"Sayang, rumah pilihan Mama bagus, 'kan? Kamu suka?"Ibuku membelikan sebuah rumah dupleks untukku setelah aku lulus kuliah.Aku sangat suka dengan tata letak rumah dupleks. Satu hal saja yang aku sayangkan, yaitu dindingnya tidak kedap suara.Aku bisa mendengar jelas segala sesuatu yang terjadi di rumah sebelah setiap malam.Tubuhku sudah lelah setengah mati setelah bekerja seharian. Pulang ke rumah harusnya santai, tapi malah dibuat kesal dengan suara-suara itu.Aku benar-benar tidak tahan."Halo, buka pintunya. Periksa meteran air."Aku menggunakan pengubah suara untuk mengubah suaraku menjadi suara lelaki paruh baya dan mengetuk pintu.Setelah mendengar pintu akan terbuka, aku cepat-cepat lari.Tapi, selang beberapa menit, semuanya kembali ke keadaan semula.Aku benar-benar curiga apakah tetangga sebelah ini punya kelainan seksual.Aku sungguh tidak tahan dengan polusi suara ini. Aku sangat perlu waktu malam yang tenang dan damai selepas kerja."Halo, buka pintunya. Periksa meteran
Dengan cara apa pun tetap memalukan.Tapi, mengingatkan dengan cara lain mungkin bukan ide yang buruk.Keesokan harinya, aku memasang sebuah hiasan gantung di depan rumahku. Bentuknya bunga teratai dan dipasangi stiker bertuliskan "Tahan Nafsu".Aku pun puas.Pekerja dekorasi yang dipanggilkan ibuku bergerak cepat hari itu juga. Kebetulan aku akan pergi dinas ke luar kota.Aku memberi bayaran tambahan agar mereka selesai memasang dindingnya dalam satu malam. Lalu secara khusus mengingatkan agar bisa benar-benar tepat waktu, karena rumahnya ingin kutinggali secepatnya.Tetanggaku sudah begitu lama menyuguhkan hiburan malam untukku. Anggap saja ini hadiah kecil untuknya.Aku terdiam membeku seperti orang bodoh.Kenapa tetanggaku yang tidak bisa mengontrol nafsunya itu duduk di depanku dalam negosiasi bisnis?Dia rupanya pengisi suara yang akan bekerja sama dengan perusahaan animasi kami.Sungguh mencengangkan.Untung saja dia tidak tahu siapa aku. Kalau dia tahu, bisnis cabang kami yang
Aku terkejut karena tingkahnya dan spontan menoleh ke belakang.Tidak ada siapa-siapa. Aku langsung teringat pada novel-novel horor yang aku baca baru-baru ini.Mungkinkah dia kerasukan sesuatu?Melihat pria itu tampak bingung, aku jadi semakin takut.Jangan-jangan, tubuhnya lemah karena terlalu sering melakukan itu di malam hari. Karena itulah dia jadi sasaran empuk setan?Kalau tidak kesurupan, kenapa dia diam saja di sana sangat lama?Haruskah aku lari duluan?Kami berdua lanjut saling berpandangan.Tiba-tiba, seekor kucing seputih salju muncul entah dari mana.Dia berjalan menghampiri dengan anggun kecil-kecil.Pria jangkung itu seketika ambruk berlutut.Apa lagi yang terjadi sekarang?Meskipun aku tidak mengerti, aku tetap mengikutinya berlutut untuk berjaga-jaga.Pria itu memeluk kucing tersebut dan menangis. Cara menangisnya pun sangat indah dipandang.Aku kehabisan kata-kata.Dia tampak emosional dan kesulitan bicara karena tenggorokannya tercekat oleh tangisan.Dan kata-kata y
Aku meratapi figurin itu dalam diam. Sayang-sayangku, pengorbanan kalian demi reputasiku akan kukenang selamanya.Aku membaca portofolio lamaran kerja yang kukirimkan ke perusahaan sebelumnya. Terbukti, ada bagian yang persis sama di situ.Portofolio ini menerima cemoohan dari perusahaan itu.Tapi sekarang malah digunakan.Cakrabuana sangat andal. Dia tidak hanya memperjuangkan kompensasi untukku, tapi juga menghubungi atasanku dan menunjukkan rangkuman buktinya.Mungkin akhirnya Humas sudah didesak untuk segera bicara. Mereka pun membuat klarifikasi serius dan menuntut perusahaan lain dengan tuduhan plagiarisme.Pak Dirga marah-marah di grup kerja. "Game kita sebentar lagi rilis beta untuk karakter baru. Siapa pun yang nggak tahan tekanan sebaiknya keluar sekarang juga."Kalau ada pencapaian, disebutnya pencapaian semua orang. Tapi kalau ada kesalahan langsung sembunyi, tidak mau cari solusi.Masalahnya sudah selesai! Apa gunanya mengoceh sekarang? Tapi, ya sudahlah, walaupun dia tida
"Jangan dicari lagi. Dia sudah pergi.""Melody, dasar bodoh! Kamu tahu nggak berapa biaya mengundang media-media itu ke sini?"Pria di depannya sangat marah, ludahnya beterbangan di mana-mana. Tidak lagi terlihat seperti pemuda malu-malu yang ditampilkannya tadi."Orangnya sudah pergi. Nggak ada gunanya kamu bicara apa-apa lagi."Aku mengabaikan pria yang marah itu, mengambil tasku, dan pergi dengan tenang.Di belakangku, Oliver menatap punggungku dengan tinju terkepal berkata, "Karena kamu sendiri nggak peduli, aku juga nggak akan segan-segan.""Berita terbaru, seorang desainer game menjadi selingkuhan petinggi perusahaan.""Desainer game mendapat kehidupan yang jadi impian semua wanita."Keesokan harinya, foto Cakrabuana tetap beredar di media sosial dan menjadi topik populer.Sebuah akun gosip menyebarkan berita bahwa aku memiliki hubungan tidak pantas dengan petinggi perusahaan. Ditambah dengan masalah plagiarisme sebelumnya, opini publik mulai menyerangku.Seseorang bahkan memotre
Setelah mereka masuk, aku melihat ke sekeliling pintu. Tapi tidak terlihat sama sekali pacar yang harusnya datang untuk mencabik-cabikku.Lebih gawat lagi. Jangan-jangan pacarnya minta putus karena masalah ini.Pria itu datang buru-buru ke rumahku sampai tidak sempat mengeringkan rambutnya. Pasti untuk meminta penjelasan kepadaku."Kamu sedang apa di depan terus?"Pria dan kucingnya itu langsung duduk di sofa, seakan di rumah sendiri. Mata menawan kucing itu menatapku lekat-lekat seolah berkata "kembalikan ibuku"."Cakrabuana, aku janji akan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Aku akan minta maaf kepada pacarmu nanti. Sumpah, bukan aku yang menyebarkan berita bohong itu."Pria itu sedang mengusap-usap rambutnya. Setelah mendengar perkataanku, wajahnya mulai terlihat bingung dan tangannya berhenti, seolah sedang memikirkan sesuatu.Mungkinkah aku terlihat kurang tulus?"Atau, telepon pacarmu sekarang saja. Aku akan menjelaskan."Wajah pria itu semakin bingung.Aku bertanya dengan
Aku masuk lagi ke rumah dan menyaksikan kucing putih itu menghancurkan seisi rumahku dengan anggun. Aku meratai gorden baruku dalam hati.Tidak boleh sembarangan memukul anak orang lain.Hancurlah rumahku.Aku menyalakan ponselku dan benar saja, tidak ada seorang pun yang peduli dengan postingan pernyataanku.Orang-orang masih mencaci-maki aku.Mengeluarkan surat somasi pun tidak mempan menghentikan lelucon ini.Kalau begitu, aku akan menyerang di titik kelemahannya. Dia saja berani menyerang tanpa dasar. Untuk apa aku menahan diri?Bukankah dia menuduhku memanfaatkan pria kaya?Kalau begitu, biar kutunjukkan seperti apa memanfaatkan pria kaya itu.Aku tahu Om Martin tidak mungkin terima membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.Kalau begitu, aku akan memikirkan cara menjatuhkan Pak Dirga yang tidak tahu malu itu.Setelah aku mengunci kucing putih kecil itu di rumah, aku langsung naik taksi menuju kantor cabang.Sesuai dugaanku, si Oliver itu masih di sana.Aku mulai berakting dan pu
Ibuku berkata dengan nada menggoda, "Serius deh, Melody, kamu pulang saja meneruskan bisnis keluarga. Om Martin akan menyerahkannya dengan senang hati. Kenapa kamu tiba-tiba ingin memanfaatkan koneksi keluarga? Biasanya kamu nggak suka.""Ada orang yang memanfaatkan koneksi untuk menindasku. Aku ingin menunjukkan kekuatanku dan berhenti berpura-pura.""Sudalah Ma. Aku cuma ingin mereka melihat kekuatanku."Setelah menutup telepon, aku berbalik dan masuk ke gedung kantor itu lagi.Beberapa dari mereka masih tertawa tanpa henti. Tidak masalah, aku akan membiarkan mereka tertawa selagi bisa.Mereka melihatku masuk. Oliver yang paling pertama bicara. "Bukannya kamu sudah mengundurkan diri? Kenapa masih balik lagi?""Aku kembali ingin mengusir kalian dari sini. Ini perusahaanku.""Waduh, terlalu terpukul sampai jadi gila.""Lihat pesan di ponsel kalian. Cabang ini baru saja diakuisisi atas namaku."Mereka mengeluarkan ponsel mereka dengan jijik. Beberapa detik kemudian, mereka menatapku den
Rumor tentangku masih tersebar di internet.Untungnya, semua orang yang bersalah telah mendapat hukuman.Alan meminta untuk bertemu denganku sebelum dieksekusi.Aku datang ditemani Deril, berseberangan dengannya melalui kaca."Melody, aku nggak akan pernah melepaskanmu meskipun aku mati. Aku sudah memperlakukanmu dengan sangat baik. Tapi pada akhirnya aku jatuh di tanganmu. Betapa konyolnya. Bukankah aku sudah baik kepadamu?""Alan, berbuat baik harus itu artinya baik kepada semua orang. Nggak obsesif, nggak menggila. Selama kamu mengurungku, nggak ada cinta sejati di antara kita. Yang ada cuma keinginanmu yang sesat. Matilah, kamu nggak akan pernah sadar."Deril menambahkan, "Tenang saja, aku bisa mencari pengusir hantu terpercaya."Game perusahaan kami berhasil diluncurkan.Karena pernah terjadi kehebohan, popularitas game melesat seperti roket.Kepolisian juga secara terbuka memberikan penghargaan kepadaku dan perusahaan kami.Untuk sementara, penonton dan pemain game yang datang un
Aku tahu pria ini kepala batu. Aku sungguh buta pernah jatuh cinta kepadanya.Aku menutup telepon dengan tegas dan mengabaikan orang ini.Sepertinya, dia jugalah yang menjadi penghasut Pak Dirga.Ini adalah senjata terbaiknya, tapi aku belum mengerahkan semua kemampuanku.Keluargaku pasti sudah tahu.Video itu sudah banyak dihapus dari internet.Tapi masih banyak orang yang berkata memiliki videonya dan bersedia jika diminta lewat pesan pribadi.Entah apa yang menarik dari video ini.Membosankan. Tapi aku benar-benar ingin tahu apa yang akan dilakukan Deril. Pria yang dikatakan sebagai 'anak baik' oleh Om Martin mungkin bisa mengubah pikiranku bahwa semua laki-laki itu bajingan.Terdengar suara cakaran dari pintu. Aku membukanya, lalu melihat kucing Deril membawa sebatang cokelat dengan catatan kecil yang digantungkan di lehernya.Aku menggendong kucing itu ke dalam rumah dan melepaskan catatan itu dari lehernya.Terbukalah tulisan tangan indah Deril."Aku tahu kamu sedang nggak mood b
Ibuku berkata dengan nada menggoda, "Serius deh, Melody, kamu pulang saja meneruskan bisnis keluarga. Om Martin akan menyerahkannya dengan senang hati. Kenapa kamu tiba-tiba ingin memanfaatkan koneksi keluarga? Biasanya kamu nggak suka.""Ada orang yang memanfaatkan koneksi untuk menindasku. Aku ingin menunjukkan kekuatanku dan berhenti berpura-pura.""Sudalah Ma. Aku cuma ingin mereka melihat kekuatanku."Setelah menutup telepon, aku berbalik dan masuk ke gedung kantor itu lagi.Beberapa dari mereka masih tertawa tanpa henti. Tidak masalah, aku akan membiarkan mereka tertawa selagi bisa.Mereka melihatku masuk. Oliver yang paling pertama bicara. "Bukannya kamu sudah mengundurkan diri? Kenapa masih balik lagi?""Aku kembali ingin mengusir kalian dari sini. Ini perusahaanku.""Waduh, terlalu terpukul sampai jadi gila.""Lihat pesan di ponsel kalian. Cabang ini baru saja diakuisisi atas namaku."Mereka mengeluarkan ponsel mereka dengan jijik. Beberapa detik kemudian, mereka menatapku den
Aku masuk lagi ke rumah dan menyaksikan kucing putih itu menghancurkan seisi rumahku dengan anggun. Aku meratai gorden baruku dalam hati.Tidak boleh sembarangan memukul anak orang lain.Hancurlah rumahku.Aku menyalakan ponselku dan benar saja, tidak ada seorang pun yang peduli dengan postingan pernyataanku.Orang-orang masih mencaci-maki aku.Mengeluarkan surat somasi pun tidak mempan menghentikan lelucon ini.Kalau begitu, aku akan menyerang di titik kelemahannya. Dia saja berani menyerang tanpa dasar. Untuk apa aku menahan diri?Bukankah dia menuduhku memanfaatkan pria kaya?Kalau begitu, biar kutunjukkan seperti apa memanfaatkan pria kaya itu.Aku tahu Om Martin tidak mungkin terima membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.Kalau begitu, aku akan memikirkan cara menjatuhkan Pak Dirga yang tidak tahu malu itu.Setelah aku mengunci kucing putih kecil itu di rumah, aku langsung naik taksi menuju kantor cabang.Sesuai dugaanku, si Oliver itu masih di sana.Aku mulai berakting dan pu
Setelah mereka masuk, aku melihat ke sekeliling pintu. Tapi tidak terlihat sama sekali pacar yang harusnya datang untuk mencabik-cabikku.Lebih gawat lagi. Jangan-jangan pacarnya minta putus karena masalah ini.Pria itu datang buru-buru ke rumahku sampai tidak sempat mengeringkan rambutnya. Pasti untuk meminta penjelasan kepadaku."Kamu sedang apa di depan terus?"Pria dan kucingnya itu langsung duduk di sofa, seakan di rumah sendiri. Mata menawan kucing itu menatapku lekat-lekat seolah berkata "kembalikan ibuku"."Cakrabuana, aku janji akan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Aku akan minta maaf kepada pacarmu nanti. Sumpah, bukan aku yang menyebarkan berita bohong itu."Pria itu sedang mengusap-usap rambutnya. Setelah mendengar perkataanku, wajahnya mulai terlihat bingung dan tangannya berhenti, seolah sedang memikirkan sesuatu.Mungkinkah aku terlihat kurang tulus?"Atau, telepon pacarmu sekarang saja. Aku akan menjelaskan."Wajah pria itu semakin bingung.Aku bertanya dengan
"Jangan dicari lagi. Dia sudah pergi.""Melody, dasar bodoh! Kamu tahu nggak berapa biaya mengundang media-media itu ke sini?"Pria di depannya sangat marah, ludahnya beterbangan di mana-mana. Tidak lagi terlihat seperti pemuda malu-malu yang ditampilkannya tadi."Orangnya sudah pergi. Nggak ada gunanya kamu bicara apa-apa lagi."Aku mengabaikan pria yang marah itu, mengambil tasku, dan pergi dengan tenang.Di belakangku, Oliver menatap punggungku dengan tinju terkepal berkata, "Karena kamu sendiri nggak peduli, aku juga nggak akan segan-segan.""Berita terbaru, seorang desainer game menjadi selingkuhan petinggi perusahaan.""Desainer game mendapat kehidupan yang jadi impian semua wanita."Keesokan harinya, foto Cakrabuana tetap beredar di media sosial dan menjadi topik populer.Sebuah akun gosip menyebarkan berita bahwa aku memiliki hubungan tidak pantas dengan petinggi perusahaan. Ditambah dengan masalah plagiarisme sebelumnya, opini publik mulai menyerangku.Seseorang bahkan memotre
Aku meratapi figurin itu dalam diam. Sayang-sayangku, pengorbanan kalian demi reputasiku akan kukenang selamanya.Aku membaca portofolio lamaran kerja yang kukirimkan ke perusahaan sebelumnya. Terbukti, ada bagian yang persis sama di situ.Portofolio ini menerima cemoohan dari perusahaan itu.Tapi sekarang malah digunakan.Cakrabuana sangat andal. Dia tidak hanya memperjuangkan kompensasi untukku, tapi juga menghubungi atasanku dan menunjukkan rangkuman buktinya.Mungkin akhirnya Humas sudah didesak untuk segera bicara. Mereka pun membuat klarifikasi serius dan menuntut perusahaan lain dengan tuduhan plagiarisme.Pak Dirga marah-marah di grup kerja. "Game kita sebentar lagi rilis beta untuk karakter baru. Siapa pun yang nggak tahan tekanan sebaiknya keluar sekarang juga."Kalau ada pencapaian, disebutnya pencapaian semua orang. Tapi kalau ada kesalahan langsung sembunyi, tidak mau cari solusi.Masalahnya sudah selesai! Apa gunanya mengoceh sekarang? Tapi, ya sudahlah, walaupun dia tida
Aku terkejut karena tingkahnya dan spontan menoleh ke belakang.Tidak ada siapa-siapa. Aku langsung teringat pada novel-novel horor yang aku baca baru-baru ini.Mungkinkah dia kerasukan sesuatu?Melihat pria itu tampak bingung, aku jadi semakin takut.Jangan-jangan, tubuhnya lemah karena terlalu sering melakukan itu di malam hari. Karena itulah dia jadi sasaran empuk setan?Kalau tidak kesurupan, kenapa dia diam saja di sana sangat lama?Haruskah aku lari duluan?Kami berdua lanjut saling berpandangan.Tiba-tiba, seekor kucing seputih salju muncul entah dari mana.Dia berjalan menghampiri dengan anggun kecil-kecil.Pria jangkung itu seketika ambruk berlutut.Apa lagi yang terjadi sekarang?Meskipun aku tidak mengerti, aku tetap mengikutinya berlutut untuk berjaga-jaga.Pria itu memeluk kucing tersebut dan menangis. Cara menangisnya pun sangat indah dipandang.Aku kehabisan kata-kata.Dia tampak emosional dan kesulitan bicara karena tenggorokannya tercekat oleh tangisan.Dan kata-kata y
Dengan cara apa pun tetap memalukan.Tapi, mengingatkan dengan cara lain mungkin bukan ide yang buruk.Keesokan harinya, aku memasang sebuah hiasan gantung di depan rumahku. Bentuknya bunga teratai dan dipasangi stiker bertuliskan "Tahan Nafsu".Aku pun puas.Pekerja dekorasi yang dipanggilkan ibuku bergerak cepat hari itu juga. Kebetulan aku akan pergi dinas ke luar kota.Aku memberi bayaran tambahan agar mereka selesai memasang dindingnya dalam satu malam. Lalu secara khusus mengingatkan agar bisa benar-benar tepat waktu, karena rumahnya ingin kutinggali secepatnya.Tetanggaku sudah begitu lama menyuguhkan hiburan malam untukku. Anggap saja ini hadiah kecil untuknya.Aku terdiam membeku seperti orang bodoh.Kenapa tetanggaku yang tidak bisa mengontrol nafsunya itu duduk di depanku dalam negosiasi bisnis?Dia rupanya pengisi suara yang akan bekerja sama dengan perusahaan animasi kami.Sungguh mencengangkan.Untung saja dia tidak tahu siapa aku. Kalau dia tahu, bisnis cabang kami yang