Share

BAB 8

last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-15 22:15:04

“Putra mahkota dan Tuan Putri Liliane memasuki ruang dansa!”

Ein merasakan sikutan dari Liliane di perutnya. Gadis itu cemberut padanya.

“Fokuslah, Kak. Mereka sudah mengumumkan kedatangan kita.”

“Maafkan aku.”

Bagaimana Ein bisa fokus jika dari atas sini ia bisa melihat Raeliana berdiri di dekat meja jamuan, sedang berbicara pada putri Count Rossent. Sepertinya gadis itu bisa mengatasi semua ucapan Vivian Rossent, hanya saja tidak berhasil mengendalikan amarahnya.

Raeliana jadi seperti geram sendiri, menggapai-gapai udara, seakan tidak sabar ingin melakukan sesuatu pada Vivian Rossent. Apalagi kelucuan yang bisa Ein dapatkan diacara formal seperti ini? Bahkan Liliane saja berpikir kalau Raeliana jadi sangat menarik setelah lama tidak bertemu.

Bagaimana ekpresi Realiana jika tahu orang tua mereka mengadakan pertemuan dan memutuskan pertunangannya dengan Ein? Awalnya Ein akan menolak ditunangkan dengan gadis itu. Ternyata setelah bertemu sendiri dengan Raeliana, gadis itu cukup menarik. Tidak seperti saat masih kecil.

Apakah Ein punya alasan untuk menolak?

“Sabarlah. Aku akan melepaskanmu setelah kita sampai ke bawah,” kata Liliane. “Untuk sekarang, jadilah pendampingku.”

***

Raeli  melihat ke tangga setelah ada yang mengumumkan kedatangan Pangeran Ein dan Putri Liliane. Dengan begini acara akan selesai lebih cepat. Ia harus pulang, mendadak saja acara ini jadi memuakan.

Raeli menatap Liliane. Gadis itu cantik dengan rambut hitamnya yang ditata habis-habisan ke atas. Belum lagi gaunnya yang terlihat sangat mewah. Bahkan Pangeran Ein. Raeli benci mengakui kelebihan pria menyebalkan itu.

Tetapi Pangeran Ein malam ini beberapa kali lebih baik dari penampilannya yang biasa. Pakaian formal hitam dengan beberapa aksen emas dan panji berwarna emas tersampir menutupi bahu kirinya. Pria itu tampan, tepat seperti yang digilai oleh gadis-gadis Easter, selain Raeli tentunya.

Musik mulai berbunyi, mengisyaratkan bahwa pangeran dan putri sudah mulai berdansa sebagai awalan debut tahun ini. Sebentar lagi Raeli bisa pulang dan tidur.

Namun, entah kenapa punggungnya terasa terbakar. Seakan seseorang sedang mengawasinya dari belakang. Raeli berbalik untuk melihat. Menemukan Anne menatapnya dengan pandangan penuh peringatan dan sebuah ancaman. Pelayannya itu meletakkan ibu jarinya di leher dan membuat gerakan menyayat.

Ya ampun, Raeli diancam oleh pelayannya.

Raeli melangkah, berjalan sedikit menjauh dan kembali lagi ke tempat semula. Kakinya mulai lelah karean berdiri terlalu lama. Lagi pula tidak akan ada yang memperhatikannya, mereka semua sibuk terkesima dengan tarian indah pangeran.

Lalu kemudian lagu berhenti dan satu per satu debutante turun ke lantai dansa untuk menari bersama pasangan pendampingnya. Hanya Raeli yang tidak punya. Ya, memang tadinya ia tidak berniat membawa. Kalau tahu begini ia bisa meminta pada Kris untuk menemaninya.

Ya, sudahlah. Raeli melihat saja.

“Maaf?”

Raeli berbalik karena ada yang menyapanya. Seorang pria berjas gelap dengan warna rambut yang unik. Pria itu tersenyum pada Raeli.

“Ya?” Raeli membalas senyuman.

Pria itu lalu mengulurkan tangan pada Raeli. “Mau berdansa denganku?”

Oh, ajakan dansa pertama Raeli. Ia memang butuh untuk kedewasaan sekarang ini. Tetapi apa tidak masalah dengan orang asing?

“Anda terlihat sangat cantik, hanya saja sendirian. Jadi mau berdansa?”

Tidak masalah. Lagipula hanya sekali ini saja.

“Baiklah.” Raeli menyambut uluran tangan itu.

“Kupikir kau bilang akan mempersembahkan dansa pertamamu padaku.”

Ha?

Raeli melihat Pangeran Ein berjalan menghampirinya dengan tatapan tajam penuh kemarahan. Kenapa dengan pria itu?

“Maaf, Tuan. Kupikir yang satu ini milikku,” kata Pangeran Ein saat merebut tangan Raeli dari pria asing itu dan langsung membawanya ke lantai dansa.

Tunggu, tunggu!

Terlalu cepat untuk dicerna, Raeli tidak bisa mengikutinya. Tiba-tiba saja ia sudah berada di lantai dansa dengan Pangeran Ein sebagai pasangannya. Tangan Raeli di bahu Pangeran Ein dan tangan pria itu di pinggangnya.

Apa yang terjadi!

“Aku tidak bilang akan menari denganmu, Yang Mulia,” kata Raeli akhirnya setelah melepaskan diri dari rasa terkejut. Sungguh. Pria bernama Ein ini seperti hantu, tiba-tiba muncul di tempat yang tidak seharusnya.

“Jadi, kau menolakku?”

“Tentu saja jika kau meminta dengan baik, aku akan menolakmu.”

“Kejam sekali,” kata Pangeran Ein dengan senyum culas. Ah, itulah ciri khas pangeran. Raeli rasa pria ini dan Vivian Rossent akan cocok. “Tapi kau sudah tidak bisa menolak.”

“Tentu saja. Kau memaksaku.”

“Itu keahlian keluarga Easter, jika kau ingat.”

“Maafkan aku, Yang Mulia. Aku tidak mengritik keluarga kaisar.”

“Bagus.”

Raeli terkesip saat Pangeran Ein membuat gerakan memutar untuknya dan ia kembali menabrak tubuh pria itu dengan perasaan syok. Bagaimana jika kakinya terkilir barusan? Ia bisa jatuh di lantai dansa bersama dengan reputasinya.

“Apa yang kau lakukan?” geram Raeli.

“Menari.”

Astaga, Raeli tiba-tiba saja jadi lelah. Kenapa menghadapi pria itu membutuhkan banyak tenaga?

Lihat saja, Raeli akan membalasnya. Untuk sesaat Raeli memutuskan mengikuti tarian ini dan memberikan senyuman pada pangeran. Setidaknya biar orang-orang melihat bahwa tidak ada paksaan di antara mereka.

Lalu kemudian berubah jadi tidak terkendali. Raeli melihat satu per satu orang keluar dari lantai dansa, meninggalkannya dengan Pangeran Ein menari sendirian. Sialan, Raeli bahkan sudah bisa mendengar bisik-bisik dari tepi lantai dansa.

Sekali lagi pangeran Ein memutarnya secara tiba-tiba. Saat itulah ia melihat Vivian Rossent menatapnya dengan pandangan marah, seakan mau menerkam Raeli saat itu juga. Lalu di dekat meja jamuan, sayup sekali Raeli melihat Rose tersenyum padanya dengan pandangan mendamba.

Astaga, apa ini? Seharusnya pandangan itu milik Raeliana ketika melihat Pangeran Ein dan Rose menari bersama. Kenapa jadi terbalik?

“Kau bisa jatuh jika tidak fokus, Raeliana,” bisik Pangeran Ein, memberikan senyuman untuk Raeli.

Raeli mengangguk. “Tentu kau tidak akan membuat reputasimu hancur hanya karena membiarkanku terjatuh.”

“Jawaban yang bagus.”

Cukup. Raeli sudah muak dan ia ingin muntah karena sekali lagi mendapati pandangan marah Vivian dan damba dari Rose yang ternyata langsung pergi setelah beradu pandangan dengannya.

Jadi, dari pada terlalu lama, lebih baik Raeli akhiri ini semua.

Raeli memutuskan untuk menginjak kaki Pangeran Ein. Lalu melotot karena dirinya salah perhitungan. Sial. Kalau begini ia sendiri yang akan jatuh. Tanpa Raeli sangka, Pangeran Ein malah menangkap pinggangnya dan mengangkatnya, berputar dalam satu putaran yang sama. Lalu menurunkannya tepat ketika lagu selesai.

Teput tangan menyambut mereka dan Pangeran Ein membawa Raeli kembali ke pinggir.

“Kau berhutang dua kali padaku, Raeliana.”

Bab terkait

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 9

    “Nona, saatnya bangun!”Raeli mengusap matanya. Anne tidak pernah memberikan waktu tenang setiap pagi. Selalu saja berteriak. Jika tidak melakukan itu maka harinya akan sangat suram.“Tinggalkan aku sendiri, Anne.” Raeli menguap sabil memijat kepala. Kepalanya sakit sekali.Apa semalam ia mabuk karena kebanyakan minum jus?Coba, Reali ingin mengingat semua yang terjadi semalam di pesta debut. Karena sebal pada Pangeran Ein ia jadi memilih duduk saja sambil melihat semuanya menikmati pesta. Melihat kerumunan para gadis yang sibuk membicarakan sang pangeran. Bahkan Tristan tidak luput dari pembicaraan, padahal dia hanya berdiri di pangkal tangga untuk memastikan keamanan Putri Liliane.Semalam itu benar-benar buruk Raeli. Ia duduk sendirian, menerima berkali-kali tatapan Vivian Rossent yang mengancam seakan bilang: “Aku tidak akan melepas

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 10

    Sejak 2 hari yang lalu setelah bertemu dengan Pangeran Ein, entah bagaimana Raeli selalu mikirkan tentang kalimat terakhir pria itu. Mungkin satu-satunya alasan kenapa isi novel yang pernah dibacanya ini tidak berjalan semestinya itu adalah karena salah Raeli.Raeli sudah membuat si pemeran utama tertarik padanya dan meninggalkan peran penting milik Rose. Tentu saja sudah terlambat untuk mengembalikannya seperti semula.Ein tertarik pada Raeli sepenuhnya.Arrgg!Kenapa malah jadi seperti ini?Raeli melirik Rose yang sedang berdiri di balik konter setelah pelanggan terakhir keluar. Gadis itu sedang membersihkan sisa-sisa nampan yang kuenya sudah habis.Haruskah ia mendorong Rose untuk kembali ke jalan yang seharusnya? Mendampingi pangeran Ein. Menjadi kesukaan kaisar dan menjadi rebutan untuk para kesatria di kekaisaran.Raeli harus melaku

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 11

    Raeli berpikir akan sedikit menyenangkan berkumpul seperti ini untuk pesta minum teh. Tetapi siapa sangka bahwa sekarang Raeli hanya berpikir bagimana caranya menyiram Vivian Rossent dengan teh tanpa mendapat hukuman?Sebenarnya Raeli sedikit bertanya-tanya tentang siapa yang mengatur tempat duduk ini. Kenapa ia harus duduk berhadapan dengan Vivain Rossent tanpa alasan? Gadis itu membuat matanya sakit. Bahkan kali ini penampilannya juga sangat mencolok.Belum lagi ia harus mengurus kepercayaan diri dari orang di sebelahnya, Roseline. Gadis itu menunduk sejak tadi. Lagipula ia mengerti dengan perasaan rendah diri. Orang biasa harus duduk bersama kumpulan putri bangsawan kalangan atas.Raeli menghela napas pelan. Kemarin sore ia sudah mengirimkan surat pribadi pada Putri Liliane tentang ia akan membawa Rose. Tentu saja putri dengan senang hati menjawab: Jika itu kenalan Raeliana, maka tidak masalah.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 12

    “Aduh!” desis Raeliana setelah punggungnya menghantam pilar beton istana. Tempat itu dekat dengan taman yang tempo hari didatanginya untuk memenuhi undangan permaisuri. “Tidakkah Anda pikir itu sedikit kasar?”Ein menatap Raeliana dengan pandangan tajam. Menahan gadis itu tetap berdiri di sana. Gadis ini terlalu pintar untuk melarikan diri. Ein bahkan akan mengutuk dirinya sendiri jika Raeliana melarikan diri saat masih berada di tangannya.“Apa yang kau lakukan?” tanya Ein.“Menghadiri jamuan teh Putri Liliane.”Oh, tentu saja gadis itu akan menjawab seperti apa yang diinginkannya. Raeliana tidak akan memberikan jawaban seperti apa yang Ein inginkan. Gadis ini keras kepala dan menarik karena sangat sulit ditebak.“Tidak, Raeliana. Kau menyodorkan gadis pekerja di tokomu padaku.”Raeliana menyerigai. “Apa tampak seperti itu?”Gadis ini melakukan banyak cara untuk menjauh dari Ein. Entah apa alasannya. Saat kecil saja Raeliana adalah anak yang selalu mencoba menempel padanya karena san

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 13

    Ah, Raeli sekali lagi syok berat. Benar-benar syok sampai sulit untuk tidur dan kantung hitam memenuhi matanya. Bahkan hari ini ia sengaja memakai gaun berwarna hijau agar terlihat sedikit cerah. Tetapi sayang itu tidak membantu sama sekali. Ia tetap saja dibayang-bayangi oleh ucapan Kris.Apa-apaan itu? Kris pasti berbohong untuk mempermainkan Raeli. Lagipula Duke Servant, ayahnya tidak mengatakan apa pun tentang hal itu.Ya, Kris pasti sedang mengucapkan lelucon padanya semalam. Namun, lelucon itu tidak lucu sama sekali.Raeli memegang kepalanya dengan kedua tangan, tertunduk ke meja. Karena tidak tidur ia jadi sakit kepala. Bahkan beberapa pekerjanya yang berkeliaran berkali-kali menanyakan keadaannya. Sayangnya, seberisik apa pun kesibukan di daput itu sama sekali tidak memengaruhi Raeli.Anne lagi-lagi tidak ikut dengan Raeli karena harus mengerjakan sesuatu dengan Duchess Servant. Hal itu menimbulkan kecurigaan Raeli tentang sesuatu apa yang dikerjakan oleh ibunya.“Ah, kepalaku

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 14

    Raeli pikir dengan tidur sebentar rasa sakit kepalanya bisa hilang. Jadi setelah kunjungan tidak terduga Pangeran Ein, Raeli memilih beristirahat di kamar atas. Sayang sekali, tidur juga tidak membantu sama sekali. Malah pusingnya makin menjadi-jadi.Kalau memang Kris benar tentang pertunangan itu, jelas pangeran tidak akan setenang itu untuk mendatangi Raeli. Pangeran Ein juga pasti merasa perlu untuk menolak.Ya, Kris hanya bercanda.Namun, ada sesuatu yang mengganggu Raeli sejak kemarin. Pangeran kepala batu itu tidak henti menyebutkan utangnya. Jadi, di sinilah Raeli berdiri. Di depan ruangan Carry. Karena kakak tertuanya itu lebih sering berada di istana, Raeli jadi canggung ingin bicara dengannya. Tetapi tetap saja Raeli harus mencobanya. Ia harus melakukannya.Raeli mengetuk pintu sampai terdengan teriakan Carry yang memperbolehkannya masuk. Pria itu langsung berdiri begitu melihatnya. Memberikan senyum lebar yang bahkan Raeli sendiri tidak tahu harus memberikan senyum seperti

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 15

    Raeli melirik ke kiri dan kanan bergantian. Ruangan ini hening. Hanya ada ratusan buku dengan rak-rak super bagus. Mirip seperti perpustakaan pribadi. Di depannya ada Pangeran Ein yang duduk santai, menunggu siapa yang lebih dulu mengakhiri keheningan.Raeli sepenuhnya sadar kalau ini tidak sopan. Meminta bertemu dengan putra mahkota tanpa janji. Tetapi pangeran menyetujuinya. Tujuan kedatangan Raeli adalah membicarakan tentang pertunangan yang masih belum diketahui alasannya ini. Lalu kenapa mereka dibiarkan berdua saja?Kenapa Tristan harus berdiri di luar?Ah, sialnya.Raeli kembali melihat pada pangeran. Pria itu masih duduk dengan tenang. Bersandar manatap Raeli. Baiklah, kali ini tidak ada yang ingin memulai pertengkaran lebih dulu?Pangeran Ein akhirnya mengalah. “Kenapa kau datang mencariku, Raeliana?”“Urusan penting,” jawab Raeli begitu saja tanpa repot memikirkan jawaban yang lebih bagus. Tentu saja karena ada hal penting yang tidak bisa Raeli abaikan. Jika tidak, ia takkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 16

    “Aku akan memotong lehermu jika kau berani memeluknya, Xain.”Raeli melihat Pangeran Ein berdiri tidak jauh darinya dengan pandangan mengancam. Anak yang mungkin namanya Xain ini menoleh dan menyeringai pada pangeran.Mengancam anak kecil.“Aku hanya menyapanya, Ein. Jangan begitu.”Raeli terkejut dengan suara anak imut itu yang tiba-tiba saja berubah seperti layaknya suara pria dewasa. Apa-apaan panggilan itu? Terlalu santai untuk memanggil nama putra mahkota. Hanya beberapa orang di istana ini yang punya hak itu.“Panggil aku Yang Mulia Pangeran.”Wajah anak itu terlihat sedih, berusaha mencari simpati Raeli lagi. “Nona, Ein berubah jadi galak.”Raeli menatap pada Ein dengan pandangan marah. Pangeran memarahi anak kecil? Ternyata begini sifat asli putra mahkota yang dikagumi itu?“Kau selalu memanggilku dengan itu saat berdua, kenapa kau bisa punya alasan menyebut namaku di depan orang lain? Kau ingin mati?”Anak kecil itu tertawa. Sementara Raeli semakin bingung saja.Lalu tiba-tib

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17

Bab terbaru

  • The Crown Prince's Fiancee   EPILOG

    Beberapa bulan setelah Raeli bangun dan kembali menjalani hidupnya sebagai putri tunggal Servant dan putri mahkota, tiba-tiba saja istana jadi heboh. Beberapa orang datang silih berganti menemui Raeli dengan membawa berbagai macam gaun pengantin. Memangnya siapa yang mau menikah?Belum lagi para pelayan ditambah untuk mempersiapkan acara di istana terpisah yang biasanya dibuka untuk acara-acara besar saja. Beberapa kali Raeli dipanggil untuk mencicipi menu makanan. Lalu keamanan istana juga makin diperketat. Pasukan ditambah, baik dari keluarga Servant bahkan sampai keluarga Sharakiel yang diperintahkan langsung oleh Mareyya.Sebenernya ada apa, sih? Apa ada yang mau menikah di istana? Apa baginda kaisar mau menikah lagi?Sebenarnya sampai sekarang Raeli masih sulit memercayai bahwa Mareyya itu adalah anak kecil biasa. Anak itu terlihat seperti orang dewasa dengan naturalnya. Dia bahkan mengatur urusan rumah tangga Shara

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 132

    “Ha ha ha!”Ein dan Xain menoleh pada Teja yang tiba-tiba saja tertawa keras setelah melihat apa yang terjadi pada Mareyya. Apa pria itu sebenarnya gila?“Lucu sekali, ya. Padahal ayahnya orang yang dikutuk dewa,” kata Teja dengan senyum lebar sambil mengawasi kotak tempat Raeliana dan Mareyya berada. “Sepertinya Reid sudah menentukan bayaran atas apa yang sudah si penyihir itu lakukan.”“Apa maksudmu?” tanya Xain.Teja menunjuk pada cahaya yang bersinar di bawah tangan Mareyya. “Kekuatannya mirip dengan pendeta agung pertama.”“Pendeta agung pertama?” ulang Ein.Kalau pendeta agung pertama itu berarti orang yang sudah membangun kekaisaran ini bersama kaisar pertama. Orang yang katanya bisa melihat kemakmuran pada Easter jika mereka membangun sebuah negara. Dengan kata lain, pendeta agung

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 131

    Ein, Xain dan Teja melihat saja saat Mareyya bergerak mendekati kotak sihir di mana Raeliana terbaring di dalamnya. Anak itu hanya berdiri di sisi kotak sambil menatap Raeliana.Sulit dipercaya bahwa Mareyya cocok dengan sihir suci milik Xain. Ternyata anak itu memang anak normal. Hanya saja lebih cepat dewasa karena didikan ayahnya yang mendoktrin bahwa Mareyya harus bisa mengurus keluarga sejak dini. Itu berarti Mareyya sudah tahu bahwa ayahnya cepat atau lambat akan mati.Sebenarnya Ein tahu bahwa Xain tidak memercayai anak itu. Namun, Ein memintanya untuk mengizinkan Mareyya bertemu Raeliana. Anak kecil tidak akan bisa melakukan sesuatu yang aneh.Padahal baru saja Ein berpikir seperti itu, tiba-tiba saja Mareyya melirik dari balik bahunya pada mereka. Tersenyum kecil dan matanya terlihat bercahaya. Lalu sesaat kemudian anak itu melangkah lebar ke kotak di mana Raeliana melayang di dalamnya dan tertidur. 

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 130

    Ein memberikan surat terakhir pada ajudan baginda kaisar. Sepertinya keributan yang terjadi di istana sampai menghancurkan kediaman pangeran cukup menggemparkan. Beberapa bangsawan yang memang setia pada keluarga kaisar dan negara tetangga pun mengirimkan surat untuk menanyai kabar atau apakah pangeran butuh bantuan.Namun, tidak Ein sangka bahwa pertarungan dengan Rict jadi sangat-sangat singkat. Bahkan seolah tidak pernah ada. Kabarnya juga Xain menggunakan sihir lama untuk menghapus kenangan tentang sebagian adu mulut Raeliana dan Kroma hari itu.“Yang Mulia?”Ein mengangkat kepala pada Charael dan Carry yang baru saja masuk ruangannya bersamaan.“Bagaimana keadaan di sana?” tanya Ein sambil berdiri dan mengitari meja. Bersandar pada bagian depan meja kerjanya, menatap dua kesatria itu.“Setelah melalui investigasi, tidak ada yang aneh di kediaman

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 129

    “Bangunlah.”Raeli membuka mata yang sebelumnya berat karena mengantuk dan ia merasa lantai tempat dirinya berbaring sangatlah dingin. Setelah itu ia melihat seseorang tersenyum tipis padanya sambil berdiri.Raeli bangkit untuk duduk. “Apa kita sudah mati?” tanya Raeli pada orang itu.“Entahlah.”“Jadi … siapa aku harus memanggilmu? Thantiana atau Raeliana?”“Namaku Thantiana. Bukankah Raeliana itu dirimu?”Raeli mendengkus. Apa-apaan itu? Dirinya kan dipaksa masuk ke tubuh Raeliana karena perbuatan wanita itu juga yang sekarang mengaku sebagai Thantiana.“Aku bukan Raeliana,” sangkal Raeli dengan suara pelan.“Tapi ada orang yang ingin kau tetap hidup sebagai Raeliana yang dicintainya.”Ein.

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 128

    “Antar aku ke sana, Ercher,” kata Raeli.Lingkaran sihir Ercher menyala lagi. Pada saat itulah Raeli bisa melihat di sisi lain bangunan ada para kesatria yang terluka. Rict menyerang mereka. Lalu dalam sekejap mata mereka berpindah ke kamar pangeran yang hancur. Raeli bisa melihat Charael dan Tristan yang langsung bersiaga di dekat Ein.“Raeliana?” panggil Ein. “Jika kau bangun, seharusnya kau tetap tinggal di sana. Kenapa kau—”Raeli melirik sekilas dari balik bahunya. Saat membuat kesepakatan dengan Raeliana, ia sudah memilih keputusan. Semua kemalangan ini disebabkan oleh Raeliana sendiri. Bukankah wanita ini sudah tidak boleh hidup dan bersanding dengan putra mahkota?Raeli tidak ingin goyah, maka dari itu ia membuang wajah dari Ein.“Ah, Tuan Putri akhirnya bangun juga,” sindir Teja sambil berdiri.Ra

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 127

    “Saat pertama kali bertemu, aku sudah tahu.”Orang-orang di ruangan itu mendadak syok mendengar suara Raeli. Bahkan Xain dan keluarga Servant pun nyaris melotot, tidak mengeluarkan suara saat mendengar dan melihat Raeli berdiri. Gadis itu seperti orang yang berbeda. Cara bicaranya yang dingin menyita perhatian.Raeli yang baru saja berdiri sedikit terhuyung karena kakinya yang sudah lama tidak digerakan malah dipaksa berdiri. Namun, sejak awal ia sudah membuat kesepakatan dengan Raeliana yang asli. Jika masalah ini selesai, ia bisa memilih meski dirinya sendiri tahu tidak ada pilihan yang lebih bagus dari yang Raeliana tawarkan.“Mareyya tidak mudah dekat dengan orang lain. Kalau ada orang yang dekat dengannya itu orang yang biasa bekerja di rumah Sharakiel,” kata Raeli sambil berjalan pelan menuruni mimbar singgahsana. “Apa itu tubuh barumu … Kroma?”Rosali

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 126

    “Aku sudah bilang, aku tidak mau kembali ke sana,” kata Sheriel setelah sadar dari mimpi buruk kematian yang dialaminya untuk kedua kali. Saat membuka mata ia hanya tinggal bersama Raeliana. Lagi.“Aku tahu kau takut,” kata Raeliana. “Aku juga takut. Makanya aku melarikan diri. Tapi aku punya janji.”“Pada Ein?” Sheriel membuang muka. Entah kenapa membayangkan orang yang dicintai Ein berdiri di depannya itu terasa menjengkelkan.Raeliana menggeleng. “Pada Tuan Rict. Aku sudah berjanji untuk pergi pada Reid bersamanya. Itulah yang aku ingat setelah bereinkarnasi sebagai Raeliana. Ingatan terakhir pada kehidupan Thantiana.”“Aku tidak mau tahu.”“Jika kau tidak kembali ke Easter, Ein mungkin akan mati dan semua usahaku akan sia-sia.”“Kau yang menempatkan aku di situasi se

  • The Crown Prince's Fiancee   BAB 125

    Berhari-hari sudah berlalu, ternyata benar kalau Sheriel hanya mengalami mimpi buruk yang panjang. Sebab, jangankan tertabrak truk, bahkan novel ‘Sang Permaisuri Pilihan’ itu saja tidak pernah terdaftar di dunia ini.Jadi, hidup Sheriel kembali normal. Ia pergi bekerja sambil mengantarkan Yuko ke sekolah. Saat pulang, Yuko akan menunggunya di tempat kerja.“Kakak sudah berhenti mencari tahu tentang mimpi aneh itu?” Yuko mendesah jenuh.“Lagi pula kan memang hanya mimpi semata. Jadi ... kupikir ya sudahlah. Aku akan melupakannya.”Tetapi anehnya setelah Sheriel mengatakan itu, hatinya jadi terasa sangat sakit. Hatinya merasakan rasa menyengat akan sesak. Ada yang kosong. Namun, Sheriel tidak ingin menghubungkannya dengan mimpi aneh itu. Justru ia gila kalau membawa-bawa perasaan cinta yang berasal dari mimpi itu ke dunia nyata.“Tapi, Yuko

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status