Suatu malam gw bertemu dengan Rena yang sedang duduk terdiam menyediri di kursi Balkon, gw sendiri emang baru balik dari jalan jalan bareng Mulan ke Plaza Simpang Lima. Pakaian Rena masih sangat rapih dan seperti biasa menampakkan kecantikannya. Tampaknya dia juga baru pulang tapi entah darimana dan ya mungkin abis jalan juga bareng Allan.
"eh Ren, jangan bengong!" seru gw ke Rena saat gw menapakan kaki gw di anak tangga teratas
"Han, sini bentar deh...." panggil Rena tanpa melirik ke arah gue
"ada apaan?" gw duduk di sebelah Rena sambil buka sepatu gue
"dah lo duduk dulu sini!" Rena beranjak dari tempat duduknya, dan tiba tiba dia berdiri di belakang gue sambil kedua tangannya memegang pundak gw. Abis itu gue ngerasain tangannya mulai memijit pundak gue.
"Duh pasti ada maunya nih anak..." kata gue saat jemari Rena mulai bergerak memijit kedu
"Rena ini sekarang nganggep gw apa ya? kok dia sebegitunya ya sama gw? kontak fisik seakan tidak berarti buat dia, apa dia ngga mikirin perasaan Mulan ya ? ah ga tau deh.....tambah pusing gue!" kata gue dalam hati.Gw mikir itu sambil mengambil sebatang rokok. Asap rokok gw hembuskan dari balkon malam ini, dan asap asap itu pun perlahan menghilang ditelan angin malam yang bertiup dengan sangat lembut. Gw bertanya tanya sendiri dalam hati gw"Han, secepat itukah kamu bisa melupakan bayang bayang Rena? sepertinya baru kemarin sore dia ada di hatimu! sekarang dia sudah hampir pasti akan menjadi milik orang lain, mampukah kamumerelakannya ?""Saat ini hatimu sedang kau isi dengan Mulan Mulan dan Mulan, tetapi disitu masih ada sebuah virus yang terlebih dahulu menggerogoti hati dan pikiran mu yang bernama Rena! mampukah kamu member
Dua hari sebelum hari pertunangan Rena, tampak kamar Rena sudah kosong. Iya! Dia memang sudah di Jakarta sekarang, dan sekarang sedang mempersiapkan pertunangannya dengan Allan. Gw pun emang sempet bantuin dia beres beres kamar sebelum dia pulang bareng Mulan dan Allan beberapa hari lalu.Gw dan Mulan berencana untuk berangkat ke Jakarta sore ini untuk menepati janji gue ke Rena menggunakan kereta Api. Tidak banyak bekal pakaian yang gw bawa, cukup seadanya saja. Perasaan gue masih tenang tenang aja walaupun gue tau yang akan tunangan itu Rena dengan Allan, ya mungkin ini karena ada sosok Mulan yang menemani gue sekarang."prittttttttttttttttttttttt..........." samar masih terdengar suara peluit dari petugas stasiun Semarang dan kereta pun mulai jalan perlahan"......." gw hanya bisa terdiam sambil memandang kosong dari sudut jendela"........Han" sapaan Mulan menghetikan lamunanku"mau ?..." Mulan menawarkan makanan ringan yang d
"......." gw belai rambut Mulan perlahan saat dia sudah tertidur lelap"................." sama sekali ga ada kata yang bisa terungkap saat ini dari bibir gw, kecantikan Mulan begitu nyata terasa dihadapan gw."Lan....gw sayang lo, mungkin suatu saat kalo gw bisa dapetin Rena...gw juga ngerasa ga bisa kehilangan lo Lan!" pikirku egois".................." Mulan bersandar di pundakku saat gw elus lagi rambut indahnya"makasih buat semuanya ya Lan, makasih udah mau sayangin gw dengan tulus...." sambil gw genggam erat tangannya di tengah samar deru laju kereta.Malam harinya kita berdua tiba di Gambir, dan langsung menuju ke kediaman Rena. Gw sendiri baru pertama kali ini datang ke rumah Rena di Jakarta, sedangkan Mulan memang sudah pernah sekali main kesana."ting tong...." gw pencet bel yang ada di pintu pagar rumah Rena yang terletak di bilangan Pondok Indah"...........k
Suatu malam gw bertemu dengan Rena yang sedang duduk terdiam menyediri di kursi Balkon, gw sendiri emang baru balik dari jalan jalan bareng Mulan ke Plaza Simpang Lima. Pakaian Rena masih sangat rapih dan seperti biasa menampakkan kecantikannya. Tampaknya dia juga baru pulang tapi entah darimana dan ya mungkin abis jalan juga bareng Allan. "eh Ren, jangan bengong!" seru gw ke Rena saat gw menapakan kaki gw di anak tangga teratas "Han, sini bentar deh...." panggil Rena tanpa melirik ke arah gue "ada apaan?" gw duduk di sebelah Rena sambil buka sepatu gue "dah lo duduk dulu sini!" Rena beranjak dari tempat duduknya, dan tiba tiba dia berdiri di belakang gue sambil kedua tangannya memegang pundak gw. Abis itu gue ngerasain tangannya mulai memijit pundak gue. "Duh pasti ada maunya nih anak..." kata gue saat jemari Rena mulai bergerak memijit
"Rena ini sekarang nganggep gw apa ya? kok dia sebegitunya ya sama gw? kontak fisik seakan tidak berarti buat dia, apa dia ngga mikirin perasaan Mulan ya ? ah ga tau deh.....tambah pusing gue!" kata gue dalam hati. Gw mikir itu sambil mengambil sebatang rokok. Asap rokok gw hembuskan dari balkon malam ini, dan asap asap itu pun perlahan menghilang ditelan angin malam yang bertiup dengan sangat lembut. Gw bertanya tanya sendiri dalam hati gw "Han, secepat itukah kamu bisa melupakan bayang bayang Rena? sepertinya baru kemarin sore dia ada di hatimu! sekarang dia sudah hampir pasti akan menjadi milik orang lain, mampukah kamu merelakannya ?" "Saat ini hatimu sedang kau isi dengan Mulan Mulan dan Mulan, tetapi disitu masih ada sebuah virus yang terlebih dahulu menggerogoti hati dan pikiran mu yang bernama Rena! mampukah kamu me
Setelah bercanda canda semalem Gw terbangun sekitar jam 5 pagi hari ini, gw lihat Rena dan Mulan masih terlelap disamping gw. Pikirin egois gue pun kambuh lagi, betapa gw pengen kehidupan gw setiap hari seperti ini, bersama dua orang yang gw sayangin. Gw belai rambut Mulan perlahan, gue sadar betapa gw sangat sayang dia. Kemudian gw tatap wajah Rena perlahan, sejenak gw sadar dialah cinta gw, sebuah cinta yang emang ngga mungkin bisa gw ungkapin dengan kata kata. Iya emang gue orang yang plin plan, tapi itu lah yang ada di pikiran gue. "Han...udah bangun?" jam berapa sih sekarang?" tanya Mulan perlahan menatapku "masih jam 5 Lan, udah bobo aja lagi..istirahat ya" seraya gw belai rambutnya perlahan "....." Mulan memelukku dadaku erat "........." gw belai belai rambutnya hingga dia tertidur kembali "maafin gw ya Lan..." hanya itu yang bisa kuungkapkan dalam hati gw saat ini. Teran
Pertunangan Rena pun dilangsungkan dengan sangat meriah dan sangat indah, beragam acara tersaji. Acara pertunangan sendiri dibuat semi‐formal, dengan perpaduan gaya jawa dan modern. Dilanjutkan malamnya dengan acara puncak dengan sebuah pesta kebun yang meriah. Di jaman tahun segitu, pesta tersebut udah termasuk golongan yang sangat meriah menurut gue dan yang pasti membutuhkan banyak uang. Rena juga terlihat bahagia disana, begitu juga dengan Allan dan semoga begitu adanya. Sementara di satu sisi Mulan terlihat begitu sibuk menyapa beberapa tamu dan juga teman teman Rena yang juga diundang dari Semarang. Gw sendiri hanya sebagai penikmat pesta ini, pesta seseorang yang sudah menjadi bagian hidup gw selama beberapa tahun belakangan ini. Dan setelah melihat kemegahan pertunangan ini, gw pun semakin yakin akan keseriusan Allan terhadap Rena. Terlebih Allan juga sudah mempunyai cukup modal untuk mencintai seorang Rena, modal materi, modal kedewasaan, dan modal c
Akhirnya kuliah gw kelar juga, semua SKS sudah gue tempuh dan terlewati dengan sukses. Sekarang gw tinggal nunggu penobatan gw sebagai seorang sarjana sembari nyari nyari info kerja sampingan di Semarang. Di sisi lain, Mulan juga lulus, sementara Rena masih tertinggal di belakang kita berdua. Selama menunggu, gw lebih banyak menghabiskan hari hari gw di kost dan jalan bareng Mulan. Rena sendiri tampaknya semakin semangat untuk meluluskan dirinya setelah melihat kami berdua lulus."Lo beneran mau kerja disini Han?" tanya Rena ke gw pada suatu malam di balkon"sedapetnya aja deh Ren, gw udah apply kemana mana kok" jawab gw singkat"duh, gw jadi pengen cepet cepet kelar nih. Pasti bakalan sepi disini" lanjutnya"ah paling gw juga masih agak lama kok disini, wisuda aja belum !" tegasku"tapi jadi beban tau ngga sih Han? ngeliat temen temen seangkatan udah pada lulus, rasa
Setelah kejadian malam itu dan hari-hari silih berganti, hubungan gw dengan Mulan memang sedikit merenggang. Via SMS atau telepon memang tidak tarasa apa apa, tetapi tercipta sebuah kekakuan antara kita berdua saat kita bertemu langsung. Se-santai apapun pembawaan hati Mulan pun ternyata disana masih tersimpan sebuah rasa sakit dengan semua kejadian ini. Begitu juga dengan gw, sesantai apapun pembawaan gw dengan Mulan tetaplah tersimpan rasa bersalah yang dalam terhadap Mulan.Meskipun senyumnya masih sama buat gw, ntah kenapa gue tetep merasa ada sesuatu yang tersirat di balik senyum itu. Entahlah, semoga ini hanya perasaan gw aja. Disisi lain hubungan antara Rena, Mulan, Allan dan gw masih tetap seperti biasanya walaupun kita bener bener sudah jarang bertemu karena kesibukan masing masing. Tapi sejauh ini, Mulan sudah tertanam menjadi salah satu bagian yang terbaik dalam hidup gw sementara Rena tetap tertanam sebagai sebuah bagian intermezzo dari kehidupan cinta yang rumit.
Pagi pun datang, Rena masih tertidur pulas sambil memeluk gue dengan eratnya. Perasaan campur aduk terus mengelilingi kepala dan hati gw ketika teringat kejadian tadi malam. Ada perasaan lega karena gw udah jujur tentang perasaan gw selama ini ke Rena di depan Rena dan Mulan, tetapi perasaan bersalah juga hadir karna gw sadar betul kalau gw menyakiti mereka berdua terutama Mulan. Gw masih sangat takut kalau perlakuan mereka terhadap satu sama lain akan benar-benar berubah dan pecahnya persahabatan mereka karena laki-laki yang tidak tau diri ini. Iya, gue!!! Perlahan gw bangkit sambil memindahkan tangan Rena jadi memeluk guling hotel, gw pandangi lagi cewek yang udah mengisi kehidupan gw ini.“Maaf Ren, gw pilih Mulan bukan berarti lo ga ada tempat di hati gw. Tetapi memang ini jalan yang seharusnya terjadi. Seandainya gw lebih berani dulu, mungkin ga akan ada yang tersakiti sekarang. Gw tetep sayang sama lo dan perlakuan gw ke elo ga kan pernah berubah. Gue janji it
Sementara mereka tertawa, gw hanya bisa terkesima. Betapa saat ini bagaikan sebuah panggung boneka, dimana gw sedang menjadi seorang pemeran utama, dan sedang dikagumi hingga dicaci maki oleh berbagai macam perasaan para penonton nya. Betapa beruntungnya gw kenal sama mereka, dua orang cewe beraliran liberal yang ternyata punya perasaan yang sangat dalam akan hal mencintai."Ren.... maaf ya gw tetep pertahanin Reyhan!" perkataan Mulan di HP Rena, membuyarkan lamunanku"gw yang salah Lan, harusnya gw yang minta maaf sama elo...." tegas Rena"udah, ga apa apa... gw malah seneng ! tapi lo harus tetep janji sama gw ya ? jangan ada yang berubah dari hubungan kalian berdua, karena gw suka itu!" pinta Mulan"makasih ya Lan...." jawab Rena"elo juga ya Han...!" kata Mulan kepadaku"iya..... Lan !" gw udah bingung mo ngomong apalagi"
Rena menggenggam erat tangan gw selama perjalanan dari kost ke tempat warung nasi goreng ! Gw ngga nyangka ini bakalan terjadi, saat hati gw udah sepenuhnya buat Mulan."nasi goreng dua ya, teh manis juga dua !" pintaku ke tukang nasi goreng"satu aja mas, teh manis nya aja yang dua !" potong Rena"lo ga makan ?" tanya gw ke Rena"ga ah, gw entar minta dikit punya lo aja !" terang Rena"masih seperti biasanya khan gw Han? masih sama seperti di kost ! tukang ngerecokin elo makan!" Rena tersenyum sambil mengambil tempat duduk di warung itu.Sekilas teringat awal dulu pertama kali gw kesini bareng Rena, saat itu masih "jaim‐jaim" an dengan pesen nasi goreng sendiri sendiri. Sampai akhirnya Rena kebiasaan mulai suka ngerecokin jatah makan gw di kost ! main comot sana sini kalo gw baru makan, dan akhirnya malah keseringan makan sepiring berdua. Sebuah kenang
".............." lidah gw serasa kelu, entah harus berkata apa "kenapa baru sekarang gw berani ungkapin ini ya Han?" tanya Rena pada dirinya sendiri "lo baik baik aja sama Allan khan Ren?" gw mencoba mengalihkan topik pembicaraan "ini sama sekali ngga ada hubungan dengan Allan kok To..." Rena tetap bertahan dengan bahan pembicaraan nya "gw ga tahan aja sama perasaan ini Han, dan gw ga pernah gini sebelumnya...." "kenapa sih lo Ren?" tanya gw "kenapa sih harus elo Han? sering gw berharap bahwa itu bukan lo!" Rena balik bertanya "ngga tau deh Han, gw bingung banget sekarang ini...." lanjut Rena "gw ga pernah bisa lepas dari bayang bayang kost ini Han!" lanjutnya lagi "perlahan lahan aja Ren..." saran gw yang ma
Selepas malam itu, waktu berlalu bagaikan angin. Gw masih di kost ini dan masih bekerja di Semarang, hingga akhirnya sekitar tahun 2006 awal gw "harus" kembali ke Surakarta karena alasan pekerjaan. Mulan‐ku sudah pindah kerja ke Jakarta dan tetap dengan karir yang sama dan kini dia semakin sukses. Allan sendiri sedang menyelesaikan studi S2 nya di luar negri, sedangkan Rena juga di Jakarta tapi sudah pindah kerja ke perusahaan lain dan posisi dia juga semakin baik di perusahaan barunya. Selama gw masih di Semarang, Mulan tetap menyempatkan diri untuk ke Semarang di waktu luangnya, begitu juga sebaliknya. Saat Mulan capai kerja, pasti gantian gw yang weekend di Jakarta. Tidak hanya Mulan, Rena pun kadang juga masih datang ke Semarang dengan alih alih "kangen" Semarang atau memang sekedar mampir karena ada urusan pekerjaan. Saat ini gw memang sudah memantapkan hati ke Mulan, mencoba mencintai Mulan apa adanya dan tanpa bayang bayang siapapun. Disamping itu gw juga su
Sore ini gw sedang duduk di balkon ini, masih melamun dan ditemani dengan sebatang rokok dan secangkir kopi. Langit mulai beranjak gelap, dan bintang bintang pun mulai berlomba memancarkan keindahan nya. Malam ini Rena akan datang dari Jakarta, dan gw sedang menunggu kedatangannya di balkon ini."...... Rena?" perasaan ini begitu kuat saat sayup sayup terdengar pintu gerbang di bawah terbuka.Tidak berapa lama kemudian terdengar suara langkah kaki kecil menaiki tangga, dan gw sangatlah hapal langkah kaki itu."Ren...." saat gw menoleh ke belakang"Hai Han....." sapa Rena"masih ngopi dan ngerokok seperti biasanya ya?" tanya Rena sambil meletakkan tas punggungnya di lantai"iya, masih seperti biasa. Ngga ada yang berubah kok!" jawabku singkat"istirahat dulu di kamar Ren kalau cape!" saranku ke Rena"kamar yan
"...........klik" kubuka pintu kamar Rena".............." hanya tersisa senyum kecut di bibir gw saat ini.Tampak kamar ini begitu lengang, dan kini di telingaku hanya terdengar gaung dari hembusan nafasku. Begitu sepi hari hari terakhir gw belakangan ini, begitu terbawa pikiranku ke Rena. Betapa gw sering terbangun tengah malam hanya karena terkaget mendengar suara seseorang yang sebenernya tidak ada lagi di kota ini, betapa gw kadang masih ngerasa ada Rena di depan komputer gw, betapa gw terkadang masih mengira guling yang gw peluk ini adalah Rena. Rena udah pergi!!! Hampir gila gw rasanya , kehilangan seseorang yang bukan siapa siapa gw tetapi secara ga langsung udah mengisi hari hari gw selama 5 tahun belakangan ini. Bahkan kedatangan Mulan dua hari yang lalu ke Semarang sama sekali tidak bisa merubah perasaan kehilangan itu. Mulan hanya bisa menjadi penyegar sesaat dikala perasaan gw sepi."beeeeppp..... beeeeeeep" Incoming Call.... "
Dan hari pun semakin cepat berlalu, semakin cepat membuat cerita cerita baru tentang lembaran kehidupan di dua kamar ini. Seringkali gw berpikir tentang perpisahan, berpikir jika gw harus berpisah dengan Rena. Seseorang yang saat ini membuat dilema dalam hati gw. Ya! Dilema, karena gw akuin gw terlalu sayang buat kehilangan Rena dan terlalu berat buat kehilangannya. Hubungan gw dengan Mulan yang selama ini gw anggap kuat ternyata sangatlah rapuh, dan gw sendirilah yang membuat itu rapuh."..........................Reyhannnnnnnnnnnnnnn!" Teriak Rena dari kamarnya pagi itu"Apaannnnnnnnn...." balas gw teriak dari kamar gw"sini duluuuuuuuuu......" jawabnya"............" dengan langkah santai gw menuju kamar Rena"apaan Ren?" sambil gw buka pintu kamarnya"bantuin gw angkatin kardus buku ini ya?" pinta nya"heh? emang mo kemana lo?