamaan ke arah sumber suara, yang tak lain adalah Allana. Dengan senyum terkembang di wajah, Mia menyambut kedatangan pelayan terdekatnya itu, lalu meminta wanita tersebut untuk ikut bergabung di meja. Akan tetapi, Allana menolak sembari menoleh sedikit ke arah jalan yang tadi dilaluinya. Hal itu pun membuat Mia dan Disya mengikuti arah pandang pelayan wanita itu. Namun, mereka tidak menemukan apa-apa di sana, membuat Mia bertanya-tanya. “Ada apa?” Allana kembali menoleh pada dua wanita di hadapan, dan dia hanya menjawab dengan gerakan ragu-ragu. “Ada... seseorang yang ingin menemui... anda dan Miss Flontin,” ucapnya, sembari melirik ke arah Disya yang tetap duduk tenang dengan secangkir teh dalam genggaman. Mendengar penjelasan tersebut, sek

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 127

    Jaxon memasuki ruang tengah kediaman keluarganya, dan tepat di hadapannya telah duduk Jeff Bradwood dengan ditemani ibu tirinya, Ruby. Melihat kehadiran anggota Red Cage dalam ruangan, seketika bahu Jeff tampak tegang, padahal dia sudah mendengar kedatangan mereka sebelum mencapai gerbang. Namun, melihat pria-pria yang parade saat masuk ke dalam ruangan, Jeff pun tak mampu bergerak dari tempatnya duduk di sofa.“Jeff,” sapa Jaxon, dengan kedua tangan berada di saku celana.Bukannya menyahut, Jeff Bradwood hanya berdeham sembari menatap ke segala arah. Sengaja menghindari tatapan bosan puteranya.Pandangan Jaxon pun beralih pada Ruby yang tersenyum dengan sensual. Tetapi dia abaikan. Kini, perhatiannya kembali pada sang ayah yang mencoba memasang wajah poker face.“Aku melihat keadaanmu baik-baik saja,” ucap Jaxon, berbasa-basi sembari duduk di sofa.Dia menatap kedua orang di hadapan dengan pandangan yang sulit dibaca.

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 126

    Jaxon yang saat itu sedang menyesap batangan rokok di balkon sendirian, tiba-tiba saja dikejutkan dengan kehadiran Nicko dari arah belakang. Kedua pria itu tampak diam ketika berdiri sejajar pada railing. Namun, gestur Jaxon yang hendak berbagi batangan rokok di tangan menunjukkan bahwa apapun di antara mereka sebelumya telah terlupakan.Kini, kedua pria itu terlihat mengepulkan asap bersamaan. Sedangkan pandangan keduanya saling menerawang ke arah langit yang menyuguhkan pemandangan indah dengan taburan milk way di atas mereka.Di pulau ini, keduanya dapat melihat pemandangan langit malam yang jarang didapatkan jika di perkotaan. Bahkan, langit di sana jauh lebih cerah dari apa yang biasanya mereka lihat sebelumnya. Tidak hanya itu, rembulan yang cahayanya kemerahan, tampak tergantung indah di antara pemandangan malam lainnya, seolah tidak mau kalah untuk memanjakan mata para pen

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 125

    “Apa kau sudah memberitahunya?” kejar Jaxon saat Nicko baru saja keluar dari ruang perawatan.Kepala pria itu menggeleng lemah. Dan, dengan berat dia mengatakan; “Belum. Aku tidak bisa melakukannya.”Melihat ekspresi Nicko yang tercekat, Jaxon pun menarik temannya itu ke dalam pelukan. Satu tangannya menepuk-nepuk punggungnya pelan, sementara dia membisikkan kata-kata penuh dukungan.“Aku bisa melakukannya jika kau mau.”Setelah keduanya memisahkan diri, Nicko yang berwajah sendu pun menatap ragu-ragu. Dia tidak ingin terbawa suasana, seperti saat di salam sana.“Terima kasih, Brother.”Kedua pria itu saling memandang paham.“Baiklah, aku akan kembali ke mansion lebih dahulu,” ucap Nicko, meninggalkan kumpulan teman-temannya yang duduk di kursi tunggu dengan masing-masing memegang chips dan roti yang tadi Gavin bawa.“Bye brother,” kata pria-pria itu serent

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 124

    Nicko menutup ponselnya ketika dia mendengar laporan dari Henrieta. Beberapa kali dia menarik napas, sebelum membuangnya perlahan. Sekembalinya nanti, dia akan memberikan penjelasan pada kekasihnya yang bisa saja sedang menahan marah di seberang lautan sana.Meskipun dia tidak tahu apa yang akan menantinya, Nicko berharap Disya mau mendengarkan penjelasan.Dia hendak berbalik badan, saat tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara yang memanggil namanya pelan. Seketika bulu romanya berdiri, dan jantungnya berpacu saat suara tua itu menyebutkan namanya dengan nada sedikit bergetar.“Nicko … Anderson?”Perlahan, Nicko pun menoleh ke arah tubuh tua yang tadinya terbaring di ranjang dengan mata terpejam. Kini, mata itu memandang lurus ke arahnya, membuat Nicko tanpa sadar menundukkan kepala. Sebuah gesture penghormatan yang sulit dia tinggalkan.Sejak masih balita, anak-anak yang terlahir di Famiglia telah diajarkan untuk tidak mena

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 123

    Kehebohan terjadi di Kastil Aurelia. Kedatangan seorang wanita berparas sama seperti Mia membuat semua pelayan berbondong-bondong hendak ke lantai dua, di mana wanita itu saat ini berada. Bahkan, Snow kesulitan untuk menghalau mereka agar kembali bekerja.“Astaga, aku tidak mengira parasnya serupa,” bisik Allana yang pura-pura membersihkan patung singa di bawah tangga.Piper yang juga tidak diperbolehkan naik ke lantai dua mengangguk membenarkan.“Ya, tidak hanya bentuk wajah, tetapi rambut dan ekspresinya tidak jauh berbeda,” timpal Piper yang juga berpura-pura mengelap keramik di dekat Allana.Sementara itu, Emily memilih untuk diam sembari mencuri-curi lihat ke lantai dua. Dia tampak sibuk membersihkan buffet dan pegangan tangga.Melihat ketiga wanita itu, tentu saja Snow hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia sangat yakin bahwa mereka akan langsung terbirit-birit ke dapur saat ditegur, sehingga pria itu pun mengawasi saja

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 122

    Jaxon yang tidak tahan duduk terlalu lama akhirnya berdiri. Dia berjalan mondar-mandir di hadapan mereka semua. Dengan napas sedikit memburu dan amarah tertahan, pria itu seakan ingin meledak dan mengatakan sesuatu. Namun, Salvador yang menyadari hal itu pun hanya bisa menatap rekannya dengan ekspresi yang sulit dibaca.Seketika saja Salvador mengalihkan perhatian terhadap Fabiana yang saat ini mengkerut di kursi dengan pandangan terluka.“Bibi,” panggilnya pelan, yang membuat Fabiana mengangkat kepala. “Aku bisa pastikan untuk membawa Romero, tetapi aku tidak janji bila dia bebas dari luka.”Tatapan yang Fabiana berikan, membuat Salvador sedikit merasa bersalah. Selama menikah dengan Gioluca, wanita itu selalu berusaha terlihat lebih dominan dan sedikit arogan. Namun, Fabiana yang ada di depannya saat ini sangatlah jauh dari dua kata tersebut.Wanita yang dianggap paling kuat dan berkuasa, ternyata hanyalah seorang ibu yang terluk

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 121

    Jaxon dan Salvador yang menunggu kedatangan Nicko tampak termangu di atas sofa. Keduanya lebih banyak diam sembari menanti kedatangan rombongan Famiglia yang akan membawa Gioluca ke kediaman Vitielo. Sementara itu, Rey serta yang lainnya duduk di seberang dengan posisi serupa. Mereka tampak menanti penuh antisipasi.Tidak ada satu pun suara, kecuali detak jam dinding serta kicauan burung di pepohonan dekat taman. Atmosfer di sekitar benar-benar sangat tegang dan intens.Di tengah-tengah keheningan, tiba-tiba saja terdengar ketukan pelan dari depan pintu, yang membuat semua kepala menatap ke sumber suara.“Biar aku yang lihat,” ucap Gavin, yang mulai berdiri dari tempat duduk.Dia mengintip dari celah kunci, dan mendapati Fabiana lah yang ada di depan sana. Melihat itu, Gavin menoleh ke balik tubuh, dan menangkap tatapan Rey yang bertanya.“Fabiana yang mengetuk,” ucapnya, menarik perhatian beberapa kepala. “Apa yang ha

DMCA.com Protection Status