Share

67. Hancur

Penulis: Nur Hayati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-01 20:40:53

Bukan Anton namanya kalau gak cari masalah, pria itu justru datang ke rumah orang tua Yuliani untuk mencari sang Istri yang berhasil kabur dari tahanannya.

"Mau apa lagi pria itu! Belum puas apa, sudah menyakiti hati anakku. Bahkan berhasil membuat hati Yuliani hancur!" pekik Mark terlihat kesal melihat kedatangan menantu tidak tahu diri itu.

"Sudah, Ayah. Tenangkan diri dulu, jangan mengedepankan amarah. Malu juga dilihat oleh tetangga," kata Dina menahan Mark untuk menghampiri Anton dalam keadaan emosi. Dia pun membantu sang Suami agar bisa menenangkan diri dengan menarik napas panjang, lalu mengeluarkan secara perlahan. Setelah merasa tenang, Mark akhirnya berjalan ke arah Anton didampingi oleh istrinya.

"Mau apalagi kamu datang ke rumah ini?" tanya Mark ketus.

"Buka pintu pagarnya, Ayah. Aku ingin bertemu dengan Yuliani, Ayah. Dia pasti ada di dalam rumah ini 'kan?" tanya Anton tanpa tahu malu. Posisinya masih ada di luar pagar rumah karena Mark enggan membukakan pagar.

"Yuliani
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tertipu Duda Tampan    68. Memfitnah

    Hadi langsung mengumumkan kepada semua orang yang ada di halaman rumah Mark bahwa Anton telah menuduh keluarga yang tidak bersalah."Lebih baik usir saja pria tidak tahu diri ini dari sini! Jangan sampai dia terus berbuat kegaduhan dan berbicara dusta! Di dalam Yuliani tidak ada, seharusnya sebagai suami pria ini lebih bertanggung jawab atas istrinya!" Hadi berbicara dengan tegas."Aku yakin, kamu pasti sekongkol dengan kedua mertuaku untuk menyembunyikan istriku!" Anton tidak mau mengalah, dia masih tetap menuduh kedua orang tua Yuliani."Udah! Gak usah dikasih ampun pria seperti ini! Dari pada bikin resah warga sekitar!" Salah satu ibu rumah tangga mulai geram dengan kelakuan Anton yang tidak memiliki attitude.Semua ikutan kesal karena Anton sudah berani berbuat durhaka kepada mertuanya. Bahkan berani memfitnah kedua pasangan suami istri yang tidak tahu apa-apa. Tetangga yang hadir mulai demo dan mengusir pria itu agar pergi dari rumah Mark. Anton jelas kesal, tapi tidak bisa berb

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Tertipu Duda Tampan    69. Mengancam

    "Yuliani! Akhirnya kamu pulang, Nak. Ibu sudah menunggumu dari tadi!" cetus Dina dengan cepat membuka pintu pagar rumah."Bu! Kendalikan dirimu, itu bukan Yuliani anak kita!" kata Mark ketika melihat yang ada di hadapannya bukan Yuliani anaknya. Dari kejauhan, memang terlihat seperti Yuliani. Namun, saat wajahnya terlihat wanita itu bukan puteri Mark dan Dina yang saat ini sedang dicari. "Siapa kamu? Mau apa ke sini?" tanya Mark ketika melihat wajah wanita asing baginya."Perkenalkan, aku Berlian. Lebih tepatnya istri mas Anton. Kedatanganku ke sini cuma ingin memastikan bahwa Yuliani tidak akan pernah datang lagi ke rumah mas Anton dan merusak rumah tanggaku yang lagi harmonis. Kalau kalian tetap membiarkan Yuliani pulang ke rumah suamiku, kalian lihat saja! Aku bisa melakukan apa pun kepadanya!" ancam Berlian dengan wajah memerah. Istri siri Anton memang mengikuti suaminya pergi, hingga sampai di rumah madunya. Sebuah kesempatan bagi Berlian untuk mengancam keluarganya agar mereka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Tertipu Duda Tampan    70. Fatamorgana

    Seseorang itu pergi, sebab wanita tersebut tidak mau membuka mata. Sebenarnya dia sudah terbangun, cuma berusaha untuk berpura-pura tak sadarkan diri. "Aku ada di mana?" pikir Yuliani saat seseorang itu sudah menutup pintu kamar. Teringat seseorang yang ada di sampingnya tadi, dia pun bertekad untuk pergi."Aku tidak boleh lama-lama di rumahnya, aku harus pergi." Yuliani bangun untuk pergi, tapi kepalanya terasa pening. Wanita yang tengah hamil merintih kesakitan. Kakinya terasa sakit karena tadi malam sempat terkilir. Dia tidak berhati-hati saat berjalan. Dengan perlahan, Yuliani turun dari tempat tidur untuk mencari jalan keluar. "Jangan sampai dia tahu kalau aku pergi dari sini." Yuliani kembali ke tempat tidur dengan perlahan, lalu bantal guling ditutupi selimut agar dikira dirinya. Tiba-tiba saja perutnya berkonser ria, dia lupa kalau dari semalam belum makan. Sebelum pergi wanita itu pun mengindap keluar untuk memastikan bahwa keadaan sedang aman. Lalu mencari makanan di dapu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Tertipu Duda Tampan    71. Menyandera

    Dina dan Yuliani terus melangkahkan kaki tidak peduli dengan pria yang ada di pinggir mobil."Kenapa kamu pergi tanpa memberitahuku, Yul? Aku tidak akan menyadera, aku akan membantumu," ucap pria yang sudah menolong Yuliani saat tidak sadarkan diri semalam. "Kamu kenal sama pria ini, Yul?" tanya Dina heran karena pria yang ada di pinggir mobil Mark mengajak ngobrol dengan putrinya.Yuliani menganggukkan kepala dan berkata, "Ibu masuk duluan aja, aku akan berbicara dengan pria ini." Yuliani meminta dengan lembut terhadap ibunya."Ya sudah, kamu hati-hati. Jangan terlalu jauh ngobrolnya, kalau sudah selesai langsung masuk ke dalam mobil." Dina memberikan beberapa nasihat."Baik, Bu." Yuliani memberikan senyuman. Dina masuk ke dalam mobil suaminya, sedangkan Yuliani mulai berbicara dengan pria yang sudah menolongnya dengan tulus."Terima kasih sebelumnya, Reza. Kamu sudah berbaik hati untuk membantuku saat aku tidak sadarkan diri. Maafkan aku juga karena tidak pamit waktu pergi dari ru

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Tertipu Duda Tampan    72. Beresiko

    Yuliani lantas kebingungan karena harus bersembunyi entah dari siapa."Kamu nurut saja, Yul. Lebih cepat lebih baik," kata Mark mendesak. Tanpa pikir panjang wanita itu menundukkan kepala dan tidak duduk di kursi. Di luar mobil, Dina tengah diinterogasi oleh seorang pria yang ternyata suami putrinya."Aku tadi melihat kalian bersama, gak usah berpura-pura lagi deh! Cepat minta Yuliani untuk kembali ke rumah!" pinta Anton mengernyitkan dahi."Aku sudah bilang dari awal, kita tidak pernah menyembunyikan Yuliani. Kenapa kamu gak percaya?" cetus Dina mulai berdusta."Dari tadi aku sudah mengikuti kalian, meskipun sempat kehilangan jejak. Namun, waktu di pasar tradisional. Aku melihat Yuliani masuk ke mobil kalian!" seru Anton dengan penuh keyakinan. Tidak mungkin juga pria itu salah lihat."Lebih baik Ibu gak usah berbohong lagi. Cepat keluarkan Yuliani, sebab akan aku ajak dirinya pergi sekarang juga!" Anton mulai membentak Dina. Akan tetapi, wanita itu berusaha untuk mengabaikan pria ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Tertipu Duda Tampan    73. Kesempatan

    Ternyata Yuliani sedang berbincang dengan seorang pria yang terlihat punggungnya saja. Dina pun menghampiri putrinya untuk memastikan kalau semua baik-baik saja. "Ngapain lagi kamu menemui anakku?" tanya Dina dengan nada sedikit meninggi."Aku cuma mau meminta maaf, Bu. Aku tidak ingin berpisah dengan Yuliani," kata Anton menjelaskan. Kali ini sikapnya sudah semakin lembut, dan terlihat sabar."Biarkan kita berbicara dulu berdua, Bu. Bisa 'kan?" tanya Yuliani tidak ingin Dina ikut campur. Sang Ibu mengerti dengan perkataan putrinya, jadi wanita setengah paruh baya tersebut pergi meninggalkan anak dan menantunya."Jangan lupa sholat," ucap Dina, kemudian berlalu pergi meninggalkan Anton dan Yuliani.Mendengar nasihat sang Ibu, wanita yang tengah hamil mengajak suaminya untuk menunaikan kewajiban terlebih dahulu. Dengan kesepakatan, mereka akan bertemu setelah selesai beribadah. Anton segera mengambil wudhu, Yuliani juga. Selanjutnya, mereka melaksanakan kewajiban berjama'ah di masjid

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Tertipu Duda Tampan    74. Diremehkan

    Anton meninggalkan teman nongkrong dalam keadaan marah, sebab dirinya diremehkan."Enak saja mereka kalau bicara, aku akan membuktikan kalau aku bukan pria yang besar omongan doang kepada mereka!" gerutu Anton sepanjang perjalanan pulang. Jika kemarin dia tidak pulang ke rumah lantaran mencari keberadaan Yuliani, untuk saat ini pria itu justru kembali untuk menemui Berlian. Bagaimanapun, dia butuh yang namanya dukungan dari istri sirinya agar bisa mendapatkan istri kedua yang masih dicintainya. Anton kembali menempuh perjalanan dengan menggunakan sepeda motor butut yang dimilikinya. "Aku harus mencari ide agar aku tidak kehilangan Yuliani, maupun Berlian." Anton berpikir sepanjang jalan. Untuk mengambil hati Berlian, pria itu tidak lupa membawa pulang martabak rasa coklat keju kesukaan Berlian. Berharap wanita itu tidak akan marah atau curiga, mengingat dari awal pria itu pergi mencari Yuliani sudah berdusta dengan mengatakan kalau dia sedang mencari pekerjaan. Tidak lupa pula pria

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Tertipu Duda Tampan    75. Mempersulit

    Kedua rentenir yang datang mulai berteriak agar Berlian keluar untuk membayar semua hutang yang belum dibayar beserta bunganya."Kamu punya hutang?" tanya Anton dengan sorot mata yang tajam.Berlian menganggukkan kepala, mengiyakan pertanyaan suaminya. Anton mulai menghela napas panjang, lalu membuangnya dengan kasar. "Hidup lagi sulit, kamu malah semakin mempersulit saja." Anton malas untuk marah kepada Berlian, hal itu juga tidak mungkin melunasi hutang-hutangnya."Kamu mau ke mana, Mas?" tanya Berlian saat Anton melangkahkan kaki ke arah pintu. Bagaimanapun, pria dan wanita itu tidak mungkin bisa kabur. Jalan satu-satunya harus menghadapi kedua rentenir yang sudah tidak sabaran di luar rumah."Jangan, Mas. Aku tidak mau terjadi hal buruk padamu, lebih baik kita sembunyi saja." Berlian memberikan solusi yang tidak tepat."Kamu saja yang sembunyi, aku yang akan hadapi mereka." Anton berbicara dengan penuh percaya diri."Kalau kamu memang tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padaku

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11

Bab terbaru

  • Tertipu Duda Tampan    120. Tamat

    Semakin hari Kevan serta Anton semakin dekat saja, bahkan pria itu menggunakan putranya sebagai alat agar bisa menerima pria itu lagi. Namun, orang tua Yuliani sudah tidak menyetujui. Mereka tidak yakin kalau pria tampan akan benar-benar berubah. Pun Yuliani juga merasa bahwa mantan suaminya tidak akan pernah berubah. Jadi, dia dilema dengan semua yang terjadi dalam hidupnya."Ayah menyarankan kamu untuk menikah dengan Reza agar tidak dikejar terus oleh Anton. Lagi pula, sampai detik ini Reza masih mencintaimu dan berharap kamu membalas cintanya, Yul." Mark memberikan nasihat."Dari mana Ayah tahu semuanya? Padahal sudah lama dia tidak pernah ke sini lagi sejak aku memintanya untuk tidak menganggu kehidupanku lagi." Yuliani heran pada Mark yang masih tetap pada pendiriannya. "Sebenarnya, dari awal Ayah bekerja dengannya, Yul. Maaf, karena sampai detik ini Ayah tidak pernah mengatakan pada kalian," aku Mark menundukkan kepala merasa bersalah.Dina terkejut mendengar pengakuan suaminya,

  • Tertipu Duda Tampan    119. Termenung

    Anton kembali datang ke rumah Yuliani, hingga membuat Reza salah paham. Pria itu pamit pergi setelah meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengganggu wanita itu lagi."Ngapain lagi kamu ke sini?" tanya Yuliani ketus. Wanita itu sampai gak menghiraukan Reza yang sudah pergi dan menghilang dari hadapannya."Aku mau minta maaf, Yul. Aku juga ingin melihat anakku," sahut Anton dengan netra berkaca-kaca."Aku sudah memaafkanmu," ucap Yuliani tanpa rasa iba. Dia tidak akan membiarkan Anton bertemu dengan Kevan. "Aku ingin bertemu Kevan," ucap Anton lirih."Dia sudah tidur, lebih baik kamu pergi sekarang juga!" usir Yuliani pelan. Dia tidak ingin ada keributan, jadi berbicara begitu pelan."Aku memang salah, tapi apa aku gak berhak melihat anakku?" tanya Anton mengharapkan iba."Ini sudah malam, dia sudah tidur. Lebih baik kamu pergi, jangan sampai istirahatnya berkurang karena hadirmu." Yuliani berusaha untuk memberikan pengertian."Besok pagi aku akan kembali ke rumah ini untuk bertemu Ke

  • Tertipu Duda Tampan    118. Dibujuk

    Obrolan Reza hanya sebatas itu saja, sebab pria itu juga belum siap untuk ditolak lagi oleh wanita yang dicintainya. "Aku pamit pulang dulu, ya." Reza pamit karena tidak nyaman terlalu lama berada di samping Yuliani."Kenapa buru-buru?" tanya Yuliani basa-basi."Iya, soalnya sudah malam." Reza tidak memiliki alasan. Sebenarnya dia masih betah dan ingin berlama-lama, tapi pria itu tahu diri juga.Yuliani meninggalkan Reza sendiri untuk memanggil kedua orang tuanya. "Kenapa gak menginap saja di sini?" tanya Mark, tapi lengannya justru disenggol oleh Dina."Mungkin lain kali, Om." Reza malah menanggapi. Wanita yang sedang menggendong Kevan itu pun merasa tidak enak hati. Dia terlihat malu karena kelakuan ayahnya.Mark mengantarkan Reza hingga ke depan rumah, mereka berdua juga tidak lupa untuk mengobrol perihal perasaan. "Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah kamu berusaha mencoba sekali lagi?" tanya Mark penasaran akan obrolan putrinya dengan Reza."Aku belum memiliki nyali, Om. Sebel

  • Tertipu Duda Tampan    117. Cukup Sukses

    Seluruh keluarga disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Mark bekerja di bengkel milik teman Reza, sedangkan Yuliani masih setia berpartner dengan ibunya. Kevan yang masih kecil juga bisa diajak bekerja sama. Bisnis mereka saat ini adalah dekorasi pelaminan, mereka mendapatkan modal dari meminjam ke bank. Mereka nekat melakukan semua demi sebuah kesuksesan yang mereka yakini akan datang. Awalnya Dina ragu, tapi semua sirna saat Yuliani meyakinkannya. "Jatuh bangun dalam usaha itu pasti, Bu. Tapi kita harus bangkit, bukan menyerah dan meratapi sebuah keadaan. Yuliani sudah banyak belajar dari kejadian di masa lalu, Bu. Bahwa Allah akan memberikan jalan bagi hamba-Nya yang mau berusaha." Yuliani menasihati panjang lebar. Dia berpikir, mungkin saja ibunya sedang kehilangan pegangan. Maka sudah menjadi tugasnya untuk mengingatkan. *** Tiga tahun segera berlalu, usaha mereka terbilang cukup sukses karena hutang pada bank berhasil dilunasi. Dekorasi yang mereka miliki juga banyak yan

  • Tertipu Duda Tampan    116. Tetap Berusaha

    Hari mulai sore, tapi Mark belum juga mendapatkan pekerjaan. "Aku harus tetap berusaha agar bisa mendapatkan pekerjaan." Mark bergumam. Dia sudah berkeliling, bahkan ke beberapa bengkel untuk menawarkan diri agar bisa bekerja. Namun, tdiak ada satu pun yang mau menerima. Hingga pria itu bertemu dengan Reza yang sedang membeli buah di pinggir jalan."Om!" panggil Reza ketika melihat Mark."Reza!" Mark membalas sapaan."Om mau ke mana? Biar aku antar," tanya Reza menawari."Om lagi cari pekerjaan, Reza. Namun, sampai detik ini belum mendapatkan pekerjaan juga. Sulit sekali mencari pekerjaan sekarang ini," sahut Mark lirih. Terlihat jelas dari raut wajahnya, kalau pria itu terlihat kelelahan. "Usaha kuenya bagaimana, Om? Bukannya lagi berkembang pesat ya?" cecar Reza. Pria itu memang akhir-akhir ini tidak terlalu mengetahui detail apa yang terjadi pada keluarga wanita yang masih dicintainya."Sudah gak ada yang percaya untuk memesan kue keluarga kami, Reza." Mark menghela nafas panjan

  • Tertipu Duda Tampan    115. Fokus

    Setelah perceraian itu, Yuliani kini fokus menjalani hari-harinya untuk Kevan. Dia juga membantu usaha Dina untuk membuat kue, satu-satunya cara untuk mereka bertahan hidup dan bisa membeli makan. Akan tetapi, ada saja ujian dan cobaan yang harus mereka hadapi ketika mereka mau menuju sukses. Pria tampan yang diceraikan tujuh bulan yang lalu tidak terima, jadi hadir untuk membalaskan dendam."Apa yang kamu inginkan, Anton? Kenapa kamu masih tetap menganggu hidupku? Semua urusan kita sudah selesai, lantas kenapa kamu harus datang lagi dan merusak semuanya?" cecar Yuliani menghampiri Anton yang masih tetap tinggal di rumah yang lama."Aku masih sakit hati padamu, Sayang. Tidakkah kamu mengerti? Aku juga tidak ingin melihatmu dan seluruh keluargamu bahagia serta sukses. Makanya aku fitnah kalian agar pelanggan kue yang kalian jual kabur semua!" papar Anton tanpa merasa bersalah. Pria itu sudah tidak memiliki hati, sebab hatinya sudah diselimuti oleh perasaan benci."Aku tidak menyangka k

  • Tertipu Duda Tampan    114. Bahagia

    Yuliani masih terngiang akan lamaran Reza, tapi wanita itu tidak mungkin secepat itu mengambil keputusan untuk menerima. Terlebih, perceraian masih dalam proses di pengadilan. Dia tidak mungkin terburu-buru sekalipun surat cerai sudah ada digenggaman tangannya. "Aku belum siap menerima siapa pun untuk hadir dalam hidupku. Butuh waktu yang lama buatku untuk kembali menikah, sebab rasa trauma yang masih aku rasakan. Aku harap kamu mengerti dengan ucapanku, dan aku merasa tidak pantas untukmu." Itulah kalimat jawaban yang diberikan Yuliani pada Reza. Tidak hanya mengerti, pria itu bahkan siap untuk menunggu wanita yang dicintai sampai kapan pun juga, hingga mau membuka hati untuknya. Yuliani merasa bingung dengan semuanya. "Kenapa aku harus dihadapi dengan persoalan perasaan lagi?" pikirnya. Dia memijat keningnya yang merasa pusing karena memikirkan semuanya."Ibu sakit?" tanya Kevan ketika melihat ibunya masih belum tidur. "Ibu hanya pusing sedikit saja. Kamu mending istirahat ya, so

  • Tertipu Duda Tampan    113. Dilamar

    Sebuah keajaiban datang, apa yang diharapkan Mark benar-benar terjadi. Seseorang datang memberikan bantuan pada keluarganya. "Terima kasih atas bantuannya, Reza," ucap Yuliani sembari tersenyum. Dia tidak menyangka pria itu akan membantunya. Memberikan tempat tinggal untuk keluarganya dan juga modal usaha."Sama-sama, gak usah sungkan begitu. Kita sudah lama kenal 'kan? Jadi anggap saja ini bantuan dari seorang teman." Reza memaparkan untuk menghilangkan rasa tidak nyaman Yuliani."Aku dan keluargaku berjanji, pasti kita akan membayar semuanya," kata Yuliani menjelaskan."Gak usah, Yul. Aku ikhlas membantumu dan keluargamu." Reza tidak mau Yuliani dan keluarganya merasa memiliki hutang budi.Bukan Yuliani jika tidak keras kepala, wanita itu tetap akan mengembalikan semua yang sudah diberikan Reza. Dia menganggap bantuan dari pria itu sebagai pinjaman.Pria berkaki jenjang itu pun tidak tahu harus berbicara apalagi, selain mengiyakan apa pun yang dikatakan Yuliani. "Aku harus pergi d

  • Tertipu Duda Tampan    112. Memulai Hidup Baru

    Yuliani sekeluarga syok dengan semuanya, ternyata Anton sudah mengambil alih harta Mark dengan caranya yang licik. Sertifikat rumah juga sudah berpindah tangan pada pria tampan itu hingga keluarganya tidak memiliki harta benda lagi. Tidak hanya rumah, tapi juga bisnis yang dijalani pria setengah paru baya itu juga diambil alih."Kapan mas Anton melakukan semuanya, Ayah? Bukankah Ayah tidak pernah memberikan tandatangan Ayah kepada sembarang orang?" tanya Yuliani."Dia sudah mengelabuiku, Yul. Dia pernah meminta tanda tangan Ayah dengan alasan ingin memberikan Ayah tanah yang dia beli. Dengan segala bujuk rayunya, Ayah mau saja. Tidak pernah berpikir kalau dia akan melakukan semua ini." Mark baru sadar dan menceritakan semuanya. "Tapi kenapa Ayah tidak pernah bercerita?" tanya Dina kecewa."Soalnya Ayah sudah berjanji untuk tidak mengatakan kepada siapa pun termasuk kalian berdua." Mark menjawab sesuai yang diingat.Ketika mereka sedang panik karena telah kehilangan harta benda, Anton

DMCA.com Protection Status