Share

Second Chance for Sinners

last update Last Updated: 2021-04-01 08:01:14

Makan malam yang Trish sediakan untuk mereka sangat lezat. Selain ramah dan baik, Trish juga Al menyediakan informasi penting lainnya mengenai peristiwa di tempat lain.

“Aku tidak menemukan tujuan dari semua kematian hewan tersebut selain dari kepuasan iblis dalam menumpahkan darah,” cetus Elba dengan dahi berkerut.

“Ya, ini seperti jalan buntu. Tidak ada jejak ataupun pertanda kehadiran Belial dan iblis lainnya. Aneh …,” gumam Roth.

“Yang aku butuhkan adalah satu peristiwa lagi untuk mengungkap siapa tokoh di balik ini semua,” ucap Nina dari ujung meja.

“Apakah kalian mengetahui bagaimana Belial ini hadir?” tanya Al.

“Roth jelas merasakan dan mengetahui dengan cepat. Aku dan Nina hanya bisa melihat jika dia menampakkan diri,” sahut Elba. Al manggut-manggut dengan wajah tampak berpikir.

“Ada satu lagi yang belum kami sampaikan karena hal ini sempat membuatku dan Trish d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   No Time To Die

    Kisah mereka di Santee usai. Namun bertumpuk pertanyaan menambah kebingungan Nina. Tujuannya semula hanya untuk bebas dan menempuh hidup lebih baik. Pencarian Nina tentang asal usulnya semakin tenggelam dalam ketidak pastian. Tidak ada petunjuk jelas. Kini bertambah, mereka harus waspada atas lancangnya mulut Nina yang menentang Lucifer.Ketiganya terdiam selama menyusuri jalanan yang cukup hangat siang itu. Nina menyandarkan kepalanya menatap luar jendela yang dipenuhi hutan pohon pinus. Elba menyatakan mampu kembali ke balik kemudi.“Kita mengisi bensin dulu,” ucap Elba.Dari jauh tampak tempat beristirahat. Pom bensin dengan kafetaria yang cukup ramai. Tidak ada yang menanggapi. Roth jelas masih dalam kekalutan karena kini harus menjadi sekutu Nina dan oponen rajanya.Mobil terparkir di depan kafetaria setelah mengisi bensin penuh. Elba melangkah lebih dulu dan melepas kacamata hitamnya saat memasuki kafe tersebut. Nina menyusul bersama Roth yang tampak le

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   The Highest Risk

    Pesawat mendarat di airport internasional Leonardo da Vinci, Roma. Nina menghirup udara dingin bulan Desember.“Inikah udara wilayah yang pernah menjadi salah satu tahta kaki Elohim?” tanya Roth terlihat memandang langit yang cukup mendung. Waktu menunjukkan pukul sembilan lebih lima belas menit.“Salah satu? Di manakah yang lain lagi?” tanya Elba tampak tertarik.“Mekkah,” jawab Roth ringan. Elba mengucapkan alhamdulilah dengan penuh syukur.“Kau mengatakan pernah? Bukankah itu berarti tidak lagi?” tanya Nina yang ternyata jeli. Roth tertawa.“Aku tidak lagi melihatNya setelah ratusan abad. Mungkin tempat ini tidak layak lagi baginya,” sahut Roth. Nina mendengar suara Elba menghela napas panjang.“Tapi siapakah yang bisa mengerti bagaimana Bapa Yang Agung berpikir? Dia akan mengijinkan bagi makhluk untuk melihat atau tidak, jelas aku bukan salah satu yang terpilih,” sam

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Jin Izkia's Help

    Abigail masih menyilangkan tangan di dada dan tampak tidak setuju dengan rencana empat orang dewasa yang kini duduk bersamanya di ruang tunggu bandara.“Aku tidak boleh berpamitan pada Paman Markus? Ini tidak adil! Jangan-jangan kalian ingin menculikku ya?!” tuduh Abigail dengan kesal. Nina menahan diri untuk tidak membentak gadis kecil yang dari semula membuatnya jengkel.“Menculikmu? Untuk apa? Jangan terlalu curiga, Abigail,” tukas Roth dengan lirikan kesal.“Aku tidak bicara denganmu!” seru Abigail makin menunjukkan suasana hati yang tidak bagus. Oliver memberikan ipod padanya.“Tenangkan dirimu, jika menuruti semua yang ada dalam otakmu, kamu akan kambuh dan itu bahaya,” ucap Oliver pelan. Abigail merebut media pemutar musik dengan wajah cemberut.Remaja itu memasang headset dan asyik dengan pilihan musik dalam fitur ipod. Nina menyilangkan tangan di dada dengan geram.“Jika kau tida

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Little Talk

    Elba memutuskan untuk menginap di hotel sekitar Firan. Menurut keterangan pemilik rumah makan, polisi sering mengadakan patroli dan berbuat seenak hati dengan menangkap wisatawan asing yang berkeliaran malam hari. Terutama dengan keberadaan Nina, mereka akan melemparkan tuduhan yang sangat keji dan serius. Demi menghormati budaya timur yang masih kental dengan norma dan kesopanan yang berlaku, Elba memutuskan tidak melanjutkan perjalanan.“Membawa wanita dalam perjalanan di malam hari bisa dipenjara? Sangat konyol!” protes Nina sembari membuka pintu kamar dengan kasar.“Ingat yang aku ceritakan tentang kedudukan wanita di dunia timur?” seru Elba. Nina bungkam dan memilih masuk ke kamar dengan kesal.“Ini memang buang-buang waktu. Dengan menunda berarti akan semakin lama aku kembali ke vatikan,” gerutu Abigail. Roth segera menyeret masuk gadis remaja itu, sebelum melemparkan keluhan lainnya dan membuat Elba naik pitam. Keduanya

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   The Blind Man

    Pagi-pagi, Elba sudah mengedor pintu masing-masing dan membangunkan semuanya.“Setengah jam lagi kita berangkat!” teriak Elba sambil menuruni tangga motel. Nina sudah menikmati kopi dengan Oliver di ruang makan motel. Kebulan asap kopi dari cangkir membuat Elba merasakan emosinya menurun.“Kau membutuhkan kafein. Suasana hatimu tidak begitu bagus akhir-akhir ini,” ucap Nina. Elba membenarkan dan menggelengkan kepala.“Pikiranku kacau,” jawab Elba muram.“Speak up,” pinta Nina. Elba menghela napas dan kembali menyeruput kopinya.“Aku pernah menyakiti seseorang. Makhluk astral tepatnya, dari bangsa Jin. Dia berasal dari Mesir,” sahut Elba dengan wajah kecut. Nina menghentikan suapannya. Sarapan itu tidak lagi menarik.“Apakah parah?” tanya Nina. Elba mengangkat wajahnya dan menatap Nina dengan lekat.“Aku membunuh tuannya,” jawab Elba. Nina membuka mulut

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Death Row In Cairo

    “Aku masih tidak mengerti kenapa Karmuzu meminta kita yang menyelamatkan para muridnya dan bukan mengutus murid dia yang lain,” gerutu Roth.“Kau sudah mendengar kenapa tadi, kan?” tukas Elba.“Iya tapi kenapa sekarang kita harus pergi ke Kairo, padahal sudah tinggal satu langkah ke gunung Sinai!” protes Roth kemudian.“Kau bisa memilih untuk tidak ikut!” seru Nina dengan kesal.“Nah, ide yang sangat bagus sekali!” sambut Roth ceria.“Pergilah, aku akan menjaga keduanya,” timpal Oliver. Elba terlihat ragu.“Kami akan baik-baik saja. Kau bisa menyelamatkan sepuluh orang tersebut tanpa kesulitan dengan Elba,” yakin Oliver. Setelah sepakat dengan ide yang Oliver sarankan, Nina dan Elba berangkat ke Kairo segera.***Berdasarkan informasi dari Karmuzu yang sebetulnya tidak cukup memadai, Nina dan Elba bisa menemukan lokasi di mana sepuluh orang ters

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Hell's gate

    Nina merasakan perutnya mual dan kepalanya berat seperti terhimpit beban puluhan kilo. Berikutnya ia terhempas ke suatu ruang hampa yang membuat tubuhnya melayang. Dari kejauhan tampak gerbang hitam yang terbuat dari susunan tulang belulang. Aura kegelapan jelas tampak dari balik gerbang tersebut. Nina mencoba berpikir apakah dirinya sedang dalam mimpi akibat benturan atau memang terhempas di alam mengerikan ini.Kegelapan menyelimuti hingga sejauh matanya memandang. Nina tidak mampu melihat di mana ujung dari dimensi yang aneh ini. Satu-satunya cahaya adalah pancaran sinar merah dari arah gerbang tersebut. Nina melihat ke bawah dan ada landasan mirip dengan bentuk gumpalan awan hitam. Begitu dirinya mencoba turun, kakinya menapak dengan mudah. Ternyata cukup padat.Nina berjalan menuju gerbang tersebut dengan hati-hati dan waspada. Tangannya siap menghantam siapa pun yang ia curigai. Mendadak matanya melihat satu persatu bentuk manusia mirip dengan asap hologram. Tubu

    Last Updated : 2021-04-04
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Marked from Hell

    Roth menyentuh tangan Elba dengan pelan. Nina mulai membuka mata dengan keringat yang terus meleleh dari keningnya. Wanita itu tampak mual dan Oliver dengan sigap meraih ember dan mendekatkan pada Nina.Semua isi lambung Nina keluar. Oliver mengurut tengkuk Nina sementara tangan kirinya menadah dengan ember. Setelah beberapa saat, Nina duduk tegak dan mengusap mulutnya. Ekspresi wajah Nina mulai memerah dan tidak lagi pucat.“Sial! Aku terjebak di gerbang neraka!” umpat Nina dengan terengah.“Tubuhmu panas seperti bara api sejak terlempar,” ucap Elba mengangsurkan gelas minum. Nina menenggak hingga habis.“Apa yang terjadi?” tanya Nina kemudian.“Kamu pingsan sudah hampir dua hari. Jangan heran dengan tambahan tattoo di lehermu. Sepertinya raja iblis itu memberimu oleh-oleh yang berkesan,” cetus Roth menunjuk pada pangkal leher Nina. Wanita itu meraba tubuhnya dan meringis.“Panas,”

    Last Updated : 2021-04-04

Latest chapter

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Young Heroes Were Born

    Menjalani kehidupan kampus dan menjadi manusia terdidik membuat kualitas diri Abigail terbentuk dengan sangat baik.Satu tahun berlalu, remaja yang telah beralih menjadi wanita dewasa muda itu tampak berkembang menjadi pribadi yang memiliki mental kuat, kokoh dan juga tidak cengeng.Delapan belas tahun sudah usianya sekarang. Abigail terlihat secantik kakaknya, Nina.Kulitnya yang halus seperti warna peach di musim semi dengan rambut kemerahan dan mata biru, membuatnya kadang menjadi pusat perhatian.Pada tahun kedua, Abigail mendapat pendampingan dari senior dan tanpa diduga, Conradlah yang terpilih menjadi pendampingnya.Claire yang tergila-gila pada Conrad dengan tulus dan tidak kehilangan antusiasnya mendukung penuh Abigail untuk mendekati.“Kau sinting, Claire!” omel Abigail dengan gelengan kepala tidak berhenti.Rambutnya yang panjang telah ia potong sebahu dan Abigail makin terlihat menawan, tegap dan

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   The Bliss

    Luke melempar bola basket tersebut dan dengan tepat masuk ke dalam keranjang. Tepuk tangan penonton memenuhi di lapangan outdoor kampus. Luke sudah menjadi idola baru sejak awal semester. Baru dua lalu, Luke dinobatkan sebagai pria paling seksi dan itu ditolak mentah-mentah oleh Abigail dan Claire.“Kau pernah menciumku, Abe! Akui saja!” cetus Luke dengan mimik kesal.“Ya! Sebagai latihan dan untuk memenangkan taruhan dengan Claire!” kedua teman wanitanya tos dan terkekeh.Luke mengomel dan jengkel karena dua sahabatnya adalah manusia yang tidak mengakui ketampanannya.“Oh, lihatlah dia! Conrad Siltra! Sangat dewasa, menarik dan cerdas. Kualitas unggul dari seorang pria!” puji Claire dengan ekspresi terpesona tingkat tinggi.Luke dan Abigail menunjukkan mimik tidak setuju.“Angkuh, sombong dan kaku! Itu yang tepat!” bantah Abigail.Kali ini Luke sepakat.“Kalian tidak tahu p

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Whatever Happen, Just Move Forward

    Elba menenteng dua koper milik Abigail ke dalam bagasi mobil dan juga kardus yang berisi semua keperluan yang dibutuhkan selama tinggal di asrama universitas nanti.Hari ini mereka mengantar Abigail ke Montana University untuk mulai kehidupan baru sebagai mahasiswi fakultas kedokteran.Panther duduk di belakang kemudi dan mereka un berangkat.“Tidak seharusnya kalian mengantarku semua!” gerutu Abigail malu.Coque tidak mengacuhkan karena sibuk memeriksa catatan yang ada dalam jurnalnya. Semua yang Abigail butuhkan Coque periksa kembali dengan teliti dan cermat.“Kita harus mampir di supermarket sebentar karena belum ada krim repellent untuk anti nyamuk!” seru Coque menutup jurnalnya dan memasukkan ke dalam saku kemeja.“Buat apa repellent anti nyamuk?” tanya Roth heran.“Di asrama nanti mustahil mereka menjaga kebersihan seperti kita, Roth! Abigail bisa terkena demam berdarah!&rd

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Life After Extinction

    Claire dan Luke tidak lagi bertanya atau meragukan keseluruhan kisah hidup Abigail yang sebenarnya mereka sudah dengar desas desisnya sejak kecil dulu sebagai keturunan dari makhluk kegelapan.Tapi semenjak tragedi Belial menimpa seluruh dunia, keduanya tidak menyangka bahwa sahabat mereka yang selama ini dikenal adalah tokoh utama yang berperan bersama iblisnya dalam musibah tersebut.Sebagai remaja yang ternyata menganut paham terbuka dan modern, Claire dan Luke hanya mendukung Abigail sepenuhnya hingga tidak lagi mengalami trauma terhadap apa yang pernah ia lihat di medan perang.Bukan itu saja, seluruh pengalaman pahit Abigail juga perlu diterima dengan nalar dan logika yang cerdas supaya mental tidak terpukul. Disitulah peran kedua remaja dalam hidup Abigail.Sementara itu, Elba telah memeriksa dengan teliti bersama Roth untuk kekuatan adik dari Nina tersebut secara maksimal.Berbagai macam tes dilakukan untuk mengetahui apakah k

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   I Want My Sister Back!

    Ungkapan paling tepat untuk situasi dunia saat ini adalah mati suri.Hampir sebagian besar perekonomian lumpuh dan kehilangan kemampuan untuk meraih level stabil. Bangkit dari keterpurukan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan.Semua orang merasa berkepentingan untuk dibantu dan melupakan esensi dari berjuang bersama. Ketakutan yang masih mengukung dan meninggalkan trauma dalam hidup mereka, membuat masing-masing pribadi memilih untuk mempersiapkan diri jika ada kejadian berikutnya.Kecurigaan satu sama lain dan buruk sangka selalu terjadi.Setelah pasca serangan Belial yang sempat mengugah para penyintas untuk saling bahu membahu, tiba-tiba saja bisa berubah. Para manusia saling menarik diri dan jika itu dilihat secara menyeluruh, pemerintah pun seakan bersikap yang sama.Pemimpin negara kehilangan kemampuan mereka untuk mengarahkan rakyat yang semakin memilih cara sendiri untuk bertahan hidup.Hilangnya kepercayaan mereka pada para

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Summary 2

    Karmuzu mengatakan belum waktunya dan akan tiba saat yang tepat untuk mereka melanjutkan perjalanan ke gunung Sinai. Di sisi lain, Lucifer tidak pernah mampu menemukan di mana Nina Averin berada. Tidak peduli seberapa kuat Raja Iblis itu mencari dengan menyebarkan pasukannya, hasilnya tetap nihil. Rasa heran mulai menguasai diri Lucifer. Siapakah Nina sebenarnya?Abigail tiba pada situasi menjadi remaja yang penuh gejolak dan pemberontakan. Mengancam akan kabur jika tidak dipenuhi permintaannya. Mereka akhirnya mengikuti tuntutan Abigail untuk kembali ke Roger Pass, Montana.Walaupun Nina menentang, Oliver bersikukuh memutuskan untuk memenuhi permintaan Abigail dan kelimanya terbang kembali ke Amerika Serikat.Suatu malam, Oliver bermimpi aneh. Ketika ia menceritakan tentang mimpinya, semua terhenyak. Seseorang yang sangat misterius, mirip dengan sosok malaikat, memberitahu jika Lucifer sesungguhnya memiliki dua putri. Putri sulungnya adalah kunci untuk mengalah

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Summary 1

    Besar di panti asuhan, Nina Averin terdidik menjadi sosok manusia yang sangat ahli menyamar dan mempertahankan diri. Mengalami masa kecil menggenaskan, Nina bahkan diperkosa saat masih berusia sepuluh tahun.Nina menjadi mesin pembunuh yang telah menjalani tugas ratusan kali. Gadis itu sejak kecil dituntut untuk mematikan emosi juga perasaannya. Hingga pada saat berusia 23 tahun dia memutuskan untuk melarikan diri.Alasan utama Nina melarikan diri karena lelah menjalani kehidupan sebagai pembantai dan kebebasannya terkungkung. Berbeda dengan semua teman yang menjalani profesi dengannya, Nina sudah menunjukkan bakat pemberontak sejak kecil.Bertemu dengan sosok Ben yang sebetulnya adalah Alter Fidelis yang menyamar, Nina mendapat bekal juga tertolong saat terjepit. Namun hari berikutnya, Nina kembali mati-matian menghadapi sindikat yang berusaha membunuhnya. Nina terluka parah.Pada titik terendahnya, Nina memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun ia keburu

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Bad Ending with No Lights

    Bau anyir yang bercampur busuk jenazah menguar di sepanjang lembah Norwegia. Entah bagaimana mereka akan membereskan semua kekacauan ini.Semua masih terlalu berduka dan terpukul akan kepergian Nina.Abigail yang dalam perawatan Sky dan Pixen, belum sepenuhnya pulih. Secara fisik remaja itu baik-baik saja, tapi memori yang terekam dalam benaknya sulit untuk kembali.Bagi Abigail, semua baik-baik saja. Tidak ada yang salah.Berkali-kali pula, dia menanyakan mengenai di mana kakaknya dan semua belum bisa menjawab dengan fakta yang sesungguhnya. Mereka mengalihkan dengan topik yang lain dan Roth mulai tidak nyaman menyembunyikan terus menerus.“Aku seperti menelan racun pahit,” cetus Roth dengan mata lekat menatap Abigail yang sedang menjalani fisioterapi dengan Sky.Fisiknya masih terkadang lemah dan Abigail butuh menghilangkan semua racun yang selama ini bersarang di tubuhnya.Beberapa kali remaja itu muntah cairan hitam me

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Lucifer Returning

    Lembah Norwegia menjadi saksi tentang sebuah pengorbanan yang tulus dan bukti nyata dari kasih seorang kakak pada adiknya.Abigail yang terkapar di samping Belial, perlahan kembali ke wujud manusia dan luka yang ada di tubuh remaja itu, sembuh dengan sendirinya. Elba melepas jubah dan berjalan mendekat, lalu menutupi tubuh Abigail yang telanjang.Roth mengambil alih dan memberi isyarat pada Elba untuk mendekati Nina, kekasihnya.Pria itu terlihat gemetar, menyentuh tubuh yang masih menelungkup dan tombak masih tertancap di perutnya. Saat membalikkan badan Nina dan mencabut tombak surgawi, Elba tergugu. Mata Nina masih terbuka dan menatap tanpa cahaya.Jarinya menutup dengan ucapan yang mengalun begitu pilu. Tidak pernah terbayang akan mengalami hal yang terjadi saat ini. Siapa yang dapat menyangka, jika Nina benar-benar membutikan ucapannya dulu? Siapa yang bisa menduga, cinta yang Nina miliki begitu besar?Pelukan itu tidak mampu menyingkirkan luk

DMCA.com Protection Status