Share

Jin Izkia's Help

last update Last Updated: 2021-04-01 15:24:29

Abigail masih menyilangkan tangan di dada dan tampak tidak setuju dengan rencana empat orang dewasa yang kini duduk bersamanya di ruang tunggu bandara.

“Aku tidak boleh berpamitan pada Paman Markus? Ini tidak adil! Jangan-jangan kalian ingin menculikku ya?!” tuduh Abigail dengan kesal. Nina menahan diri untuk tidak membentak gadis kecil yang dari semula membuatnya jengkel.

“Menculikmu? Untuk apa? Jangan terlalu curiga, Abigail,” tukas Roth dengan lirikan kesal.

“Aku tidak bicara denganmu!” seru Abigail makin menunjukkan suasana hati yang tidak bagus. Oliver memberikan ipod padanya.

“Tenangkan dirimu, jika menuruti semua yang ada dalam otakmu, kamu akan kambuh dan itu bahaya,” ucap Oliver pelan. Abigail merebut media pemutar musik dengan wajah cemberut.

Remaja itu memasang headset dan asyik dengan pilihan musik dalam fitur ipod. Nina menyilangkan tangan di dada dengan geram.

“Jika kau tida

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Little Talk

    Elba memutuskan untuk menginap di hotel sekitar Firan. Menurut keterangan pemilik rumah makan, polisi sering mengadakan patroli dan berbuat seenak hati dengan menangkap wisatawan asing yang berkeliaran malam hari. Terutama dengan keberadaan Nina, mereka akan melemparkan tuduhan yang sangat keji dan serius. Demi menghormati budaya timur yang masih kental dengan norma dan kesopanan yang berlaku, Elba memutuskan tidak melanjutkan perjalanan.“Membawa wanita dalam perjalanan di malam hari bisa dipenjara? Sangat konyol!” protes Nina sembari membuka pintu kamar dengan kasar.“Ingat yang aku ceritakan tentang kedudukan wanita di dunia timur?” seru Elba. Nina bungkam dan memilih masuk ke kamar dengan kesal.“Ini memang buang-buang waktu. Dengan menunda berarti akan semakin lama aku kembali ke vatikan,” gerutu Abigail. Roth segera menyeret masuk gadis remaja itu, sebelum melemparkan keluhan lainnya dan membuat Elba naik pitam. Keduanya

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   The Blind Man

    Pagi-pagi, Elba sudah mengedor pintu masing-masing dan membangunkan semuanya.“Setengah jam lagi kita berangkat!” teriak Elba sambil menuruni tangga motel. Nina sudah menikmati kopi dengan Oliver di ruang makan motel. Kebulan asap kopi dari cangkir membuat Elba merasakan emosinya menurun.“Kau membutuhkan kafein. Suasana hatimu tidak begitu bagus akhir-akhir ini,” ucap Nina. Elba membenarkan dan menggelengkan kepala.“Pikiranku kacau,” jawab Elba muram.“Speak up,” pinta Nina. Elba menghela napas dan kembali menyeruput kopinya.“Aku pernah menyakiti seseorang. Makhluk astral tepatnya, dari bangsa Jin. Dia berasal dari Mesir,” sahut Elba dengan wajah kecut. Nina menghentikan suapannya. Sarapan itu tidak lagi menarik.“Apakah parah?” tanya Nina. Elba mengangkat wajahnya dan menatap Nina dengan lekat.“Aku membunuh tuannya,” jawab Elba. Nina membuka mulut

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Death Row In Cairo

    “Aku masih tidak mengerti kenapa Karmuzu meminta kita yang menyelamatkan para muridnya dan bukan mengutus murid dia yang lain,” gerutu Roth.“Kau sudah mendengar kenapa tadi, kan?” tukas Elba.“Iya tapi kenapa sekarang kita harus pergi ke Kairo, padahal sudah tinggal satu langkah ke gunung Sinai!” protes Roth kemudian.“Kau bisa memilih untuk tidak ikut!” seru Nina dengan kesal.“Nah, ide yang sangat bagus sekali!” sambut Roth ceria.“Pergilah, aku akan menjaga keduanya,” timpal Oliver. Elba terlihat ragu.“Kami akan baik-baik saja. Kau bisa menyelamatkan sepuluh orang tersebut tanpa kesulitan dengan Elba,” yakin Oliver. Setelah sepakat dengan ide yang Oliver sarankan, Nina dan Elba berangkat ke Kairo segera.***Berdasarkan informasi dari Karmuzu yang sebetulnya tidak cukup memadai, Nina dan Elba bisa menemukan lokasi di mana sepuluh orang ters

    Last Updated : 2021-04-01
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Hell's gate

    Nina merasakan perutnya mual dan kepalanya berat seperti terhimpit beban puluhan kilo. Berikutnya ia terhempas ke suatu ruang hampa yang membuat tubuhnya melayang. Dari kejauhan tampak gerbang hitam yang terbuat dari susunan tulang belulang. Aura kegelapan jelas tampak dari balik gerbang tersebut. Nina mencoba berpikir apakah dirinya sedang dalam mimpi akibat benturan atau memang terhempas di alam mengerikan ini.Kegelapan menyelimuti hingga sejauh matanya memandang. Nina tidak mampu melihat di mana ujung dari dimensi yang aneh ini. Satu-satunya cahaya adalah pancaran sinar merah dari arah gerbang tersebut. Nina melihat ke bawah dan ada landasan mirip dengan bentuk gumpalan awan hitam. Begitu dirinya mencoba turun, kakinya menapak dengan mudah. Ternyata cukup padat.Nina berjalan menuju gerbang tersebut dengan hati-hati dan waspada. Tangannya siap menghantam siapa pun yang ia curigai. Mendadak matanya melihat satu persatu bentuk manusia mirip dengan asap hologram. Tubu

    Last Updated : 2021-04-04
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Marked from Hell

    Roth menyentuh tangan Elba dengan pelan. Nina mulai membuka mata dengan keringat yang terus meleleh dari keningnya. Wanita itu tampak mual dan Oliver dengan sigap meraih ember dan mendekatkan pada Nina.Semua isi lambung Nina keluar. Oliver mengurut tengkuk Nina sementara tangan kirinya menadah dengan ember. Setelah beberapa saat, Nina duduk tegak dan mengusap mulutnya. Ekspresi wajah Nina mulai memerah dan tidak lagi pucat.“Sial! Aku terjebak di gerbang neraka!” umpat Nina dengan terengah.“Tubuhmu panas seperti bara api sejak terlempar,” ucap Elba mengangsurkan gelas minum. Nina menenggak hingga habis.“Apa yang terjadi?” tanya Nina kemudian.“Kamu pingsan sudah hampir dua hari. Jangan heran dengan tambahan tattoo di lehermu. Sepertinya raja iblis itu memberimu oleh-oleh yang berkesan,” cetus Roth menunjuk pada pangkal leher Nina. Wanita itu meraba tubuhnya dan meringis.“Panas,”

    Last Updated : 2021-04-04
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Home Sweet Home

    Setelah berdebat dengan hebat dan melewati sesi bertengkar yang cukup tinggi, Nina akhirnya mengalah. Mereka mengikuti keinginan Abigail untuk kembali ke Roger Pass. Lexi menyambut mereka dengan pandangan heran, tapi tampak bahagia saat melihat Abigail selamat.“Markus benar, kalian memang tim yang paling tepat mengasuh Abigail!” seru Lexi sambil tak henti-hentinya mengusap air mata.“Kau mengenal Markus dengan baik, rupanya,” jawab Elba santun.“Aku dan Robert dulu bekerja untuk Nasa. Kami ilmuwan yang sangat berdedikasi,” balas Lexi dengan sendu. Kemudian mengalir cerita tentang bagaimana ia menjadi ‘mata’ bagi Markus dalam mengawasi keluarganya.Pria tua itu masih merawat rumah peninggalan Robert, kakek Abigail, dengan baik. Setelah melepas rindu dan sedikit berbincang, mereka diantar Lexi menuju pemakaman umum. Para tetangga yang melihat Abigail kembali menyingkir dengan tatapan menyelidik.

    Last Updated : 2021-04-05
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Being Normal?

    Waktu berganti dengan cepat. Tidak terasa semua berlalu dan mengalir dengan baik. Seakan-akan semua mengikuti alur yang semestinya. Apa yang tidak pernah mereka duga dan rencanakan, ternyata berjalan dengan baik dan hampir tanpa kendala.Nina mulai merenggangkan sedikit sikap dingin dan tak acuhnya. Tiga bulan hidup bersama Abigail, membuatnya berubah. Secara naluriah, ia menjadi seorang kakak bagi remaja yang menginjak tahun ketiga belas dalam hidupnya.Elba dan Roth menghabiskan waktu dengan Oliver membantu Lexi dan sibuk berburu. Bukan untuk membantai binatang, namun lebih sebagai aktivitas olahraga dan melatih otot maskulin mereka.“Tetangga baru dari rumah sebelah mengantar ini tadi pagi!” seru Roth meletakkan keranjang buah di meja makan. Nina baru selesai merapikan barang belanjaan di kulkas.“Tetangga baru? Sejak kapan?” tanyanya heran.“Aku berangkat!” seru Abigail dari pintu depan dan tanpa menunggu jaw

    Last Updated : 2021-04-05
  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   The Huntress

    Malam itu, mereka berdiskusi dengan seru mengenai penemuan di lereng gunung. Nina mendengarkan dengan santai di dekat jendela.“Aku bersyukur tidak mengiyakan usulan teman-teman yang ingin berkemah akhir pekan lalu,” ucap Abigail dengan mimik cemas.“Jauhi hutan, Abe!” seru Nina tanpa memalingkan wajahnya.“Aku tahu, kami mengagalkan rencana itu,” sahut Abigail cepat-cepat.“Bagaimana kabar tetangga sebelah?” tanya Elba.“Kosong. Kami mencoba mengunjungi mereka dua kali,” sahut Roth dari ujung sofa.“Aku sudah menempatkan mantra penangkal di rumah itu. Jika mereka benar-benar sosok yang bukan manusia, tidak bisa lagi masuk,” imbuh Oliver.“Aku heran mereka bisa menemukan kita di sini,” renung Elba.“Mungkin mereka adalah para kultus biarawan yang masih mengincar Abe,” timpal Roth.“Atau mungkin utusan ayah Abigail sendir

    Last Updated : 2021-04-06

Latest chapter

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Young Heroes Were Born

    Menjalani kehidupan kampus dan menjadi manusia terdidik membuat kualitas diri Abigail terbentuk dengan sangat baik.Satu tahun berlalu, remaja yang telah beralih menjadi wanita dewasa muda itu tampak berkembang menjadi pribadi yang memiliki mental kuat, kokoh dan juga tidak cengeng.Delapan belas tahun sudah usianya sekarang. Abigail terlihat secantik kakaknya, Nina.Kulitnya yang halus seperti warna peach di musim semi dengan rambut kemerahan dan mata biru, membuatnya kadang menjadi pusat perhatian.Pada tahun kedua, Abigail mendapat pendampingan dari senior dan tanpa diduga, Conradlah yang terpilih menjadi pendampingnya.Claire yang tergila-gila pada Conrad dengan tulus dan tidak kehilangan antusiasnya mendukung penuh Abigail untuk mendekati.“Kau sinting, Claire!” omel Abigail dengan gelengan kepala tidak berhenti.Rambutnya yang panjang telah ia potong sebahu dan Abigail makin terlihat menawan, tegap dan

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   The Bliss

    Luke melempar bola basket tersebut dan dengan tepat masuk ke dalam keranjang. Tepuk tangan penonton memenuhi di lapangan outdoor kampus. Luke sudah menjadi idola baru sejak awal semester. Baru dua lalu, Luke dinobatkan sebagai pria paling seksi dan itu ditolak mentah-mentah oleh Abigail dan Claire.“Kau pernah menciumku, Abe! Akui saja!” cetus Luke dengan mimik kesal.“Ya! Sebagai latihan dan untuk memenangkan taruhan dengan Claire!” kedua teman wanitanya tos dan terkekeh.Luke mengomel dan jengkel karena dua sahabatnya adalah manusia yang tidak mengakui ketampanannya.“Oh, lihatlah dia! Conrad Siltra! Sangat dewasa, menarik dan cerdas. Kualitas unggul dari seorang pria!” puji Claire dengan ekspresi terpesona tingkat tinggi.Luke dan Abigail menunjukkan mimik tidak setuju.“Angkuh, sombong dan kaku! Itu yang tepat!” bantah Abigail.Kali ini Luke sepakat.“Kalian tidak tahu p

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Whatever Happen, Just Move Forward

    Elba menenteng dua koper milik Abigail ke dalam bagasi mobil dan juga kardus yang berisi semua keperluan yang dibutuhkan selama tinggal di asrama universitas nanti.Hari ini mereka mengantar Abigail ke Montana University untuk mulai kehidupan baru sebagai mahasiswi fakultas kedokteran.Panther duduk di belakang kemudi dan mereka un berangkat.“Tidak seharusnya kalian mengantarku semua!” gerutu Abigail malu.Coque tidak mengacuhkan karena sibuk memeriksa catatan yang ada dalam jurnalnya. Semua yang Abigail butuhkan Coque periksa kembali dengan teliti dan cermat.“Kita harus mampir di supermarket sebentar karena belum ada krim repellent untuk anti nyamuk!” seru Coque menutup jurnalnya dan memasukkan ke dalam saku kemeja.“Buat apa repellent anti nyamuk?” tanya Roth heran.“Di asrama nanti mustahil mereka menjaga kebersihan seperti kita, Roth! Abigail bisa terkena demam berdarah!&rd

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Life After Extinction

    Claire dan Luke tidak lagi bertanya atau meragukan keseluruhan kisah hidup Abigail yang sebenarnya mereka sudah dengar desas desisnya sejak kecil dulu sebagai keturunan dari makhluk kegelapan.Tapi semenjak tragedi Belial menimpa seluruh dunia, keduanya tidak menyangka bahwa sahabat mereka yang selama ini dikenal adalah tokoh utama yang berperan bersama iblisnya dalam musibah tersebut.Sebagai remaja yang ternyata menganut paham terbuka dan modern, Claire dan Luke hanya mendukung Abigail sepenuhnya hingga tidak lagi mengalami trauma terhadap apa yang pernah ia lihat di medan perang.Bukan itu saja, seluruh pengalaman pahit Abigail juga perlu diterima dengan nalar dan logika yang cerdas supaya mental tidak terpukul. Disitulah peran kedua remaja dalam hidup Abigail.Sementara itu, Elba telah memeriksa dengan teliti bersama Roth untuk kekuatan adik dari Nina tersebut secara maksimal.Berbagai macam tes dilakukan untuk mengetahui apakah k

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   I Want My Sister Back!

    Ungkapan paling tepat untuk situasi dunia saat ini adalah mati suri.Hampir sebagian besar perekonomian lumpuh dan kehilangan kemampuan untuk meraih level stabil. Bangkit dari keterpurukan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan.Semua orang merasa berkepentingan untuk dibantu dan melupakan esensi dari berjuang bersama. Ketakutan yang masih mengukung dan meninggalkan trauma dalam hidup mereka, membuat masing-masing pribadi memilih untuk mempersiapkan diri jika ada kejadian berikutnya.Kecurigaan satu sama lain dan buruk sangka selalu terjadi.Setelah pasca serangan Belial yang sempat mengugah para penyintas untuk saling bahu membahu, tiba-tiba saja bisa berubah. Para manusia saling menarik diri dan jika itu dilihat secara menyeluruh, pemerintah pun seakan bersikap yang sama.Pemimpin negara kehilangan kemampuan mereka untuk mengarahkan rakyat yang semakin memilih cara sendiri untuk bertahan hidup.Hilangnya kepercayaan mereka pada para

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Summary 2

    Karmuzu mengatakan belum waktunya dan akan tiba saat yang tepat untuk mereka melanjutkan perjalanan ke gunung Sinai. Di sisi lain, Lucifer tidak pernah mampu menemukan di mana Nina Averin berada. Tidak peduli seberapa kuat Raja Iblis itu mencari dengan menyebarkan pasukannya, hasilnya tetap nihil. Rasa heran mulai menguasai diri Lucifer. Siapakah Nina sebenarnya?Abigail tiba pada situasi menjadi remaja yang penuh gejolak dan pemberontakan. Mengancam akan kabur jika tidak dipenuhi permintaannya. Mereka akhirnya mengikuti tuntutan Abigail untuk kembali ke Roger Pass, Montana.Walaupun Nina menentang, Oliver bersikukuh memutuskan untuk memenuhi permintaan Abigail dan kelimanya terbang kembali ke Amerika Serikat.Suatu malam, Oliver bermimpi aneh. Ketika ia menceritakan tentang mimpinya, semua terhenyak. Seseorang yang sangat misterius, mirip dengan sosok malaikat, memberitahu jika Lucifer sesungguhnya memiliki dua putri. Putri sulungnya adalah kunci untuk mengalah

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Summary 1

    Besar di panti asuhan, Nina Averin terdidik menjadi sosok manusia yang sangat ahli menyamar dan mempertahankan diri. Mengalami masa kecil menggenaskan, Nina bahkan diperkosa saat masih berusia sepuluh tahun.Nina menjadi mesin pembunuh yang telah menjalani tugas ratusan kali. Gadis itu sejak kecil dituntut untuk mematikan emosi juga perasaannya. Hingga pada saat berusia 23 tahun dia memutuskan untuk melarikan diri.Alasan utama Nina melarikan diri karena lelah menjalani kehidupan sebagai pembantai dan kebebasannya terkungkung. Berbeda dengan semua teman yang menjalani profesi dengannya, Nina sudah menunjukkan bakat pemberontak sejak kecil.Bertemu dengan sosok Ben yang sebetulnya adalah Alter Fidelis yang menyamar, Nina mendapat bekal juga tertolong saat terjepit. Namun hari berikutnya, Nina kembali mati-matian menghadapi sindikat yang berusaha membunuhnya. Nina terluka parah.Pada titik terendahnya, Nina memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun ia keburu

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Bad Ending with No Lights

    Bau anyir yang bercampur busuk jenazah menguar di sepanjang lembah Norwegia. Entah bagaimana mereka akan membereskan semua kekacauan ini.Semua masih terlalu berduka dan terpukul akan kepergian Nina.Abigail yang dalam perawatan Sky dan Pixen, belum sepenuhnya pulih. Secara fisik remaja itu baik-baik saja, tapi memori yang terekam dalam benaknya sulit untuk kembali.Bagi Abigail, semua baik-baik saja. Tidak ada yang salah.Berkali-kali pula, dia menanyakan mengenai di mana kakaknya dan semua belum bisa menjawab dengan fakta yang sesungguhnya. Mereka mengalihkan dengan topik yang lain dan Roth mulai tidak nyaman menyembunyikan terus menerus.“Aku seperti menelan racun pahit,” cetus Roth dengan mata lekat menatap Abigail yang sedang menjalani fisioterapi dengan Sky.Fisiknya masih terkadang lemah dan Abigail butuh menghilangkan semua racun yang selama ini bersarang di tubuhnya.Beberapa kali remaja itu muntah cairan hitam me

  • The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer   Lucifer Returning

    Lembah Norwegia menjadi saksi tentang sebuah pengorbanan yang tulus dan bukti nyata dari kasih seorang kakak pada adiknya.Abigail yang terkapar di samping Belial, perlahan kembali ke wujud manusia dan luka yang ada di tubuh remaja itu, sembuh dengan sendirinya. Elba melepas jubah dan berjalan mendekat, lalu menutupi tubuh Abigail yang telanjang.Roth mengambil alih dan memberi isyarat pada Elba untuk mendekati Nina, kekasihnya.Pria itu terlihat gemetar, menyentuh tubuh yang masih menelungkup dan tombak masih tertancap di perutnya. Saat membalikkan badan Nina dan mencabut tombak surgawi, Elba tergugu. Mata Nina masih terbuka dan menatap tanpa cahaya.Jarinya menutup dengan ucapan yang mengalun begitu pilu. Tidak pernah terbayang akan mengalami hal yang terjadi saat ini. Siapa yang dapat menyangka, jika Nina benar-benar membutikan ucapannya dulu? Siapa yang bisa menduga, cinta yang Nina miliki begitu besar?Pelukan itu tidak mampu menyingkirkan luk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status