"Saya sama sekali tidak bercanda yang Mulia, semua orang yang menyaksikan ini menjadi saksi, bahwa saya Mikaila Arundell memutuskan untuk membatalkan pertunangan dengan anda yang mulia putra mahkota Carlos Aldrick de Valcke," ucap Mikaila lantang.
Mendengar ucapan Mikaila yang semakin lantang, membuat semua para bangsawan yang ada di sana, terkaget. Suasana menjadi semakin ricuh seketika, para bangsawan pun mulai berbisik-bisik semakin keras.
Carlos menatap Mikaila tajam. "Sudah aku bilang jangan bertindak kekanak-kanakan Mikaila, dari dulu kau tidak pernah berubah sama sekali. Selalu berpikir pendek dan suka bercanda." Lelaki itu berbicara tak kalah lantang.
Mikaila tersenyum sinis. "Yang mulia, apakah anda memiliki gangguan otak dan pendengaran? Bukankah saya sudah berbicara dengan jelas bahwa saya ingin pertunangan kita dibatalkan, dan anda juga sudah menyalahi peraturan istana yang ada." Gadis cantik beriris biru itu memandang Carlos
Setelah permasalahan pembatalan pertunangan tadi, Carlos dan Helena langsung di bawa ke ruang kurungan.Citra Carlos sebagai putra mahkota hampir rusak karena perselingkuhannya dengan Helena.Sedangkan untuk Helena sendiri, tidak ada yang menyangka bahwa gadis yang terlihat polos dan lugu telah menjatuhkan harga dirinya demi pria yang sudah memiliki tunangan resmi.Acara pesta ulang tahun Ratu kembali di lanjutkan, Mikaila duduk dengan tenang di sebuah bangku yang sudah tersedia. Di sebelahnya ada Serena yang juga tengah duduk dengan tenang."Lady Mikaila, kau benar-benar luar biasa! Kau menjadi idolaku saat ini! Aku ingin menjadi wanita yang hebat sepertimu!" Serena berkata dengan gemas, tingkah Mikaila yang begitu hebat dalam menangkap pasangan yang berselingkuh membuat Serena terpukau dengan tingkah Mikaila yang menurutnya sangat keren.Mikaila tidak menjawab, dia hanya memasang wajah tanpa ekspresinya dan tidak menanggap
Mikaila langsung masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah Xavier janjikan sebelum berangkat. Ruangan itu adalah ruangan rahasia khusus milik pangeran kedua.Setelah selesai berdansa dengan Casis barusan dia segera kabur, karena pria aneh itu terus melayangkan guyonan-guyonan garing dan rayuan-rayuan receh. Hal itu, membuat Mikaila lama-lama muak sendiri saat bersama Casis.Dia kini memakai tudung penutup kepala agar tidak ada yang mengenalinya.Gadis cantik itu langsung saja masuk ke dalam ruangan tersebut.Saat dia masuk, dia sudah melihat 3 orang pria tampan yang duduk dan menunggunya.Awalnya dia merasa kaget, dia pikir Xavier hanya akan melibatkan Leonard saja, akan tetapi kali ini pun ternyata Xavier mengundang Anhard ke sini.Mikaila sendiri tak paham, mengapa tiba-tiba ada Anhard ada di sini."Salam kepada yang mulia pangeran kedua kerajaan, sang cahaya matahari kerajaan, salam kepada yang mu
Mikaila menyambut pagi dengan perasaan yang sangat bahagia, bukan karena alasan, dia bahagia karena dia sudah berhasil melepaskan statusnya sebagai putri mahkota. Jika gadis-gadis bangsawan lain mungkin akan sangat sedih karena lepas dari posisi putri mahkota. Maka, Mikaila berbeda. Mikaila sangat berbahagia karena itu artinya dia sudah terbebas dari Carlos.Sebenarnya, dari dulu Mikaila sudah merencanakan pembatalan hubungannya dengan Carlos dengan cara seperti ini, dia ingin Carlos mendapatkan rasa malu dan hukuman sekaligus.Jika Mikaila membatalkan hubungan pertunangan mereka begitu saja, tanpa ada acara-acara besar seperti pesta ulang tahun ratu kemarin, maka Mikaila sangat yakin bahwa Carlos akan begitu bebas dan mendapatkan ketenangan. Dia tidak ingin Carlos seperti itu, ia ingin semua rakyat kerajaan Valcke tau tabiat busuk Carlos yang sebenarnya. Ia ingin Carlos di benci oleh banyak orang, sebagaimana orang-orang membenc
Mikaila pergi ke menara sihir, kali ini dia memiliki urusan dengan Anhard—penyihir agung.Dia berjalan dengan langkah anggun, karena orang-orang di sini sudah terlalu sering melihat Mikaila, jadi mereka membiarkan Mikaila masuk dengan bebas.Gadis cantik berambut pirang itu, masuk ke dalam suatu ruangan yang sudah biasa dia datangi saat bertemu dengan Anhard.Saat dia masuk, dia tidak menemukan siapapun. Aneh sekali, padahal sebelumnya mereka telah saling mengabari melalui alat sihir.Dan biasanya, Anhard akan selalu menunggunya di sini. Akan tetapi sekarang ... Anhard tidak ada di sini, kemana Anhard sebenarnya?"Tuan Anhard, anda di mana?" panggil Mikaila, berharap Anhard menyahutinya, akan tetapi nihil, dia tidak mendengar jawaban dari Anhard sama sekali.Mikaila terus melangkah masuk, dia memperhatikan sekitar, berharap menemukan Anhard di sini. Akan tetapi, lagi-lagi dia tidak menemukan Anhard.
Setelah pertemuannya dengan Anhard barusan, dan sudah membahas hal-hal yang akan mereka rencanakan untuk menjebak Viscount dan Viscountess Satalia, kali ini Mikaila memutuskan untuk menemui Tuan Madelvine dan melanjutkan kerjasama mereka.Gadis cantik beriris biru itu lebih memilih berjalan kaki, karena jarak antara menara sihir dan rumah Tuan Madelvine tidak terlalu jauh.Dia sudah mengenakan tudung penutup kepala agar tidak ada yang mengenalinya. Sebab, atas kejadian dia memutuskan pertunangannya dengan putra mahkota beberapa bulan lalu, Mikaila menjadi terkenal.Wajahnya di muat dalam surat kabar, dengan judul 'Wanita pemberani yang memutuskan pertunangan dengan putra mahkota di acara ulang tahun ratu' Semenjak itu, baik para bangsawan dan rakyat jelata sekalipun banyak yang mengenali wajah Mikaila.Meskipun sebelumnya dia sudah terkenal sebagai Lady gila budak cinta putra mahkota, akan tetapi sekarang popularitasnya semakin tinggi karena d
Setelah melawan para pasukan kegelapan itu, Xavier mengajak Casis dan juga Mikaila ke mansionnya.Mikaila memperhatikan sekitar, mansion Grand Duke Xavier sangatlah luas dan megah. Begitu banyak ukiran-ukiran kuno di dinding mansionnya."Sepertinya, anda tertarik dengan ukiran yang ada di sini Lady," ucap Xavier yang seketika mengagetkan Mikaila."Ya Grand Duke, saya hanya merasa bahwa ukiran-ukiran di sini, sangatlah indah," jawab Mikaila seadanya.Xavier segera menganggukan kepalanya. "Tiap ukiran di sini, mengandung arti tersendiri," ucap Xavier dengan nada misterius.Mikaila mengalihkan atensinya pada Xavier. Kini, iris mata keemasan Xavier bertemu iris mata biru Mikaila. "Benarkah? Apa itu?" tanya Mikaila penasaran.Xavier hanya tersenyum tipis, "Itu ... rahasia," jawab Xavier seraya berbalik pergi, dan meninggalkan Mikaila yang penasaran.Sedangkan Mikaila yang melihat Xavier tiba-tiba pergi,
Anhard, Xavier dan Casis saling menatap tajam, mereka kini tengah berada di dekat jendela kamar Mikaila.Dengan sengaja, mereka bertiga menyelinap malam-malam begini untuk menemui Mikala.Awalnya, mereka murni datang ke sini sendiri-sendiri. Akan tetapi ternyata, mereka tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu secara bersamaan tepat di jendela kamar Mikaila."Tidak saya sangka, ternyata Yang Mulia putra mahkota Casis, dan Yang Milia Grand Duke Xavier, akan datang secara diam-diam begini untuk menemui seorang gadis," sindir Anhard pada dua pria tersebut, sambil tersenyum ramah.Casis yang mendengar sindiran Anhard kepadanya mendengkus sinis. "Saya juga tidak menyangka, bahwa penyihir agung yang terhormat, akan menyelinap malam-malam ke mansion orang begini," sindir Casis balik.Sedangkan Xavier yang disindir, tidak mengatakan apa-apa dia tetap memasang wajah tanpa ekspresinya. Tapi dalam hati, dia menyetujui ucapan Cas
Suasana di sana menggambarkan peperangan, begitu banyak mayat bergelimpangan di mana-mana, tempat yang dulunya indah kini berubah seperti neraka.Gadis itu berlari cepat dengan sisa-sisa tenaga yang dia punya, seluruh tubuhnya terasa sakit. Begitu banyak luka dan kini energinya perlahan menipis, dia tidak peduli dia tetap berlari ke sebuah tempat yang menjadi sumber peperangan.Di sana dia melihat seorang pemuda tampan yang sudah sekarat dan tergeletak di tanah. Gadis itu dengan cepat berlari dengan sisa kekuatan yang dia miliki, dia sudah menangis dengan kuat kala melihat keadaan si pemuda yang begitu parah."Kau tidak boleh mati," ucap sang gadis sambil memeluk erat tubuh pemuda yang sudah sekarat itu. "Aku tidak mengizinkanmu untuk itu," sambungnya sembari terisak pelan.Si pemuda perlahan membuka matanya, dia menatap wajah cantik wanita yang sangat dia cintai, wanita yang selalu bertahta dihatinya. "J-jangan m-menangis, kau tidak lag
Saat ini, keluarga Theo sudah sampai di dunia manusia. Mereka menyamar, sebagai manusia biasa, karena tidak ingin manusia-manusia di sana ricuh dengan kedatangan mereka.Theo berserta istri dan anaknya, langsung pergi ke kerajaan Valcke. Karena sebelumnya, Mikaila sudah memberitahukan kedatangannya pada Serena, melalui kalung yang waktu itu dia berikan pada Serena. Ternyata, kalung itu selain berguna untuk melindungi Serena, juga bisa digunakan untuk berkomunikasi.Cara kerjanya mirip dengan alat sihir yang dibuat oleh Anhard waktu itu. Hanya saja ini berbentuk kalung.Sekarang, Leonard dan Serena telah menjadi raja dan ratu kerajaan Valcke. Semenjak kejadian jatuhnya Irene waktu itu dan semua kebusukan Irene terbongkar, Irene langsung di hukum mati dengan cara dipenggal atas segala dosa-dosanya. Jasad Carlos dimakamkan di makam khusus kerajaan, karena biar bagaimanapun dia mati sebagai pahlawan.Dan semenjak kejadian itu semua, Petricio jatuh
7 tahun kemudian"Tidak, Ayah, aku ingin bersama Ibu, Ayah pergi sana." Bocah kecil berusia kisaran tujuh tahun itu menatap Theo dengan galak, dia memeluk Mikaila seolah takut Theo, akan mengambil ibunya darinya.Ya, bocah berusia tujuh tahun itu adalah anak Mikaila dan Theo. Namanya Axelion, tidak ada alasan khusus mengapa Theo dan Mikaila menamai anaknya seperti itu. Nama ini, Theo dapat secara tidak sengaja ketika sedang memikirkan nama yang bagus untuk anaknya. Akhirnya, tanpa sengaja Theo mempunyai ide untuk memberikan nama Axelion pada anaknya itu.Saat Mikaila melahirkan Axelion, Mikaila merasakan rasa sakit yang begitu luar biasa. Saat Mikaila sedang melahirkan, suara petir bergemuruh diiringi dengan terdengarnya suara tangisan bayi.Sesuai dengan yang sudah ditakdirkan, keturunan Dewi Cahaya dan Dewa Kegelapan akan memiliki kekuatan yang maha dahsyat, dan Axelion adalah buktinya.Saat pertama kali Axel
Saat ini, Mikaila sedang mengandung anak pertama mereka. Usia pernikahan Mikaila dan Theo sudah berjalan 7 bulan, dan di bulan ke-tiga pernikahan mereka, Mikaila telah telah mengandung buah hati mereka. Karena Mikaila adalah seorang Dewi dan Theo adalah seorang Dewa. Tentu saja kehamilan Mikaila tidak seperti manusia normal.Di kehamilannya yang baru menginjak bulan ke-tiga ini, perut Mikaila sudah membesar seperti orang yang telah hamil sembilan bulan.Mikaila dan Theo saat ini tengah bersantai di kamar mereka, Theo yang kini telah menjadi Dewa Agung, memiliki tanggung jawab yang besar dan jarang memiliki waktu bersama istri tercintanya.Makanya ketika ada waktu luang begini, biasanya akan Theo gunakan untuk bermanja-manja pada Mikaila. Seperti saat ini, dia dengan manjanya tertidur di pangkuan Mikaila, dengan paha Mikaila sebagai bantalnya, wajahnya menghadap langsung pada perut Mikaila yang sudah membuncit sesekali Theo mengecupi perut bunci
"Dewa Agung, gawat! Dewa Kegelapan dan Dewi Cahaya telah bangkit dan sepertinya mereka akan membalas dendam karena peperangan besar yang terjadi waktu itu!" Salah satu orang kepercayaan Dewa Agung lari dengan terburu-buru menghampiri Dewa Agung. Dia khawatir, bahwa Mikaila dan Theo akan bersatu dan pada akhirnya membunuh Dewa Agung."Mereka sudah bangkit kembali?" tanya Dewa Agung, yang dibalas dengan anggukan oleh orang kepercayaannya itu.Bukannya takut, Dewa agung itu malah tersenyum. "Kita lihat, sampai mana bocah-bocah itu, berhasil melawanku," katanya yang masih saja merasa sombong.BoomTepat setelah Dewa Agung berkata seperti itu, pintu istana Royalgeez hancur. Semua yang ada di dalam ruangan nampak kaget. Setelahnya, mereka melihat Mikaila dan Theo yang berdiri dengan gagahnya di hadapan mereka.Mikaila menatap Dewa Agung yang ada di kursi singgasana dengan pandangan dingin. Sesuai sumpahnya waktu itu, dia a
1000 tahun laluMikaila memeluk tubuh Theo yang sudah tidak bernyawa, dia menangis keras karena kini lelaki yang dicintainya tidak lagi memiliki tanda-tanda akan membuka matanya."Theo kau harus bangun! Kau tidak bisa meninggalkan aku sendiri di sini," ucap Mikaila sambil memeluk wajah Theo yang kini sudah dipenuhi darah. Bahkan kini pakaian yang dikenakan oleh Mikaila ikut memerah karena terkena darah milik pria itu.Mikaila merasa dunianya runtuh, dia tidak tahu bahwa perang besar ini akan terjadi. Dewa agung dan pasukannya terlalu licik, mereka tahu bahwa Theo kehilangan alat pengendali alam kegelapan miliknya. Dan saat kesempatan ini, mereka menyerang Theo dan membuatnya kalah dengan mudah.Mikaila tahu, dari dulu Dewa Agung selalu takut posisinya terancam oleh Theo karena semakin lama, Theo semakin kuat. Di dunia ini, di mana yang kuat adalah pemenangnya. Dan jika Theo terus bertambah kuat, maka kemungkinan besar Theo bisa mengalahkan Dew
Setelah Javis menghilang, suasana mencekam pun hilang, angin dan kabut yang sangat kencang pun reda.Kini suasana kembali tenang. Cahaya bulan purnama merah telah meredup. Kini digantikan dengan cahaya bulan dan bintang.Mikaila tersenyum menatap Theo, yang dibalas dengan senyuman oleh lelaki itu.Dua orang itu saling berjalan menghampiri. Lalu, Mikaila kembali mendekap kembali tubuh Theo dengan erat. "Akhirnya, aku tidak jadi kehilanganmu, aku taku sekali," ucap Mikaila dalam dekapan Theo."Aku tidak akan pernah pergi Kai, aku akan selalu ada untukmu, dan semuanya akan selalu baik-baik saja," bisik Theo tepat di telinga Mikaila, seraya mengecup lama puncak kepala gadis itu."Apakah setelah ini, kita akan kembali ke dunia Dewa?" tanya Mikaila mendongkakan kepalanya, dan mata biru tuanya bertatapan langsung dengan mata violet milik Theo."Ya, karena biar bagaimanapun ini bukanlah dunia kita," jawabnya sambil mengelus p
Tiba-tiba saja terdengar suara ledakan yang sangat kuat, itu adalah Carlos yang menggunakannya tubuhnya untuk menerobos pada lingkaran sihir hitam yang dibuat oleh Javis.Carlos dengan cepat mengambil alat berbentuk segitiga yang mengapung di udara itu. Dan ketika Carlos berhasil mengambil alat itu, seluruh tubuhnya terasa remuk, organ dalamnya seakan hancur. Namun, akibat hal itu pula tubuh Javis terpental karena dorongan kekuatan yang berbalik padanya.Semua yang menyaksikan hal ini merasa terkejut, dengan aksi heroik Carlos yang tiba-tiba. Tidak ada yang menyangka, bahwa Carlos yang mereka anggap tidak layak untuk menjadi putra mahkota akan mengorbankan nyawanya sendiri.Seperti yang dikatakan oleh Theo barusan, hal ini hanya bisa dilakukan oleh pemilik darah kegelapan. Karena alat itu adalah pengendali alam kegelapan jadi hanya bisa ditaklukkan oleh pemilik darah kegelapan juga.Orang tua Carlos adalah pengikut Kegelapan, jadi ketika
Namun, bukannya takut Javis malah tertawa bahagia. "Hahaha Mikaila, apakah kau pikir, kau bisa membunuhku? Simpan pikiranmu itu karena sebelum kau membunuhku aku dulu yang akan membuatmu mati dan menghancurkan dunia ini!" Javis mengeluarkan alat pengendali alam kegelapan. Alat itu berbentuk segitiga dan di tengah-tengahnya terdapat simbol bunga.Sementara Theo yang tahu apa yang ingin Javis lakukan merasa panik. Iblis gila itu ingin menghancurkan dunia dengan alat pengendali alam kegelapan. Karena alat pengendali alam kegelapan milik seorang Dewa. Tentu saja kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan orang-orang yang ada di dunia ini.Terlebih alat itu, juga dianggap sebagai alat yang sangat kuat di dunia para Dewa. Jika Javis sampai menghancurkan dunia ini menggunakan alat pengendali alam kegelapan, maka semuanya musnah. Dunia akan hancur, dan dunia Dewa pun akan setengahnya hancur."Kau gila Javis, kembalikan alat itu padaku! karena aku lah pemi
Theo yang melihat hal ini merasa khawatir. Dia menghampiri Mikaila, dan memegang bahu gadis itu. "Kau tidak apa-apa? Jangan bertarung dengan dia lagi, kau diam. Biar aku yang akan mengalahkannya."Mikaila menggelengkan kepalanya. "Tidak, kekuatanmu belum bangkit sepenuhnya, jika kau nekad untuk melawannya maka kau akan mati. Aku tidak ingin, melihatmu mati dihadapanku untuk kedua kalinya. Aku tidak ingin Theo," ucap Mikaila yang masih terbayang dengan memori masa lalu."Ta—"Belum sempat Theo berucap, Mikaila sudah memulai pertarungan kembali dengan Javis, si Raja Iblis itu.Kali ini, Mikaila fokus bertarung. Dia menganalisa kekuatan lawan terlebih dahulu.Sedangkan Javis, hanya tersenyum remeh melihat Mikaila yang nampak begitu berani.Sebenarnya, kekuatan Javis sebagai Raja iblis sangat tidak mungkin untuk menang, hanya saja karena saat ini Javis sudah memakan darah-darah manusia selama ribuan tahun, dan telah