Semalaman Eliora mencoba untuk tidur dengan tenang. Namun mengingat setiap sentuhan yang diberikan Morgan, membuatnya tak bisa nyenyak. Dia gusar dan suara desahan serta erangan terngiang dalam benaknya.
Dia menangis semalaman merutuki kebodohannya merasa hina dengan keadaannya. Hingga dia lelah menangis dan terlelap.
Dia bahkan tak terbangun saat matahari menyeruak masuk ke dalam kamarnya. Hingga suara ponsel terdengar membangunkannya dan mulai merengangkan tubuh lelahnya.
Dia meraba ke arah nakas mengambil ponsel khusus pengguna tunanetra untuk berkomunikasi seperti layaknya orang yang bisa melihat.
Sambutan suara Hazel membuatnya tersenyum, suara riang putrinya seakan menyemangati paginya.
“Mommy… kau sudah pulang?” tanya Hazel riang.
“Ya sayang… kau sudah di sekolah?” tanya Eliora.
“Aku sudah pulang sekolah, mom.”
“Apa? Memangnya ini sudah jam berapa?”
“Ini sudah jam sebelas, El,” jawab Chase.
“Hah…
Setelah menyantap sepotong kue sebagai kudapan. Morgan mengajak Hazel untuk bermain. Dia berusaha untuk membuat Hazel merasa nyaman dengan keberadaannya.Morgan berusaha untuk masuk ke dunia Hazel. Bermain bersama boneka tuan teddy dan meminum teh udara. Suara tawa dan seruan Morgan terdengar begitu lepas, sama seperti tawa Hazel yang terdengar riang.Ditambah dengan Autumn yang bergabung bersama Morgan dan menggoda kakaknya yang berusaha mengikuti permainan sesuai kemauan Hazel.Sementara Eliora dan Chase hanya tertawa memerhatikan kegiatan mereka. Chase menceritakan apa yang dilakukan ketiganya kepada Eliora.Seolah menjadi mata bagi Eliora yang setidaknya bisa merasakan kebahagiaan sang anak yang bisa tertawa dan bermain setelah kejadian beberapa hari tersebut sempat membuat anak itu murung.Perhatian Morgan sempat teralihkan saat Chase sedang menceritakan kegiatan Hazel kepada Eliora.Cih… bagaimana bisa dia tersenyum semanis itu hanya karena
Malam harinya Morgan mengajak Eliora dan Hazel untuk makan malam di sebuah restoran mewah. Kali ini Chase dan Autumn tidak ikut, karena mereka sudah berjanji untuk makan malam bersama kedua orang tua Chase setelah pertemuan pertama mereka di kediaman Garnel.Suasana mewah dengan lagu klasik yang mengalun seakan menggelitik pendengaran Eliora. Begitu tenang… ditambah hawa sejuk dan wangi parfum serta makanan yang bergantian melewati indera penciumannya. Membuatnya tak nyaman dan merasa risih karena tak pernah ke tempat seperti itu sebelumnya."Apa kau ada alergi makanan, El?" tanya Morgan yang duduk di hadapan Eliora.Eliora menggeleng sebagai jawabannya."Bagaimana dengan Hazel?" tanya lagi Morgan sebelum dia benar-benar memesan makanannya."Tidak ada, Morgan. Tolong… jangan memesan yang tidak-tidak. Aku dan Hazel tidak begitu banyak makan," ujar Eliora.Sesungguhnya wanita ini terpaksa menuruti kemauan Morgan yang mengajaknya
Keadaan di dalam mobil begitu hening… Hazel bahkan tertidur di awal perjalanan pulang. Hingga Eliora membuka suara, mengatakan kegelisahan hatinya sejak tadi."Seharusnya kau tak perlu berkata seperti itu kepada mantan mertuaku," ujar Eliora."Orang seperti mereka harus diberikan pelajaran El. Lagipula apa yang kulakukan barusan itu tak seberapa. Aku yakin… Apa yang mereka lakukan padamu… lebih dari itu," tebak Morgan."Tapi… kau tak harus membalasnya," timpal Eliora."Ck!" Morgan hanya membalasnya dengan berdecak.Tak habis pikir masih ada pemikiran seperti Eliora di zaman modern ini. Disaat semua orang mulai sibuk membalas segala perbuatan jahat lawannya. Disini Eliora malah melakukan protes atas pembalasan yang dia lakukan untuk Eliora."Mereka hanya salah paham Morgan… sejak dulu aku sudah meminta Mark untuk mendapatkan restu mereka lebih dulu. Namun dia tak melakukan itu. Dan aku terpaksa menerimanya t
Keesokan harinya… Morgan mendapat kabar dari kepolisian yang menerima laporan tuntutan Rosela telah ditolak. Hal tersebut membuat Morgan semakin bersemangat untuk melakukan tuntutan balik.Ditambah cerita dari Hazel semalam, membuatnya memiliki cara untuk menegakkan keadilan dan meluruskan kabar yang semakin ramai diperbincangkan oleh Netizen.Tentang berita Rosela yang menuntut Hazel melakukan pendorongan terhadap suaminya -Lucas- yang saat ini masih terbaring koma di rumah sakit.Netizen bahkan tak henti menyoroti perkembangan berita yang dikeluarkan Rosela, bahwa wanita itu tak takut jika dia harus berhadapan dengan seorang pengacara sekelas Morgan. Dia tetap bersikeras meminta pertanggungjawaban kepada Eliora untuk biaya rumah sakit suaminya yang masih koma .Pagi ini Morgan sudah menunggu Hazel dan Eliora bersiap. Dia hendak mengajak mereka ke tempat kenalannya yang ahli di bidang psikologi. Untuk mengecek keadaan Hazel agar mendapatkan bukti
Pada keesokan harinya… Morgan memasuki kantornya yang terletak di pusat kota Manhattan. Ruangan yang terkesan mewah dengan interior yang tertata rapi dan sempurna.Seperti penampilannya yang selalu sempurna. Dengan balutan setelan jas berwarna hitam yang dipadukan dengan kemeja putih di dalamnya. Rambut yang ditata rapi dengan pomade membentuk sempurna di atas kepalanya. Entah kenapa kali ini dirinya tampak begitu semangat mendatangi kantornya untuk benar-benar mengerjakan kasus yang dia tangani.Suara pintu yang diketuk membuat Morgan bersuara mempersilahkan si pengetuk pintu untuk masuk.Jasmine memasuki ruangannya setelah mendapat panggilan untuk membawa berkas kasus Eliora dan anaknya. Dia berjalan membawa sebuah map yang sudah dilengkapi data-data yang diminta Morgan kemarin saat di telepon."Ini berkas yang kau minta, aku juga sudah mencetak email hasil laporan psikologi anak dari Eliora. Lalu foto-foto keadaan kamar Hazel yang kau kirimkan d
Morgan mendatangi sebuah tempat dimana di setiap sudut ruangan dan dindingnya didominasi dengan cat berwarna putih susu. Aroma alkohol dan karbol secara bergantian melewati indera penciumannya semenjak ia menginjakkan kaki di sebuah rumah sakit tempat seorang bajingan sedang terbaring lemah di ranjang pasien.Atau mungkin berpura-pura terbaring lemah. Dan hal itulah yang ingin Morgan pastikan.Setelah Morgan melakukan penuntutan dan melaporkan perbuatan bejat yang dilakukan Lucas terhadap Hazel. Saat ini ia hendak mengecek sendiri keadaan Lucas yang diberitakan masih belum sadar dari komanya setelah jatuh dari lantai lima di balkon kamar Hazel.Morgan yakin ada yang dengan sengaja menutupi keadaan Lucas. Dia tak percaya kepada siapapun bagaimana keadaan lelaki berengsek yang tak memiliki perakalan dengan mencoba memperkosa seorang bocah berusia tujuh tahun itu, sungguh masih belum sadarkan diri.Lantas dia memasuki ruangan yang dihuni oleh Lucas
Kekacauan yang terjadi di dapur Eliora berakhir sia-sia. Setelah bersusah payah dan banyaknya argumen yang dilakukan Autumn dan Chase... Mereka akhirnya menyerah.Setelah tiga kali mencoba untuk membuat seloyang kue tart, namun berakhir dengan mendapatkan hasil yang sangat mengecewakan.Autumn merasa tak enak hati melihat Hazel yang awalnya antusias menjadi tak bersemangat. Dan sekarang... Autumn berusaha untuk menggantikan semua kegagalannya kemarin dengan hari ini.Berkali-kali Eliora menolak ajakan Autumn yang ingin membawa Eliora dan Hazel untuk merayakan ulang tahun di sekolah Hazel. Tak menyurutkan semangat Autumn untuk menyiapkan segala kebutuhan perayaan ulang tahun Hazel di sekolahnya. Kegigihan Autumn membuat Eliora menyerah.Saat ini Eliora tengah menerima telepon dari Chase. Ya… Adik iparnya tak bisa ikut. Karena saat ini masih harus mengurus kedai kopinya yang semakin ramai dikunjungi pelanggan. Terutama kaum wanita muda. Dan semua itu
Autumn dengan sengaja pergi lebih dulu dari acara ulang tahun yang dibuatnya di sekolah Hazel. Dia memerhatikan interaksi sang kakak dengan Eliora, ketika Morgan menggunakan waktu yang sengaja dia berikan untuk meminta maaf.Melihat dari interaksi keduanya, Autumn yakin Eliora dengan kebaikannya sudah memaafkan Morgan dengan mudahnya. Hal itu sempat membuat Autumn kecewa.Karena dia mengharapkan Morgan menderita lebih lama karena tak mendapat maaf dari Eliora. Namun nyatanya… Eliora begitu pemaaf walau ia yakin, Morgan tak akan bisa bertingkah di depan Eliora."Maafkan aku, El. Sungguh… ini sangat mendadak. Beruntung Morgan datang. Tenang saja… jika dia kurang ajar. Katakan padaku," tutur Autumn saat dia pamit pulang lebih awal."Sebenarnya aku bisa pulang sendiri, Autumn. Aku tak ingin merepotkan. Kau sudah banyak memberikan kejutan untuk Hazel. Terima kasih," ujar Eliora."Tak apa. Dia tak akan merasa repot. Lagipula Hazel se