Anaxtra telah mendaratkan pesawatnya sejajar dengan pesawat John dan Peter, mesin pun telah dimatikan, namun Sabrina belum menyadari pesawatnya telah berhenti, tangannya masih melingkar erat di perut Anaxtra.
"Sabrina, bisakah kau melepaskan tanganmu ? aku sulit bernafas karna pelukanmu" Ucap Anaxtra.
Sabrina membuka matanya perlahan, begitu matanya terbuka, pemandanga yang pertama dia lihat adalah wajah Joh dan Peter yang menatap ke arahnya dengan sedikit tersipu.
Sesaat Sabrina terlihat gugup, dia melepaskan pelukannya dengan buru-buru.
Beruntung pada saat bersamaan Lilia muncul dari tempat persembunyiannya dan menghampiri mereka. Sabrina berhasil keluar dari situasi yang canggung itu.
"Hebat, Semua monster berhasil kalian musnahkan" kata Lilia begitu sampai di depan mereka.
Sabrina turun dari pesawatnya, begitupun Anaxtra.
"Apakah kau baik-baik saja, Sabrina" tanya Anaxtra kemudian.
Sabrina melambaikan tangannya seraya berka
Ketiga pesawat yang masing-masing di naiki oleh John, Lilia dan Peter, serta Anaxtra dan Sabrina mendarat di hanggar milik Sludge City. Setelah memarkirkan pesawat secara berjajar, mereka lalu berjalan ke arah pintu yang akan menghubungkan ke ruang utama Sludge City."Kami sangat berterima kasih kepada kalian, tanpa bantuan kalian mungkin sekarang ini kami sudah menjadi santapan monster Channa Argus." ucap John sambil berjalan memimpin.Sementara Sabrina yang ada di belakangnya juga ikut berkomentar."Aku akan bilang sama ayah untuk memberikan kalian hadiah yang besar atas jasa kalian dalam membantu tugas kami".Mendengar ucapan mereka yang terdengar begitu tulus, Anaxtra tak bisa untuk tak berkata,"Kami hanya melakukan yang bisa kami lakukan, kalian tak perlu berlebihan."Ucapan Anaxtra yang begitu merendah membuat kekaguman Sabrina kepadanya semakin besar. Sementara John sendiri langsung bereaksi dengan membalikan badannya seraya mengulurkan tangannya.
Bab 62Anaxtra melompat ke atas Alpa begitu papan seluncur itu melewati di atasnya, lalu melakukan gerakan zigzag dan berbalik menyerang ke pengawal yang sedang memegangi Lilia dan Peter.Begitu Lilia dan Peter terlepas, keduanya pun melompat ke papan selancar mereka masing-masing.Hans tidak tinggal diam, dia segera memerintahkan anak buahnya untuk menangkap kembali mereka."Tangkap mereka, jangan biarkan lolos"Para prajurit bergegegas melakukan serangan ke arah Anaxtra dan teman-temannya, sementara beberapa prajurit lain berlari menuju hanggar pesawat untuk mengejar melalui udara."Bagaimana dengan John dan Sabrina ?" tanya Peter yang sudah terbang mengikuti Anaxtra."Sementara kita tinggalkan mereka dulu, aku yakin mereka akan baik-baik saja" jawab Anaxtra.Mereka segera terbang menjauhi pangkalan udara Sludge City, namun di belakang mereka puluhan pesawat masih terus mengejar."Mereka terus mengejar kita, Anaxtra" ucap Lilia mengin
BRAK !!!Lord Jack membanting cawan yang ada di di depannya,"Dasar bodoh" maki Lord Zack kepada Hans yang bersimpuh di hadapannya."Cuma menangkap tiga bocah ingusan saja kalian tidak becus, bagaiman jika kalian menghadapi Channa Argus"?"Ayah, jadi ini semua rencanamu ?" tanya Sabrina yang mulai sadar, namun kondisi fisiknya masih sangat lemas. Sementara John hanya menunduk lesu diapit dua pengawal yang menjaganya.Lord Zack sama sekali tidak bereaksi mendengar pertanyaan Sabrina."Mereka telah menolong aku ayah, bahkan 30 prajurit dan 4 orang pengawalku habis dibantai oleh Channa Argus, aku sendiri nyaris jadi mangsa monster-monster itu, mereka lah yang menyelamatkanku, ayah"Lord Zack masih belum bergeming."Yang dikatakan Sabrina benar yang mulia" kata John menyela,"Bahkan aku tak bisa melakukan apa-apa di hadapan Channa Argus, tembakan peluru dan misil sama sekali tidak berarti apa-apa bagi Channa Argus"Lord Zac
Seluruh prajurit Sludge City bergerak menyisiri tiap-tiap sudut kota, mereka dikerahkan secara besar-besaran untuk mencari keberadaan Anaxtra dan teman-temannya, jalanan kota dipenuhi prajurit yang hilir mudik dengan senjata lengkap di tangannya.Jalur udarapun tak mau kalah, hampir selang beberapa menit selalu saja ada pesawat patroli yang terus berputar-putar di atas langit Sludge City."Bagaimana situasinya, Lilia" tanya Anaxtra sambil mengintip ke luar gedung dari balik cendela lantai 5 tempat mereka bersembunyi."Tampaknya kurang bagus, Anaxtra" jawab Lilia yang masih fokus di depan monitor kecil di tangan kirinya."Aku sudah memindahkan data scanning secara real time pergerakan para prajurit Sludge City ke dalam drive kalian, kalian sudah bisa menyinkronkannya dengan data pemetaan milik Peter" ucap Lilia kemudian sambil kembali menutup virtual monitor yang ada di pergelangan tangan kirinya."Tampaknya mereka mulai menggeledah satu persatu ged
Juan membuka separo kaca cendela mobilnya ketika seorang petugas menghampiinya, "Ada apa, Alex," tanya Juan kepada petugas yang bernama Alex. "Oh... tuan Juan, maaf aku tak bisa mengenalimu," ucap Alex dengan penih hormat. "Kami sedang mencari tiga buronan yang bersembunyi di gedung ini." imbuh Alex kemudian. "Aku tak melihat siapapun di sini, lagi pula jka aku melihatnya, pasti aku sudah menangkapnya" "Baiklah tuan muda Juan, aku tak akan menghalangi jalanmu, maaf sudah mengganggumu" Petugas itu langsung memberi isyarat kepada petugas lain untuk memberi jalan kepada Juan. Juan pun bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Mobil juan meliuk di antara gedung-gedung tinggi, kumudian mendarat di sebuah hanggar yang terletak di antara gedung-gedung tinggi milik pejabat Sludge City. "Kemana kau akan membawa kami pergi?" tanya Anaxtra ketika mereka sudah turun dari mobil dan berjalan menuju lift. "Nanti juga kal
"Bengawan Solo? apa itu Bengawan solo?" tanya Juan heran. "Beberapa ratus taun yang lalu, tanah ini di sebut pulau Jawa, pulau Jawa dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah." "Sedangkan Bengawan Solo adalah sungai terpanjang yang membentang antara Jawa Tengah dan Jawa Timur," ucap Lilia menerangkan. Juan mengangguk-angguk mencerna ucapan Lilia. Setelah mereka terdiam untuk beberapa saat, tiba-tiba Peter berkata, "Yang aku tidak mengerti, kenapa rajamu ingin sekali menangkap kami?" Juan menatap Peter sejenak lalu secara bergantian beralih ke Lilia dan Anaxtra. "Lord Zack pernah bermimpi, ketika ada orang asing masuk ke Sludge City maka akan terjadi perubahan besar di dunia ini. Mungkin itulah alasan mengapa Lord Zack ingin menagkap kalian, dia takut kerja keras para leluhur yang sudah bersusah payah membangun kota ini, hancur begitu aja oleh kedatangan kalian," papar Juan  
"LAPINDO," gumam Lilia Mata Anaxtra dan Peter saling berpandangan, sementara Juan hanya kebingungan menatap Lilia dengan penasaran. "Apa itu Lapindo?" tanya Juan Lilia menarik nafas dalam-dalam. "Pada awal abad 21, ada sebuah perusahaan minyak dan gas yang melakukan pengeboran di pulau Jawa bagian timur, namun karena suatu hal, terjadi kecelakaan yang menyebabkan bocornya saluran pipa dan keluarnya lumpur dari pusat pengeboran, bahkan menurut catatanku, semburan lumpur itu hampir menenggelamkan sebagian pulau Jawa bagian Timur, perusahan yang melekukan pengeboran itu adalah Lapindo, dan sejak saat itu, masyarakat menyebut tragedi itu sebagai Lumpur Lapindo, jika dugaanku tidak meleset, mungkin sumber lumpur yang kau maksud adalah sumur bekas pengeboran Lapindo. "Apa dampak dari tragedi Lapindo itu?" "Tidak ada catatan yang detail mengenai hal itu, namun yang jelas hampir sebagian Jawa Timur terendam oleh lumpur dan menenggelamkan kota-
Kediaman RudiRiris dan Rudi menatap lubang besar di garasi rumahnya,"Kurang ajar," umpat Rudi, "ternyata bocah-bocah sialan itu bisa mengendalikan dari jarak jauh papan selancar itu"."Bagaimana ini, ayah? bagaimana jika mereka kembali ke sini dan membunuh kita?""Mereka pasti sudah tau; bahwa kita yang sudah menjual mereka kepada Tn Hans," ucap Riris panik.Rudi menatap ke arah Riris, "Ini semua salahmu, kenapa tak kau hancurkan benda sialan itu, kalau sudah begini, Tn Hans pasti tak akan melepaskan kita.""Kenapa jadi ayah menyalahkan, Riris?""Bukankah Riris sudah menyuruh ayah untuk menyerahkan semua benda milik mereka kepada Tn Hans?"Rudi tak bisa membantah ucapan Riris, bagaimanapun ide untuk menyimpan papan selancar milik Anaxtra dan teman-temannya datang darinya.Ketika mereka masih saling diam, tiba-tiba sebuah pesawat mendarat di depan rumah mereka, lalu terlihat Evan yang turun d
Suara ledakan yang ditimbulkan oleh bom yang dilemparkan Toni menciptakan guncangan yang sangat dahsyat, getaran dan kerusakan yang ditimbulkan memicu sistem alarm di kediaman Albert. Tot! ... tot! … tot! Lampu menyala merah diiringi raungan sirine di ruangan laboratorium bawah tanah tempat Lilia dan Peter berada untuk menjaga Princess Sabrina. “Suara apa itu?” tanya Peter yang merasakan getaran diiringi suara alarm yang menggema. Lilia hanya menatap ke arah Peter seakan sama-sama mencari jawaban. “Pasti sesuatu telah terjadi di atas sana,” ucap Princess Sabrina yang tanpa sepengetahuan Peter dan Lilia sudah duduk di atas tempat tidurnya. “Sabrina?” ucap Peter dan Lilia bersama-sama karena terkejut melihat Princes Sabrina yang sudah siuman. Sabrina bangkit dan menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu, setelah melihat sebuah layar monitor yang berada di atas meja yang tak jauh dari tempat duduk Peter dan Lilia, Sabin
Satu regu pasukan elit segera dikerahkan menuju kediaman Albert, regu yang beranggotakan 30 pasukan darat dan 10 pasukan udara dipimpin langsung oleh Hans. Dari ke-30 pasukan darat, Hans hanya membawa 20 orang untuk bersamanya, sementara 10 yang lain disiagakan diatas kendaraan masing-masing, sedangkan 10 pasukan udara tetap berjaga di atas untuk menjaga kemungkinan kaburnya dari atas.“Hai…ada apa ini?” tanya seorang pengawal yang berjaga di kediaman Albert.“Buka pintunya jika kalian ingin selamat,” ucap Hans dengan arogan.“Ini kediaman Tuan Albert, bagaimana mungkin Tuan Hans bisa seenaknya memberi perintah kepada kami?”Zaaaap!Sebuah tembakan laser langsung merobohkan penjaga itu. Sementara seorang penjaga lainnya tak bisa berbuat apa-apa dan hanya menuruti perintah Hans.“Cepat buka pintunya!”“Ba—baik, Tuan Hans.”Setelah pintu terbuka, Hans kembal
Ruang kantor HansTubuh Evan ditarik secara paksa oleh dua orang pengawal yang membawanya menemui Hans. Setelah mereka sudah sampai di depan Hans, tubuh Evan didorong dengan hingga jatuh bersimpuh di kaki Hans. Hans sendiri hanya berdiri di tepi tembok kaca sambil menatap keluar memperhatikan suasana Kota Sludge City yang masih dipenuhi lalu-lalang para prajurit yang mencari keberadaan Anaxtra.“Kemana perginya Rudi dan Riris?” tanya Hans dengan dingin tanpa melihat ke arah Evan.“A—aku tidak tahu, Tuan!” jawab Evan dengan terbata, “Mereka membuatku tak sadarkan diri sebelum meninggalkanku dan membawa ayah serta Riris pergi?”“Siapa yang telah membawa mereka?”“Ju—Juan dan A—Anaxtra.”“Hmmmm! … Bocah asing itu, ternyata,” ucap Hans sambil berbalik menatap Juan.“Bagaimana dia bisa bersama Juan? Pantas s
Dug!Sebuah pukulan keras bersarang di perut Rudi."Katakan yang jelas Rudi? jangan berbelit-belit dan membuatku benar-benar marah!"Rudi berdiri terhuyung-huyung setelah mendapat pukulan dari Juan."Aku mengatakannya dengan jujur, Juan!" kilah Rudi."Benar, Juan! Ayahku sama sekali tidak bernohong," bela Riris sambil membantu Rudi berdiri."Lalu bagaimana kau bisa selamat dari senjata laser milik Hans?" tanya Anaxtra.Rudi mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal."Itu tidak ada hubungannya dengan Rhinoceros, aku hanya mengarang cerita agar Hans membiarkanku pergi berburu keluar Slude City untuk menemukan Rhinoceros.""Aku memang terkena senjata laser milik Hans yang mengandung racun CO yang bisa menggerogoti tubuhku secara perlahan-lahan, namun yang menyembuhkanku bukanlah karena aku memakan penawar yang terbuat dari cula Rhinoceros.""Aku sengaja membuat cerita kepada Hans bahwa aku telah menemukan obat yang bisa menangka
Pesawat Juan segera meninggalkan kediaman Evan bersama Rudi dan Riris yang ikut di dalamnya.Meskipun keamanan Sludge City sedang ketat, bagi Juan untuk keluar dari Sludge City sangatlah mudah, terlebih Albert menginstruksikan anak buahnya untuk tidak mempersulit Juan. "Dimana kau terakhir menemukan Rhinoceros, Rudi?" tanya Juan begitu pesawat mereka sudah jauh meninggalkan Sludge City.Rudi tak segera menjawab."Jangan membuatku kehilangan kesabaran, Rudi!" hardik Anaxtra yang duduk di antara Rudi dan Riris."Cepat kau beri tahu Juan kemana kita harus pergi!".Rudi hanya menunduk."Juan, bisakah kau membawa pesawat ini ke sumber pengeboran Lapindo?" sela Riris."Apakah kau ingin main-main dengan kami?" tanya Juan sinis."Tentu saja, tidak." jawab Riris gugup. Namun pada saat bersamaan, pintu pesawat Juan di sisi dekat Riris terbuka, detik berikutnya Anaxtra mendorong tubuh Riris keluar, namun tangannya masih sempat memegang tangan Riris untuk menahan
Rudi dan Riris yang sedang duduk di kursi tamu, terkejut melihat kejadian yang begitu cepat, mereka serempak berdiri sambil mata mereka menatap ke arah Anaxtra dan Juan yang telah berdiri tegak di depan mereka. “Anaxtra?” gumam Rudi, sementara Riris juga tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. “Anaxtra? Bagaimana kau bisa bersama Juan?” “Apakah kalian tidak suka melihatku?” ucap Anaxtra sambil berjalan mendekati Rudi melewati tubuh Evan yang masih jatuh terduduk di lantai. “Ma---ma---mau apa kalian?” tanya Rudi dengan terbata, tubuhnya menyurut ke belakang. “Aku rasa ada sesuatu yang harus kita bicarakan, Rudi?” ucap Anaxtra. “Ada apa ini? Kenapa kalian begitu agresif?” ucap Riris pura-pura tidak tahu. Anaxtra mengernyitkan keningnya, “Ada apa? Harusnya aku yang bertanya kepada kalian, apa sebenarnya yang kalian rencanakan?” Pada saat Anaxtra terus berjalan mendekati Rudi, Evan yang berada di belakang An
Seluruh prajurit Sludge City telah dikerahkan menyisir tiap jengkal sudut kota untuk menemukan keberadaan Anaxtra dan teman-temannya, Seluruh pintu keluar kota dijaga dengan sangat ketat.Sementara dari atap kediaman Albert, sebuah pesawat meluncur meninggalkan landasan menuju pusat perkotaan Sludge City.“Bagaimana rencanamu Anaxtra?” tanya Juan, matanya masih menatap ke depan memperhatikan jalanan.“Pertama kita harus menemukan Rudi, mungkin kita bisa mendapatkan petunjuk darinya.”“Saat ini penjagaan Sludge City sangat ketat, aku rasa kita tak bisa langsung mendatangi kediaman Rudi, apalagi saat ini keberadaanmu masih dalam pencarian, aku yakin Hans pasti menempatkan orangnya untuk mengawasi gerak-gerik Rudi.”Anaxtra berpikir sejenak.“Bukankah kau memiliki kontak Riris? Kenapa kau tak mencoba menghubunginya?”“Itu juga yang sedang aku pikirkan, tapi kita perlu se
Anaxtra tertegun, banyak peristiwa yang telah terjadi dan menimpanya dan teman-temannya selama perjalanan keluar dari Lembah Dieng, semuanya begitu rumit.“Sepengetahuanku, status sosial Rudi tidak seperti kalian; pejabat pemerintahan Sludge City, bagaimana Rudi bisa berhubungan dengan Hans?” tanya Peter.Untuk kesekian kalinya Albert menarik nafas dalam-dalam. Setelah menghembuskanya dengan berat, Albert kembali berkata.“Cerita ini sebenarnya rahasia yang tersimpan selama beberapa puluh tahun yang lalu, dimana Rudi masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan Sludge City.”“Jadi dulu Rudi pejabat Sludge City?”Albert hanya mengangguk.“Hingga suatu hari Rudi memergoki Hans yang sedang menggoda istrinya, karena takut Rudi dan istrinya melaporkan perbuatannya kepada Lord Zack, Hans menembak Istri Rudi dengan lasernya, beruntung Rudi masih bisa menghindarinya meskipun terkena sedikit. Istri Rudi p
Kabar meninggalnya Princess Sabrina saat menghadapi Parathel sudah resmi diumumkan pihak pemerintah Sludge City. Sebagai salah satu pembesar di pemerintahan, berita ini tentu sudah masuk ke telinga Albert.“Bagaimana dia bisa berada di sini?” tanya Albert.“Ceritanya panjang, Paman! Ini semua tak lepas dari akal busuk Hans,” jawab Anaxtra.“Sebaiknya kau ceritakan semuanya, Anaxtra! Aku juga belum mendengar cerita lengkapnya darimu,” sela Juan.Anaxtra menarik nafas berbarengan dengan Albert yang mengambil kursi untuk ia duduk.“Awalnya kami pergi bersama-sama untuk menghalau Monster Channa Argus di pinggiran Sludge City; Sabrina Bersama empat pengawalnya termasuk John, dan satu regu pasukan. Sementara aku, Lilia dan Peter yang saat itu sebagai tawanan mereka hanya menyaksikan.”“Namun sekelompok Monster Channa Argus itu terlalu kuat untuk pasukan Sludge City yang hanya bebe