Seperti ikan-ikan kelaparan yang dilempari makanan, begitu 5 pesawat terbang rendah di atas mereka, Snake head saling lompat berlomba memangsa. Sabrina dan satu pesawat yang terbang paling depan lolos dari sergapan mereka, sementar 3 pesawat lain tak berdaya ketika sekelompok monster snakehead menerkam mereka dan memotong-motong bagian tubuh pesawat dan awaknya dengan gigi runcing mereka, ledakan kecil dari mesin pesawat yang hancur sama sekali tidak berarti bagi monster snake head.
Pada saat bersamaan, dua pesawat lain menyusul di belakang, melihat jejadian di depan matanya, John yang berada di salah satu dari dua pesawat yang terbang dibelakang Sabrina segera memberi perintah.
"Tembakan misil kebagian bawah tubuh monster itu"
Masing-masing dari pesawat yang dikendarai John dan rekannya menembakan dua misil sekaligus, 4 misil sejenis AIM-9 Sidewinder meluncur dengan cepat dan langsung menghancurkan tubuh 3 monster Snake head sekaligus. Sementara 1 misil lainnya
"Bagaimana dengan pesawatmu, John ?" tanya Sabrina yang dari tadi hanya mendengarkan. John mendesah, "sejujurnya situasiku sama dengan Max, sekarang aku hanya mengandalkanmu dan Paul untuk menyelesaikan misi ini menghabisi monster-monster itu" Sabrina menarik nafas, "aku juga sebenarnya tak yakin, tapi kita harus tetap mencobanya" Sesaat mereka saling diam dengan pikiran masing-masing. Lalu John kemudian berkata, "Titik lemah mereka berada di tubuh bagian bawah, jika dalam keadaan normal, sangat sulit untuk menyerang di titik itu, jika kita tetap memaksa, misil kita hanya akan sia-sia" "Apakah kau punya, ide ?" Tanya Sabrina bersemangat. "Aku dan Max akan memancing mereka melakukan gerakan yang membuka titik lemah mereka, aku akan terbang rendah ke arah mereka, dengan begitu, para monster yang agresif itu pasti akan melompat untuk mencoba memangsa kami, pada saat, kalian tembak sisi lemah mereka yang berada di tubuh bagian bawa
Sementara di sisi lain, Max melakukan hal yang sama dengan John, dia terbang rendah di atas 2 monster Snake head. Ketika pesawat Max tepat di atas kedua monster itu, secara bersamaan keduanya melakukan lompatan dan menerjang ke arah pesawat yang dikendarai Max. Dan... BOOOOOM !!! Dua misil berturut-turut dilepaskan oleh Paul dan mengenai keduanya, misil memang punya kelebihan penguncian targat, selama penembak telah mengunci target, misil dengan sendirinya akan mengejar target, selama target tidak melakukan gerakan ekstrim dan membuat pengalihan, maka misil dengan mudah akan mengenainya. Salah satu dari monster itu langsung hancur berkeping-keping, sementara monster lainnya hanya mengerang karna tembakan Paul hanya mengenai punggungnya yang dipenuhi duri-duri besar dan tajam "Sial, misil keduaku hanya mengenai punggungnya" teriak Paul dengan geram. Sementara dari jalur komunikasi lain tiba-tiba Sabrina memperingatkan. "
"bagaimana mungkin ?, ternyata kobaran api juga tak bisa membunuh monster sialan itu" kata Sabrina yang menyaksikan pesawat Paul menabrak Monster itu."bagaimana selanjutnya, tuan putri, apakah kita akan kembali dulu" kata Paul memberi saran."Itu sangat memalukan Paul, bagaimana aku menjelaskan kepada ayahku ? Hampir 30 orang perajurit Sludge City musnah dibantai monster Snake head, pengawalku sendiri hanya tersisi kau seorang""tapi kita tidak memeliki persenjataan yang cukup, masih ada dua monster di bawah sana, dan mereka sangat kuat, sementara misil yang tersisa hanya satu milikmu"Sabrina berpikir sejenak, menimbang yang baru saja di katakan John."Kita hancurkan dulu satu monsternya, sisanya kita pikirkan nanti, di jok belakang pesawatku ada senjata roket tangan, aku tak tau apakah bisa menghancurkannya, namun yang terpenting sekarang kita bunuh dulu salah satu monster itu"Mendengar ucapan Sabrina, semangat John kembali menyala setel
Sabrina hanya terpaku menyaksikan monster besar di depannya melompat ganas ke arahnya, meski dalam keseharian dia sosok yang tegas, kuat dan bahkan terlihat angkuh, namun di saat ini sisi wanitanya keluar. Dia tetap seorang perempuan yang membutuhkan perlindungan.Sabrina tidak mampu berfikir sama sekali, dia hanya bisa pasrah jika Snake head akan segera memangsanya, namun detik berikutnya ketika dia berfikir monster itu telah siap mencabik dengan gigi tajamnya, dia mendengar sebuah pesawat menghampirinya."Peter, kau gantikan aku pegang kendalikan pesawat, aku akan melompat"Anaxtra dan Peter yang menaiki pesawat Max sudah berada di atas Sabrina, tanpa menunggu persetujaun dari Peter, Anaxtra langsung melompat ke bawah. Peter langsung maju ke depan menggantikan Anaxtra mengemudikan pesawat.Sementara Anaxtra yang telah mendarat di samping Sabrina langsung memeluk sabrina dan mendorongnya ke samping untuk menghindari terkaman Snake head, mereka bebe
Tebasan pedang Anaxtra menciptakan sayatan besar di leher Snake head. Meskipun Snakehead sendiri memiliki Zat Albumin yang mampu menutup lukanya dengan cepat, namun serangan Anaxtra yang mengenai titik lemahnya membuat snakehead menggelepar-gelepar meregang nyawa.Anaxtra melompat kembali ke sisi Sabrina yang masih terduduk menahan sakit, sementara Sabrina sendiri masih terkesima memyaksikan aksi heroik yang dilakukan Anaxtra, bahkan 30 prajuritnya mati sia-sia dibantai dengan mudah oleh monter itu.Belum selesai Sabrina memikirkan kejadian yang begitu cepat di depan matanya, tiba dia merasakan seseorang memeluk tubuhnya.Anaxtra memuluk tubuh Sabrina dan melompat ke atas pesawat Sabrina yang masih mengapung dibatas tak jauh dari mereka.Tubuh Sabrina melayang dalam dekapan erat Anaxtra,kemudian mereka mendarat tepat di atas pesawat milik Sabrina. Anaxtra mendudukan Sabrina di jok belakang, sementara dia sendiri duduk di bangku depan untuk mengemudi.
Anaxtra telah mendaratkan pesawatnya sejajar dengan pesawat John dan Peter, mesin pun telah dimatikan, namun Sabrina belum menyadari pesawatnya telah berhenti, tangannya masih melingkar erat di perut Anaxtra."Sabrina, bisakah kau melepaskan tanganmu ? aku sulit bernafas karna pelukanmu" Ucap Anaxtra.Sabrina membuka matanya perlahan, begitu matanya terbuka, pemandanga yang pertama dia lihat adalah wajah Joh dan Peter yang menatap ke arahnya dengan sedikit tersipu.Sesaat Sabrina terlihat gugup, dia melepaskan pelukannya dengan buru-buru.Beruntung pada saat bersamaan Lilia muncul dari tempat persembunyiannya dan menghampiri mereka. Sabrina berhasil keluar dari situasi yang canggung itu."Hebat, Semua monster berhasil kalian musnahkan" kata Lilia begitu sampai di depan mereka.Sabrina turun dari pesawatnya, begitupun Anaxtra."Apakah kau baik-baik saja, Sabrina" tanya Anaxtra kemudian.Sabrina melambaikan tangannya seraya berka
Ketiga pesawat yang masing-masing di naiki oleh John, Lilia dan Peter, serta Anaxtra dan Sabrina mendarat di hanggar milik Sludge City. Setelah memarkirkan pesawat secara berjajar, mereka lalu berjalan ke arah pintu yang akan menghubungkan ke ruang utama Sludge City."Kami sangat berterima kasih kepada kalian, tanpa bantuan kalian mungkin sekarang ini kami sudah menjadi santapan monster Channa Argus." ucap John sambil berjalan memimpin.Sementara Sabrina yang ada di belakangnya juga ikut berkomentar."Aku akan bilang sama ayah untuk memberikan kalian hadiah yang besar atas jasa kalian dalam membantu tugas kami".Mendengar ucapan mereka yang terdengar begitu tulus, Anaxtra tak bisa untuk tak berkata,"Kami hanya melakukan yang bisa kami lakukan, kalian tak perlu berlebihan."Ucapan Anaxtra yang begitu merendah membuat kekaguman Sabrina kepadanya semakin besar. Sementara John sendiri langsung bereaksi dengan membalikan badannya seraya mengulurkan tangannya.
Bab 62Anaxtra melompat ke atas Alpa begitu papan seluncur itu melewati di atasnya, lalu melakukan gerakan zigzag dan berbalik menyerang ke pengawal yang sedang memegangi Lilia dan Peter.Begitu Lilia dan Peter terlepas, keduanya pun melompat ke papan selancar mereka masing-masing.Hans tidak tinggal diam, dia segera memerintahkan anak buahnya untuk menangkap kembali mereka."Tangkap mereka, jangan biarkan lolos"Para prajurit bergegegas melakukan serangan ke arah Anaxtra dan teman-temannya, sementara beberapa prajurit lain berlari menuju hanggar pesawat untuk mengejar melalui udara."Bagaimana dengan John dan Sabrina ?" tanya Peter yang sudah terbang mengikuti Anaxtra."Sementara kita tinggalkan mereka dulu, aku yakin mereka akan baik-baik saja" jawab Anaxtra.Mereka segera terbang menjauhi pangkalan udara Sludge City, namun di belakang mereka puluhan pesawat masih terus mengejar."Mereka terus mengejar kita, Anaxtra" ucap Lilia mengin
Suara ledakan yang ditimbulkan oleh bom yang dilemparkan Toni menciptakan guncangan yang sangat dahsyat, getaran dan kerusakan yang ditimbulkan memicu sistem alarm di kediaman Albert. Tot! ... tot! … tot! Lampu menyala merah diiringi raungan sirine di ruangan laboratorium bawah tanah tempat Lilia dan Peter berada untuk menjaga Princess Sabrina. “Suara apa itu?” tanya Peter yang merasakan getaran diiringi suara alarm yang menggema. Lilia hanya menatap ke arah Peter seakan sama-sama mencari jawaban. “Pasti sesuatu telah terjadi di atas sana,” ucap Princess Sabrina yang tanpa sepengetahuan Peter dan Lilia sudah duduk di atas tempat tidurnya. “Sabrina?” ucap Peter dan Lilia bersama-sama karena terkejut melihat Princes Sabrina yang sudah siuman. Sabrina bangkit dan menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu, setelah melihat sebuah layar monitor yang berada di atas meja yang tak jauh dari tempat duduk Peter dan Lilia, Sabin
Satu regu pasukan elit segera dikerahkan menuju kediaman Albert, regu yang beranggotakan 30 pasukan darat dan 10 pasukan udara dipimpin langsung oleh Hans. Dari ke-30 pasukan darat, Hans hanya membawa 20 orang untuk bersamanya, sementara 10 yang lain disiagakan diatas kendaraan masing-masing, sedangkan 10 pasukan udara tetap berjaga di atas untuk menjaga kemungkinan kaburnya dari atas.“Hai…ada apa ini?” tanya seorang pengawal yang berjaga di kediaman Albert.“Buka pintunya jika kalian ingin selamat,” ucap Hans dengan arogan.“Ini kediaman Tuan Albert, bagaimana mungkin Tuan Hans bisa seenaknya memberi perintah kepada kami?”Zaaaap!Sebuah tembakan laser langsung merobohkan penjaga itu. Sementara seorang penjaga lainnya tak bisa berbuat apa-apa dan hanya menuruti perintah Hans.“Cepat buka pintunya!”“Ba—baik, Tuan Hans.”Setelah pintu terbuka, Hans kembal
Ruang kantor HansTubuh Evan ditarik secara paksa oleh dua orang pengawal yang membawanya menemui Hans. Setelah mereka sudah sampai di depan Hans, tubuh Evan didorong dengan hingga jatuh bersimpuh di kaki Hans. Hans sendiri hanya berdiri di tepi tembok kaca sambil menatap keluar memperhatikan suasana Kota Sludge City yang masih dipenuhi lalu-lalang para prajurit yang mencari keberadaan Anaxtra.“Kemana perginya Rudi dan Riris?” tanya Hans dengan dingin tanpa melihat ke arah Evan.“A—aku tidak tahu, Tuan!” jawab Evan dengan terbata, “Mereka membuatku tak sadarkan diri sebelum meninggalkanku dan membawa ayah serta Riris pergi?”“Siapa yang telah membawa mereka?”“Ju—Juan dan A—Anaxtra.”“Hmmmm! … Bocah asing itu, ternyata,” ucap Hans sambil berbalik menatap Juan.“Bagaimana dia bisa bersama Juan? Pantas s
Dug!Sebuah pukulan keras bersarang di perut Rudi."Katakan yang jelas Rudi? jangan berbelit-belit dan membuatku benar-benar marah!"Rudi berdiri terhuyung-huyung setelah mendapat pukulan dari Juan."Aku mengatakannya dengan jujur, Juan!" kilah Rudi."Benar, Juan! Ayahku sama sekali tidak bernohong," bela Riris sambil membantu Rudi berdiri."Lalu bagaimana kau bisa selamat dari senjata laser milik Hans?" tanya Anaxtra.Rudi mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal."Itu tidak ada hubungannya dengan Rhinoceros, aku hanya mengarang cerita agar Hans membiarkanku pergi berburu keluar Slude City untuk menemukan Rhinoceros.""Aku memang terkena senjata laser milik Hans yang mengandung racun CO yang bisa menggerogoti tubuhku secara perlahan-lahan, namun yang menyembuhkanku bukanlah karena aku memakan penawar yang terbuat dari cula Rhinoceros.""Aku sengaja membuat cerita kepada Hans bahwa aku telah menemukan obat yang bisa menangka
Pesawat Juan segera meninggalkan kediaman Evan bersama Rudi dan Riris yang ikut di dalamnya.Meskipun keamanan Sludge City sedang ketat, bagi Juan untuk keluar dari Sludge City sangatlah mudah, terlebih Albert menginstruksikan anak buahnya untuk tidak mempersulit Juan. "Dimana kau terakhir menemukan Rhinoceros, Rudi?" tanya Juan begitu pesawat mereka sudah jauh meninggalkan Sludge City.Rudi tak segera menjawab."Jangan membuatku kehilangan kesabaran, Rudi!" hardik Anaxtra yang duduk di antara Rudi dan Riris."Cepat kau beri tahu Juan kemana kita harus pergi!".Rudi hanya menunduk."Juan, bisakah kau membawa pesawat ini ke sumber pengeboran Lapindo?" sela Riris."Apakah kau ingin main-main dengan kami?" tanya Juan sinis."Tentu saja, tidak." jawab Riris gugup. Namun pada saat bersamaan, pintu pesawat Juan di sisi dekat Riris terbuka, detik berikutnya Anaxtra mendorong tubuh Riris keluar, namun tangannya masih sempat memegang tangan Riris untuk menahan
Rudi dan Riris yang sedang duduk di kursi tamu, terkejut melihat kejadian yang begitu cepat, mereka serempak berdiri sambil mata mereka menatap ke arah Anaxtra dan Juan yang telah berdiri tegak di depan mereka. “Anaxtra?” gumam Rudi, sementara Riris juga tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. “Anaxtra? Bagaimana kau bisa bersama Juan?” “Apakah kalian tidak suka melihatku?” ucap Anaxtra sambil berjalan mendekati Rudi melewati tubuh Evan yang masih jatuh terduduk di lantai. “Ma---ma---mau apa kalian?” tanya Rudi dengan terbata, tubuhnya menyurut ke belakang. “Aku rasa ada sesuatu yang harus kita bicarakan, Rudi?” ucap Anaxtra. “Ada apa ini? Kenapa kalian begitu agresif?” ucap Riris pura-pura tidak tahu. Anaxtra mengernyitkan keningnya, “Ada apa? Harusnya aku yang bertanya kepada kalian, apa sebenarnya yang kalian rencanakan?” Pada saat Anaxtra terus berjalan mendekati Rudi, Evan yang berada di belakang An
Seluruh prajurit Sludge City telah dikerahkan menyisir tiap jengkal sudut kota untuk menemukan keberadaan Anaxtra dan teman-temannya, Seluruh pintu keluar kota dijaga dengan sangat ketat.Sementara dari atap kediaman Albert, sebuah pesawat meluncur meninggalkan landasan menuju pusat perkotaan Sludge City.“Bagaimana rencanamu Anaxtra?” tanya Juan, matanya masih menatap ke depan memperhatikan jalanan.“Pertama kita harus menemukan Rudi, mungkin kita bisa mendapatkan petunjuk darinya.”“Saat ini penjagaan Sludge City sangat ketat, aku rasa kita tak bisa langsung mendatangi kediaman Rudi, apalagi saat ini keberadaanmu masih dalam pencarian, aku yakin Hans pasti menempatkan orangnya untuk mengawasi gerak-gerik Rudi.”Anaxtra berpikir sejenak.“Bukankah kau memiliki kontak Riris? Kenapa kau tak mencoba menghubunginya?”“Itu juga yang sedang aku pikirkan, tapi kita perlu se
Anaxtra tertegun, banyak peristiwa yang telah terjadi dan menimpanya dan teman-temannya selama perjalanan keluar dari Lembah Dieng, semuanya begitu rumit.“Sepengetahuanku, status sosial Rudi tidak seperti kalian; pejabat pemerintahan Sludge City, bagaimana Rudi bisa berhubungan dengan Hans?” tanya Peter.Untuk kesekian kalinya Albert menarik nafas dalam-dalam. Setelah menghembuskanya dengan berat, Albert kembali berkata.“Cerita ini sebenarnya rahasia yang tersimpan selama beberapa puluh tahun yang lalu, dimana Rudi masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan Sludge City.”“Jadi dulu Rudi pejabat Sludge City?”Albert hanya mengangguk.“Hingga suatu hari Rudi memergoki Hans yang sedang menggoda istrinya, karena takut Rudi dan istrinya melaporkan perbuatannya kepada Lord Zack, Hans menembak Istri Rudi dengan lasernya, beruntung Rudi masih bisa menghindarinya meskipun terkena sedikit. Istri Rudi p
Kabar meninggalnya Princess Sabrina saat menghadapi Parathel sudah resmi diumumkan pihak pemerintah Sludge City. Sebagai salah satu pembesar di pemerintahan, berita ini tentu sudah masuk ke telinga Albert.“Bagaimana dia bisa berada di sini?” tanya Albert.“Ceritanya panjang, Paman! Ini semua tak lepas dari akal busuk Hans,” jawab Anaxtra.“Sebaiknya kau ceritakan semuanya, Anaxtra! Aku juga belum mendengar cerita lengkapnya darimu,” sela Juan.Anaxtra menarik nafas berbarengan dengan Albert yang mengambil kursi untuk ia duduk.“Awalnya kami pergi bersama-sama untuk menghalau Monster Channa Argus di pinggiran Sludge City; Sabrina Bersama empat pengawalnya termasuk John, dan satu regu pasukan. Sementara aku, Lilia dan Peter yang saat itu sebagai tawanan mereka hanya menyaksikan.”“Namun sekelompok Monster Channa Argus itu terlalu kuat untuk pasukan Sludge City yang hanya bebe