Setelah berdebat dengan hebat dan melewati sesi bertengkar yang cukup tinggi, Nina akhirnya mengalah. Mereka mengikuti keinginan Abigail untuk kembali ke Roger Pass. Lexi menyambut mereka dengan pandangan heran, tapi tampak bahagia saat melihat Abigail selamat.
“Markus benar, kalian memang tim yang paling tepat mengasuh Abigail!” seru Lexi sambil tak henti-hentinya mengusap air mata.
“Kau mengenal Markus dengan baik, rupanya,” jawab Elba santun.
“Aku dan Robert dulu bekerja untuk Nasa. Kami ilmuwan yang sangat berdedikasi,” balas Lexi dengan sendu. Kemudian mengalir cerita tentang bagaimana ia menjadi ‘mata’ bagi Markus dalam mengawasi keluarganya.
Pria tua itu masih merawat rumah peninggalan Robert, kakek Abigail, dengan baik. Setelah melepas rindu dan sedikit berbincang, mereka diantar Lexi menuju pemakaman umum. Para tetangga yang melihat Abigail kembali menyingkir dengan tatapan menyelidik.
Waktu berganti dengan cepat. Tidak terasa semua berlalu dan mengalir dengan baik. Seakan-akan semua mengikuti alur yang semestinya. Apa yang tidak pernah mereka duga dan rencanakan, ternyata berjalan dengan baik dan hampir tanpa kendala.Nina mulai merenggangkan sedikit sikap dingin dan tak acuhnya. Tiga bulan hidup bersama Abigail, membuatnya berubah. Secara naluriah, ia menjadi seorang kakak bagi remaja yang menginjak tahun ketiga belas dalam hidupnya.Elba dan Roth menghabiskan waktu dengan Oliver membantu Lexi dan sibuk berburu. Bukan untuk membantai binatang, namun lebih sebagai aktivitas olahraga dan melatih otot maskulin mereka.“Tetangga baru dari rumah sebelah mengantar ini tadi pagi!” seru Roth meletakkan keranjang buah di meja makan. Nina baru selesai merapikan barang belanjaan di kulkas.“Tetangga baru? Sejak kapan?” tanyanya heran.“Aku berangkat!” seru Abigail dari pintu depan dan tanpa menunggu jaw
Malam itu, mereka berdiskusi dengan seru mengenai penemuan di lereng gunung. Nina mendengarkan dengan santai di dekat jendela.“Aku bersyukur tidak mengiyakan usulan teman-teman yang ingin berkemah akhir pekan lalu,” ucap Abigail dengan mimik cemas.“Jauhi hutan, Abe!” seru Nina tanpa memalingkan wajahnya.“Aku tahu, kami mengagalkan rencana itu,” sahut Abigail cepat-cepat.“Bagaimana kabar tetangga sebelah?” tanya Elba.“Kosong. Kami mencoba mengunjungi mereka dua kali,” sahut Roth dari ujung sofa.“Aku sudah menempatkan mantra penangkal di rumah itu. Jika mereka benar-benar sosok yang bukan manusia, tidak bisa lagi masuk,” imbuh Oliver.“Aku heran mereka bisa menemukan kita di sini,” renung Elba.“Mungkin mereka adalah para kultus biarawan yang masih mengincar Abe,” timpal Roth.“Atau mungkin utusan ayah Abigail sendir
Siang itu baru saja Abigail meletakkan tas ransel dan menyantap potongan buah yang disiapkan Nina untuknya, dia mendengar bel pintu depan berdentang.“Oliver, ada tamu di depan!” teriak Abigail sambil menuangkan yogurt pada mangkuk dan menambahkan potongan buah di atasnya. Roth muncul dari kamar dan tampak mengantuk.“Wah boleh juga ide kamu,” seru Roth tertarik pada kreasi Abigail. Remaja itu tersenyum bangga.“Padahal ini sudah menjadi makananku sejak kecil,” cetus Abigail santai. Bel pintu kembali berbunyi. Abigail dengan kesal melangkah ke depan dan membukanya. Kosong, tidak ada siapa pun di sana. Abigail membanting pintu dengan jengkel.“Halloween belum dimulai, tapi teror sudah ada sejak siang,” gerutunya.“Nina dan Elba?” tanya Abigail kemudian.“Pergi dengan Sheriff.” Roth menyendok yogurt dan matanya terpejam menikmati sensasi rasanya.“Jangan-janga
Roth dan Nina mengejar arah jin kanibal tersebut melarikan diri. Keduanya melesat dengan kecepatan penuh.“Kamu sangat mengejutkan, Nina!” seru Roth di antara lompatan mereka dari rumah ke rumah melewati atap.“Maksudmu?” sahut Nina heran.“Kau makin tangkas dan sangat menguasai diri dengan baik. Kemampuanmu sebagai The Huntress (pemburu wanita) makin terlihat dan berkualitas!” jawab Roth setengah berteriak mengalahkan deru angin yang terkadang berhembus. Nina tersenyum samar.“Sejak kapan aku menjadi pemburu?” timpalnya geli. “Julukan itu boleh juga.” Nina tampak menyukai sebutan barunya.Roth melirik dengan tawa lepas. Nina berhenti serta melompat ke atas cerobong asap. Roth mengikuti dengan sikap siaga.“Jin itu sudah terlalu jauh meninggalkan tempat ini. Tidak lagi kucium baunya,” ucap Nina kesal.“Menurutmu, apa tujuan jin kanibal tersebut?” Roth
Nina terbangun setelah tertidur cukup lama. Lehernya terasa sakit, karena bantal yang menyanggah kepalanya tidak dalam posisi benar.Tangannya meraih ponsel dan memeriksa isi pesan. Sementara ia menggulirkan layar dengan jari, matanya sesekali melihat ke dalam.“Abe! Sudah pulangkah kau?” teriak Nina. Elba muncul dengan potongan buah di tangan.“Thanks, Elba. Kemana yang lain?” tanya Nina tanpa mengalihkan matanya pada layar ponsel. Mulutnya sibuk mengunyah potongan buah pir yang manis dan lezat.“Ada di halaman belakang. Abigail baru saja mendapat anak anjing lucu dari sahabatnya, Claire,” sahut Elba.Nina tidak merespon. Ia tercekat oleh isi pesan dari seseorang yang ia minta bantuan tempo hari. Coque, asistan Markus yang juga seorang ahli intel vatikan. Dalam isi pesan tersebut, Nina tidak bisa menghilangkan bekas atau tanda yang ia peroleh dari neraka dengan mudah.Satu-satunya hal yang harus ia lakuka
Nina dan Elba melesat bagaikan anak panah lepas dari busur. Elba sempat tertinggal jauh. Ia tidak memiliki ilmu meringankan tubuh seperti Nina. Wanita itu secara alami mendapat semua kemampuan dari perannya menjadi seorang pemburu wanita.Ray yang dalam wujud serigalanya segera menuju batas masuk kota Roger Pass. Begitu tiba, mereka sudah melihat Roth dan Abigail berdiri dengan sikap siaga.“Kenapa kalian berada di sini?” seru Nina kaget.“Roth mengatakan ada kaum vampir mendekat!” jawab Abigail bersantai dengan duduk di tengah jalan aspal.“Astaga! Serigala itu indah dan gagah sekali!” pekik Abigail gembira.“Jangan kurang ajar, Abe. Dia adalah Ray! Usianya sudah tiga kali lipat dirimu!” bentak Nina kesal. Abigail mengurungkan niatnya untuk mengelus kepala Ray.Tak lama, kawanan serigala yang lain tiba. Sekitar tujuh dari mereka muncul. Ray berpaling pada Elba.“Separuh kawananku
Menghadapi serangan para pengisap darah malam itu, diakhiri dengan kemenangan pihak Roger Pass. Korban manusia adalah nol, sedangkan manusia serigala ada empat yang terluka. Namun luka mereka tidak berarti. Keuntungan bagi manusia setengah monster adalah bisa mengalami kesembuhan dalam waktu yang cepat.“Aku akan pastikan tidak akan ada yang bisa menyentuh kalian selama kami pergi,” janji Roth pada Jeff. Sheriff itu mengucapkan terima kasih yang begitu mendalam pada keluarga ajaib yang dipimpin oleh Elba. Para penduduk terpaksa menerima berita yang kurang Menyenangkan dari walikota John Farley.Dalam pertemuan dengan seluruh warga, John mengungkapkan tentang hal yang saat itu terjadi. Termasuk perjanjian antara Jeff dengan Raymond West, ketua klan serigala pegunungan Roger Pass.Sungguh mengejutkan, bagaimana akhirnya mereka menerima dengan besar hati. Kumpulan tersebut mendapat sambutan hangat dan dipersilahkan untuk membaur dengan penduduk. Kini me
Ini kali kedua mereka mengunjungi Karmuzu setelah empat bulan meninggalkan Mesir terakhir kali. Pria buta itu sedang meditasi dan tidak bisa diganggu. Mereka hanya menyempatkan diri untuk menyapa para sepuluh murid Karmuzu yang dulu mereka bantu keluarkan dari penjara.Nina menikmati sajian ramah tamah dari mereka. Elba dan Roth tampak menyukai minuman keras hasil racikan para pendeta dari padepokan Karmuzu.Abigail menunjukkan wajah bosan dan memilih berlatih dengan pendeta muda tentang ilmu meringankan tubuh.“Wow!” decak Abigail kagum.Mereka bisa berdiri dalam posisi jungkir balik dengan satu jari saja. Nina mengamati dari jauh. Senyum tampak terukir di bibir wanita yang jauh lebih matang dari dua tahun lalu.“Aku lihat kau menikmati peranmu sekarang,” ucap Oliver. Tiba-tiba saja pria itu sudah berdiri di sebelah Nina.Nina merasakan hatinya menghangat. Entah kenapa, ia menyukai perhatian Oliver akhir-akhir ini. P
Menjalani kehidupan kampus dan menjadi manusia terdidik membuat kualitas diri Abigail terbentuk dengan sangat baik.Satu tahun berlalu, remaja yang telah beralih menjadi wanita dewasa muda itu tampak berkembang menjadi pribadi yang memiliki mental kuat, kokoh dan juga tidak cengeng.Delapan belas tahun sudah usianya sekarang. Abigail terlihat secantik kakaknya, Nina.Kulitnya yang halus seperti warna peach di musim semi dengan rambut kemerahan dan mata biru, membuatnya kadang menjadi pusat perhatian.Pada tahun kedua, Abigail mendapat pendampingan dari senior dan tanpa diduga, Conradlah yang terpilih menjadi pendampingnya.Claire yang tergila-gila pada Conrad dengan tulus dan tidak kehilangan antusiasnya mendukung penuh Abigail untuk mendekati.“Kau sinting, Claire!” omel Abigail dengan gelengan kepala tidak berhenti.Rambutnya yang panjang telah ia potong sebahu dan Abigail makin terlihat menawan, tegap dan
Luke melempar bola basket tersebut dan dengan tepat masuk ke dalam keranjang. Tepuk tangan penonton memenuhi di lapangan outdoor kampus. Luke sudah menjadi idola baru sejak awal semester. Baru dua lalu, Luke dinobatkan sebagai pria paling seksi dan itu ditolak mentah-mentah oleh Abigail dan Claire.“Kau pernah menciumku, Abe! Akui saja!” cetus Luke dengan mimik kesal.“Ya! Sebagai latihan dan untuk memenangkan taruhan dengan Claire!” kedua teman wanitanya tos dan terkekeh.Luke mengomel dan jengkel karena dua sahabatnya adalah manusia yang tidak mengakui ketampanannya.“Oh, lihatlah dia! Conrad Siltra! Sangat dewasa, menarik dan cerdas. Kualitas unggul dari seorang pria!” puji Claire dengan ekspresi terpesona tingkat tinggi.Luke dan Abigail menunjukkan mimik tidak setuju.“Angkuh, sombong dan kaku! Itu yang tepat!” bantah Abigail.Kali ini Luke sepakat.“Kalian tidak tahu p
Elba menenteng dua koper milik Abigail ke dalam bagasi mobil dan juga kardus yang berisi semua keperluan yang dibutuhkan selama tinggal di asrama universitas nanti.Hari ini mereka mengantar Abigail ke Montana University untuk mulai kehidupan baru sebagai mahasiswi fakultas kedokteran.Panther duduk di belakang kemudi dan mereka un berangkat.“Tidak seharusnya kalian mengantarku semua!” gerutu Abigail malu.Coque tidak mengacuhkan karena sibuk memeriksa catatan yang ada dalam jurnalnya. Semua yang Abigail butuhkan Coque periksa kembali dengan teliti dan cermat.“Kita harus mampir di supermarket sebentar karena belum ada krim repellent untuk anti nyamuk!” seru Coque menutup jurnalnya dan memasukkan ke dalam saku kemeja.“Buat apa repellent anti nyamuk?” tanya Roth heran.“Di asrama nanti mustahil mereka menjaga kebersihan seperti kita, Roth! Abigail bisa terkena demam berdarah!&rd
Claire dan Luke tidak lagi bertanya atau meragukan keseluruhan kisah hidup Abigail yang sebenarnya mereka sudah dengar desas desisnya sejak kecil dulu sebagai keturunan dari makhluk kegelapan.Tapi semenjak tragedi Belial menimpa seluruh dunia, keduanya tidak menyangka bahwa sahabat mereka yang selama ini dikenal adalah tokoh utama yang berperan bersama iblisnya dalam musibah tersebut.Sebagai remaja yang ternyata menganut paham terbuka dan modern, Claire dan Luke hanya mendukung Abigail sepenuhnya hingga tidak lagi mengalami trauma terhadap apa yang pernah ia lihat di medan perang.Bukan itu saja, seluruh pengalaman pahit Abigail juga perlu diterima dengan nalar dan logika yang cerdas supaya mental tidak terpukul. Disitulah peran kedua remaja dalam hidup Abigail.Sementara itu, Elba telah memeriksa dengan teliti bersama Roth untuk kekuatan adik dari Nina tersebut secara maksimal.Berbagai macam tes dilakukan untuk mengetahui apakah k
Ungkapan paling tepat untuk situasi dunia saat ini adalah mati suri.Hampir sebagian besar perekonomian lumpuh dan kehilangan kemampuan untuk meraih level stabil. Bangkit dari keterpurukan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan.Semua orang merasa berkepentingan untuk dibantu dan melupakan esensi dari berjuang bersama. Ketakutan yang masih mengukung dan meninggalkan trauma dalam hidup mereka, membuat masing-masing pribadi memilih untuk mempersiapkan diri jika ada kejadian berikutnya.Kecurigaan satu sama lain dan buruk sangka selalu terjadi.Setelah pasca serangan Belial yang sempat mengugah para penyintas untuk saling bahu membahu, tiba-tiba saja bisa berubah. Para manusia saling menarik diri dan jika itu dilihat secara menyeluruh, pemerintah pun seakan bersikap yang sama.Pemimpin negara kehilangan kemampuan mereka untuk mengarahkan rakyat yang semakin memilih cara sendiri untuk bertahan hidup.Hilangnya kepercayaan mereka pada para
Karmuzu mengatakan belum waktunya dan akan tiba saat yang tepat untuk mereka melanjutkan perjalanan ke gunung Sinai. Di sisi lain, Lucifer tidak pernah mampu menemukan di mana Nina Averin berada. Tidak peduli seberapa kuat Raja Iblis itu mencari dengan menyebarkan pasukannya, hasilnya tetap nihil. Rasa heran mulai menguasai diri Lucifer. Siapakah Nina sebenarnya?Abigail tiba pada situasi menjadi remaja yang penuh gejolak dan pemberontakan. Mengancam akan kabur jika tidak dipenuhi permintaannya. Mereka akhirnya mengikuti tuntutan Abigail untuk kembali ke Roger Pass, Montana.Walaupun Nina menentang, Oliver bersikukuh memutuskan untuk memenuhi permintaan Abigail dan kelimanya terbang kembali ke Amerika Serikat.Suatu malam, Oliver bermimpi aneh. Ketika ia menceritakan tentang mimpinya, semua terhenyak. Seseorang yang sangat misterius, mirip dengan sosok malaikat, memberitahu jika Lucifer sesungguhnya memiliki dua putri. Putri sulungnya adalah kunci untuk mengalah
Besar di panti asuhan, Nina Averin terdidik menjadi sosok manusia yang sangat ahli menyamar dan mempertahankan diri. Mengalami masa kecil menggenaskan, Nina bahkan diperkosa saat masih berusia sepuluh tahun.Nina menjadi mesin pembunuh yang telah menjalani tugas ratusan kali. Gadis itu sejak kecil dituntut untuk mematikan emosi juga perasaannya. Hingga pada saat berusia 23 tahun dia memutuskan untuk melarikan diri.Alasan utama Nina melarikan diri karena lelah menjalani kehidupan sebagai pembantai dan kebebasannya terkungkung. Berbeda dengan semua teman yang menjalani profesi dengannya, Nina sudah menunjukkan bakat pemberontak sejak kecil.Bertemu dengan sosok Ben yang sebetulnya adalah Alter Fidelis yang menyamar, Nina mendapat bekal juga tertolong saat terjepit. Namun hari berikutnya, Nina kembali mati-matian menghadapi sindikat yang berusaha membunuhnya. Nina terluka parah.Pada titik terendahnya, Nina memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun ia keburu
Bau anyir yang bercampur busuk jenazah menguar di sepanjang lembah Norwegia. Entah bagaimana mereka akan membereskan semua kekacauan ini.Semua masih terlalu berduka dan terpukul akan kepergian Nina.Abigail yang dalam perawatan Sky dan Pixen, belum sepenuhnya pulih. Secara fisik remaja itu baik-baik saja, tapi memori yang terekam dalam benaknya sulit untuk kembali.Bagi Abigail, semua baik-baik saja. Tidak ada yang salah.Berkali-kali pula, dia menanyakan mengenai di mana kakaknya dan semua belum bisa menjawab dengan fakta yang sesungguhnya. Mereka mengalihkan dengan topik yang lain dan Roth mulai tidak nyaman menyembunyikan terus menerus.“Aku seperti menelan racun pahit,” cetus Roth dengan mata lekat menatap Abigail yang sedang menjalani fisioterapi dengan Sky.Fisiknya masih terkadang lemah dan Abigail butuh menghilangkan semua racun yang selama ini bersarang di tubuhnya.Beberapa kali remaja itu muntah cairan hitam me
Lembah Norwegia menjadi saksi tentang sebuah pengorbanan yang tulus dan bukti nyata dari kasih seorang kakak pada adiknya.Abigail yang terkapar di samping Belial, perlahan kembali ke wujud manusia dan luka yang ada di tubuh remaja itu, sembuh dengan sendirinya. Elba melepas jubah dan berjalan mendekat, lalu menutupi tubuh Abigail yang telanjang.Roth mengambil alih dan memberi isyarat pada Elba untuk mendekati Nina, kekasihnya.Pria itu terlihat gemetar, menyentuh tubuh yang masih menelungkup dan tombak masih tertancap di perutnya. Saat membalikkan badan Nina dan mencabut tombak surgawi, Elba tergugu. Mata Nina masih terbuka dan menatap tanpa cahaya.Jarinya menutup dengan ucapan yang mengalun begitu pilu. Tidak pernah terbayang akan mengalami hal yang terjadi saat ini. Siapa yang dapat menyangka, jika Nina benar-benar membutikan ucapannya dulu? Siapa yang bisa menduga, cinta yang Nina miliki begitu besar?Pelukan itu tidak mampu menyingkirkan luk